My Husband Is Cold
Pengenalan Karakter.
Adeline Maryvonne Beaufort.
Adeline adalah putri keluarga terpandang.
Ayahnya bernama Albert Alexandre Beaufort, seorang pengusaha sukses, yang memiliki perusahaan cukup besar di kota Paris.
Keluarganya berasal dari Indonesia, akan tetapi mereka menetap di Paris, karena kepentingan bisnis. Selain itu kakek Adeline adalah warga negara Eropa asli, mereka di Indonesia hanya sebentar, setelah itu mereka pindah ke Paris, saat usia Adeline 5 tahun.
Ibunya bernama Aimee Maryvone, meninggal saat melahirkan Adeline. Setelah itu, Adeline hidup di besarkan oleh ayahnya.
Ayahnya sangat menyayangi Adeline, ia tidak ingin Adeline bersedih, karena tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha memberikan kasih sayang yang lebih untuk Adeline.
Albert sendiri enggan menikah lagi, ia begitu setia kepada Aimee, ibu Adeline.
Adeline sekarang sudah berusia 21 tahun,
selama ini Adeline menempuh pendidikan dengan sangat baik. Bisa di katakan, Adeline adalah salah satu mahasiswi yang mendapatkan nilai sempurna di universitas.
Saat hari kelulusan Adeline. Tiba - tiba Ayah Adeline yaitu Albert jatuh sakit, dan di rawat di salah satu rumah sakit terbesar di Perancis. Meskipun Ayah Adeline sudah menjalani pengobatan yang terbaik, nyatanya penyakit ayah Adeline belum kunjung sembuh.
Sampai dimana hari itu, Ayah Adeline mengajak Adeline berbicara serius. Ayah Adeline memohon kepada Adeline, agar ia segera menikah. Albert merasa cemas, dengan putrinya itu.
Mengingat dirinya sudah sakit - sakitan, ia tidak ingin Adeline hidup kesepian, saat ia tiada nanti, pikirnya.
Sontak mata Adeline langsung membelalak, karena kaget, dan seperti tidak percaya apa yang ia dengar barusan.
"Menikah? Apa maksud ayah Adeline harus menikah? Tapi Adeline belum mau menikah ayah--" ucap Adeline yang masih terkaget, melihat raut wajah ayahnya yang sangat serius saat itu.
"Adeline, putriku satu-satunya, Ayah hanya ingin melihatmu bahagia, Nak. Ayah sudah tua dan sakit-sakitan. Ayah ingin bisa menyaksikan dirimu bersanding dengan laki-laki yang pantas untukmu, Nak." Mata Albert mulai berkaca-kaca. Ia menatap lekat wajah putrinya. Seraya menggenggam tangan putrinya, dan mengusapnya perlahan.
Terlihat di sudut mata Albert, ada air mata yang jatuh membasahi pipinya hingga menetes ke jari-jemari Adeline.
"Ayah jangan menangis. Adeline sangat menyayangi Ayah, maafkan Adeline karena belum bisa membahagiakan Ayah." Adeline memeluk ayahnya yang terbaring di kamar kelas eksekutif. Di salah satu rumah sakit ternama Perancis.
"Adeline, kamu adalah kebahagiaan Ayah. Dan Ayah hanya ingin ada yang menjagamu, Nak." Albert mengusap air mata putrinya, yang masih menangis sesenggukan.
"Ayah, tapi siapa laki-laki yang ayah inginkan, untuk bisa menjadi suami Adeline yah?" Adeline hanya bisa bertanya pada ayahnya itu, karena ia tidak ingin menyakiti ayahnya. Jika Adeline harus menolak permintaan Albert yang sedang sakit saat itu.
"Ayah sudah memilih lelaki yang tepat untukmu Nak, dia adalah seorang lelaki yang baik, dewasa, bijaksana dan dia juga sangat tampan. Ayah harap kamu akan menyukainya, Nak." Albert memandang wajah Adeline yang hanya diam, menunduk, dan sesekali mengusap air mata, yang terus berjatuhan.
"Apa kau merasa keberatan saat Ayah meminta kau untuk menikah?" Albert melihat Adeline yang masih sedih, dan sebenarnya ia tidak tega, akan tetapi Albert berfikir ini yang terbaik untuk Adeline.
