Chapter 7: Pindah ke ibukota

Suara lirih itu membuat mata Mint terbuka. Saat membuka mata nya ia melihat seorang pria paruh baya tengah tidur sambil duduk memegang tangan nya.

Mint yang kini telah menempati tubuh Juline mencoba mengingat apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit ingatan tentang Juline ia dapatkan.

(Mint berganti nama menjadi Juline)

Siapa pria ini? Apa dia ayah gadis pemilik tubuh ini?

“Juline, kau sudah sadar nak. Maafkan ayah nak, “ ucap ayah juline sambil menangis.

“Kenapa ayah menangis?" tanya Juline bingung.

“Maafkan ayah karena tak bisa menjaga mu dengan baik. Ibu mu memang sudah meninggalkan kita dan memiliki keluarga baru. Ayah tidak sanggup menceritakan nya nak."

Juline memeluk ayah nya berusaha menenangkan. Juline merasakan sesuatu di hati nya. Ia kembali mengingat sosok yang sangat ia rindukan.

Tapi Juline tetaplah Mint wajah tanpa ekspresi masih terpampang di wajah nya. Juline melihat sekeliling nya. Ia mulai mengingat semua. Mengingat tentang hidup Juline.

Juline menatap ayah nya yang sedang menyuapi nya.

Dimana aku ini? seperti nya dunia ini tidak jauh berbeda dengan dunia ku dulu.

Setelah beberapa hari Juline mulai pulih. Juline mulai menjalankan kegiatan harian nya. Ia bangun pagi – pagi membuatkan ayah nya sarapan lalu berangkat ke kebun menyiram tanaman nya.

Entah mengapa tubuh ku melakukan semua pekerjaan ini. Seperti nya pemilik tubuh ini suka sekali bermain tanah.

Ayah Juline juga ikut membantu merawat tanaman. Ia menatap anak nya yang sedang menyiram tanaman. Ayah juline merasa ada yang aneh dengan anak nya.

Ia tak lagi menemukan senyum di wajah anak nya. Gene datang menghampiri ayah Juline yang sedang memeriksa tanaman.

“Selamat pagi kepala desa,”sapa Gene.

“Pagi gene, bagaimana sayuran di kebun desa?"

“Pupuk yang dari kota sangat bagus khasiat nya. Tanaman kebun desa terlihat semakin tumbuh subur."

Ayah Juline dan gene berjalan menuju kebun – kebun milik warga desa. Sebagai kepala desa ayah Juline bertugas memantau dan mengawasi kebun – kebun di desa Hato.

Juline yang telah selesai menyiram tanaman nya, Juline duduk di dekat pohon besar.

Ahh dunia apa ini sebenar nya? Apa ini dunia sihir yang dimaksud dewa? Aku tak melihat kendaraan satupun. Tak ada tiang listrik tapi lampu bisa menyala. Aneh.

Juline berjalan kembali ke rumah. Saat di perjalanan ia bertemu dengan seline. Seline tersenyum juline tapi juline hanya menatap seline datar.

Seline pun menunduk dan langsung pergi. Seline bingung melihat Juline yang mulai berubah. Juline yang dikenal sebagai gadis periang dan selalu tersenyum kini lebih dingin.

Meskipun sikap nya tidak berubah tapi tetap saja raut wajah Juline membuat semua orang bingung.Saat sedang berjalan, Juline mendengar suara teriakan seline.

Ia pun berbalik dan mengejar Seline karena penasaran. Saat tiba di ujung jalan desa, Juline melihat sekelompok orang sedang memcoba melecehkan Seline. Seline berusaha melepaskan dirinya tapi mereka terlalu kuat.

Juline mengambil kayu dan melempar ke arah para pria bertubuh besar itu. Salah satu dari mereka terkena kayu yang dilemparkan Juline. Seline melihat juline berjalan datang ke arah nya.

“Juline pergilah panggil warga desa,” teriak Seline.

“Ahh ada satu wanita cantik lagi. Seperti nya kita akan bersenang – senang hari ini,“ucap salah satu pria di sana.

“Apa kalian manusia? Kalian terlihat mengerikan,”ucap juline datar.

“Berani sekali kau gadis kecil. Apa kau ingin di cabik – cabik?" ancam salah satu pria berbadan besar.

Juline mengangkat tangan kanan dan fokus pada orang yang menahan tubuh Seline.

DEATH...

Sebuah cahaya hitam berputar mengitari kepala pria berbadan besar itu dan dengan cepat kepala orang itu terpisah dari tubuh nya. Seline yang melihat itu langsung berlari di belakang Juline. Seline masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bagaimana Juline bisa sekuat ini.

