Mas Davin mendekatkan wajahnya kearahku. Apakah dia mau mencium ku? Sungguh ini sangat dekat sampai hembusan nafasnya mengenai wajahku. Ada debar-debar aneh dalam diriku.
"Aku memejamkan mata 1 detik, 2 detik hingga 3 detik tidak ada sentuhan di pipi atau di bibir."
Aku membuka mata ternyata mas Davin cuma mau ngambil handuk dan masuk kamar mandi.
"Sungguh memalukan, rasanya mukaku udah merah merona karena malu,, ku usap mukaku dengan kasar. Betapa bodohnya diriku yang mengharapkan mas Davin mau menyentuh ku, ku tutup wajahku berharap maluku bisa hilang."
"Kudengar gemricik air di dalam kamar mandi, menandakan dia sendang mandi. Aku mondar mandir di dalam kamar, memikirkan setelah ini apa yang aku lakukan. "
"Apa mengusap dada, merayu suami sendiri? "
"Apa bertindak seperti jalang di luar sana? "
"Merayu menggoda bak perempuan murahan.Oh shit ..
"Kenapa aku harus seperti orang bodoh begini sih? "
"Aku ingat perkataan Caca, harus bisa servis dengan baik sama suami, agar suami bisa puas dengan pelayanan istri. "
"Apa aku bisa seperti itu, aku aja gak punya pengalaman? "
"Bagaimana jika mas Davin menolak? Oh Tuhan bantu hambamu ini. "
Kran dalam kamar mandi sudah gak terdengar pertanda mas Davin udah selesai mandi.
Dia berdiri di ambang pintu kamar mandi. Kulirik dia cuma memakai handuk bagian bawah saja menutupi aset yang belom pernah aku lihat dan aku nikmati.
"Haduuuhh.. kenapa pikiranku ngeres gini sih? " batinku.
Dadanya yang bidang di tumbuhi bulu halus, perutnya yang kotak-kotak seperti roti sobek membuat jantungku berdetak lebih kencang seperti maraton.
Dia mengusap rambut basahnya membuat ku terpesona dan ingin jatuh di pelukan suamiku ini, Ada desiran aneh di dalam sana.
Dia memakai pakaian yang sudah aku siapkan kaos oblong dan celana pendek. Membuat ketampanannya bertambah, sungguh perfect ciptaan Tuhan yang satu ini.
Dia mendekat ke arahku. Aku sudah siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang indah yang akan terjadi
Aku sudah siap duduk di ranjang untuk menggodanya, dia berjalan mendekatiku mendekatkan wajahnya ke arah wajahku. Kuhirup aroma nafas dan aroma tubuhnya secara rakus. Aku tidak mau kehilangan momen langka seperti ini.
Sebelumnya kami tidak pernah sedekat ini saat di dalam kamar. Gairah ku sudah memuncak, menunggu sentuhan dan belaian indah dari tangannya.
Lalu semuanya ambyar karena telpon mas Davin berdering. Mas Davin menjauh berbicara secara berbisik.Aku tau pasti itu dari Ratna.
Air mataku lolos begitu saja tanpa permisi. Aku tak tahu apa lagi yang harus ku lakukan.
Dia keluar kamar sambil terbahak-bahak. Aku gak tau apa yang di bahas sampai-sampai mas Davin bisa tertawa lepas.
Tapi saat bersamamu dia gak pernah tersenyum sedikitpun dingin bagaikan salju.
Dia masuk kamar ekspresi nya sudah tidak ada gairah seperti tadi. Dia bergerak pelan mematikan lilin yang ku susun rapi. Lalu mendekat dan berkata lirih.
"Kamu gak perlu lakukan apapun atau menggodaku, karena aku belom tertarik untuk mencumbumu. ".
Lutut Ku lemas seketika, duniaku runtuh harga diriku hancur di injak-injak oleh suamiku sendiri. Penolakannya yang secara terang-terangan membuat wanita manapun akan terhina.
Hatiku hancur berkeping-keping, bagaikan tertusuk seribu duri. Sia-sia dari tadi siang jalan sama Caca untuk mempersiapkan ini itu ternyata cuma dapat hinaan secara terang-terangan.
