Pagi itu Kanaya berangkat kampus bareng mas Davin. Karna saat ini Kanaya masih study di kedokteran jantung, sesuai keinginan mertuanya. Hening gak ada percakapan antara aku dan mas Davin. Bisa berangkat bareng itupun karena mami yang nyuruh mas Davin untuk nganterin.
"Drtt.. drtt.. HP mas Davin berbunyi aku melirik tertera nama Ratna di layar HP. Aku mengalihkan pandangan ku pura-pura tidak tahu.
Hatiku bergemuruh, jantung pun rasanya berdetak lebih cepat. Pandangan ku udah mulai buram, rasanya pengen nangis tapi aku tahan.
Mas Davin pun mengangkat telpon .
Hallo Assalamu'alaikum dek..!!
Ada apa?
....
Ini aku lagi perjalanan menuju kampus Kanaya ada apa?...
Ku lirik mas Davin memberhentikan mobil dan telpon di luar, dia tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang di bicarakan.
"Lihatlah suamiku saat bersama wanita lain dia begitu bahagia. Bisa tertawa lepas. Sedangkan bersamaku dia tak pernah senyum sedikitpun.
Apa aku harus berjuang sampai disini? Ntahlah rasanya kepalaku mau pecah memikirkan pernikahan ini.
" Sampai kampus aku di sambut Caca sahabatku.
"Kenapa sih Kay, pagi-pagi mukanya udah di tekuk gitu? jelek tauk.
Ooo.. pasti semalem gak dapet jatah dari suami kamu ya!
Atau kamu lupa gak bawa uang jajan.. ?
Nanti aku traktir deh!!. Caca cekikikan.
Mataku melotot lebar. Bener-bener punya temen gak ada akhlak.
Aku mencubit pinggangnya dia menjerit bak petir.
Sumpah Demi apapun kami jadi tontonan di loby kampus. Punya temen mulut gak bisa di rem, suara cempreng bak kaleng.
"Ca.. kamu ngomongnya volume bisa di kecilin dikit gak sih! malu tau di lihatin orang".
" Biarin aja sih Kay ni dah bawaan dari orok. Yang penting gak ganggu orang.
Hadiuuh... tapi lumayan lah bisa menghiburku. Batin Kanaya.
"Kay nanti pulang kampus ki ke salon yuk.
Wajahmu biar gak kucel kaya kain lap hehe..
" What, lap? bener-bener ya punya temen gini amat. untung sayang kalau gak, udah aku buang ke laut kamu Cari.
Aku menonyor kepalanya dia meringis kesakitan.
"Kay sakit tau, kamu kejam banget sih kaya mama tiri.
" Duh Ca.. aku lemah lembut gini dikatai mama tiri".
"Ok kita ke salon tapi, kamu izin sama mas Davin dan mami mertua ya".
" Siap cah ayu!! sambil hormat.
"Kay ke kantin yuk laper nih!!
" Duluan aja Ca aku mau ke taman cari udara segar.
"Kamu gak papakan aku tinggal sendirian?
" Gak papa kali Ca, kaya anak kecil aja.
Ya dah deh udah laper tingkat Dewa soalnya, sambil nyengir kuda.".
Aku berjalan menuju taman kampus. Entahlah rasanya hatiku gak baik-baik aja. Aku duduk termenung mengingat kenangan ku bersama mas Reno.
Dulu dia selalu ada untuk ku, ketika sedih , dia selalu menghibur. Selalu menjagaku secara diam. Hubungan kami memang dekat, bahkan sangat dekat tapi tidak pacaran.
Aku mengagumi dengan diam. Dia yang orangnya penyayang, tenang, sabar, dan dewasa membuat siapa saja akan nyaman saat didekatnya.
"Dia yang selalu mensupport ku, memberi semangat dalam hal apapun. Bahkan tak jarang mas Reno gak segan-segan ngajarin tugas kampus.
Saat seperti ini aku sangat merindukan nya.
" Kay...
Aku butar dari lamunanku, ternyata mas Reno yang mengagetkan ku
"Orang yang baru saja ku pikirkan ternyata hadir di depan mataku. Seperti ada magnet yang menariknya, disaat aku sedih dia hadir tanpa di undang.
Hatiku rasanya dag dig dug merasa gugup dan gak tenang. Sebenarnya aku malu, dia muncul di saat yang tidak tepat.
" Dia duduk di sebelahku, aku hampir menangis, rasanya pengen meluk tapi aku tahu batasan. Aku sekarang seorang istri yang harus menghindari apapun yang bisa menimbulkan fitnah.
