Sepanjang perjalanan menuju ke lokasi pesta pernikahan Adeline, ia terlihat sangat gugup, keringatnya bercucuran di keningnya, Michele mengusap keringat Adeline, dan menggenggam erat telapak tangan Adeline, berusaha menguatkan Adeline, sorot mata Michele mengatakan bahwa Adeline harus kuat, dan semua akan baik-baik saja.
"Tidak perlu cemas Eline, kamu pasti bisa ! semua akan berjalan baik," ucap Michele
"Iya Chel," Adeline tersenyum pahit.
Setibanya di lokasi pesta pernikahan yang terlihat tidak terlalu ramai, tamu undangan tidak terlalu banyak, hanya beberapa sanak saudara, dan juga rekan, serta kolega, dari keluarga Marvin dan Adeline.
"Sudah sampai.. Michele.." ia memanggil sahabatnya itu dengan lirih. Adeline enggan keluar dari mobil saat itu.
"Kau kenapa Eline? kita sudah sampai. ayo turun.." pinta Michele seraya menggenggam tangan Adeline, yang masih gemetar.
"Astaga kenapa dengan tanganmu ? apa kau sangat gugup? tenanglah Eline, kau sudah cantik kok," Michele melengkungkan senyuman untuk sahabatnya itu.
"Aku tidak mau Chel, aku mau disini saja," ucap Adeline yang masih enggan untuk turun.
"Adeline, semua sudah menunggumu, uncle Albert juga sudah menunggumu, kau tidak ingin kan kalau ayahmu menjadi sakit lagi, lagipula kau tidak perlu merasa sedih sayang, aku yakin Marvin adalah pria yang terbaik untukmu, aku percaya pilihan uncle pasti yang terbaik, dia sangat menyayangimu Eline.." tutur Michele sepenuh hati.
Adeline mencerna perkataan sahabatnya barusan, perkataan Michele memang benar pikirnya, "Iya ini demi Ayah !" gumamnya.
Adeline pun akhirnya keluar dari mobil, lalu di susul oleh Michele.
Setelah Adeline keluar dari mobil, terlihat Albert yang sudah seperti sangat sehat kondisinya saat ini, ia menghampiri putri kesayanganya itu.
"Adeline sayang.. anak ayah," suara Albert memecah lamunan Adeline
, membuat Adeline tersenyum, sangat bahagia, dan memeluk ayahnya. ia sangat kaget melihat ayahnya sudah sehat. terlihat raut wajah Albert yang penuh kebahagiaan saat itu.
"Ayah.. ayah sudah sehat yah ? Adeline bahagia melihat ayah sudah sembuh."
tanpa melepas pelukannya saat itu.
"Iya sayang ini semua berkat Adeline, karena Adeline menikah hari ini, ayah bisa sembuh lebih cepat dari perkiraan, ayah sangat bahagia nak.." sahut Albert seraya mengecup puncak kepala putrinya.
"Syukurlah uncle Albert sudah sembuh, " Michele menyapa Albert dengan senyuman mengembang.
"Hallo Michele, kau sangat cantik hari ini nak, terimakasih yah sudah mau mendampingi Adeline, mari masuk Michele, dampingi Adeline sampai acaranya selesai yah.." ucap Albert melemparkan senyuman.
"Tentu saja uncle," jawab Michele.
Adeline melingkarkan tangannya pada lengan ayahnya dan berjalan mengikuti karpet merah yang terpampang di lantai gedung pesta, sementara Michele di samping Adeline, mengiringi Adeline.
semua mata tertuju pada Adeline yang sangat cantik hari ini.
Adeline menuju ke tempat duduk di depan, di sana Marvin sudah menunggu Adeline dengan tatapan tanpa ekspresi dan tidak memandang Adeline sama sekali.
"Huuh lihat itu Chel, dia bahkan tidak memandangku !" bisik Adeline pada Michele.
"Ganteng banget calon suamimu Lin, aku sampai takjub. Marvin benar-benar sempurna sekali Eline.." Michele tidak mendengarkan perkataan Adeline tadi, justru malah bergeming memandangi Marvin dan terus memuji pria yang akan menjadi suami sahabatnya itu.
"Dasar ! nggak bisa lihat yang ganteng sedikit, lupa diri deh !" umpat Adeline pelan.
"Cantik sekali menantuku ini, silahkan Adeline duduk di samping pengantin prianya, " ucap Ayah Marvin yang sudah duduk di hadapan Marvin saat itu.
"Dia siapa ayah? " tanya Adeline berbisik pada ayahnya. ia tidak pernah bertemu dengan ayah mertuanya itu sebelumnya.
"Dia adalah ayah mertuamu sayang," ucap ayah Adeline memberitahu.
"Oh.. muda sekali yah." Adeline tersenyum dan duduk
Marvin hanya bergeming dan tanpa ekspresi sama sekali, tidak melirik Adeline sedikitpun,
Adeline merasa sebal saat duduk di samping pria dingin yang akan menjadi suaminya itu.
