Trio Sepupuh Kusuma

Suasana hati Adrian sangat tidak nyaman, selepas pulang sekolah sampai sekarang yang sedang berbaring belum melepaskan seragam, dia sedang mengingat adengan tiap adegan bersama Aulia yang selalu buat hatinya berdebar, entah apa yang merasukinya dibuat gundah sendiri dengan hati nurani, tak berselang waktu Aditya masuk tanpa mengetuk pintu...

"kak rian.., kok belum ganti baju sih"

"emang kenapa sih, elu yah, selalu dibilangin ketuk pintu baru masuk buat orang gusar aja" tanpa merubah posisi tidurnya dengan menutupi wajahnya dengan lengannya. Aditya pun mengingatkan kembali bahwa hari ini mereka akan makan malam bersama dengan kakek Kusuma..

"kan kita mau dinner bareng kakek,"

Adrian yang mendengar sontak bangun dan menyilangkan kaki diatas tempat tidur, dan Aditya membaringkan badan di kepala kasur.

"malas nih, elu uda ingatin Andre gk.?"

"dia uda mandi malah"

Yah Adrian Adik kedua dari ketiga saudara sepupuh tersebut.. dia adalah orang yang berhati hangat diantara dua saudaranya, bukan berarti dia bisa mengalah juga walau dia ditengah tapi gk selalu mengalah dan berani juga dengan para sepupuhnya. Dia hoby dengan stylish ootd, orang yang fashionable dan sangat eksis diantara kaum hawa. Ayahnya anak kedua dari keluarga Kusuma sekarang Ayah beserta Ibunya berada diAustralia menjalankan bisnis Keluarga Kusuma. Lain halnya dengan Aditya dia sibungsu yang cuek abis dengan pertentangan kakak"nya, Aditya adalah anak gaul disosial media sekaligus artis boyband di negaranya, dia senang hobi yang selalu ditentang dikeluarga Kusuma, makanya dia tidak membiarkan paparazi mengetahui keluarga Kusuma yang sangat terkenal dinegaranya, karena salah satu syarat dari kakeknya dia harus merahasiakan keluarga Kusuma dari media untuk bisa menjadi Idol di negaranya. Ayahnya dan ibunya sedang menjalankan bisnis salah satu keluarga Kusuma di Singapore..

"kak rian pergi gk.?" Aditya sedang menatap layar hp ditanganya

"elu sendiri gimana" sambil berjalan menuju ruangan pakaian

"gue cek dulu yah." sambil mengakat hp untuk menelpon asst. managernya karena. satu minggu lebih dia show ke kota X makanya dia gk sekolah untuk seminggu lebih.. tak lama kemudian

"halo.. kak ada jadwal malam nanti, soalnya malam ini mau makan malan sama kakek" terdengar disebarang sana menjawab

"oh yah uda, sehabis dinner gue kesana okey bye" tak lama kemudian Aditya mematikan panggil telponnya.

"ya udah gue siap siap dulu yah kak, tungguin gue" Aditya pun berlalu dibalik pintu kamarnya, Adrian yang sedang memilih pakaian untuk tampil sebentar malam pun hanya cuek dan memberikan tanda oke ditangannya, sudah merasa menemukan style nya dia pun bergegas masuk kedalam kamar mandi, dia mengisi bathtubnya dan segera membenamkan badannya, tak berselang lama kemudian dia selesai mandi tampak terlihat rambut yang masih basah, Adrian menghadap cermin besar didalam kamar ganti segera dia melihat dirinya..

"ternyata elu ganteng juga yah ndre.?" sambil melihat melihat wajah tampannya. Diruangan yang lain tampak Andreas sudah mengenakan celana jeans denim, baju kaus putih dipadupadankan dengan jas warna navy terlihat cool dengan wajah tampannya, Andreas sebenarnya bukan orang yang dingin seperti yang selalu dibilang oleh Aulia hanya saja dia menutup diri dengan orang untuk tidak diketahui hatinya katakan saja orangnya penutup, lain halnya dengan dua saudaranya, semenjak kejadian ibunya meninggal dia sudah menutup diri ditambah sang ayah yang selalu sibuk dengan bisnis yang ia kembangkan sendiri tanpa campur tangan Kusuma, sampai detik ini tak pernah mengunjungi Andreas selepas ibunya meninggal, maklum ayahnya kerja di Amerika berbeda dengan kedua adik ayahnya yang masih bisa menjaugkau negara mereka. Makanya dia selama itu tidak pernah akrab lagi dengan kedua sepupuhnya, sebelum itu selama ibunya ada dia yang paling jail diantara saudaranya dan paling nyaman diajak ngobrol, Andreas pun menuruni tangga dibawah nampak sekretaris Mike menunggu mereka..

