Malam itu Marvin mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang lumayan kencang.
Marvin masih terngiang ucapan Jonathan yang memintanya menikah dengan perempuan yang baru pertama kali ditemui nya yaitu Adeline esok lusa.
"Lusa?? benar benar tidak waras! memikirkan itu saja membuat ku merasa kesal. sial !" Marvin memukul kendali kemudi nya dan tanpa sengaja dia kehilangan kendali kemudi nya. tiba-tiba ada seorang gadis yang tertebrak mobilnya. seketika itu Marvin menghentikan mobilnya.
"Shit!! benar-benar sial! kenapa lagi ini?" Marvin keluar dari mobilnya dan terlihat seorang gadis sedang meringis kesakitan memegang ujung siku tangan nya yang berdarah
"Aww.. kenapa bisa begini. orang gila kenapa menyetir tidak lihat-lihat. ini kan jalur pejalan kaki!" Maki gadis itu kepada Marvin tanpa menyadari bahwa yang sudah di maki nya itu adalah orang yang ia kenal.
"Nona, apa nona baik-baik saja?" Marvin mengulurkan tangannya bermaksud membantu gadis itu bangun.
"Suara itu sepertinya.." gadis itu mendongakkan wajahnya ke arah pria yang menabraknya itu ternyata pria itu adalah Marvin. ya, gadis tersebut adalah Adeline. Adeline yang baru saja pulang dari rumah sakit sedang mencari taksi karena supir yang biasa mngantarnya sedang sakit.
"Jadi kau yang menabrakku? ahh.." Adeline merasa kesakitan memegang siku tangan nya yang luka luka.
"Nona biar saya bantu, maaf Smsaya tidak hati-hati menyetir. saya melamun tadi,"
Marvin tidak sama sekali mengenal gadis itu. Apa mungkin Marvin memang tidak ingat bahwa gadis yang ia tabrak adalah Adeline. wanita yang akan di nikahkan dengannya lusa.
"Aku baik-baik saja. aku tidak perlu kau tolong, ah.. kenapa sakit begini sih," Adeline menjauh dari Marvin karena semakin kesal dengan kelakuan Marvin yang ia fikir sengaja menabrak dirinya supaya Adeline mati dan tidak jadi di jodohkan dengan Marvin lagi pikirnya saat itu.
"Maaf nona tapi saya bukan orang yang mudah lari dari tanggung jawab. tolong ikut saya. biar saya obati luka nona," Marvin memapah Adeline masuk ke dalam mobilnya.
Adeline pun terpaksa mengikuti kemauan Marvin dan masuk kedalam mobil Marvin.
"Apa dia benar-benar tidak ingat siapa aku? kenapa kelihatannya dia sama sekali seakan belum pernah bertemu denganku? ah betul juga kemarin kan dia sama sekali tidak memandang ku. jadi mana mungkin dia akan ingat!" gumam Adeline dalam hati sambil sesekali melirik ke arah Marvin yang menyetir dengan Hati-hati.
"Mau kemana kita? aku ingin pulang," Ucap Adeline
"Sebaiknya saya obati dulu luka nona, baru setelah itu saya antarkan nona pulang." Tegas Marvin tanpa memandang Adeline sama sekali.
"Tidak perlu! kalau kau mau membantuku. antar aku pulang saja. tidak perlu di obati aku bisa mengobatinya sendiri di rumah," Adeline yang sebenarnya merasa penasaran kenapa bisa ada orang sedingin itu. bahkan dia tidak bisa ya mengingat orang yang sudah pernah ia temui sebelumnya. bagaimana nanti jika Adeline sudah menikah dengan Marvin. apa aku ini hanya dianggap seperti butiran debu
di mata nya. batin Adeline.
"Nona itu rumah saya. saya akan obati luka nona terlebih dahulu. saya berjanji akan mengantar nona pulang ke rumah. saya hanya tidak ingin punya hutang dengan orang lain." Tegas Marvin lagi-lagi tanpa memandang Adeline sama sekali.
"Ya terserah saja," jawab Adeline malas.
"Bukankah kau calon suamiku. jadi ini nasibku. demi Ayah aku akan menikah dengan tuan yang sangat dingin. mengapa hidupku begini.. aku pasrah saja. ini hanya demi Ayah." gumam Adeline dalam hatinya.
Marvin pun membuka pintu mobil dan memapah Adeline masuk ke dalam rumahnya.
