Merajuk

Aku masih sesenggukan di dalam kamar. Meratapi nasib pernikahan yang gak tau mau di bawa kemana. Melihat mas Davin begitu ramah dan hangat sama Ratna membuatku cemburu.

Aku harus bisa tegas sama mas Davin.Aku gak boleh bersikap begini terus.

Cek lek...

Pintu kamar terbuka. Kulirik mas Davin masuk kamar dan duduk di sebelahku. Aku duduk dengan gelisah, antara kecewa dan marah juga ingin protes dengannya.

"Kamu menangis, kenapa? " Tanya mas Davin. Aku tambah nelangsa karna perkataannya. Apa dia gak sadar, tiap hari, tiap malam aku menangis karna dia? Air mataku semakin mengucur deras.

"Gak papa." Bolehkah aku tanya sesuatu?"Ku beranikan diriku untuk menatapnya.

"Tentu."

"Sampai kapan kamu menyakitiku mas? Apa tujuan mu? Jika memang kamu gak menginginkan aku lepaskan aku mas. Biarkan aku kepangkuan orang tuaku. Karna mereka gak akan pernah menyakitiku." Aku masih terisak dengan deraian air mata.

"Terimakasih sudah menjamu tamuku."

"Iya, emang tugas saya sebagai istri."istri yang gak dianggap. Batin Kanaya.Tumben mas Davin mau menyapaku dan mengucapkan terimakasih. Aku sedikit lega karna dia tidak melupakan jerih payahku Tapi aku udah terlanjur kecewa. Mungkin hatinya sedang berbunga makannya dia menghilangkan sejenak sikap dinginnya.

Pertanyaan tadi aja belom dijawab. Dia sengaja mengalihkan pembicaraan. Batin Kanaya.

Aku beranjak dari duduk segera menuju lemari dan menyiapkan koper.

"Mau kemana?"

"Aku mau pulang mas. Aku kangen Mami Papi."

Dia terlonjak kaget dan segera menahan tanganku yang akan siap-siap.

"Ini udah malam."

"Gak pa pa. Biar di jemput Caca." Jawabku ngasal saking di dongkol nya.

Dia mengulurkan tangannya dan menggenggam tanganku.

"Maaf kan aku kalau aku menyakitimu. Tapi aku butuh waktu untuk mengenal mu lebih dalam. Aku masih menata hatiku untuk menjadi menerimamu Kay."

Aku menarik tanganku secara perlahan. "Butuh waktu berapa lama lagi mas? Waktu 1 tahun apa masih kurang? Jika memang mas Davin belom bisa menerima perjodohan ini, lepaskan aku mas, jangan menahanku. Biarkan aku pergi dan mencari kebahagiaanku sendiri." Aku berucap dengan air mata yang mengalir terus.

Aku masih memasukan baju ke dalam koper. Saat ini pikiranku pokoknya ingin pulang gak pengen apa-apa.

"Kalau Mami nyariin gimana Kay?"

"Mas kan bisa bilang kalau Kay pulang, pasti Mami ngerti kok."

"Nunggu Mami pulang ya Kay nanti mas anterin."

"Gak usah, nanti aku kabarin Mami aja lewat telepon, pasti Mami akan ngijinin, ku usap air mataku yang terus mengalir.

" Besok aku free kita jalan-jalan yuk Kay?"

"Gak usah aku mau pulang aja. Aku dah kangen Mama." Kemana aja kemarin-kemarin? Sekarang aku udah terlanjur kecewa dan akan pergi justru dia yang menghalangi. Apa dia takut kalau di Mami marah? Biarin aja toh itu ulah dia sendiri. Batin Kanaya.

Dia menghela nafas yang panjang. Hingga hembusan nafasnya mengenai wajahku. Aku semakin berdebar karna jarak yang begitu intim. Andai hubungan kita baik mungkin aku akan bersandar di dada bidangnya. Tapi itu tidak mungkin.

"Sebenarnya kamu kenapa Kay? Aku gak ngerti tiba-tiba kamu nangis dan ingin pulang! Apa kamu marah karna ada teman-temanku tadi?"

Aku diam membisu egan rasanya aku menjawab.

"Kenapa kamu diam Kay?" Kalau memang itu masalah nya aku minta maaf. Mereka cuma mau mampir aja karna tadi aku gak ikut meeting,mungkin mereka khawatir.Mereka semua temen deket dan rekan kerjaku."