"Mike... gue duluan yah"

"maaf tuan muda, tapi bisakah malam ini kalian bertiga satu mobil" nampak Andreas menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap sekretaris Mike

"kenapa."

"maaf tuan muda, atas permintaan tuan besar" airmuka Andreas pun berubah dingin dan hanya membalikan badan duduk disofa ruang tengah, sambil menunggu kedua adiknya Andreas pun hanya memainkan hpnya. Tak berselang waktu lama Aditya sudah turun disusul Adrian, mereka pun menuju mobil masing-masing, nampak sekretaris Mike menghalangi mereka dipintu utama..

"maaf tuan muda, sekali lagi atas permintaab tuan besar kalian bertiga harus satu mobil untuk saat ini" Aditya yang mendengar sontak mendekat

"memangnya kenapa sih Mike, apa kakek mau nikah, atau salah satu dari kami mau dinikahin.."

"Adit.. jangan bicara begitu" potong Adrian, "habis... gk biasanya kakek kaya gini, biasakan kita bawa mobil masing-masing" sekretaris Mike hanya membungkukkan badan dan mengisyaratkan tanganya untuk mereka bertiga masuk kemobil, Andreas yang tak mau ambil pusingpun langsung masuk kemobil dikursi depan. Laju mobil melawati gerbang rumah tempat para sepupuh tinggal, dalam perjalanan didalam mobil Aditya hanya mendengarkan musik rekamannya tapi tidak terlalu kencang jadi dia bisa mendengar siapa saja yang bicara..

"tuan muda, bagaimana dengan sekolah kalian, apa berjalan lancar sampai detik ini.?" tanya sekretaris Mike yang sedang melajukan mobil, Adrian pun bersuara dengan nada tertarik..

"suka banget Mike, semuanya berjalan lancar" Andreas yang mendengar hanya membuang nafas tak suka dan berseru "cciihhh... yang tepatnya elu suka sama Auliakan.? gue tau elu pasti mudah melupakan seseorang" Adrian yang mendengar langsung menyikut kursi duduk Andreas tanda tak suka

"gue, suka Aulia, emang sih tapi gue masih pendekatan aja sama dia," diam sejenak dan melanjutkan lagi "maaf ndre, gue bukan melupakan tapi dia yang pergi dari gue, dan itu semuq karena elu, jadi sorry kalau elu gk merasa nyaman kalau sekarang gue suka Aulia," Andreas hanya menyimpulkan sudut bibirnya dengan sedikit senyum tak suka, baik Adityq maupun Mike hanya diam ditempat tak mau ikut campur, Andreas pun bersuara lagi dengan awalan helaan nafas panjang dikesunyian tersebut..

"gue bereaksi seperti itu, karena dulu elu gk komit dengan pilihan elu.."

"oh yah, lantas apa yang disebut komit kalau elu malah nusuk gue dibelakang, elu dulu sukakan juga ama Ayla" suara meninggi Adrian mengisi penuh didalam mobil, yah Ayla gadis yang sempat dijodohkan dengan Adrian, tapi dia menolak karena menurutnya Andres menyukai Ayla maka dari itu hubungannya dia batalkan untuk perjodohan itu dan bermusuhan dengan Andreas sampai detik ini, Andreas pun tak suka dengan kata kata Adriab barusan dan memilih meminta mobil berhenti..

"Mike, berhenti" Mike pun tak mau berhenti karena dia tau pasti ada perkelahian lagi, karena Mike tak menghentikan mobil Andreas pun bersikeras dengan pendiriannya untuk meminta Mike berhenti lantas Mike pun berhenti, Andres pun turun dan memilih taksi dan berlalu dihadapan mobil mereka bertiga, Aditya yang dari tadi tak bersuara langsung mematikab ponselnya dan memegang pundak kakanya Adrian..