"Tidak apa-apa, Yah. Adeline baik-baik saja. Ayah tidak perlu cemas, Adeline akan melakukan apa yang membuat ayah bahagia, Adeline juga percaya apapun yang ayah pilihkan untuk Adeline, adalah yang terbaik untuk Adeline."
Adeline mencium tangan Albert, dan memeluk ayahnya itu. tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima permintaan ayahnya itu.
"Terimakasih Adeline. Adeline memang putri Ayah, yang paling Ayah sayang." Albert mengusap lembut rambut Adeline, yang berwarna coklat orange itu.
Pengenalan Karakter Pria
Marvin Frederic
Marvin adalah seorang pengusaha muda, yang brilliant.
Saat ini usianya 29 tahun,
Marvin sebelumnya pernah tinggal di indonesia ketika masih kecil, sampai usianya 13 tahun, setelah itu Marvin dan keluarganya pindah ke Paris.
Marvin juga memiliki popularitas di kalangan pebisnis, hal itu di buktikan nya, dengan seratus ribu karyawan lebih yang bekerja di perusahaanya. Selain itu, Marvin memiliki paras yang rupawan, dengan postur tubuh yang atletis, dan tingginya mencapai 186cm. Dengan semua kelebihan yang Marvin miliki, tak ayal membuat banyak wanita menyukainya, dan tergila-gila dengan sosok Marvin.
Beberapa televisi pun seringkali meliput kegiatan Marvin.
ia kerap beberapa kali diundang sebagai narasumber, dalam berbagai macam acara.
**
"Tuan Marvin, hari ini Tuan ada janji dengan pimpinan tertinggi perusahaan Beaufort, yaitu tuan Albert Beaufort. Beliau sudah menunggu Tuan Marvin, untuk menemui beliau di rumah sakit malam ini Tuan," ucap sekertaris pribadi Marvin.
"Baiklah, malam ini tolong kosongkan jadwalku, aku akan menemui paman Albert." Marvin berbicara sembari memandangi secarik kertas yang ada di tangannya, yang berisi biodata pribadi Adeline. Lalu menaruhnya kembali ke atas meja kerjanya. Dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Baik tuan Marvin," jawab sekertaris pribadi Marvin yang cantik itu.
"Haaah.. kalau tidak mengiyakan permintaan pak tua itu, maka bisa-bisa aku akan cepat botak dibuatnya, lebih baik aku turuti saja kemauannya, wanita lagi, membuat pusing saja!" celoteh Marvin sambil menyentuh dahinya.
Marvin keluar dari kantornya dengan gagahnya, tubuh atletis dan tegap yang ia miliki, membuat semua karyawan yang ada di kantor itu bergeming. Semua berdecak kagum memandangi Marvin, namun Marvin hanya memasang wajah dingin sedingin es.
Drap Drap
Suara langkah kaki Marvin.
"Selamat sore tuan Marvin," sapa salah satu karyawan wanita di kantor Marvin. Ia terus menerus menatap wajah bosnya itu, namun Marvin bahkan tidak meliriknya sama sekali.
"Hm."
Tanpa kata yang keluar dari bibir seksi, yang dimiliki seorang Marvin Frederic. Melainkan hanya sebuah deheman pelan.
Namun malah membuat para wanita semakin menggila, memandanginya terus-menerus.
"Kalian kerjakan pekerjaan kalian kenapa malah bengong!" celetuk Marvin yang sejenak menghentikan langkah kakinya, seketika membuat para karyawan tertunduk, tidak berani membantah.
"Baik tuan Marvin," jawab para karyawan, dengan wajah yang tidak berani menatap Marvin lagi.
Marvin meneruskan langkahnya, menuju tempat parkir mobilnya. Ia bermaksud untuk menemui Ayahnya, membicarakan masalah perjodohan dirinya dengan Adeline.
"Gadis itu pasti sama saja dengan gadis lain, hanya akan membuatku pusing," gumam Marvin sambil memijat kening, dan menyadarkan tubuhnya di kursi Mobilnya. Lalu memasang sabuk pengaman dan mulai berkendara meninggalkan kantornya.
_____________
Baca karyaku yang lain dan Follow Instagram : @Cherry.apink
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
mila
dari cerita ini gw kangen sm seseorang yang dlu nya dimanja skrg org nya udh pergi kangen banget
2023-06-06
1
Alka
mmmmmm
2022-07-22
0
koeia
ikut nongkrong ya
2022-05-13
0