"Maaf mas bukan itu masalahnya. Aku benar-benar pengen pulang, aku dah kangen Mama." Bohong ku. Padahal sebenarnya aku pengen tau ada hubungan apa dengan Ratna, kenapa dia begitu spesial? Sampai-sampai tiap hari tiap malam telefonan. Jika Ratna tau kalau mas Davin sudah punya istri harusnya dia bisa menjaga jarak. Harusnya dia memberi waktu mas Davin bersama istrinya. Tidak tiap malam WAnan dan telefonan. Aku takut apa yang aku pikirkan akan terjadi. Mas Davin akan membawa Ratna kerumah ini, melihat sikapnya yang dingin dan bisa hangat saat bersama Ratna.

"Kamu lagi emosi, sebaiknya disini dulu jangan pulang. Nanti Mama Papa kamu akan curiga."

Curiga? Apa dia menyadari bahwa selama ini tindakannya tidak adil terhadapku? Apa dia takut kalau aku mengadu ke orang tuaku? Mungkin aja. Jika sampai orang tua ku tau pasti mereka akan mengadu ke Mami dan mas Davin akan di marahin habis-habisan mungkin sampai di bikin hancur. Kenapa baru sekarang dia menyadari semua itu. Bahwa aku begitu mempengaruhi di kehidupannya.

"Maaf mas keputusan ku sudah bulat. Malam ini juga aku akan pulang."

Dia langsung memelukku dengan erat seolah-olah tidak rela jika aku pergi dari hidupnya. Aku kaget pastinya, karna mas Davin baru kali ini memelukku tanpa ada Mami. Aku baru tau ternyata mas Davin sangat takut jika aku pulang kerumah Mama. Itu bisa jadi senjata andalanku sekarang.Dan aku sekarang tau kelemahannya. Meskipun mas Davin sekarang memohon tapi itu tidak bisa membuat hatiku luluh. Rasa kecewa ku sudah menggunung tidak mudah di hancurkan begitu saja.

"Plis Kay kali ini aja, kumohon nunggu Mami pulang nanti aku antar." Dia berbisik di telingaku dengan pelukannya semakin kencang. Aku segera memaksa melepaskan pelukannya. Aku gak mau hatiku luluh karna sikapnya yang manis. Dia seperi itu mungkin takut karna Mami bukan takut kehilanganku.

"Tidak mas maaf. Jika gak bisa nganterin aku bisa kok, telefon Caca untuk menjemputku.Tolong biarkan aku pergi." Dengan uraian air mata lalu menarik koper dan melangkah pergi. Saat gagan pintu ku buka, Tiba-tiba mas Davin memeluk ku dari belakang. Dia menciumi kepalaku. Membelai lembut wajahku. Aku gak tau apa maksud dari semua ini, tapi aku gak mau terbuai dengan rayuan murahannya.

"Kita keluar yuk, kita cari makan di luar, tadi kan kamu belom makan. Kenapa gak ikut makan bareng tadi?" Dia mau merayu ku rupanya. Padahal tadi dia makan sangat banyak dan lahap. Apa dia gak ingat, kalau aku gak di kenalkan sama temanya, gimana mau makan bareng sedangkan banyak orang asing.

"Aku cuma pengen pulang gak pengen yang lain. Dan maaf mas aku gak biasa makan sama orang yang belom aku kenal."

"Kalau gitu kita makan di luar dan setelah ini kita jalan-jalan, kudengar ada pasar pasar malam kita kesana, kamu belum pernah kan ke pasar malam? Mas juga belom pernah, kita ke sana yuk."

Aku diam aja. Aku gak tau jalan pikir mas Davin, dia sering melihatku menangis, tapi dia gak pernah peduli. Dan baru kali ini mas Davin terlihat panik dan khawatir. Apa dia takut kalau repotasinya akan terbongkar? Apa dia juga lupa kalau aku masih punya orang tua yang akan selalu melindungi anaknya?

"Aku punya studio dan butik kamu mau ke sana? Kamu belom pernah ke sana kan? Ayo ku ajak."

Tangis ku berhenti aku menimbang-nimbang dan ku tatap wajah mas Davin penuh dengan curiga. Apa maksud dari mas Davin? Kenapa dia begitu gigih merayu ku? Batinku bertanya-tanya..