"kak, what happened, elu tau sikap kak Andreas dulu seperti itu karena menjaga nama elu didepan keluarga Ayla, elu tau Andreas gk pernah suka sama Ayla tapi sebaliknya" mendengar ucapan Aditya, Adrian pun sadar tapi gengsi untuk mengakui hal tersebut, dimatanya Andreas tidak lebih dari perebut. Sekretaris Mike pun melajukan mobil tersebut menerobos keramaian mobil lalu-lalang, sementara didalam taksi Andreas pun memberhentikan taksi tersebut untuk turun..

"pak, bisa berhenti" taksi tersebut berhenti Andres pun turun dan berjalan tanpa arah menghilangkan kekesalannya terhadap kata kata Adrian, bukannya dia tidak melawab dengan semua kata kata Adrian hanya saja hari ini dia malas berdebat, entah mengapa selama dia bersekolah ditempat Aulia, waktu dan tenaganya tersebut hanya tercuri oleh Aulia seorang. Andreas berjalan ditaman dia mengingat Ibunya berjalan perlahan-lahan tanpa menegakkan kepalanya diarah yang berlawanan ada laju sepeda yang kelihatan oleng karena menghindari anak kecil yang sedang bermain tiba-tiba pemilik sepeda itu bersuara.. "minggirr.." sontak Andreas menghindari pemilik sepeda, tak bisa dihindar lagi pemilik sepeda tersebut jatuh dari sepedanya, Andreas yang melihat lantas tak tinggal diam dan menghampirinya..

"mba, mba gk apapa kan.?" diapun mencoba menunduk dan mencoba memberikan tangannya, pemilik sepeda pun menengok "Aulia" "Andreas" mereka serentak bersuara bersamaan, yah Aulia sih gadis tomboy itu sedang berada ingin ke minimarket hanya menggunakan celana jeans pendek dengan Hoodie hitamnya dan sepatu ketsnya, pantas saja Andreas tak mengenali, sontak Aulia bangun membetulkan dan membersihkan sisa rerumputan di badannya, Andreas yang melihat dari atas sampai bawa mengamati Aulia..

"tuh elu berdarah" Andreas menunjuk luka dilutut Aulia, sontak Aulia meringis dan tak separuh berdiri tegak karena menahan sakit, Andreas yang melihat memilih memegang kemudi sepeda Aulia dan mengajak Aulia untuk ke mini market yang sudah tak jauh dari posisi mereka..

tiba didepan Minimart Andreas mendudukan Aulia dan menunduk memeriksa luka itu

"uda elu disini aja gue yang beli obat dulu buat bersihin lukamu" saat ingin berdiri tangan Aulia memegang lengan Andreas..

"gue boleh minta tolong gk.?" dengan mata yang berbinar-binar

"apa.?"

"gue minta tolong, elu sekalian beliin gue ini, sambil menunjukkan daftar belanja di ponselnya" sontak Andreas pun mengambil ponsel itu, tak lupa Aulia memberikan uangnya, saat ingin Andreas ingin pergi masuk kedalam tapi terhalang dengan genggaman tangan Aulia yang sedari tadi memegang lengan Andreas, sontak Aulia tersadar dan melepaskan genggaman tersebut..

dari kejauhan Aulia yang mengamati Andreas memilih-milih barang daftarnya tersenyum lucu dengan gaya Andreas yang bingung dan serius memilih.. "hhemm.." senyum manis itu terlihat dikedua sudut bibirnya, saat Andreas menengok kearahnya untuk memberi kode yang mana Aulia pilih ia pun merubah mimik mukanya, selesai membeli barang daftar dan obat luka Andreas pun duduk dihadapan Aulia dan sedikit membungkuk membersihkan luka Aulia, Aulia yang memperhatikan Andreas dengan ketelitiannya dalam melakukan pertolongan pertama pada Aulia membuat jantung Aulia tidak karuan, dia pun meringis saat Andreas memberikan Betadine kelukanya..