"Kenapa melamun sendirian di sini Kay? Apa ada masalah?
Aku menggeleng sambil menahan air mataku supaya tidak menetes.
" Aku tidak mungkin curhat sama mas Reno kalau aku kesepian, merana, Aku mau mengadu nasib pernikahanku. Tapi takut orang tuaku tahu kalau putrinya tidak bahagia
.
Takut mertuaku tahu kalau putranya mengabaikan aku selama ini.
Ku hembuskan nafas secara kasar untuk membuang sesak didada.
"Apa kamu sakit Kay?
Ku perhatikan kamu kelihatan pucat dan kurusan.
Apa kamu sedang hamil?
" Do'ain aja ya mas semoga segera hamil. Jawabku dengan pilu.
Dia tertawa dengan manisnya. Rasanya ingiiin sekali aku memeluk dan menumpahkan semua beban dalam diriku.
"Kamu sudah makan Kay? kita ke kantin yuk.
Selalu saja mas Reno memberi perhatian kecil membuatku terhanyut.
" Ingin rasanya aku mengatakan" bawa aku pergi kemanapun mas Reno pergi".
Aku gak sanggup menjalani beban hidup yang gak berkesudahan.
"Dia menatapku dengan rasa khawatir karena wajahku makin pucat".
Aku menarik tangan mas Reno dan memeluknya, aku gak peduli dengan status ku. Aku cuma ingin menumpahkan rasa rindu dan beban yang tak bisa aku jelaskan, ini pertama kalinya aku memeluk mas Reno, setelah pernikahanku dengan mas Davin.
" Aku menangis sesenggukan dalam pelukannya. Mas Reno tidak membalas pelukanku, mungkin ia sadar jika aku bukan Kanaya dulu tapi sudah menjadi istri orang.
"Seberat itu kah masalah Kanaya sampai dia gak berdaya seperti ini? batin Reno.
" Kamu ada masalah apa Kay kok sampai seperti ini? tanya mas Reno dengan lembut.
Apa seberat itu sampai kamu terpuruk seperti ini?
Aku gak tau masalah yang kamu hadapi, tapi yang aku tahu Kanaya dulu adalah wanita yang tegar dan penuh semangat., tidak pantang menyerah.
Kamu harus hadapi apapun masalah yang kamu alami. Aku yakin kamu pasti bisa.
"Aku menjawab dengan anggukan kepala. Suaraku tertahan di tenggorokan dengan isak tangisku.
" Andai kamu tahu mas Reno hilir biruk dalam rumah tangga ku seperti apa? seorang istri yang gak pernah ada di hati suami., mungkin kamu tidak akan bicara seperti ini. Atau mungkin kamu malah mengambil ku dari tangan mas Davin. Batin Kanaya".
Tapi biarlah cukup aku yang tahu, aku cuma butuh sandaran bahu.
Terasa basah di kemeja nas Reno karena air Kanaya.
Mas Reno mengelus punggung Kanaya untuk menenangkannya. Kanaya tambah menangis terisak membuat Reno kebingungan sendiri
"Aku antar pulang ya biar kamu bisa istirahat di rumah".Bujuk mas Reno seraya ingin berdiri.
Kanaya menggelengkan kepalanya dan memper erat pelukannya.Membuat Reno kelimpungan sendiri.
" Biar seperti ini dulu mas, aku kangen sama kamu, kamu jangan berubah ya mas, jangan tinggalin aku sendiri! "
"Kenapa Kanaya bicara seperti itu, apa dia tidak bahagia dalam pernikahannya? batin Reno".
Apa yang sebenarnya terjadi, apa suaminya menyakiti Kanaya?
" Kenapa sesakit ini melihatnya menangis? Reno mengepalkan tangannya."
"Aku akan menunggumu cerita semuanya Kay kalau kamu berkenan hubungi aja nomerku. Ayo kembali ke kelas, mas Reno mengusap air mataku dengan jarinya.
" Andaikan mas Davin seperti ini mungkin aku adalah wanita yang paling bahagia dan beruntung. Batin Kanaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Mommy Ghina
Penulisannya di perbaiki lagi, mau baca.....tapi pusing. bedakan tanda baca percakapan sama batin.
2023-01-13
0
Aris Pujiono
hay aku mampir kak
2021-12-07
0
Ahda Najwa
waduh.....mata ku sakit baca Thor. Mungkin ceritanya bagus, tapi penulisnya gak bener aku jadi agak susah memahami cerita nya.
2021-11-13
2