Juline melangkah melewati pagar yang terbuka lebar. Seorang penjaga menahan dan menanyakan tentang nya dan ada perlu apa ia ke rumah keluarga Rosemburg. Juline mengatakan jika ia adalah keluarga jauh keluarga Rosemburg yang baru pindah di kawasan elit bangsawan.
Ia pun memperlihatkan token yang ia dapat dari real estate. Token yang menandakan dia tinggal di kawasan elit bangsawan itu.
Setelah melihat itu, penjaga tersebut mengizinkan Juline masuk. Juline berhenti di sebuah taman yang berada di sebelah kanan pekarangan rumah. Dari kejauhan ia melihat beberapa orang sedang berkumpul di gazebo taman. Juline menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.
Dan yah, ia melihat ibu dan saudara – saudara nya sedang makan dengan santai dan gembira bersama ayah dan saudara baru mereka.
“Ahh keluarga bahagia yah," gumam Juline.
Saat Juline hendak menghampiri mereka, tiba – tiba seseorang memanggil nya dengan kasar.
“Sedang apa kau di sini gadis sampah?" tanya Richi Rosemburg dengan keras.
“Siapa kau?" tanya Juline datar sambil memiringkan kepala nya.
“Gadis sampah dan kurang ajar seperti kamu di pantas menginjak kan kaki di rumah yang suci ini. Kamu itu aib bagi keluarga. Apa? Kau bahkan tidak tahu siapa aku? Wajar kau hanya gadis kampung. Aku tidak tahu bagaimana kau bisa datang ke sini, tapi sekarang pergilah. Jangan membuat malu keluarga yang suci ini, tidak aku sangka kau berani tumbuh dengan keadaan yang mengerikan seperti itu."
Mendengar keributan di halaman depan, Ibu Juline dan keempat kakak nya serta ayah baru mereka menghampiri keributan itu.
“Kau terlalu cerewet," ucap Juline datar.
“Dasar kau perempuan sialan," geram Richi.
Saat Richi hendak menampar Juline, seseorang berteriak dan menghentikan nya.
“Apa yang kau lakukan Richi?" teriak Marie. (Ibu Juline)
“Aku hendak memberi gadis bodoh ini pelajaran,”geram Richi.
“Kau siapa nak? Apa yang kau lakukan pada saudara ku?" tanya Marie
Juline yang saat itu membelakangi ibu nya berbalik. Betapa kaget nya Marie mengetahui jika gadis itu adalah anak nya. Marie bahkan hampir kehilangan keseimbangan dan di tahan oleh suaminya.
Keempat kakak Juline juga tidak kalah kaget nya. Bagaimana saudara perempuan nya bisa sampai disini.
“Kak, lebih baik kak Marie cepat usir gadis sampah ini,”ucap Richi yang langsung pergi dari tempat itu.
Juline menatap ibu dan keempat kakak nya dengan datar. Ia tahu kalau mereka sangat terkejut dengan kedatangan Juline tiba – tiba.
“Juline, bagaimana kabar mu nak?" tanya Marie dengan mata berkaca – kaca.
“Aku tidak ada waktu menjawab pertanyaan mu. Aku dengan berat hati ke sini meminta keempat laki – laki ini untuk bertemu ayah ku. Ayah sangat merindukan kalian. Sebaik nya kalian ikut aku baik – baik atau ku seret kalian berempat,”ancam Juline.
Sifat Juline yang menjadi kasar dan dingin membuat ibu dan keempat kakak nya sangat terkejut. Mereka tidak menyangka jika Juline akan tumbuh seperti ini.
“Dimana sopan santun mu Juline?" tanya Alec yang mencoba tenang menghadapi saudari nya.
“Apa ayah tidak mengajari mu sopan santun?" tambah Dryas.
“Berani sekali kau mengancam kami. Kami ini kakak – kakak mu,” ucap Aniel.
"Apa? kakak ? aku tidak menganggap kalian siapa - siapa,"ucap Juline.
