Setelah pesta usai, dan tamu undangan sudah pergi meninggalkan gedung, Adeline merenggangkan tanganny, ia merasa sangat lelah sekali, sementara Marvin terlihat masih mengobrol serius dengan ayahnya. sesekali terlihat wajah Marvin yang tampak tidak senang, entah apa yang sedang dibicarakan Marvin dengan ayahnya saat itu.
Tiba-tiba saja Albert datang menghampiri Adeline, membuat Adeline bahagia dan langsung memeluk ayahnya seperti anak kecil.
"Ayah kemana saja ? Adeline sangat lelah, dan bosan sekali yah," ucap Adeline sambil bergelayut di pelukan ayahnya.
"Kamu sudah jadi seorang istri jadi bersikap lah lebih dewasa sayang, kau masih saja manja seperti ini," jawab Albert.
"Iya Eline. bermanja-manjalah dengan suamimu nanti." Michele terkekeh meledek Adeline
"Michele diam kamu !" sahut Adeline kesal dengan ledekan Michele itu.
"Memang benar yang di bilang sahabatmu itu Lin. yasudah, sekarang kamu pulang ke rumah suamimu ya nak, Ayah akan kembali ke rumah untuk istirahat, Michele nanti biar diantar pulang sama supir kita saja ya Michele," ucap Albert.
"Siap uncle, selamat malam pertama yah Lin ! " Michele terus menggoda Adeline.
"Michele tutup mulut mu ! ayah bisakah aku ikut ayah pulang ke rumah saja ?" Adeline merengek pada Albert.
"Tidak bisa sayang, kamu sudah menikah, kamu harus ikut suamimu, lagipula apa yang kamu khawatirkan tinggal bersama suamimu, kan sudah semestinya, kalau begitu Ayah dan Michele pulang dulu ya.." Albert pergi meninggalkan Adeline disusul oleh Michele.
Namun Michele malah menggoda Adeline lagi.
"Alangkah senangnya hatiku menjadi seorang pengantin..." goda Michele lagi.
"Michele !" Adeline melirik tajam ke arah Michele yang terus menggodanya itu,
dalam hati Adeline takut apa yang akan terjadi selanjutnya, ia menggeleng cepat.
**
Terlihat asisten pribadi Marvin datang menghampiri Adeline.
"Nona Adeline, tuan Marvin sudah menunggu di dalam Mobil, silahkan nona ikut saya," ucap pria yang selalu mengikuti Marvin sejak tadi.
"Baiklah tuan. maaf kalau boleh tahu siapa nama tuan?" tanya Adeline pada pria berwajah datar itu.
"Perkenalkan nama saya Yohan, nona, saya asisten pribadi tuan Marvin, yang mengurus jadwal tuan Marvin sehari-hari.
Adeline mengangguk.
"Oh baiklah tuan Yohan, senang berkenalan dengan anda," tuturnya.
" Panggi saja Han nona, agar lebih mudah. "
"Begitu ya.. baiklah Han."
"Sikapnya sebelas duabelas dengan pria palok es itu," gumam Eline pelan.
Adeline masuk ke dalam mobil, dan terlihat Marvin sudah duduk di dalamnya. lalu Adeline pun ikut duduk disamping Marvin. entah kenapa jantungnya terasa berdegub lebih cepat dan ia tidak berani memandang wajah Marvin secara langsung. hanya diam tertunduk.
"Stay cool Adeline ! hanya duduk saja, kenapa harus berdebar-debar seperti ini." maki Adeline lagi dalam hati.
Marvin hanya diam saja, tidak berbicara sepatah katapun kepada Adeline saat itu,
sementara asistennya duduk di bangku depan disamping pak supir.
"Sepertinya dia memang sangat hemat dan perhitungan dalam berbicara" lagi lagi Adeline meracau dalam hatinya.
**
"Han!" Marvin memanggil asistennya.
"Ya tuan," jawab Han
" Apa saja yang pak tua itu katakan kepada mu tadi ?" tanya Marvin ketus.
Adeline heran pak tua siapa yang ia maksud itu. ia mengernyit melirik Marvin sekilas.
"Maksud anda tuan Jonathan ?" tanya Han.
"Iya siapa lagi selain dia !" jawab Marvin ketus.
"Cih, dia bahkan sangat ketus ! " gumam Adeline sambil melengos membuang muka.
"Ada apa denganya ?" ucap Marvin melirik Adeline sekilas lalu membuang muka.
"Tuan jonathan bilang setibanya di rumah, tuan Marvin dan nona Adeline, tidak di perbolehkan tidur di kamar yang berbeda, dan harus tidur dalam satu kamar tuan," jawab Han.
"Sial !" umpat Marvin yang begitu terlihat kesal.
"Kenapa dengan dia kelihatannya kesal sekali. dia pikir aku sudi tiduur bersama dengan dia! ayah aku menyerah, mau pulaang.."
"Lalu ada lagi tidak ?" tanya Marvin sambil memijat kening.
"Tidak ada tuan, tuan Jonathan hanya bicara seperti itu saja." sahut asisten Marvin.