"aauu.. auu.. pelan-pelan dong, sakit tau"

Andreas pun sedikit menekan kasa dilukanya "makanya anak cewe ngapain malam-malam keluyuran pake sepeda bisakan naik mobil atau jalan kaki kalau mau ke minimart, iseng banget"

"bukannya iseng lagian rumah gue disekitar sini kok, lagian elu ngapain disini"

"emangnya cuman elu aja yang boleh disini" sentuhan terakhir Andreas menutup luka tersebut dengan rapi.

"uda deh," dia beranjak dari lutut Aulia dan saling berhadapan tanpa disengaja mereka cukup beradu tatapan cukup lama, rasa canggung pun terasa Aulia yang langsung berdiri sedikit oleng dan hampir terjatuh sontak Andreas pun memegang pinggang Aulia yang hampir terjatuh, untuk kedua kalinya tatapan tersebut berubah menjadi degupan kencang didada masing-masing pemiliknya Andreas pun pelan-pelan membetulkan tegakkan Aulia dan sedikit salah tingkah berusaha menyembunyikan hati itu..

"eemmm.. lia elu bisa pulang sendiri" memastikan kondisi saat ini yang Aulia sendiri tidak bisa jalan dengan lurus

"emmm.. gue.. gue gk bisa" sedikit senyum canggung keduanya Andreas pun menawarkan diri untuk ikut naik di sepeda Aulia yang sedang dia naiki saat ini, Aulia langsung naik dengan sedikit hati-hati keduanya langsung pergi dari minimart dengan barang belanjaan Aulia, diperjalanan keduanya hanya diam seribu bahasa karena merasa suasana terasa canggung Andreas mencoba membuka percakapan..

"elu tinggal sendiri.?"

"ehh.. gue tinggal sama Angel yang lebih tepat kami berdua tinggal satu atap"

"emangnya orang tua elu kemana.?"

"mami papi uda gk ada, gue cuman ditinggalin rumah yang sekarang dan juga restoran yang sedang dikelola ama abang gue" mendengar barusan hati Andreas jadi gk enak dan mencoba menghibur Aulia..

"sorry yah, tapi bukan cuman elu kok gue juga, sekali lagi maaf yah.."

"gk apapa kok, kalau elu tau gk mungkin juga nanya wajar aja" tibalah mereka didepan pagar rumah Aulia, Aulia mencoba turun tetapi di tahan oleh Andreas..

"tungguu, biar gue bantuin" sontak Aulia menghentikan gerakannya, Andreas pun turun dengan hati-hati dan segera membantu Aulia "okey, ini belanjaan elu sepedanya gue masukin duluan yah, elu tunggu disini" Andreas pun bergerak cepat memasuki sepeda digarasi dan cepat-cepat ia menuntun Aulia dengan tangan belanjaan disebelahnya sampai di depan pintu Andreas melepaskan rangkulannya dan segera permisi..

"lia, gue duluan yah" saat ingin pergi Aulia mencoba menahannya

"ndre, makasih yah semuanya, dan maaf soal tadi di sekolah dan maaf dengan tindakan gue selama ini ke elu" Andreas hanya tersenyum "gk apapa kok, uda seharusnya gue bantuin elu dengan keadaan lu yang kaya gini, dan bukan cuman elu, gue juga minta maaf dengan kelakuan gue ke elu okey" mengisyaratkan tanda oke ditangannya, Andreas pun berlalu, Aulia masih mematung dengan kepergian Andreas dari tadi, tak mau terbawa perasaan Aulia pun membuka pintu rumah dan masuk hilang dibalik pintu..

Diposisi yang lain tampak sebuah restauran bertuliskan A2 terlihat Kakek Kusuma duduk menghadap kedua cucunya dan didampingi sekretaris Mike dibelakangnya, karena tak mendapatkan Andreas kakek pun mencoba bertanya pada Mike..

"Mike, dimana Andreas.?" Aditya dan Adrian hanya saling beradu tatapan, sekretaris Mike pun memberikan jawaban..

