Pagi pun datang, Arumi bangun membersihkan diri dan merapikan kamarnya. Arumi bergegas menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapannya, 10 menit sarapan Arumi pun siap. “akhirnya siap juga nasi goreng ala Arumi” kata Arumi. Arumi yang baru saja selesai sarapan melihat jam tangannya yang menandakan sudah pukul 06.20, “aduh, aku gak boleh telat. Banyak yang harus aku kerjakan sebelum aku mengajukan surat pengunduran diriku” kata Arumi sambil mengunci kontrakannya.
Waktu pun menunjukkan pukul 06.55, Arumi pun sampai di perusahaan “hah… untung aku gak telat” kata Arumi sambil berjalan tanpa sengaja Arumi menabrak seseorang yang ada di depan. Hampir saja Arumi jatuh tapi dengan sigap ada tangan seseorang yang menahannya sehingga Arumi tidak jatuh. “untung gue gak jatoh, kalau jatohkan sakit” kata Arumi dengan suara pelan.
Tanpa Arumi sadari orang menahannya pun tersenyum dengan sikap Arumi yang menurutnya lucu. Arumi tidak menyadarinya bahwa orang yang menolongnya adalah Harun pemimpin di perusahaan yang dia tempati kerja. “makasih yah, loh udah nolongin gue” kata Arumi tanpa melihat Harun “hmm” jawab Harun. Arumi yang mendengar jawaban dari orang itu segera mengarahkan pandangan ke Harun.
“eh… bapak, ma…maaf pak saya ngomongnya gak sopan sama bapak. Dan terima kasih sudah menolong saya tadi pak” kata Arumi sambil menundukkan kepalanya, sedangkan Harun hanya tersenyum lucu juga kamu Arum kata Harun dalam hati. Arumi yang tak mendapatkan jawaban segera menatap Harun. Arumi yang melihat senyuman dari atasannya itu terpesona akan ketampanannya. “gak usah segitunya melihat saya nanti kamu naksir saya” kata Harun menyadarkan Arumi dari lamunannya.
“kalau begitu saya pamit ke ruangan saya pak, permisi” kata Arumi dengan wajah yang memerah. “lucu juga melihat wajahnya memerah seperti itu” kata Harun sambil bergegas menuju lift khusus untuknya dengan senyum tipis.
Arumi yang baru saja memasuki ruangannya segera duduk dan menenangkan dirinya “kok jantung gue berdebar kencang gini sih, kayak abis lari maraton aja” kata Arumi “dari pada gue buang waktu gak jelas mending gue kerjakan berkas-berkas ini terus serahin surat pengunduran diri gue ke pak Harun” kata Arumi pada dirinya.
Waktu pun terus berjalan dan menunjukkan pukul 02.00 siang, Arumi pun menyelesaikan semua berkas yang menumpuk di mejanya, tanpa Arumi sadari dia melewatkan waktu makan siang. Berkas yang tadinya menumpuk kini telah tersisa dua lagi “hah… capek banget, gak keras tinggal dua lagi. Gue selesaikan dulu deh dan pergi keruangan pak Harun untuk menyerahkan surat ini” kata Arumi.
Arumi kembali mengerjakan berkas-berkas itu sampai tuntas tak ada yang tersisa, waktu menunjukkan pukul 04.00 sore waktu semua karyawan untuk pulang “astaga ternyata udah jam empat, untung semua berkas sudah gue selesaikan tinggal gue bawa keruangan pak Harun” kata Arum segera membawa semua berkas itu ke ruangan Harun.
Di depan ruangan Harun “ternyata berat juga sampai-sampai tanganku pegal mengangkatnya” kata Arumi sambil mengetok pintu ruangan Harun dengan kakinya “masuk” kata Harun “sore pak, ini berkas-berkas yang bapak berikan ke saya kemarin telah selesai semua” kata Arumi sambil menaruh semua berkas itu di ats meja kerja Harun. Harun hanya menjawab dengan anggukan “satu lagi pak, saya ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya” kata Arumi sambil menyodorkan surat itu ke Harun. Harun yang mendengar Arumi akan mengundurkan dirinya segera mengalihkan dari laptop ke Arumi.
“Kenapa kamu ingin mengundurkan diri, apakah gaji yang saya kasih ke kamu itu kurang?” tanya Harun “eh… bukan begitu pak, saya ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini karena saya ingin pindah ke kota C dan menetap di sana bersama sahabat saya” kata Arumi “a…apa kamu mau pindah ke kota C” kata Harun dengan ekspresi kaget “kenapa pak” tanya Arumi.
Kenapa kau mau pindah dari kota ini Arum, padahal aku ingin mengungkapkan apa perasaanku padamu. Semenjak kamu ada di perusahaan ini hari-hari yang ku lewati berwarna, walau pun terkadang aku menyusahkan mu kata Harun dalam hati “pak… bapak kenapa” kata Arumi menyadarkan Harun dari lamunannya.
“Arumi, coba kamu pertimbangkan lagi keputusanmu untuk pindah dan mengundurkan diri dari perusahaan ini” kata Harun dengan penuh permohonan “maaf pak keputusan saya sudah bulat, mungkin ini hari terakhir saya kerja disini. Besok saya akan berangkat, terima kasih telah mempekerjakan saya di perusahaan bapak. Kalau begitu saya permisi pulang pak” kata Arumi sambil berjalan keluar dari ruangan Harun.
...****************...
Makasih udah mau mampir baca novel yang aku buat😊😊😊 semoga dengan membaca novel ini anda terhibur😊
Jangan lupa dukungan supaya Author semakin giat dalam mengupload dengan cara like dan vote😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Arniati Rachman
bagus ceritanya, kok lama baru up lagi
2022-04-06
1