Aku lupa dengan tujuan awal ingin melihat butik mas Davin. Melihat suasana di cafe begitu menyenangkan. Mas Davin melangkah pergi meninggalkan aku makan sendiri. Ku lihat mas Davin duduk di tepi danau dan bermain gitar. Aku baru tau ternyata mas Davin bisa main gitar. Tatapannya menerawang jauh seperti menghayati syair lagu. Aku gak tau apa yang di pikirkannya dan lagu dipersembahkan untuk siapa, untuk Ratna kah atau untuk diriku.
Tapi untuk saat ini aku cukup bahagia mendengar cerita dari mas Davin. Aku tau kesulitan yang dia hadapi. Tapi paling gak mas Davin juga harus tau kesulitan dan beban yang aku pikul. Aku harus bicara sama mas Davin. Kusudahi makan malam ku. Karna aku gak mau gendut apa lagi makan yang mengandung lemak itu gak baik buat kesehatan.
Mas Davin menghentikan lagu dan main gitar saat aku sampai di dekatnya."Boleh aku duduk?"
"Duduk lah Kay kamu kan istriku." Deg.. jantungku berdebar debar senyum menghiasi wajahku. Benarkah yang di ucapkan mas Davin? Apa dia sudah mengakui ku sebagai istri?
"Boleh aku bicara?"
Aku sengaja minta izin mas Davin karna aku tau hubungan kami memang gak dekat meski status pasangan suami istri. Aku masih sedikit sungkan dan gugup saat berdekatan.
"Bicaralah Kay."
Ku tarik nafas yang panjang untuk menetralkan detak jantungku."Setelah ku pikir aku akan mendukung semua perjalanan mu dan kebebasanmu mas.Berkaryalah sesuka hatimu, urusan papi dan mami biar aku yang mengatasi dan mengurus semua rumah sakit dan yang lainnya. Tapi jangan biarkan aku nelangsa dan genggamlah hatiku. Jangan biarkan hatimu berlabuh di hati orang lain. Maka semuanya akan beres di tanganku.
Ku lihat dia memejamkan mata dan menarik nafas yang panjang. Aku gak tau beban apa yang menyelimuti hatinya. Ratna kah?
Mengingat itu semua membuat hatiku berdenyut nyeri.
"Jadi ke butik Kay?" Lagi dan lagi mas Davin mengalihkan pembicaraan dan membuat hatiku gak tenang. Entahlah setiap aku bahas hubungan kita pasti mas Davin mengalihkan pembicaraan.
"Ya dah ayo mas aku juga pengen liat-liat." Aku dan mas Davin segera beranjak dari duduk dan segera menuju ke mobil. Deg.. lagi dan lagi jantungku berdetak cepat saat mas Davin menggenggam tanganku dengan erat. Beginikah rasanya di perlakukan manis sama suami?
Aku terus memandangi tangan mas Davin dan curi-curi pandang, mumpung jarak kami sangat dekat. Kapan lagi coba aku bisa seperti ini.
Aku berdoa dalam hati semoga hubungan kami kedepannya lebih baik. Aku gak tau kalau sebenarnya mas Davin juga perang melawan batinnya dan merana karna bertolak belaka senang dengan orang tuanya. Ku kira aku aja yang merasakan derita itu. Aku cuma sibuk dengan pikiran dan hati tanpa memperdulikan hati mas Davin. Aku cuma mengobati hatiku yang tersakiti tanpa tau ada hati lain yang juga lebih sakit di bandingkan aku. Mulai sekarang aku akan lebih belajar memahami mas Davin. Aku akan belajar masuk ke dunianya tanpa harus meninggalkan duniaku.
Saat sampai di depan mobil dengan romantisnya mas Davin membuka pintu untukku dengan senyuman manisnya. Duuuhh... membuatku mabuk kepayang. Andaikan aku bisa, aku ingin mengantongi senyuman mas Davin biar aku aja yang menikmati, orang gak boleh ada yang tau. Saat mobil berjalan hening gak ada yang bicara. Sampai akhirnya aku punya ide jail untuk menggoda mas Davin.
"Mas besok kalau mami udah datang, aku mau pulang ya."Mas Davin melirik ku dengan sorot mata yang tajam, menunjukkan bahwa dia gak suka. Aku seneng saat melihat mas Davin begitu khawatir tentang itu.
