Juline masuk ke kamar nya lalu mengunci pintu nya. Ia merasa nyeri yang hebat di dada nya. Ia membuka baju nya dan menyisahkan dalaman tipis warna biru.
Ia duduk di tepi kasur nya sembari memegang dada nya.
Kenapa dadaku sakit sekali, jantungku rasa nya di remas – remas. Apa karena sihir es tadi?
“ARRGHHH".
Juline berteriak memegang dada nya, tak ada satupun yang mendengar teriakan nya karena kamar Juline yang berada di lantai paling atas. Ia terus mengerang kesakitan menahan sakit di dada nya.
Ia tidak pernah merasakan sakit seperti yang ia rasakan malam ini. Saat tubuh Juline akan terjatuh ke samping, seseorang menahan nya. Juline menoleh menatap wajah pria yang kini tinggal sejengkal dengan wajah nya.
Juline tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Pria itu mengangkat Juline ke tempat tidur nya dan membaringkan Juline. Pria itu kemudian mengumpulkan cahaya di tangan nya dan mengarahkan ke dada Juline. Juline menggeliat menahan rasa sakit yang semakin menyiksa nya. Terakhir, Juline memuntahkan seteguk darah.
Pria itu dengan cekatan melap darah dari mulut Juline. Karena menahan sakit yang teramat sangat, Juline tidak sadarkan diri. Ia tertidur setelah memuntahkan seteguk darah. Pria itu mengelus rambut hitam Juline.
“Apa dia sekuat ini? Bagaimana bisa gadis ini bisa bertahan setelah jantung nya di bekukan,"ucap pria yang masih mengelus rambut Juline.
“Ketua memilih gadis ini bukan tanpa alasan,”ucap pria yang sedari tadi hanya menyaksikan pria yang satu nya mengurus Juline.
“Apa dia akan baik – baik saja?"
“Dia bukan gadis biasa. Dia akan baik – baik saja. Itu hanya efek dari tubuh nya yang belum terbiasa dengan kekuatan besar dalam diri nya. Ia juga tidak berusaha menghindari serangan yang ia dapat. Ia sangat kuat, ia terbiasa menahan sakit."
“Seperti nya ketua terlalu kejam pada gadis ini."
Setelah mengucapkan itu, mereka berdua seketika menghilang. Mata Juline perlahan terbuka. Ia melihat di sekeliling nya.
Sejak kapan aku tertidur. Bukan nya tadi aku di bawah. Dadaku tidak sakit lagi, apa karena sihir es itu? kekuatan es itu mengerikan juga, padahal tadi aku pikir aku akan baik - baik saja.
Juline bangun dan masuk kamar mandi. Ia merendam diri nya di bak selama 10 menit. Setelah itu ia memakai baju tidur dan kembali duduk di tepi kasur nya. Ia kembali mengingat wajah seseorang yang ia lihat barusan.
Samar – samar wajah yang muncul di ingatan. Juline hanya melihat wajah yang begitu menawan, pelukan yang terasa hangat seperti pelukan ayah nya yang memeluk nya ketika ia sakit.
Saat sedang membayangkan wajah pria itu, Tiga orang pria kembali terlihat di hadapan nya. Juline mendongak kan kepala nya melihat ketiga pria di hadapan nya itu. Mereka bertiga adalah dewa Q, dewa cahaya dan dewa kegelapan. Mereka bertiga duduk melantai di hadapan Juline.
“Apa kita harus duduk melantai? Aku takut bokong ku akan terluka,”ucap dewa cahaya.
“Peduli apa aku dengan bokong mu,”ucap dewa kegelapan.
“Apa kalian harus berdebat sekarang?" tanya dewa Q.
“Maafkan Kami dewa,”ucap mereka serempak.
“Juline, bagaimana keadaaan mu? Kami mendengar kamu sakit."
“Aku baik – baik saja."
“Siapa yang sudah membuat mu sakit, katakan padaku. Berani nya mereka,”ucap dewa cahaya.
“Kenapa kau membiarkan diri mu terkena sihir itu? Bukan kah kau bisa melawan nya?" tanya dewa kegelapan.
“Bukankah terlalu cepat jika aku harus memusnahkan mereka? Aku sengaja membiarkan mereka menang, aku merasa mereka akan jadi musuh yang menarik."
“Aissh dasar aneh,”ucap dewa cahaya.
“Berani sekali gadis ini,”ucap dewa kegelapan.
“Apa kau tidak takut jika mereka membunuh mu saat itu juga?" tanya dewa Q.
“Gunanya kalian bertiga apa? Aku tidak takut dan aku tidak akan mati semudah itu."
“Kau memang keras kepala,”ucap Dewa Q sembari menjitak kepala Juline.