Pria berbadan besar itu membelalakkan mata nya saat melihat kepala rekan mereka terlepas begitu saja. mereka semua geram dan menyerang juline bersamaan tapi tangan Juline lebih dulu terangkat.

DEATH...

Satu persatu mereka tumbang dengan badan terpisah dari kepala. Darah berceceran dimana – mana. Seline yang tidak kuat melihat itu muntah dan mengeluarkan semua isi perutnya.

Juline memukul – mukul belakang Seline. Seline menatap Juline tak percaya. Juline yang dulu jangan kan melihat yang begini, melihat darah nya saja ia hampir pingsan.

Apa yang aku lakukan? bagaimana ini semua bisa terjadi . Apa aku sekuat ini lalu apa yang tadi aku gumamkan. Mengerikan sekali tangan ini. Aku sampai lupa peringatan dewa aneh itu.

Juline tiba – tiba saja melakukan semua nya tanpa sadar. Ia bahkan terkejut dengan apa yang terjadi dia di hadapan nya. Juline berusaha bersikap tenang agar Seline tidak mencurigai nya. ia berbalik menghampiri Seline.

“Apa kau baik – baik saja?" tanya Juline datar.

“Apa kau betul – betul juline?" tanya seline yang masih tidak percaya melihat Juline yang bisa membunuh tanpa menyentuh.

“Lalu kalau bukan Juline, aku siapa?"

Juline menatap seline. Ia mulai berpikir apakah seline menyadari kalau ia bukan Juline.

Aku harus lebih berhati – hati menggunakan tangan terkutuk ini.

“Terima kasih Juline. Aku kira aku akan mati,”ucap seline yang masih merasa ketakutan.

“Apa kau teman ku?" tanya Juline.

“Aku bukan teman mu, tapi aku yang membantu mengurus mu waktu kau masih kecil.”

“Tenang saja aku tidak akan membiarkan kau mati,” ucap juline datar tapi mengapa entah membuat seline tenang.

“Bagaimana dengan mayat mereka?"

Juline mengangkat tangan kanan nya. Ia membuat lubang besar dengan sihir tanah nya dan mengubur mayat mereka di sana. Juline menghampiri seline yang masih diam mematung. Juline mengajak Seline pulang bersama.

Seline merasa tidak mengenal Juline yang saat ini ada di hadapan nya. Setahu dia Juline tak punya sihir. Ia memegang kepala nya. Ia tak bisa memikirkan apapun saat ini.

Seline mulai merasa takut dengan Juline. Karena tak tahan dengan rasa takut yang menyerang nya, seline berlari meninggalkan Juline sendiri.Juline hanya menatap datar kepergian Seline.

Juline berpikir kalau Seline pasti merasa takut pada nya. Saat sampai dirumah, Juline mencuci muka nya lalu mandi dan ganti pakaian. Juline melihat goresan di wajah nya. Ia mengelus goresan itu, tiba – tiba mulut nya bergumam

HEAL...

Sebuah cahaya berwarna hijau menyinari wajah nya. Juline tidak terkejut sama sekali tentang sihir itu, ia hanya bingung bagaimana bisa mengatakan kata itu.

Juline berjalan ruang tengah. Ia melihat ayah nya sedang membuat ramuan. Juline yang penasaran menghampiri ayahnya.

“Ayah sedang membuat apa?"

“Ayah sedang membuat ramuan untuk menyembuhkan penyakit ayah.”

“Ayah sedang sakit?"

“Tidak sayang. Ayah hanya sering merasa lelah."

“Apakah mempunyai sihir itu penting ayah?"

“Maksud kamu apa nak?"

“Keluarga ibu tidak menerima ku hanya karena aku hanya aib yang tidak punya sihir bukan."

“ Kau bukan aib bagi ayah.Kamu adalah putri kebanggaan ayah. Ayah bangga padamu nak. Kau tumbuh menjadi gadis yang baik."

Mint mendapat ingatan Juline yang bermimpi untuk tinggal di ibu kota bersama ibu dan kakak – kakak nya. Juline meninggalkan ayah nya dan kembali ke kamar nya.

Juline mulai berpikir apa yang harus ia lakukan untuk dunia ini. Juline mengangkat tangan kiri memandangi gelang pemberian dewa Q.

“Apa guna nya gelang ini?" Gumam Juline

Tiba – tiba gelang itu bercahaya dan menarik nya masuk kedalam gelang tersebut. Juline saat ini sedang berada di sebuah halaman yang dikelilingi oleh taman bunga yang indah.