Hallo sahabat maaf ya author gak rajin aplud.

Coba tebak apakah Kanaya akan bisa luluh dengan bujuk rayu Davin?

Ikuti terus kelanjutannya. Ada banyak kejutan di dalm cerita ini.

Jangan lupa Like dan comen ya biar author semangat

Terpopuler

Comments

Lili Adelia

Lili Adelia

knpa Kayla di jadikan bodoh terus yah ceritax ,jdix males like

2022-06-12

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

jangan mudah percaya kanaya

2021-12-14

0

Andrean Brima

Andrean Brima

jgn jd orang bodoh Kanaya... tetap dgn pendirian mu pulang...jgn mau d rayu² dgn iming² yg d berikan oleh Divan

2021-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Penolakan
2 Bersama mas Reno
3 Persiapan di salon
4 Memalukan
5 Ingin mengakhiri
6 Villa
7 Caca Kaget
8 Mami Drop
9 Kecewa
10 Menggelikan
11 Menggelikan
12 Rumah sakit
13 Dihempaskan
14 Bertemu Ratna
15 Dia begitu sempurna
16 Merajuk
17 Mencair
18 Kencan pertama
19 Sebuah harapan
20 Foto mereka
21 Hati Davin
22 Belajar mencintai
23 Merana
24 Kanaya atau Ratna?
25 Mengagumi Kanaya secara diam
26 Takut kehilangan
27 Terancam pergi
28 Terpaku sendiri
29 Hampa
30 Merelakan
31 Sebal
32 Awal ketemu
33 Bimbang
34 Pilu
35 Kecewa
36 Kenyataan pahit dan manis
37 Sembiluh pedang
38 Gelisah
39 Pergi
40 Me Malang
41 Sejarah baru
42 Hari pertama
43 Secercah harapan
44 Rasa Ingin memiliki
45 Mendengar kekacauan dirumah Davin
46 Sate dan minyak wangi
47 Kedatangan Davin
48 Mengeluarkan unek-unek
49 Curhat
50 Gara-gara jamu
51 Gagal lagi
52 Menuju ending
53 Ending
54 Seson 2
55 Pertemuan tak terduga
56 Kabar buruk
57 Sembuh
58 Kejutan
59 Paris
60 Ketemu mantan
61 Perubahan
62 Kejutan
63 Cowok sinting
64 Perjanjian
65 Kejadian naas
66 Menghilang
67 Bayangan
68 Obsesi
69 Bangun dari koma
70 Hilang ingatan
71 Merasa geram
72 Ketemu Samudra
73 Terkurung
74 Laras dan Ratna
75 Pergi ke butik
76 Pertemuan Davin dan Laras
77 Damai dengan keaadaan
78 Di kediaman Aldi
79 Di sambar petir di siang bolong
80 Pesta yang menegangkan
81 Kedatangan Davin
82 Welcome Jakarta
83 Kediaman Davin
84 Memang seharusnya terjadi
85 Amarah Aldi
86 Pertengkaran
87 Terlambat
88 Ingatan kembali
89 Rencana Reno
90 Lolos dari dari sekapan
91 Penangkapan Aldi
92 Rumah Sakit
93 Damai dengan keadaan.
94 Mengunjungi Aldi
95 Pesta
96 Kejadian waktu dansa
97 The and
98 Pengumuman
99 Perjanjian
100 Pergi ke mall
101 Debar-debar asmara
102 Tingkah Reno
103 Ada apa dengan Reno??
104 Bertemu Merry
105 Bertemu Lucky
106 Patner kerja baru
107 Kopi pahit
108 Kesempatan dalam kesempitan
109 Pov Reno
110 Ku buat cemburu
111 Akting Nila
112 Merasa nyaman
113 Ternyata
114 Pernikahan
115 Dilema
116 Hati Reno dan Lucky
117 Menyesal
118 Kepergian Lucky
119 Ambil kesempatan
120 Pulang kampung
121 Terungkap hoby Nila
122 Ranjang sempit
123 Malam pertama
124 Gara-gara mantan
125 Anak siapa??
126 Pewaris tunggal
127 Rindu yang menggebu
128 Mengenalkan pada dunia
129 Mengenalkan pada dunia
130 Skandal baru