Aku lari masuk kamar mandi dan segera ganti baju. Tubuhku merosot ke bawah, aku menangis tersedu-sedu. Ternyata cantik dan tidaknya aku tidak pengaruh buat mas Davin yang hatinya tetap beku dan mempertahankan keangkuhannya.
"Sudah cukup aku berjuang, aku lelah menghadapi ini sendirian. "
"Aku malu, hatiku hancur, frustasi bercampur jadi satu. "
Saat ini juga rasanya aku ingin pergi, menghilang dari kehidupan mas Davin. Melabuhkan cinta bersama mas Reno.
Disaat seperti ini cuma mas Reno lah yang aku ingat. Mungkin jika aku hidup bersama mas Reno, dia tidak akan pernah menyakitiku seperti mas Davin menyakitiku.
Aku ingin menghubunginya dan menjemput ku malam ini juga, tapi ku urungkan. Bagaimana jika mami papi tahu masalahku. Aku gak mungkin tega menyakiti hati mami mertuaku yang baik dan sayang sama aku.
"Saat aku keluar kamar, kulihat mami di dapur mengambil air putih. Aku pura-pura menyalakan TV di ruang tengah takut mami curiga kalau aku sedang merana karena ulah putranya.
" Kay kamu belom tidur? kenapa kamu menangis malam-malam begini? "tanya mami.
"Liat sinetron sedih mi jadi ikutan nangis. "
Mami terkekeh.
"Ya udah Kay mami duluan ya." "Kamu cepet istirahat jangan tidur malam-malam nanti kecapean.Mending olahraga bikinin mami cucu. "Aku tersenyum getir menanggapi ucapan mami.
"Mami gak tau kalau aku habis di tolak mentah-mentah sama anak semata wayangnya. "
"Mami juga gak tahu kalau setiap hari aku menangis karena ulah anaknya. "
Aku sendirian dengan suasana sepi dan gelap. Tak ada seorang pun yang tahu tentang penderitaan ku.
Rasanya batas kesabaran ku sudah habis. Mas Davin sudah mengusik Singa Betina yang sedang tidur. Emosiku menguap, kecewa ku memuncak, akan ku buat kamu menyesal mas Davin karena kamu sudah menolak ku.
"Ku usap air mataku dengan kasar,aku harus bertindak tidak mungkin cuma berdiam menunggu cinta dari mas Davin. Aku harus mencabut duri yang ada dalam rumah tanggaku. "
"Baik ,aku besok harus menghubungi Caca dan menceritakan semua. Aku sudah tidak peduli lagi dengan apapun. Aku akan mencari tahu tentang Ratna orang yang sangat berpengaruh dalam rumah tanggaku dan mampu menggeser posisiku di samping mas Davin.
" Aku masih terisak di tengah malam. "
"Apakah aku tidak berhak bahagia? "
Perjalananku nyaris tidak ada yang indah. Masa muda yang harusnya bisa mencari jati diri dengan bergaul dengan teman-teman di luaran sana, semua terlewatkan begitu saja tanpa aku rasakan.
Karena orang tuaku selalu melarang ku bergaul dengan orang asing. Tidak pernah mengijinkan aku mencari kebebasan. Takut terjadi yang tidak-tidak karena aku bakal di jodohkan dengan orang kaya raya dan terpandang.
Saat aku sudah ikhlas menerima perjodohan ini, justru mas Davin lah yang menyiksa batinku. Dengan sikap dinginnya, tatapan kebencian dan penolak kan nya membuatku jatuh ke dasar jurang yang paling dalam.
"Aku ingin pulang, dan menyerah, membaur ke pelukan Mama dan Papa. "
"Ingin mencurahkan semua yang selama ini aku alami, lalu berkata aku kalah perang di istana ku sediri. " Tapi aku ragu, mana mungkin beliau simpati.Orang tuaku sudah terbiasa akan didikan keras, dan tidak gampang luluh dengan aduan yang recehan. Aku udah terbiasa dengan itu ,menjadikanku tumbuh perempuan yang kuat.
"Gimana ini, aku harus apa? "
Memikirkan itu semua membuatku frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Lili Adelia
ngapain gk pergi aja Kanaya ,goblok
2022-06-12
0
Lili Adelia
bodohlah kanaya udah tsu suamix gk ingin tubuhx malah ikutin sarsn Caca
2022-06-12
0
Aris Pujiono
tiara mending cari yang lain
2021-12-07
1