Juline berjalan dan membuka sebuah pagar berwarna kuning, ia melangkah kan kaki nya ke dalam. Mata Juline tak berkedip saat melihat gunungan koin emas di hadapan nya.

Ia terus melihat hingga ke puncak gunung koin emas itu.

“Hampir saja leher ku patah.” Juline mendengus

Ia juga melihat sebuah lemari hitam berdiri tepat di belakang pagar. Saat ia membuka lemari itu, ia melihat banyak sekali pedang yang di lapisi oleh asap hitam dan merah. Juline melangkah mundur dan menutup lemari itu kembali. Juline menghela napas lalu tiba – tiba saja ia telah kembali di kamar nya.

“Harus ku apakan koin itu? Gumam Juline. Ia berjalan membuka lemari pakaian. Pakaian yang semua berwarna abu – abu dengan berbagai model robekan.

Ia menutup lemari nya dan kembali merebahkan diri nya. Ia mulai merasa bosan. Saat sedang melamun ia mendengar suara.

Juline sedikit terkejut saat melihat dewa Q sedang berdiri memandangi nya dengan senyuman. Ia hanya menatap datar. Dewa Q cemberut saat melihat Juline terlihat biasa saja.

“Apa kau tidak terkejut melihat ku?"

“Kenapa aku harus?"

“Ahh dasar manusia berhati dingin. Hmm aku kesini untuk memberi mu sedikit saran. Apa kau mau dengar?"

“Katakan saja."

“Kenapa kau tidak pindah ke ibu kota dan menikmati koin emas mu di sana."

Juline mulai berpikir dengan apa yang dikatakan dewa Q. Selama ini ia tak pernah menikmati hidup nya. Ia juga berpikir jika tinggal di ibu kota , ia lebih mudah mencari siapa saja yang berniat menghancurkan dunia ini.

“Baiklah. Aku akan pindah di ibu kota."

“Bagus. Ahh satu lagi kau harus bisa masuk di Wizard Academy."

“Kenapa?"

“Karena di sana para penghancur dunia ini berada tapi aku tidak tahu jelas siapa."

“Apa guna nya kau menjadi seorang dewa?"

“Kau memang berbakat membuat orang sakit hati. Aku juga punya kerjaan yang lebih penting. Kamu pikir aku hanya mengurus satu dunia. Di dimensi ini, ada 1200 dunia sihir yang harus aku urus dengan segala kekacauan yang terjadi dan itu cukup melelahkan. Tapi syukurlah karena sekarang kau ada jadi kau bisa membantuku mengatasi kekacauan ini. Dan kau, apa kau tidak bisa tersenyum sedikit?"

Setelah berbicara panjang lebar, dewa Q dengan cepat menghilang. Juline hanya menghela napas. Jika di suruh memilih ia lebih suka menjadi pembunuh bayaran dari pada di minta mengatasi kekacauan dunia aneh ini.

Ia pun segera menghampiri ayah nya untuk mengutarakan keinginan nya.Juline melihat ayah nya sedang membaca buku di meja kerja nya.

“Apa aku mengganggu ayah?"

“Tidak nak. Ada apa nak?"

“Ayah, bagaimana kalau kita tinggal di ibu kota?"

“Nak, bagaimana orang seperti kita tinggal di ibu kota. Dan juga ayah mu ini Cuma kepala desa, ayah tidak punya banyak uang nak."

“Ayah tenang saja juline ada uang. Jangan Tanya dari mana tapi apakah ayah mau tinggal di ibu kota bersama ku? kita akan hidup bahagia di sana. Mari kita lupakan orang – orang yang sudah melupakan kita ayah.”

Air mata ayah juline jatuh mendengar penuturan anak nya. ia juga tahu jika anak nya yang paling menderita di tinggal oleh sosok ibu yang dia begitu ia sayangi.

Entah apa yang ada di otak Juline saat mengajak ayah nya tinggal di ibu kota. Setiap kali juline mengingat tentang ibu kota, perasaan sangat senang.

Hari itu ayah Juline menyampaikan pada Gene untuk menggantikan sebagai kepala desa karena mereka akan pindah ke ibu kota. Dengan berat hati Gene menerima permintaan ayah juline untuk menjadi kepala desa.

Warga desa hato berkumpul mengantar kepergian ayah juline dan juline ke kota. Seline berlari memeluk Juline. Entah mengapa rasa takut nya pada Juline tiba – tiba berganti menjadi rasa takut kehilangan Juline.