“Apa ayah baik – baik saja? Aku rindu ayah. Aku akan ikut,”ucap Damien.
“Bagus. Ternyata masih ada mau mendengarkan ku. Lalu kalian bertiga bagaimana? Apa kalian betul – betul anak ayah?"
“Diam kamu Juline. Sebaik nya kau pergi dari rumah ini dan jangan pernah berpikir untuk kembali lagi. Tidak ada yang mau menerima mu di sini,”ucap Marie.
“Siapa kau? Apa kau masih berpikir jika aku adalah putri mu yang tak berguna dan kau acuhkan begitu saja? wanita seperti mu tidak pantas menjadi seorang ibu, bahkan iblis sekalipun tak kan tega menyakiti anak nya sendiri. Dan kalian bertiga, suatu saat kalian menyesal mengingat malam ini dan kau juga pa tua berhidung panjang, kau pikir wanita cantik yang berada di samping mu betul – betul menyayangi mu?"
“Apa yang membuat mu menjadi kasar seperti ini Juline?" tanya Aniel.
“Kalian semua terlalu cerewet. Dan Kamu, mari ikut aku ketemu ayah. Awas saja kalau kalian datang ke rumah ku akan ku patahkan leher kalian satu persatu,”ancam Juline.
Marie yang melihat anak nya yang tumbuh begitu dingin dan kasar begitu terpukul. Ia menyadari kesalahan nya telah meninggalkan putri satu – satu nya. Tapi ia tetap tak ingin mengakui itu. Melihat sikap Juline seperti itu membuat Marie mulai membenci putri nya sendiri. Marie mencoba menahan kepergian Damien.
“Damien, ibu tidak ingin kau bertemu dengan ayah mu, apa kau ingin menjadi anak tak berguna seperti gadis itu,”ucap Marie dengan kasar nya.
“Apa yang ibu katakan? Juline adalah putri ibu,”ucap Damien.
“Dia hanya sampah yang akan jadi aib kita. Bagaimana kalau calon tunangan kalian tahu kalian punya saudara seperti ini," ucap Avzel Sebastian, ia adalah ayah tiri Juline.
“Damien jika kau berani keluar dari pagar itu, jangan harap kau bisa kembali pada ibu,”ancam marie.
Damien tetap pada keputusan nya. Ia tetap ingin menemui ayah nya yang sangat ia rindukan. Mata nya mulai berkaca – kaca mengingat ayah nya.
“Aku akan tetap menemui ayah,”ucap Damien.
“Jangan harap kau bisa bersekolah lagi di academy Damien,”ancam Avzel Sebastian.
“Diam kau atau ku patahkan hidung jelek mu itu,”ucap Juline sembari menunjuk ke wajah suami ibu nya.
Aura kemarahan dari mereka semakin terlihat. Tapi Juline hanya menatap mereka dengan senyum seringai nya. Marie dan suami nya mengepalkan tangan nya.
Mereka berdua ingin sekali menghabisi Juline. Juline langsung menarik lengan Damien dengan tangan kirinya.
“Kita mau naik apa?" tanya Damien bingung.
“Kita jalan kaki,”ucap Juline.
Marie dan suami nya tertawa terbahak – bahak. Bagaimana mungkin mereka bisa pulang ke desa dengan berjalan kaki. Juline menatap tajam ke arah mereka yang sedang tertawa.
Tiba – tiba saja tawa mereka berhenti melihat tatapan tajam Juline.
“Kalian jangan khawatir. Kita masih bisa bertemu. Rumah ku berada di blok 5. Kalian bisa berkunjung kapan saja tapi jangan berpikir untuk masuk dan mengotori pekarangan mansion ku dengan kaki kalian,”ucap juline.
“Jangan berbohong Juline. Bagaimana bisa kau tinggal di kawasan elit ini,”geram Marie.