"Ya, baiklah." jawab Marvin malas.
Adeline tiba-tiba merasa mengantuk, dan ia terus menguap berulang kali, Marvin yang masih kesal mendengar permintaan ayahnya itu, terus memasang wajah tidak senang, tapi Adeline tidak memperdulikan wajah Marvin, Adeline seolah tidak ingin menatap wajah Marvin yang dingin itu.
"Aku merasa mengantuk.." ucap Adeline sambil terus menguap.
"Nona Adeline mengantuk ya ?" tanya Han saat itu, ia melihat Adeline berulang kali menguap.
Marvin tidak memperdulikan wanita yang sudah menjadi istrinya itu, dia hanya terus diam tanpa ekspresi.
"Iya aku kurang tidur semalam, bahkan hampir tidak tidur." jawab Adeline. Marvin mengerutkan keningnya. "kenapa sampai tidak bisa tidur. aneh-aneh saja" pikirnya.
"Aku ingin tidur saja rasanya. semua kejadian hari ini membuatku mengantuk. semalam juga aku tidak bisa tidur dengan nyanyak sampai pagi." Adeline membatin.
Tanpa ia sadari, Adeline tertidur di bahu Marvin dengan sangat nyenyak. Ia sama sekali tidak sadar kalau kepalanya malah menyentuh bahu suaminya itu. karena mengantuk dia sampai tertidur dengan pulas seperti orang pingsan saja.
"Apa-apaan dia ini, kenapa tertidur begini !" ucap Marvin Ingin menyingkirkan Adeline namun tidak tega juga. akhirnya ia hanya diam namun terus berdecak kesal.
"Astaga Han !" Marvin menggerutu sambil memijat dahinya.
"Tuan sepertinya, no na Adeline sangat lelah biarkan saja seperti itu tuan, kalau menurut saran saya." ucap Han tersenyum melihat ekspresi Marvin yang menurutnya lucu.
"Siapa yang meminta mu berbicara Han ! diamlah !"
Marvin kesal tapi tidak bergerak karena takut membangunkan Adeline.
"Merepotkan !" gumam Marvin merasakan bahunya mulai pegal karena menumpu kepala Adeline.
Asistennya tersenyum melihat ekspresi Marvin, Ini pertama kalinya Marvin terlihat malu saat Ada seorang wanita yang menempel dengannya. biasanya Marvin langsung marah dan mendorong wanita itu karena merasa tidak nyaman.
"Kita sudah sampai tuan." ucap Han. sementara Marvin terlihat kesal karena bahunya keram sejak tadi. sepanjang perjalanan tidak bergerak karena takut Adeline bangun.
"Han! bagaimana sekarang sebaiknya kamu gendong dia masuk ke dalam rumah ! bahuku benar-benar keram ! gadis ini tertidur kenapa belum bangun juga !" celetuk Marvin.
"Maaf tuan, tapi saya tidak berani menyentuh istri tuan Marvin, sangat tidak sopan tuan"
," sahut Han mengelak.
"Jadi maksudmu? aku yang menggendong dia masuk ke rumah begitu ?" ucap Marvin merasa Han sama sekali tidak membantunya saat itu.
"Sepertinya memang begitu tuan," sahut Han mengangguk-anggukan kepalanya.
"Aaahh.. sial sekali ! merepotkan ! awas kau Han! "
Namun akhirnya Marvin menggendong Adeline, yang tidak bergerak sama sekali. dalam mimpi Adeline, seolab dia sedang di gendong oleh pangeran yang sangat tampan, dan gagah, membuat Adeline tersenyum dan tanpa sadar mengeratkan pelukannya kepada Marvin.
"Pangeranku, terimakasih sudah menggendongku seperti ini, aku senang.." Adeline mengigau sambil memeluk Marvin.
"Kenapa dengan wanita ini ! malah berani memelukku !" gumam Marvin. namun tetap saja lagi-lagi tidak berani membangunkan Adeline.
Han terus tersenyum kecil, melihat tingkah dan ekspresi Marvin seperti salah tingkah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Author : Adeline modus tuh pura pura tidur!
Adeline : Woy siapa yang nulis ini cerita? Emang kamu pikir aku mau apa dijadiin MC ni novel.
Author : Santaaai aja dong Eline Kalem
Adeline : Melambaikan tangan pada Readers.
Readers : Berisik banget lagi serius juga.
Author : Asiik menghayati nih*..
___________________
Bersambung. . .
Jangan Lupa tekan Love Like dan tinggalkan Komentar yaaa 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Liana Rismawati
emang bagusnya novel daniah saga itu apa sih menurut aq biasa aja, aq baca jg cmn sekali doang, tp kok byk ya yg pd.lebay ktnya plg bagus pdhal byk banget novel yg lebih bagus🤔
2022-11-20
0
Iis Istiqomah
jadi kangen sm novel han n aran
2021-10-27
0
Angela
ad duplikatnya Han dsni.... plis marvin nya jgn mirip Saga donk.... 😮😮😮
2021-02-06
2