“Arggh.
“Kenapa dewa malah memukul nya?" tanya dewa kegelapan.
“Biarkan saja, dia sangat keras kepala."
“Ahh sebenarnya apa yang terjadi dengan tubuh ini, kenapa tubuh ini tak bisa menyerap energi?" tanya Juline.
“Tubuh ini memang tidak di takdirkan memiliki sihir."
“lalu bagaimana aku bisa menggunakan sihir?"
“Tubuh yang kau tempati memang tidak bisa tapi kau bisa. Itu alasan kenapa sihir mu tidak terdeteksi oleh orang lain karena yang mereka deteksi adalah tubuh yang kau tempati,”jelas Dewa Q.
“Ahh jadi begitu."
“Kau harus lebih hati – hati, aku dengar sebentar lagi para penghancur dunia ini akan segera menampakan diri, kau juga harus hati – hati terhadap orang terdekat mu, kita tidak tahu siapa – siapa saja yang pengikut para penghancur itu. Dan kami para dewa tak bisa mendeteksi siapa saja mereka,“jelas Dewa Q.
“Baiklah. Terima kasih karena kalian datang menjenguk ku."
“Hancurkan saja siapapun yang berani mengusik mu,”ucap dewa kegelapan.
“Apa kau sedang merekrut penghuni neraka mu?" tanya dewa cahaya.
“Apakah sebelum aku ada manusia lain yang menjalankan misi seperti ku?" tanya Juline sembari memandangi Dewa Q. Dewa cahaya dan kegelapan hanya diam. Mereka berdua tak mampu menjawab.
“Ada seorang manusia sebelum kamu, tapi ia gagal dan mati bersama tubuh yang ia tempati,” jelas Dewa Q.
“lalu apa yang terjadi pada jiwa orang itu?"
“Jiwa orang itu lenyap bersama tubuh yang ia tempati. Ia bahkan tak bisa di reinkarnasi lagi," jelas Dewa Q.
Mendengar itu Julien merasa sedikit cemas. Untuk pertama kali nya ia merasa cemas jika ia gagal dan harus kehilangan jiwa nya. Bagaimana dengan pertemuan nya dengan ayah dan ibu nya.
“Kau jangan cemas, kami tidak akan membiarkan kau bertarung sendiri, kami juga tidak mau mengulang kesalahan yang sama,"ucap Dewa Q.
Juline hanya menatap mereka bertiga. Mereka bertiga menjelma menjadi keluarga Juline. Ada bahagia di hati Juline yang tak bisa ia jelaskan.Kecemasan yang sempat melanda kini sirna. Meskipun sebatang kara ia tak merasa kesepian sedikitpun.
“Pulanglah, aku mau tidur."
Sebelum beranjak dewa Q dengan cepat memeluk Juline. Juline hanya terdiam ia tak berusaha melepas pelukan itu. Dewa cahaya dan kegelapan hanya mematung melihat mereka berpelukan.
“Pemandangan apa ini?" tanya dewa cahaya.
“Aku juga ingin memeluk nya,”ucap dewa kegelapan.
“Juline, kami selalu ada untuk mu. Jaga diri, jadilah yang terkuat dan kembali lah dengan selamat."
Juline hanya mengangguk walaupun ia sebenarnya bingung dengan ucapan dewa Q. Dewa Q melepas pelukan nya dan seketika menghilang bersama kedua dewa lain nya. Juline naik ke kasur dan menarik selimut nya. Ia kembali memikirkan ucapan dewa Q.
Aku harus berlatih sekuat tenaga. Aku harus melindungi jiwa ku dan tubuh ini serta keluarga tubuh ini. Sejak kapan aku jadi peduli pada orang lain? Aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi terutama kehilangan diri ku sendiri. Aku akan menghancurkan siapapun yang mengusik ku. Takkan ku biarkan kejadian hari ini terulang lagi. Mari kita lihat sekuat apa bajingan - bajingan itu.
Juline tersenyum tipis sembari menatap langit malam dari balik jendela nya. Ia menghela napas. Perlahan mata nya mulai tertutup.
Happy Reading ♡
Hope you all enjoy🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
EL CASANDRA
waw dewa cahaya dan kegelapan iri sm dewa Q nih😂😂...pengen juga😌
waw keluarganya para Dewa, lalu bagaimana dengan para dewi yang melihat ini? apakah mereka seketika akan merasa meledak? atau jadi gila mendadak?🤣🤣
2021-11-27
2
senja
seneng karna perasaan pernah punya temannya juga ada lagi skg, bahkan lebih banyak lagi. . .
2021-11-03
0
senja
"atasan" diganti "ketua"?
2021-11-03
0