KYT 17

Sedangkan Ken yang di beri tugas untuk mencari wanita yang bersama dengan bos nya pada saat itu menjadi pusing, "ada-ada saja si bos nyuruh gue nyari tuh cewek padahal yang bos lah yang bersama wanita itu, dasar bos gak ada akhlak mana urusab perusahaan belum kelar-kelar lagi" kata Ken pada dirinya.

Beralih ke Riko yang mencarikan Rio mangga muda di pasar "dasar teman laknat, masa iya gue seorang dokter tampan dan pintar di suruh cari mangga muda. Sekarang kan bukan musim mangga untung dia temanku" kata Riko. Riko terus mencari toko satu ke toko lain tapi tak ada satu pun yang menjual mangga muda, Riko memutuskan untuk mendudukkan diri karena merasa lelah.

Cika lelah memutuskan untuk duduk di bangku tak jauh darinya, Cika pun duduk tapi barang belanjaannya terjatuh. Riko yang melihat itu membantu Cika "terima sudah menolongku" kata Cika "sama-sama, kalau boleh tau nona beli buah mangga muda ini dimana" tanya Riko "di ujung jalan sana tuan, tapi buah mangganya sudah habis, saya pelanggan yang dapat buah mangga itu" kata Cika. "Nona bisa kah saya membeli buah mangga anda karena teman saya lagi ngidam mangga muda" tanya Riko.

Sedangkan Cika yang mendengar perkataan pria itu mempertimbangkan apakah dia harus memberinya atau tidak "mending aku memberikannya itung-itung berbuat kebaikan" kata Cika dalam hati "ini tuan anda ambil saja" kaya Cika sambil menyodorkan satu kentong plastik kecil berisi 5 buah mangga muda "makasih nona, ini uangnya" kata Riko "tidak usah tuan saya memberikan nya dengan ikhlas" kata Cika. "Nih cewek cantik juga kalau di perhatikan" kata Riko dalam hati "kalau boleh tau nama nona siapa" tanya Riko "nama saya Cika, kalau anda" kata Cika "nama saya Riko" kata Riko sambil berjabat tangan dengan Cika.

"Saya diluan yah" kata Cika sambil melambaikan tangan dan di jawab anggukan oleh Riko. Riko memutuskan untuk kembali ke mansion Rio karena telah menemukan apa yang diingin kan oleh temannya itu.

Sesampainya Riko di mansion Rio, Riko segera menuju ke kamar Rio. Sedangkan Rio yang sudah menunggu pesanannya "kenapa kau lama sekali untuk mencari mangga saja lama sekali" kata Rio "kau kira membeli mangga ini gampang, apa lagi sekarang bukan musimnya. Untungnya tadi ada wanita yang baik hati dan memberikan mangganya kepada ku" kata Riko. "Sini mangganya aku mau kupas dan memakannya" kata Rio. Rio mengambil mangga itu dan mengupasnya tanpa pikir panjang Rio memakannya. "Rio loh sadarkan itu mangga belum di cuci" kata Riko "kan yang gue makan bukan kulitnya tapi isinya" kata Rio dengan mulut yang mengunyah mangga muda. "Apakah itu enak Rio" tanya Riko "ini enak banget sumpah" kata Rio "gue minta dikit dong" kata Riko.

Rio pun memberi seiris kepada Riko mangga muda itu, sedangkan Riko merasa ragu untuk memakannya "beneran ini enak, kalau gak enak awas loh" kata Riko "sumpah ini enak" kata Rio. Riko pun memakan mangga itu satu detik dua detik tiga detik Riko berlari ke kamar mandi membuang mangga yang dia makan dan kembali ke tempat duduknya. "Pala loh enak, enak dari mana kecut ya iya" kata Riko, sedang kan Rio yang melihat temannya mengocek gara-gara mangga hanya tertawa.

"Mending gue kembali ke rumah sakit dan melanjutkan pekerjaan ku" kata Riko sambil mengambil tasnya "itu lebih bagus, disini loh juga gak gue butuhkan lagi" kata Rio dengan nada bercanda. "Gak berperasaan banget loh sama teman sendiri, dasar teman laknat" kata Riko sambil berlari keluar kamar, takut temannya itu akan melemparnya dengan pisau yang dipegang oleh Rio. "mendingan gue kabur dari pada tuh pisau nancap di kaki gue ngeri bengat" kata Riko berjalan keluar dari mansion Rio.

Sedangkan Rio kembali memakan mangga mudanya, "apa mungkin wanita itu hamil, bagaimana kalau itu bukan anakku. kenapa gak kepikirin, kalau anak itu lahir aku lakukan aja tes DNA. kenapa otak pintar ku ini jadi gak berfungsi, apa mungkin ini juga faktor dari ngidam ku. Tau ah mending aku abisin mangga ini abis itu tidur deh dari pada memikirkan hal yang tidak-tidak" kata Rio pada dari sambil menghabiskan mangga itu dan tidur.