Rumah yang sangat besar dan indah seperti istana. Adeline sejenak takjub oleh pemandangan di depan matanya itu. meskipun rumah Adeline juga tak kalah besar tapi pemandangan di hadapannya Sangat berbeda. rumah ini memiliki banyak taman bunga yang indah pikirnya.
"Nona silahkan masuk. duduklah dulu disini. saya akan ambilkan obat untuk luka nona," Marvin beranjak pergi dan mengambil kotak P3K yang ada di rumahnya.
Adeline hanya melirik wajah Marvin yang dingin itu lalu berpaling secepat mungkin.
"Benar - benar dia sama sekali tidak memandang ku sama sekali. hebat! ternyata ada orang yang seperti ini ya. tapi rumahnya kuakui benar-benar bagus. desain ini di rancang dengan sangat apik. mungkin saja nanti aku akan tinggal disini setelah menikah," Adeline tiba-tiba menutup mulutnya sendiri.
Sadar kau sadar!! menikah menikah terus yang ada di pikiran mu. apa begini saja sudah membuatmu luluh dan jatuh hati lalu menyerahkan jiwa raga mu untuk menikahi laki laki sedingin es seperti itu. tutup mulut busuk mu itu Adeline! kendalikan pikiran mu itu! apakah kamu sudah tidak waras!!
Adeline memaki dirinya sendiri dalam hati.
Ia terus memandangi rumah pria dingin yang bernama Marvin itu.
masih menunggu pria itu yang sedang mengambil kotak obat untuk mengobati lukanya.
"Bagaimana bisa Ayah mengenal pria seperti itu ya? apa Ayah benar-benar tidak ada referensi pria lain yang lebih baik untukku? kenapa harus dia? ganteng sih ganteng! Tapi sikapnya itu loh. mana mungkin sih dia bisa nggak mengenali aku. biar bagaimanapun juga kan kita sudah pernah bertemu. apa dia juga punya gangguan penglihatan atau dia itu tidak bisa mengingat wajah orang lain. astagaaa kenapa nasibku sial sekali." gumam Eline dalam hatinya
"Aaduuh.. sakit sekali tanganku. sebenarnya dia itu niat mau menolong atau tidak? lama sekali daritadi. jangan-jangan dia sengaja lagi! sebenarnya dia sudah tahu kalau aku ini orang yang akan di jodohkan dengan dia tapi dia pura-pura tidak kenal saja!" Eline terus meracau sendirian.
Sementara Marvin masih mencari kotak Obat untuk mengobati luka Adeline.
"Kemana lagi kotak obatnya. kenapa tidak ada," Celetuk Marvin menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. ia merasa kesal karena tidak menemukan kotak obatnya.
Setelah ia terus mencari kemana kotak obat tersebut di letakkan akhirnya ia menemukanya juga.
"Kemana saja sih kau. daritadi aku mencarimu malah tidak ketemu!" Marvin berbicara sendirian.
Sejenak Marvin memijat Dahinya.
"Benar benar merepotkan sekali. ini semua karna paktua itu yang semaunya sendiri. membuatku tidak konsentrasi menyetir hingga menabrak orang."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Duaar... Jangan bengong readers! 😂
Gimana gimana pendapatnya setelah baca sampai Sini?
Ayo dong komentar kok belum Rame sih! wkwkwk
Buruan Komentar Ya Cherry tungguin Juga. Biar semangat Upnya juga.
BTW maacii banget sekali lagi udah mau Baca.
Apalagi ada yang Vote Poin buat Karya Cherry. Terharu beneran deh! Serius ini mah Nggak Bohong hahahha
Jangan Lupa Tekan Love nya dong sebagai Tanda Cinta wkwk
Likenya di kencengin biar semangat 😊😘
Gabung Grup Chat Apple Cherry yuk biar enak ngobrolnya. Buruan Cherry tungguin 😆😆
Follow Juga Insragram Cherry yaa.
Instagram : Cherry.apink
Gomawoo ~ Author ~ Apple Cherry
Peluk Cium Kucinta kaliaan semua readerss yang baik hati dan tidak sombong 😅😇
BACA JUGA KARYA BARU KU YANG JUDULNYA
SABDA CINTA THE HEIRS YAA..
klik Favorite aja dulu sambil nunggu UP :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Reeeeg🐣🦄
hai
2022-04-24
0
Kasiyati
ga sopan deh Ama ortu nya ku gtu
2021-08-20
0
Dewa Rana
biasanya orang dingin itu gak banyak omong, tapi Marvin banyak omong...
2021-04-30
1