Curhat dong!

“Ayo jadi makan ke kopma nggak, Jes? Kok malah jadi murung kayak gitu sih.” Ajak Alya.

Karena melihat Jesi yang seperti hanyut dalam pemikirannya sendiri membuat Alya duduk di kursi Raya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Jesi.

“Hey, Jesi!” Ucapnya Alya sedikit kencang membuat Jesi tersadar dari lamunannya.

“Eh iya.. apa, Al?”

“Jadi makan nggak? Malah ngelamun.” Alya sebenarnya tak ingin ikut campur dengan urusan orang lain, kecuali jika orang itu mau membuka mulut padanya.

“Kalo kamu mau cerita aku mau jadi pendengar yang baik. Tapi kalo itu bikin kamu nggak nyaman, nggak cerita nggak apa-apa.”

Jesi menatap Alya dengan ragu antara harus mengemukakan unek-uneknya saat ini atau tidak. Terlebih dia dan Alya belum terlalu akrab, rasanya sedikit tak nyaman untuk berbagi kesedihannya dengan Alya.

“Hm... Al, gue..”

“Kalo kamu nggak mau cerita nggak apa-apa kok. Tapi wajahnya jangan murung gitu, nggak tega aku lihatnya.”

Dengan segala pertimbangan akhirnya Jesi memilih mengeluarkan unek-unek nya selama ini, toh hanya Raya yang selalu ada di sisinya selama dia turun level.

“Gue ngerasa Raya selalu menghindar, Al. Kalo gue inget-inget kayaknya semenjak gue jadi rakjel deh, dia selalu nggak bisa kalo gue ajak makan atau jalan gitu. Padahal dulu tiap hari kita kemana-mana bareng, makan bareng, jalan ke mall bareng, pokoknya ini itu selalu bareng-bareng.”

“Aku jadian sama kak Zidan juga karena Raya. Meskipun kak Zidan baik dan banyak yang suka, kalo bukan karena Raya gue nggak bakal pacaran sama Kak Zidan deh. Soalnya sama ayah tuh nggak boleh banget pacaran.” Jesi sedikit tersenyum menceriakan hal itu, mengingat bagaimana Raya mengenalkannya pada Zidan hingga akhirnya mereka jadian dua bulan yang lalu.

“Kata ayah gue terlalu polos dan lugu, takut dimanfaatin doang. Tapi sejauh ini kak Zidan baik sih sama gue, perhatian juga. Lo tau kan kalo gue tuh anak satu-satunya? gue berasa jadi kayak punya kakak deh semenjak jadi pacarnya kak Zidan. Kemana-mana ada yang ngaterin, nemenin juga. Ah, jadi kangen kak Zidan hari ini belum nelpon, sibuk kali yah sama skripsinya.”

“Menurut lo gue gimana, Al? Apa iya gue polos dan lugu?” tanyanya sambil menatap Alya.

Belum sempat Alya menjawab, Jesi sudah kembali berbicara. Membuat Alya mengalah dan memutuskan menjadi pendengar yang baik seperti ucapannya sebelumnya.

“Tapi sekarang gue bete, Al. Raya selalu ngehindar dan Kak Zidan juga selalu nggak ada waktu, mendadak sibuk gitu kayaknya. Padahal bikin skripsi juga nggak seharian penuh kan?”

Alya berulang kali tersenyum melihat ekspresi wajah Jesi yang berubah-ubah saat berbicara, kadang begitu ceria, kemudian murung, terus cemberut dan ceria lagi sesuai dengan kata-kata yang keluar dari bibir itu.

“Gue jadi inget kata-kata ibu deh. Katanya yang tulus nggak akan ninggalin kita meskipun uang di dompet kita cuma lima ribu. Dan nggak semua orang yang ada di sekitar kita tuh tulus sama kita.”

“Lo tau filosofi kaleng khong guan nggak, Al?”

Alya menggeleng, filosofi kaleng khong guan ia sama sekali tak tau. Kalo kaleng kosong nyaring bunyinya sih tau. Eh tong kosong nyaring bunyinya maksud Alya.

“Hm... gimana yah gue jelasinnya? Pokoknya intinya khong guan kan terkenal banget yah kan?” Jesi menatap Alya mencoba menyamakan persepsi terlebih dulu sebelum melanjutkan.

“Iya. Soalnya khas banget dah kalo lebaran juga abisnya paling dulu. Pada suka banget sama itu kue.” Jawab Alya.

“Nah itu dia. Kata ayah gue tuh kayak kaleng khong guan. Banyak dilirik dan didekati karena isinya. Pas isinya udah nggak ada atau diganti ya udah, say goodbye auto jadi remahan kerupuk. Hanya dilihat, dibuka terus diabaikan begitu saja.”