Juline langsung menarik tangan Damien dan meninggalkan rumah itu. Rumah yang tidak akan pernah menyambut nya baik. Marie mengepalkan tangan nya melihat kelakuan putri nya.
Ia mulai membenci putri nya sendiri. Alec, dryas dan Aniel saling berpandangan satu sama lain. Mereka masih tidak percaya jika ayah dan saudara nya bisa tinggal di kawasan elit ini.
“Ayo masuk. Aku akan cari cara membawa Damien kembali,”ucap Marie.
***
Sepanjang jalan Juline menarik tangan kakak nya.
“Juline kamu apa kabar? Sudah lama kakak tidak melihat mu. kakak sangat merindukan mu. Maafkan kakak Juline,”ucap Damien sedih.
“Kenapa kakak tidak pernah mengunjungi aku dan ayah di desa? Ayah sangat merindukan kakak sampai ayah sakit,”ucap Juline.
“Ibu dan kakek melarang kami menemui mu dan ayah. Maafkan kakak Juline. Karena kakak lemah."
Juline hanya diam mendengar penuturan Damien.
Apa yang sedang ku lakukan? Sejak kapan aku peduli apa orang lain? Ahh ingin sekali aku membakar mereka semua terutama pria yang tadi mengataiku tapi kenapa aku malah terima saja di hina.
Sebuah rumah dengan pagar hitam bermotif terbuka lebar saat Juline berjalan masuk. Damien hanya melongo melihat rumah mewah yang ada di depan nya. Ia bingung rumah siapa yang sedang mereka tuju.
“Selamat datang Nona Juline,” sapa seorang pelayan.
Damien terkejut saat mendengar pelayan itu memanggil Juline dengan sebutan nona. Ia tidak menyangka jika ini adalah rumah adik nya.
Mata Damien mulai berkaca – kaca saat pintu di buka terlihat seorang pria paruh baya sedang duduk sembari membaca buku. Damien berlari menuju ayah nya.
“Ayah"
“Damien, anak ayah."
Mereka berdua saling berpelukan. Tangisan Damien yang semakin keras membuat ayah nya semakin sedih. Ia tahu jika putra nya juga sangat merindukan nya.
Damien terus memeluk ayah nya sambil meminta maaf karena tidak pernah mengunjungi nya. Juline hanya berdiri mematung melihat ayah dan kakak nya.
“Bagaimana kabar ayah? Aku sangat merindukan ayah,”ucap Damien diiringi isakan.
“Ayah Juga merindukan mu nak. Setiap hari ayah menunggu kalian menjenguk ayah tapi kalian tidak pernah datang. Ayah pikir kalian sibuk belajar di Academy,”ucap Ascar (Ayah Juline).
“Jika kau mau, kau bisa tinggal bersama ayah dan aku,”ucap Juline.
“Iya kakak mau. Terima kasih Juline dan juga ayah. Terima kasih karena kalian masih mau menerima ku," ucap Damien.
"Terima kasih Juline. Terima kasih karena membawa kakak mu kembali," ucap Ascar sembari mengusap air mata Damien.
Mereka pun makan malam bersama. Damien sangat senang di sambut baik oleh para pelayan di rumah itu. Damien menceritakan keseharian nya selama tinggal ibu kota.
Ascar memandang putra dan putri nya secara bergantian.
Terima kasih putri ku. Kau memang hebat. kau bahkan bisa membawa kakak mu kembali. Ayah bangga mu putriku. Maafkan ayah yang lemah ini nak.
Happy Reading ♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Edha Alvin
aduuhhh terharu aku Thor🤧🤧
2021-11-29
2
EL CASANDRA
ibunya kok membenci dengan gaje sih? harusnya dia mikir donk anak gk akan berubah sifat kalo gk ada faktor pemicunya...anaknya gitu karena dia ninggalin dn gk peduli dan sekarang...ia malah egois ckckck
2021-11-27
1
senja
pengen tau ttg usia masing2 juga, jd bisa ada gambaran
2021-11-03
1