"tuan muda, saat diperjalanan memilih naik taksi karena bertengkar dengan tuan muda Adrian" kakek yang mendengar langsung menatap Adrian

"rian.., kenapa lagi kamu dengan abangmu? kakek selalu bilang jangan buat keributan saat kakek ingin melihat kalian bersama" suara kakek menggema didalam ruangan VIP tersebut, ditengah percakapan kakek dan Adrian suara ponsek Aditya berdering ddrrrtt... dddrrttt

"iya kak ndre"

"kami lagi di restauran A2 VIP 2"

"oh okey bye"

tuttututut sambungan terputus, Aditya memberitahukan kepada kakek dan juga Adrian bahwa Andreas akan tiba sedikit lagi, tak berselang waktu lama Andreas tiba didalan restauran A2, dan memasuki ruangan yang sempat diberitahukan oleh Aditya, nampak kakek melihat Andreas yang baru saja tiba dengan memberi hormat dan duduk disamping Aditya, "kamu dari mana saja, ndre" sambil menyantap hidangannya diatas meja nampak Andreas hanya tersenyum "entahlah kek" kakek yang melihat reaski Andreas merasa ada sesuatu yang membuat suasana hati Andreas senang.

"sepertinya sedang jatuh cinta yah" Andreas mendengar langsung bersemu dan agak salah tingkah dibuat kakeknya

"ahh.. kakek, mau tau aja, gk lah cuman tenan dekat aja" lanjut makan, Adrian yang menyimak menerka-nerka siapa yang sudah bisa membuat Andreas menjadi sosok hangat itu kembali, sontak Aditya menyikut Andreas dan penasaran ingin tau apa yang membuat suasana hati kakaknya itu senang..

"kak, who is't.?"

"gk ada, uda habisin aja makananmu" suasana di ruangan itu terasa nyaman dengan tebaran pesona Andreas kecuali Adrian yang masih memikirkan siapa wanita itu...

Pintu terbuka masuklah seorang bergaya kasual tapi elegan menyapa kakek Kusuma "tuan, kami sengaja menyediakan makanan penutup untuk tuan, dan tuan muda silahkan dinikmati" nampak seorang pelayan meletakkan nampan berisi salad buah dan beberapa makanan manis lainnya tak lupa kakek memperkenalkan orang tersebut..

"oh yah, kemari nak Angga biar saya kenalkan kepada para cucuku" sambil memerintah Angga mau tau mau Angga pun maju dan berdiri tegak dan membukkukan badan memperkenalkan diri..

"selamat malam tuan muda, saya Angga Wijaya pemilik tempat ini, jika ada yang kalian perlukan jangan sungkan" Angga pun memberi hormat sekali lagi kepada kakek Kusuma untuk mengundurkan diri dari ruangan tersebut, terlihat Mike yang baru masuk setelahnya, diluar Angga dapat telpon terlihat dilayar terpampang nama Adik Angel...

"yah, halo ngel ada apa dek..."

"Aulia kak, pulang-pulang uda berdarah aja, ditanyai malah diam sekarang badannya panas kak" Angga yang mendengar langsung menutup telpon dan menuju pada Assisten nya yang tak lain adalah adik sepupuhnya..

"Bunga, kamu yang ambil alih yah, soalnya ada yang kakak harus urus" sambil berlari menuju parkiran terlihat tergesa-gesa Bunga yang melihat hanya melambaikan tangan, diperjalanan terlihat Angga harap-harap cemas, yah, dia seperti itu karena Aulia adalah satu-satunya keluarganya yang ada, dan Aulia sikapnya berbeda kalau dirumah, dia adalah anak yang sangat manja sama kakaknya Angga..

Angel yang memeriksa suhu tubuh Aulia sekali lagi tampak cemas dan mengopres didahi Aulia, nampak Angga masuk dan duduk disamping Aulia setelah Angel beralih tempat, muka Angga sangat khawatir dan cemas, tak lama kemudian dokter keluarga Wijaya datang dan segera memeriksa keadaan Aulia..

"mas Angga, nak Aulia sudah nda apapa, dia hanya sedikit kelelahan"

"trus dok, kenapa badannya panas sekali"

"itu karena badannya merespon luka yang ada jadi dia mengalami perubahan suhu badannya, setelah minum obat dan istirahat Aulia pasti sehat kembali"

"hheemm... makasih dok, mari saya antar, Angel temani Aulia dulu yah, kalau dia bangun segera beri dia obat"

Angga pun menuntun dokter keluar..