" Ya gak papa, asal kamu udah gak ngambek lagi."
Niat awal pengen menggoda malah aku yang di goda nya. Jadi malu sendiri.
"Mau pulang kapan?" Asal jangan akhir-akhir ini. Aku sangat sibuk."
"Bulan depan juga gak papa." Apa mas Davin mau ikut nginep?"
Dia tersenyum kaku."Kalau gak nginep gimana respon mereka?"
"Ya pasti akan curiga mas. Masa cuma nganterin aja gak nginep? Pasti mereka mikirnya aneh-aneh." Aku mengedipkan sebelah mataku menggodanya.
"Ok nanti kalau ada waktu luang."
"Tapi aku maunya 1 bulan lho di sana."
"No 2hari aja."
"Aku udah 1 tahun lho mas gak pulang masa cuma 2 hari?"
"Masa sudah 1 tahun Kay?" Dia menatapku gak percaya.
"Kita nikah tahun berapa mas?
" Oh ya lupa." Dia tersenyum tipis. "Udah lama ya Kay kita nikahnya, kok gak terasa ya?"
"Gak terasa apanya?" Aku menggodanya lagi. Dia menatap mataku lebih dalam. Apa dia baru sadar selama 1 tahun dia sudah mengabaikan aku?
"Terus kuliah dan praktek mu gimana?"
"Udah lulus mas, nunggu wisuda. Dan masalah praktek mas Davin gantiin aku aja. Aku tersenyum mengejeknya. Dia menatapku horor seperti mau makan mangsa.
"Aku mana ngerti Kay." Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Itu bisa diatur mas kan rumah sakit punya sendiri.Tapi...
" Kenapa?"
"Gak jadi."
"Kay..
" Di kamarku gak ada sofa."Jawabku dengan cepat.
Dia tertawa terbahak-bahak dangan mengusap kepalaku. Aku memalingkan muka karna malu.
"Sudah sampai kita turun."
Aku melihat sekeliling butik mas Davin. Waowww... amazing aku berdecak kagum dalam hati.
Mas Davin membuka pintu mobil dan menggenggam tanganku memasuki butik.
Aku menganga takjub karna keindahan interior bangunannya dan deretan gaun-gaun yang sangat indah, membuat mataku egan berkedip.
"Ini milikmu mas?"Apa ini masih baru? Soalnya aku baru liat ada butik disini?"
"Iya.Ini rencananya..
Dia menggantungkan kalimatnya tidak meneruskan.
" Kenapa?"
"Kalau waktunya udah tepat akan aku kasih tau. Sekarang tahan dulu ya." Dia mengedipkan sebelah mata, membuatku semakin penasaran. Aku pengen merayunya tapi aku bukan perempuan yang pandai merayu.
"Ya udah deh." Pasrah ku.
Butik ini masih sangat ramai pelanggan meskipun hari sudah petang.Di sini sangat lengkap gak cuma menyediakan orang dewasa tapi anak-anak pun juga ada. Mas Davin membawaku keliling disini ternyata ada taman dan juga danau. Sangat cocok untuk orang yang akan melakukan praweeding.
Mas Davin mengajakku duduk di ruangannya yang langsung bisa menembus pemandangan dan aliran sungai. Kami duduk bersebrangan. Mas Davin meminta tolong salah satu pegawainya untuk membuatkan minum dan cemilan. Aku tau sekarang ternyata selain suka hiburan mas Davin juga seni.
Aku harus ikut mendukung mas Davin dan masuk ke dunianya. Saat seperti ini aku lupa dengan kesedihanku dan lupa rencana aku mau pergi dan hidup bersama mas Reno. Aku akan selalu ada berada di garda paling depan jika ada yang menghalangi keinginan mas Davin. Kasihan dia hidup mewah tapi tapi hatinya tidak bahagia. Sedangkan aku setidaknya banyak yang mendukungku meskipun aku juga sedih mengingat selama sikap mas Davin.
Drtt.. drtt.. Tiba-tiba hpku berdering.
"Siapa Kay?"
"Dari rumah sakit mas. Bentar aku angkat dulu."
"Anterin aku kerumah sakit mas. Ada pasien yang kena serangan jantung."
"Seniornya siapa?"
"Pak Danu."
"Suruh dia aja yang nanganin Kay, aku masih ingin disini bersamamu."