131 Ditolak pulang
132 Satu tahun berlalu
133 Pertemuan yang tak terduga
134 Pengumuman Tunangan
135 Tentang Nila
136 Di Rumah Lucky
137 Godaan Lucky
138 Kembali ke pelukan Lucky
139 Kembalinya Nila
140 Kembali ke rumah Lucky
141 Pengakuan dari Lucky
142 Kabar gembira
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Penolakan
2
Bersama mas Reno
3
Persiapan di salon
4
Memalukan
5
Ingin mengakhiri
6
Villa
7
Caca Kaget
8
Mami Drop
9
Kecewa
10
Menggelikan
11
Menggelikan
12
Rumah sakit
13
Dihempaskan
14
Bertemu Ratna
15
Dia begitu sempurna
16
Merajuk
17
Mencair
18
Kencan pertama
19
Sebuah harapan
20
Foto mereka
21
Hati Davin
22
Belajar mencintai
23
Merana
24
Kanaya atau Ratna?
25
Mengagumi Kanaya secara diam
26
Takut kehilangan
27
Terancam pergi
28
Terpaku sendiri
29
Hampa
30
Merelakan
31
Sebal
32
Awal ketemu
33
Bimbang
34
Pilu
35
Kecewa
36
Kenyataan pahit dan manis
37
Sembiluh pedang
38
Gelisah
39
Pergi
40
Me Malang
41
Sejarah baru
42
Hari pertama
43
Secercah harapan
44
Rasa Ingin memiliki
45
Mendengar kekacauan dirumah Davin
46
Sate dan minyak wangi
47
Kedatangan Davin
48
Mengeluarkan unek-unek
49
Curhat
50
Gara-gara jamu
51
Gagal lagi
52
Menuju ending
53
Ending
54
Seson 2
55
Pertemuan tak terduga
56
Kabar buruk
57
Sembuh
58
Kejutan
59
Paris
60
Ketemu mantan
61
Perubahan
62
Kejutan
63
Cowok sinting
64
Perjanjian
65
Kejadian naas
66
Menghilang
67
Bayangan
68
Obsesi
69
Bangun dari koma
70
Hilang ingatan
71
Merasa geram
72
Ketemu Samudra
73
Terkurung
74
Laras dan Ratna
75
Pergi ke butik
76
Pertemuan Davin dan Laras
77
Damai dengan keaadaan
78
Di kediaman Aldi
79
Di sambar petir di siang bolong
80
Pesta yang menegangkan
81
Kedatangan Davin
82
Welcome Jakarta
83
Kediaman Davin
84
Memang seharusnya terjadi
85
Amarah Aldi
86
Pertengkaran
87
Terlambat
88
Ingatan kembali
89
Rencana Reno
90
Lolos dari dari sekapan
91
Penangkapan Aldi
92
Rumah Sakit
93
Damai dengan keadaan.
94
Mengunjungi Aldi
95
Pesta
96
Kejadian waktu dansa
97
The and
98
Pengumuman
99
Perjanjian
100
Pergi ke mall
101
Debar-debar asmara
102
Tingkah Reno
103
Ada apa dengan Reno??
104
Bertemu Merry
105
Bertemu Lucky
106
Patner kerja baru
107
Kopi pahit
108
Kesempatan dalam kesempitan
109
Pov Reno
110
Ku buat cemburu
111
Akting Nila
112
Merasa nyaman
113
Ternyata
114
Pernikahan
115
Dilema
116
Hati Reno dan Lucky
117
Menyesal
118
Kepergian Lucky
119
Ambil kesempatan
120
Pulang kampung
121
Terungkap hoby Nila
122
Ranjang sempit
123
Malam pertama
124
Gara-gara mantan
125
Anak siapa??
126
Pewaris tunggal
127
Rindu yang menggebu
128
Mengenalkan pada dunia
129
Mengenalkan pada dunia
130
Skandal baru
131
Ditolak pulang
132
Satu tahun berlalu
133
Pertemuan yang tak terduga
134
Pengumuman Tunangan
135
Tentang Nila
136
Di Rumah Lucky
137
Godaan Lucky
138
Kembali ke pelukan Lucky
139
Kembalinya Nila
140
Kembali ke rumah Lucky
141
Pengakuan dari Lucky
142
Kabar gembira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!