“Jujur, Al. Sekarang gue ngerasa semua ngejauhin gue, mungkin karena mereka kira gue sekarang udah gembel kali yah. Nggak lagi naik mobil mewah, nggak shopping, nggak bisa nlaktir-nlaktir lagi.”

“Dan yang paling bikin gue kecewa, kenapa disaat seperti ini sahabat terdekat gue malah nggak ada, kenapa dia juga ikutan ngejauh.” Mata Jesi mulai berkaca-kaca mengingat deretan hal tak menyenangkan yang ia lalui minggu ini.

“Makasih udah dengerin cerita gue, Al.” Dan sebelum bendungan air mata itu membasahi pipinya, Alya lebih dulu menyodorkan tisu pada Jesi.

“Makasih, Al.” Jesi menarik beberapa helai isu dan menyeka air matanya.

“Udah lega sekarang?” tanya Alya, dan Jesi mengangguk.

“Yang sabar yah, Jes. Soal Raya sama kak Zidan mungkin keduanya memang lagi sama-sama sibuk. Kita harus lebih berpikir positif dan menerima semuanya dengan ikhlas. Mungkin Raya sedang menghabiskan waktu dengan saudaranya yang dari luar kota, maklum lah kita juga kalo lagi ada sodara pengennya ngumpul-ngumpul terus kan? Apalagi sodara jauh.”

“Kak Zidan juga, mungkin skripsinya lagi mengalami kendala jadi butuh waktu lebih buat ngerjainnya. Lagi pula skripsi itu nggak mudah kali yah, Jes? Kan harus bikin latar belakangnya, rumusan masalah, tujuan, hipotesis sampe grand teori yang paling susah sih. Banyak buku yang harus dibaca buat nambah referensi teori yang kita pakai, terus harus nyiapin rencana penelitiannya. Nyari objek penelitian, nentuin sampel sama nguji hasil penelitian juga katanya butuh waktu dan ketelitian. Aku belum pernah bikin skripsi sih, kan sama kita masih semester empat. Cuma kakak aku yang udah pernah bikin dan ternyata seribet itu.”

“Soal mereka yang ngatain kamu ini itu nggak usah didengerin. Sebenernya mau kita miskin atau pun kaya kan nggak ngerepotin mereka, nggak ngaruh ke hidup mereka. Kita jadi miskin juga nggak bakal minta makan sama mereka. Tapi kembali lagi yang namanya mahluk sosial dan kita nggak punya hak untuk ngatur apa yang boleh dan nggak boleh mereka bicarakan. So di tempat kita tuh ngegosip udah kayak kewajiban. Dikit-dikit di komentarin ini itu. Tinggal kita abaikan, lama-lama juga cape sendiri.” Tutur Alya.

“Kadang kita perlu bersikap masa bodoh atas ucapan orang lain, Jes. Apalagi untuk orang-orang yang mudah baper kayak kamu dan aku. Cukup tetap berfikir positif dan lihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda maka kamu akan selalu bisa bersyukur.”

Jesi mengangguk setuju dengan pendapat Alya, “sumpah Al, denger omongan lo bikin ati gue jadi adem. Udah kayak Mamah Dedeh lo tuh, solution banget orangnya.”

“Mamah dedeh? Solution?”

“Itu loh Al yang suka ceramah pagi-pagi di televisi.”

“Curhat dong, Mah. Iya dong!” Jesi menirukan jargon acara yang seperti tontonan wajib bagi ibunya di rumah setiap pagi, meskipun tak dilihat tapi televisinya selalu diatur dengan volume tinggi supaya tetap bisa terdengar. Ya masak sambil dengerin ceramah gitu lah.

“Eh... atau lo tuh udah kayak penggadaian kali yah? mengatasi masalah tanpa masalah.” Imbuh Jesi sambil tertawa.

Alya hanya ikut tertawa mendengar Jesi yang mengibaratkan dirinya dengan aneka slogan yang menurutnya sedikit aneh dan tak nyambung. Tapi tawa gadis yang baru saja selesai curhat itu benar-benar menular, membuatnya ikut tertawa.

.

.

.

Alya dengerin curhat Yesi dong, jangan cuma curhatan Jesi doang yang dikasih solusi.

"jadi gini Al, hari ini aku kesel banget sama kang parkir indoapril. jelas-jelas tertera tulisan parkir gratis, tapi kenapa tiap aku ke indoapril selalu ditarik parkir?"