Aku tersenyum malu. Aku tak henti bersyukur. Mungkin Ratna sangat istimewa, tapi aku lah permaisurinya sekarang besok dan selama.
"Mau makan bubur ayam? Aku laper Kay?"
"Ayo."
Kami berjalan keluar butik dan mencari bubur ayam. Ku kira mas Davin akan mengajakku di restoran mewah, tapi ternyata mas Davin menuju sebuah grobak yang ada di pinggir jalan. Aku gak nyangka ternyata sikap dingin dan arogan nya mas Davin dia punya sisi hidup yang sederhana. Kami langsung di sambut penjual bubur ayam.
"Sudah lama gak kesini tuan?"
"Sibuk mang. Bubur 2 ya seperti biasa ya mang istimewa."
"Siap.Istrinya Tuan?"
"Ya dia istriku."Aku tersenyum haru, rasanya bagaikan mimpi, mas Davin mau memperkenalkan aku kepada orang lain sebagai istrinya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa kencan pertamaku makan bubur di pinggir jalan. Aku tetep bahagia walaupun aku belom pernah makan di pinggir jalan.
Bubur ayam sudah sampai. Seperti biasa tanpa menunggu persetujuan ku mas Davin pesan bubur ayam 2 porsi yang jumbo. Bener-bener ya, dia mau bikin aku gendut.
"Makan lah Kay ini enak sekali."
Dia gak bertanya dulu aku suka gak makan bubur. Masih seenak jidatnya melakukan sesuatu tanpa tanya dulu. Tiba-tiba mas Davin menyuapi ku. Dengan senang hati aku menerima suapan darinya. Meskipun aku gak suka makan bubur tapi dari tangan suamiku rasanya jadi nikmat. Tak bisa lagi ku bendung kebahagianku. Rasanya aku gak mau bangun dari mimpi indah ini.
Saat masih asik menyuapiku, tiba HP mas Davin berdering. Dia tidak begitu menghiraukan bunyinya masih telaten menyuapiku.
"Angkat dulu mas siapa tau penting." Dia segera mengangkat hpnya dan bicara. Kudengar sayup-sayup membahas keberangkatan model yang akan tampil dan persiapannya. Telefon di matikan mas Davin menggenggam tanganku.
"Kay ayo kita pulang."
"Kenapa mas?"
"Hari ini mas mas akan berangkat ke Bali untuk acara fashion show selama 5 hari. Tolong siapkan keperluan mas ya."
Aku mengangguk dengan lemas. Baru aja aku berdoa supaya tidak bangun dari mimpi indah. Tapi harus buyar dalam waktu sedetik.
"Siapa aja yang berangkat mas?" Ku beranikan diri untuk bertanya.
"Tadi yang datang kerumah."
"Ratna juga ikut? " Aku bertanya agar rasa penasaran ku hilang.
"Ya ikut. Dia kan penyelenggara dalam acara ini."
Hatiku semakin nyeri mendengar itu. Aku harus terbiasa karna ini pilihan mas Davin. Aku harus mendukung apapun yang di putuskan.
"Kamu jangan pulang sebelum aku pulang. Kamu temani mami di saat aku gak ada."
"Apa kamu lupa mas, siapa yang menemani mami di rumah meskipun kamu di rumah?"
Dia tersenyum dan salting. Kami pun berjalan menuju mobil. Tidak lupa mas Davin menggenggam tanganku dengan erat.
"Kamu gak mau mengajakku mas?"
"Kapan-kapan ya? Kamu percaya kan sama mas?"
Ku anggukan kepala. Dialah suamiku yang angkuh dan dingin. Tapi saat aku akan pulang kerumah, dia langsung melunak dan memberikan kebahagiaan yang luar biasa.
Ikuti terus dan berikan komen yang positif serta tinggalkan like ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Aris Pujiono
seru thor
2021-12-15
0
Andrean Brima
cerita yg pernah aku baca si prianya menjadi vokalis ( meneger ) band d dia jg buka studio, jg kafe, si perempuan nya seorang CEO d perusahaan orang tua si prianya itu kalau gk salah,...
2021-12-12
0
Andrean Brima
ko' seperti nya aku udh pernah baca ya ini novel... ceritanya hampir sama ..tp lupa judulnya..., maaf 🙏🙏 Thor...
2021-12-12
0