“Kak Seline, aku menunggu mu di kota. Tinggal lah bersamaku jika kau mau," ucap juline.

“Aku akan datang nanti. Terima kasih Juline,” ucap Seline dengan tangis nya.

“kak Gene terima kasih,” ucap Juline.

Gene menatap Juline dengan mata berkaca – kaca. Ia tahu apa yang di rasakan juline. Ia memeluk Juline sebelum akhir nya kereta kuda yang mengantar ayah Juline dan Juline meninggalkan desa.

Warga desa sangat berat melepas mereka tapi mengingat ayah Julian yang semakin tua, warga desa dengan ikhlas membiarkan mereka meninggalkan desa dan menetap di ibukota.

Sepanjang perjalanan ayah Juline menatap putri nya yang sedang menatap keluar jendela. Ia masih tak menyangka jika putri nya berani mengambil keputusan yang tiba – tiba seperti ini.

Ia juga melihat putri nya yang lebih tegas dan dewasa menanggapi keadaan mereka. keadaan dimana mereka harus di tinggalkan karena orang – orang yang mereka cintai memilih pergi.

“Putriku tumbuh menjadi anak yang hebat dan kuat. Meskipun wajah nya kini lebih dingin dan tak terlihat senyum riang nya lagi, tapi ia tetap menyayangi ku,” gumam ayah Juline dalam hati.

Tak terasa mereka sudah masuk di ibu kota. Juline berhenti sebentar di depan sebuah bangunan pink. Bangunan itu adalah real estate, dimana para bangsawan membeli rumah yang memiliki letak yang strategis.

“Ayah tunggulah sebentar di sini, aku akan masuk mengurus surat – surat.”

“Sayang, apa kamu bisa?" tanya ayah nya ragu. Karena ia belum pernah mengajarkan anak nya mengenai pengurusan dokumen.

“Aku bisa ayah."

Juline langsung turun dan masuk ke dalam. Saat sampai di dalam ia di sambut oleh wanita bermata hijau. Ia mengarahkan juline untuk masuk ke kantor nya.

“Aku ingin sebuah rumah complete.”

“Baiklah. Tapi jika rumah complete harga nya akan lebih mahal."

“Berapa?"

“15000 ribu koin emas."

“Baiklah."

“Ini adalah gambar bangunan nya. Rumah ini berada di kawasan elit yang di huni oleh para bangsawan. Apa anda yakin?"

Juline mengeluarkan koin sebanyak 30000 koin. Wanita itu hanya diam mematung. Ia tak menyangka jika gadis biasa yang di hadapan nya sanggup membayar harga rumah itu.

“Ini 30000 koin emas. Aku ingin pelayan dan tukang kebun."

“Baiklah akan saya siapkan nona."

“Atas nama saya nona?"

“Juline Ascar."

Setelah menandatangani surat jual beli rumah serta sertifikat kepemilikan, Juline langsung kembali ke kereta. Seorang pelayan dari real estate mengantar Juline dan ayah nya menuju rumah mereka.

Rumah yang berderet dengan para bangsawan dan pengusaha di negeri ini. Ayah juline hanya diam memandang putri nya dengan bangga. Dia bahkan tidak perlu turun tangan untuk mengurus.

Kereta kuda berjalan selama 20 menit dan sampailah mereka di depan rumah bertingkat 3 nan megah. Dengan pancuran dan taman yang luas serta di kelilingi pagar yang menjulang tinggi. Bisa dibilang rumah yang di beli Juline adalah rumah termahal di antara rumah bangsawan yang ada di sini.

“Nak, apa kita akan tinggal di sini? Semahal apa rumah ini nak?" tanya ayah juline yang berkedip saat melihat rumah di hadapan nya.

“Rumah ini adalah rumah kita ayah,” ucap juline sambil Berjalan bersama ayah nya masuk kerumah.

Interior super mewah dari rumah ini membuat siapapun yang melihat akan ternganga. Kabar kepindahan Juline dengan cepat tersebar di telinga para bangsawan. Mereka penasaran siapa yang sudah membeli rumah semahal dan semewah itu.

Happy Reading ♡

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

mint~juliane.