Terpopuler

Comments

putri

putri

🤣🤣🤣🤣

2024-04-15

0

Aysana Shanim

Aysana Shanim

Baru nyadar ternyata disini udh di kasih clue ya 🤣

2023-07-19

0

dewi

dewi

sama 🤣🤣🤣🤣🤣

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kaleng Khong Guan
2 200k
3 07 09
4 Gosip
5 RakJel
6 Di belakang Jesi
7 Curhat dong!
8 Kita berakhir sampai disini!
9 Ikhlasin aja!
10 Aku belum siap nikah
11 plan kost
12 Rama
13 Pamit minggat
14 Botol misting
15 Aqua
16 CCG
17 Teh Payung
18 Karam
19 Awas jatuh cinta!
20 Bukan Yogyakarta
21 Freezer rasa rice cooker
22 Kakak ipar impian
23 Kontrak
24 Kambing hitam
25 everything gonna be okay
26 Neng Jesi Here
27 Ku anggap teman
28 Decoy Effect Jodoh
29 Serba salah
30 nol nya jangan dikurangin lagi!
31 Kang Ngamuk
32 Bukan dia kan?
33 Nggak ada akhlak!
34 Aneka susu
35 Curriculum vitae
36 Hati-hati jatuh hati!
37 jealous?
38 Simulasi Pernikahan
39 Dia calon istri gue, Ka!
40 Tersenyumlah, hanya untukku!
41 Kok bisa? kok bisa?
42 Penasaran
43 Ramadhan Darmawan, calon suami gue!
44 Barter aja, yuk?
45 Jadi calon istri Karam itu, Alya?
46 Taehyung oppa saranghae
47 Kesegaran Jas Jus
48 Galau
49 Hanya aku yang tak tau
50 Waspada Tikungan!
51 Ribet
52 Karena kamu calon istriku!
53 Nggak perawan lagi!
54 siang-siang jas jus
55 Nikah!
56 Gladi bersih
57 Mas Kawin
58 Nggak sah!
59 Dilarang belah duren!
60 Selamat tidur, istriku.
61 Malam Pertama
62 Pagi
63 Gara-gara malam pertama
64 Nggak keras, nggak enak!
65 Telepon
66 My Universe
67 Once Again Baby!
68 Sabarin
69 Sarapan
70 Abis ne nen bobo
71 Persahabatan mereka
72 Ember banget sih!
73 Korban Drama
74 Tentang Alya
75 PMS
76 Olivia
77 Si Oli
78 Kejujuran Rama
79 Marah tanda cinta
80 With Love, Olivia.
81 Live, Suara Hati Istri
82 3S
83 Sianida
84 Obat gatel
85 Tamu
86 Jesika, istrinya Ramadhan Darmawan!
87 Harapan dan Kenyataan
88 No Respect
89 Realistis
90 Bincang tengah malam
91 Rebutan nen nen
92 Murahan!
93 Ghibah mania
94 Berakhir bagimu, tidak untukku!
95 Cowoknya Alya
96 Aa Raka
97 Kepo
98 Ah Mam pus!
99 Anak magang kegatelan
100 Grup Chat
101 Join grup chat
102 Digosok makin siip
103 Admin
104 What? istri?
105 Hukuman menyenangkan
106 Dibalik semuanya
107 Balas Jasa
108 Mantan Jelalatan
109 Cilor
110 Manja
111 Klarifikasi atau Jeruji besi?
112 baby?
113 Hamil?
114 Nak, papi bisa stres!
115 BiTiEs
116 BiTiEs 2
117 Karma
118 Cara memilikimu kembali
119 Cara Memilikimu Kembali
120 121314
121 Tamu tak diundang
122 Semua baik-baik saja
123 Bahagia vs musibah
124 Bucin Tingkat Dewa
125 Pembalasan mertua
126 Artikel
127 Harus bagaimana?
128 Beri aku waktu
129 Tentang memaafkan
130 Huh!! untung sayang
131 Andai... andai.. andai...
132 Al, Otw halal yuk!
133 Undangan
134 Oh bobaku...
135 Boba KUA
136 Utang piutang
137 Kak Ramadhan, terimakasih.
138 Bonus 1. Aqua galon
139 Bonus 2. USG
140 Bonus 3. ehm ehm
141 Bonus 4. Dede bayi gemoy otw
142 Bonus 5. Kamu, sempurna.
143 Bonus 6. Santan Sachetan
144 Bonus 7. Rencana Bulan Madu
145 Bonus 8. My Baby Naralya Pertiwi
146 Bonus 8. Pending
147 Bonus 9. Bismillah aja
148 Bonus 10. Yes, sah!!
149 Bonus 11. Tidak menerima titipan!
150 Bonus 12. Rileks baby
151 Bonus 13. Once again yah sayang?
152 Bonus 14. Future
153 Santen Sachetan rilis