Nampak Aulia membuka mata perlahan dan disertai Angel yang mendekat dan membetulkan posisi Aulia yang ingin bersandar dikepala ranjangnya..

"lia, elu bikin gue panik tau gk" Aulia yang masih memulihkan kondisinya segera minta air dan Angel pun memberikan dan tak lupa juga ia memberikan obat..

Pagi sudah tembus Aulia sudah membaik dia segera bergegas keruang makan dengan baju sekolah yang ia kenakan, Angel dan Angga yang melihat hanya bisa terkejut dibuatnya..

"dek, bukannya kamu masih harus banyak istirahat" sambil meletakkan piring didepan Aulia, begitupun Angel yang memberikan segelas orange juice dihadapannya, "ia nih, lia gk usa masuk yah, nanti gue beri tahu bu Novi deh" Aulia hanya melahap makananya dan terlihat meyakinkan kakak dan juga sahabatnya tersebut "Aulia its fine, kak, Angel, gue uda gk kenapa-napa kok, hanya sedikit pincang aja karena luka"

"dek, kamu taukan kakak sayang sama Aulia, jadi tolong jaga kesehatanmu dan jangan bikin tingkah lagi yang buat kakak cemas setengah mati" Aulia yang mendengar nampak memberikan senyum sayangnya terhadap kakak satu-satunya itu..

"ia lia, elu bikin panik semua orang semalam, apa lagi kak Angga"

"maaf yah kak, Angel gue uda bikin kalian khawatir" mereka pun lanjut makan dengan sedikit terburu-buru karena jam terus berputar.. "ya udah kakak duluan yah, bye love you dek,"

"love you kak," mereka berpisah didepan pintu utama Angga naik mobil sendiri sedangkan Aulia dan Angel sudah ditunggu pak Tarjo supir pribadi Angga tapi melayani adeknya karena belum boleh mengendari mobil sendiri..

Sampai digerbang sekolah Aulia nampak dituntun dengan tongkatnya Angel nampak memapah dan memegangi tasnya, dari kejauhan Andreas melihat Aulia, dia mengingat kejadian semalam bersama Aulia, ingin hati mendekat didahului oleh Adrian dan juga Aditya yang sudah berlari mendekat..

"lia, kaki lu napa.?" tampak memperhatikan kaki Aulia yang dibalut kain kasa dan memakai tongkat, Aulia hanya tersenyum..

"nda kenapa-napa kok, cuman habis jatuh dari sepeda aja" tiba Andreas mendekat sekilas memandang Aulia dan berlalu begitu saja, nampak Aulia melihat punggung Andreas dan sedikit kecewa.. Adrian tiba-tiba menyadarkan lamunan Aulia yang hanya diiringi dengan senyum yang sedikit dipaksa, Angel pun segera merubah posisinya ketengah-tengah antara Aulia dan juga Adrian..

"lia, yuk gk usa denger omonganya"

Aulia yang merasa aneh dengan tingkah Angel hanya sedikit meringis kesakitan karena dipaksa jalan cepat, Aditya pun menghentikan genggaman Angel ke Aulia..

"stop, lu gk liat apa, Aulia kesakitan karena lu paksa jalan cepat" Angel yang tersadar buru-buru melepaskan tangannya..

"maaf lia, lupa, hhem" sedikit berjeda "lu, si artis ngapain juga ngurus urusan orang, gk usa sok akrab yah" Aditya yang mendengar langsung memicingkan matanya dan mendekat ke arah Angel "emangnya kalau gue artis kenapa, gk boleh apa bergaul haahh, gue cepat kok akrab dengan siapa saja, awas yah kalau elu jatuh hati ama gue" tak terima dengan ucapan Aditya Angel pun mengangkuhkan dirinya "yang hati-hati itu elu, bukan gue, jangan sampe elu jatuh hati apa gue" Aulia dan Juga Adrian yang melihat keduanya hanya bisa menyaksikan dengan adegan dua orang didepan mereka dan tanpa keduanya tau Adrian pun menuntun Aulia untuk buru-buru meninggalkan mereka berdua..

Terpopuler

Comments

Cokorda Swastika

Cokorda Swastika

tata naskahnya buat pusing... rapat2...

2020-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!