"Marvin, tataplah wajah calon istrimu, jangan diam saja begitu, dia sangat cantik, sangat tidak sopan kamu hanya diam begitu tidak meliriknya," ucap ayah Marvin terlihat kesal.
"Baik yah," ucap Marvin singkat, lalu mengalihkan pandangannya kepada Adeline yang sudah ada di sampingnya, sementara Adeline hanya menunduk dan merasa gugup, ia tidak berhenti memainkan jari jemarinya,
saat itu Marvin melihat Adeline pertama kalinya.
Ya, karena beberapa kali pertemuan dengan Adeline kemarin, Marvin tidak sama sekali memperhatikan wajah Adeline.
"Dia.. dia cantik." Marvin bergumam pelan namun terdengar oleh ayah Adeline, dan ayah Marvin. mereka berdua pun tersenyum, melihat tingkah Marvin yang langsung menunduk dengan semu merah muda di wajahnya, namun tetap saja wajahnya berubah dingin dan tanpa ekspresi lagi setelah itu. mungkin sudah bawaan lahir.
Adeline yang hanya menunduk tidak berani menatap wajah Marvin secara langsung, sampai ia tidak menyadari bahwa baru saja Marvin selesai mengucapkan ikrar suci pernikahan, dan mereka berdua sudah sah sebagai pasangan suami istri.
"Selamat sayang, sekarang kamu sudah resmi menjadi seorang istri," ucap ayah Adeline merasa terharu. begitu juga Adeline yang merasa tidak nenyangka kalau dirinya benar-benar sudah menikah hari ini. rasanya seperti mimpi saja pikirnya.
"Adeline menantuku, kamu harus mencium tangan suami mu kan ?" ucap Ayah Marvin tersenyum.
"Iya tahu. tidak perlu di ingatkan !" gumam Adeline dalam hati merasa kesal, namun tetap memaksakan tersenyum di depan semua orang. ia merasa gugup saat itu.
Marvin mengulurkan tangannya lalu di sambut oleh Adeline, dan pertama kalinya dalam hidup Adeline, dia mencium punggung telapak tangan laki-laki selain ayahnya.
melihat wajah Adeline yang malu, membuat Marvin sedikit gemas hingga mengecup hening Adeline pelan.
"Marvin kau gila! kenapa menciumnya ! gumamnya sambil mengalihkan pandangannya saat itu. wajahnya memerah lagi.
Deg
Adeline terkaget, merasakan kecupan suaminya itu barusan, dia tidak menyangka bahwa Marvin akan mengecup keningnya, di depan orang banyak.
jantungnya berdegub dengan sangat cepat, serasa ingin copot saja.
Meskipun kebiasaan di Paris mempelai pria dan wanita biasanya saling berciuman bibir, namun karena Marvin dan Adeline sama- sama berasal dari indonesia, jadi mereka menggunakan adab kebiasaan di indonesia, yakni mencium tangan dan mengecup kening.
Sekilas Marvin tersenyum kecil. lalu kembali memasang wajah dingin lagi.
Adeline terlanjur melihat senyuman Marvin tadi dan terheran, "Ternyata dia bisa mengeluarkan ekspresi tertawa senang juga,aku kira dia seperti manekin yang tidak bisa berekspresi." gumam Adeline dalam hati.
Pesta pernikahan pun berlangsung cukup khidmat. semua orang menikmati pesta termasuk Michele yang sangat antusias, berfoto dengan background dekorasi pesta Adeline yang sangat indah dan mewah, Michele mengunggah poto dirinya bersama Adeline ke sosial medianya.
Tapi wajah Adeline muram, dan bersedih, karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ia menikah, apakah ia akan merasa hidup seperti di neraka atau sebaliknya, yang jelas saat ini antara Marvin dan Adeline belum ada rasa cinta sama sekali.
Marvin yang sangat populer mendapatkan banyak ucapan selamat, dari wanita cantik yang datang. tapi terlihat sangat jelas bahwa Marvin tidak nyaman dengan kehadiran wanita-wanita tersebut. Marvin bahkan mengisyaratkan kepada asisten pribadinya untuk menjauhkan wanita-wanita tersebut dari dirinya.
Adeline merasa lucu dengan ekspresi Marvin yang tidak biasa itu, ia malah tertawa sambil menutup mulutnya karena takut ketahuan oleh Marvin.
"Lihatlah pria itu kenapa begitu kesal saat di dekati banyak wanita, bukanya pria seharusnya senang." Adeline terkekeh sendirian memperhatikan Marvin.
Marvin melirik Adeline sebentar sambil mengeryitkan dahi.
______________________
BERSAMBUNG..
jangan lupa tekan Love like nya yaa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Carny Nirwana
💪💪💪smngat bacanya
2021-07-17
0
Sahira Ramadani
😂😂😂😂
2021-06-01
0
Civiliza Quena
suka2 kamu dech torrr mau ambil latar dimana....ku menikmati alurnya aja
2021-01-12
0