2021-12-22

0

senja

senja

typo Atas nama siapa #

2021-11-03

0

reza cver

reza cver

In MC y cewe apa cowo sih thor. Gw blum paham nih sama MC yh, tolong info yh tentang gender MC y

2021-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2 Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3 Chapter 3: Hari Balas Dendam
4 Chapter 4: Persinggahan
5 Chapter 5: Dunia Sihir
6 Chapter 6: Juline Ascar
7 Chapter 7: Pindah ke ibukota
8 Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9 Chapter 9: Keluarga Baru
10 Chapter 10: Tidak di sambut baik
11 Chapter 11: Bertiga
12 Chapter 12: Berlatih
13 Chapter 13: 1 Vs 3
14 Chapter 14: Sakit
15 Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16 Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17 Chapter 17: Kesedihan Ayah
18 Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19 Chapter 19: Berkunjung
20 Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21 Chapter 21: Teman Baru
22 Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23 Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24 Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25 Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26 Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27 Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28 Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29 Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30 Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31 Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32 Chapter 32: Lahan Perkebunan
33 Chapter 33: Keberangkatan
34 Chapter 34: Desa Hoa 1
35 Chapter 35: Desa Hoa 2
36 Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37 Chapter 37: Kembali
38 Chapter 38: Berkumpul kembali
39 Chapter 39: Makan Malam Bersama
40 Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41 Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42 Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43 Chapter 43: Cawan Nolie
44 Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45 Chapter 45: Pelajaran Pertama
46 Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47 Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48 Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49 Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50 chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51 Chapter 51: Pingsan
52 Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53 Chapter 53: Pertandingan Pertama
54 Chapter 54: Rapat Di Frost
55 Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56 Chapter 56: Di Pulangkan
57 Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58 Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59 Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60 Chapter 60: Terpisah
61 Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62 Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63 Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64 Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65 Chapter 65: Bertemu Raja William
66 Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67 Chapter 67: Rasa Kehilangan
68 Chapter 68: Kebenaran 1
69 Chapter 69: Kebenaran 2
70 Chapter 70: Rapat Besar
71 Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72 Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73 Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74 Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75 Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76 Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77 Chapter 77: Awal Kemusnahan
78 Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79 Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80 Chapter 80: Hutan Hitam 1
81 Chapter 81: Hutan Hitam 2
82 Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83 Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84 Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85 Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86 Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87 Chapter 87: Bertemu Kembali
88 Chapter 88: Penyesalan Juline
89 Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90 Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91 Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92 Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93 Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94 Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95 Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96 Chapter 96: Melanie dan Shimon
97 Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98 Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99 Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100 Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101 Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102 Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103 Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104 Chapter 104: Second Chance
105 Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106 Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107 Chapter 107: Bertemu Para Ing
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2
Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3
Chapter 3: Hari Balas Dendam
4
Chapter 4: Persinggahan
5
Chapter 5: Dunia Sihir
6
Chapter 6: Juline Ascar
7
Chapter 7: Pindah ke ibukota
8
Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9
Chapter 9: Keluarga Baru
10
Chapter 10: Tidak di sambut baik
11
Chapter 11: Bertiga
12
Chapter 12: Berlatih
13
Chapter 13: 1 Vs 3
14
Chapter 14: Sakit
15
Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16
Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17
Chapter 17: Kesedihan Ayah
18
Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19
Chapter 19: Berkunjung
20
Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21
Chapter 21: Teman Baru
22
Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23
Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24
Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25
Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26
Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27
Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28
Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29
Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30
Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31
Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32
Chapter 32: Lahan Perkebunan
33
Chapter 33: Keberangkatan
34
Chapter 34: Desa Hoa 1
35
Chapter 35: Desa Hoa 2
36
Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37
Chapter 37: Kembali
38
Chapter 38: Berkumpul kembali
39
Chapter 39: Makan Malam Bersama
40
Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41
Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42
Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43
Chapter 43: Cawan Nolie
44
Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45
Chapter 45: Pelajaran Pertama
46
Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47
Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48
Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49
Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50
chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51
Chapter 51: Pingsan
52
Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53
Chapter 53: Pertandingan Pertama
54
Chapter 54: Rapat Di Frost
55
Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56
Chapter 56: Di Pulangkan
57
Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58
Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59
Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60
Chapter 60: Terpisah
61
Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62
Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63
Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64
Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65
Chapter 65: Bertemu Raja William
66
Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67
Chapter 67: Rasa Kehilangan
68
Chapter 68: Kebenaran 1
69
Chapter 69: Kebenaran 2
70
Chapter 70: Rapat Besar
71
Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72
Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73
Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74
Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75
Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76
Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77
Chapter 77: Awal Kemusnahan
78
Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79
Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80
Chapter 80: Hutan Hitam 1
81
Chapter 81: Hutan Hitam 2
82
Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83
Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84
Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85
Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86
Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87
Chapter 87: Bertemu Kembali
88
Chapter 88: Penyesalan Juline
89
Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90
Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91
Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92
Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93
Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94
Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95
Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96
Chapter 96: Melanie dan Shimon
97
Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98
Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99
Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100
Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101
Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102
Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103
Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104
Chapter 104: Second Chance
105
Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106
Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107
Chapter 107: Bertemu Para Ing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!