154 Tuan Muda and Me
155 Be My Wife
156 Ririd rilis
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Kaleng Khong Guan
2
200k
3
07 09
4
Gosip
5
RakJel
6
Di belakang Jesi
7
Curhat dong!
8
Kita berakhir sampai disini!
9
Ikhlasin aja!
10
Aku belum siap nikah
11
plan kost
12
Rama
13
Pamit minggat
14
Botol misting
15
Aqua
16
CCG
17
Teh Payung
18
Karam
19
Awas jatuh cinta!
20
Bukan Yogyakarta
21
Freezer rasa rice cooker
22
Kakak ipar impian
23
Kontrak
24
Kambing hitam
25
everything gonna be okay
26
Neng Jesi Here
27
Ku anggap teman
28
Decoy Effect Jodoh
29
Serba salah
30
nol nya jangan dikurangin lagi!
31
Kang Ngamuk
32
Bukan dia kan?
33
Nggak ada akhlak!
34
Aneka susu
35
Curriculum vitae
36
Hati-hati jatuh hati!
37
jealous?
38
Simulasi Pernikahan
39
Dia calon istri gue, Ka!
40
Tersenyumlah, hanya untukku!
41
Kok bisa? kok bisa?
42
Penasaran
43
Ramadhan Darmawan, calon suami gue!
44
Barter aja, yuk?
45
Jadi calon istri Karam itu, Alya?
46
Taehyung oppa saranghae
47
Kesegaran Jas Jus
48
Galau
49
Hanya aku yang tak tau
50
Waspada Tikungan!
51
Ribet
52
Karena kamu calon istriku!
53
Nggak perawan lagi!
54
siang-siang jas jus
55
Nikah!
56
Gladi bersih
57
Mas Kawin
58
Nggak sah!
59
Dilarang belah duren!
60
Selamat tidur, istriku.
61
Malam Pertama
62
Pagi
63
Gara-gara malam pertama
64
Nggak keras, nggak enak!
65
Telepon
66
My Universe
67
Once Again Baby!
68
Sabarin
69
Sarapan
70
Abis ne nen bobo
71
Persahabatan mereka
72
Ember banget sih!
73
Korban Drama
74
Tentang Alya
75
PMS
76
Olivia
77
Si Oli
78
Kejujuran Rama
79
Marah tanda cinta
80
With Love, Olivia.
81
Live, Suara Hati Istri
82
3S
83
Sianida
84
Obat gatel
85
Tamu
86
Jesika, istrinya Ramadhan Darmawan!
87
Harapan dan Kenyataan
88
No Respect
89
Realistis
90
Bincang tengah malam
91
Rebutan nen nen
92
Murahan!
93
Ghibah mania
94
Berakhir bagimu, tidak untukku!
95
Cowoknya Alya
96
Aa Raka
97
Kepo
98
Ah Mam pus!
99
Anak magang kegatelan
100
Grup Chat
101
Join grup chat
102
Digosok makin siip
103
Admin
104
What? istri?
105
Hukuman menyenangkan
106
Dibalik semuanya
107
Balas Jasa
108
Mantan Jelalatan
109
Cilor
110
Manja
111
Klarifikasi atau Jeruji besi?
112
baby?
113
Hamil?
114
Nak, papi bisa stres!
115
BiTiEs
116
BiTiEs 2
117
Karma
118
Cara memilikimu kembali
119
Cara Memilikimu Kembali
120
121314
121
Tamu tak diundang
122
Semua baik-baik saja
123
Bahagia vs musibah
124
Bucin Tingkat Dewa
125
Pembalasan mertua
126
Artikel
127
Harus bagaimana?
128
Beri aku waktu
129
Tentang memaafkan
130
Huh!! untung sayang
131
Andai... andai.. andai...
132
Al, Otw halal yuk!
133
Undangan
134
Oh bobaku...
135
Boba KUA
136
Utang piutang
137
Kak Ramadhan, terimakasih.
138
Bonus 1. Aqua galon
139
Bonus 2. USG
140
Bonus 3. ehm ehm
141
Bonus 4. Dede bayi gemoy otw
142
Bonus 5. Kamu, sempurna.
143
Bonus 6. Santan Sachetan
144
Bonus 7. Rencana Bulan Madu
145
Bonus 8. My Baby Naralya Pertiwi
146
Bonus 8. Pending
147
Bonus 9. Bismillah aja
148
Bonus 10. Yes, sah!!
149
Bonus 11. Tidak menerima titipan!
150
Bonus 12. Rileks baby
151
Bonus 13. Once again yah sayang?
152
Bonus 14. Future
153
Santen Sachetan rilis
154
Tuan Muda and Me
155
Be My Wife
156
Ririd rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!