Sang Penjelajah Dimensi
Aku menatap mata seseorang yang kini berdiri di hadapan ku. Ia menatap ku dengan penuh amarah sambil menahan rasa sakit dari luka yang menganga di perut nya. Aku menggores wajah nya dengan ujung pisau ku.
Darah segar mulai memenuhi wajah nya. Ia berteriak meminta pengampunan. Suara nya mulai melemah karena kini pisau ku telah sampai di leher nya. Tiba - tiba kepala nya melayang lalu mengelinding di bawah meja karena sebuah pedang terbang menebas leher nya.
“Lemparan yang bagus Dante,”ucap ku sambil membersihkan pisau ku dengan ujung bajuku.
“Sebaik nya kita segera pergi Mint. Sebentar lagi polisi akan mengepung tempat ini."
Dante dan Lukas menarik tangan ku dan pergi dari gudang itu. Gudang yang penuh mayat tanpa kepala. Kami bertiga menghabisi mereka semua. Bukan tanpa alasan, mereka adalah anggota Black devil Yang sangat meresahkan kota. Meskipun perbuatan kami tetap salah di mata hukum , toh mereka memang penjahat yang harus segera dimusnahkan.
Lukas mengendarai mobil dan membawa kami menjauh dari gedung itu. Aku menatap kota Adra yang begitu menawan. Kota metropolitan yang tidak dapat ku nikmati karena pekerjaan ku yang begitu menyita waktu.
***
Nama ku Mint Sadistic. Aku adalah seorang pembunuh bayaran. Aku dan kedua teman ku tumbuh dan besar di sebuah panti asuhan. Ketika berumur 10 tahun, Kedua orang tua ku meninggal dunia. Mereka di siksa dan di bunuh oleh paman dan orang - orang suruhan paman ku.
Kedua orang tua adalah pengusaha sukses yang cukup terkenal di kota Adra. Namun seseorang yang Nampak nya iri dengan keberuntungan kedua orang tua ku, membunuh mereka berdua dan mengambil alih perusahaan kedua orang tua ku. Aku yang saat itu sembunyi di bawah kolong kasur menyaksikan semua nya.
Dari saat itu aku berjanji akan membalas dendam atas kematian kedua orang tua ku. Keluarga kedua orang tua ku yang tak ingin repot memasukan ku ke panti asuhan. Mereka meninggalkan ku. Menjadikan ku sebatang kara. Dari panti itulah aku bertemu dante dan Lukas.
Mereka mengalami nasib yang sama dengan ku. Saat berumur 15 tahun, aku, dante dan Lukas memutuskan kabur dari panti asuhan. Kami mulai bekerja dengan berbagai macam pekerjaan, namun kami selalu ditipu dan tak pernah di beri upah.
Saat itu aku, Dante dan Lukas membunuh orang yang telah mempekerjakan kami di sebuah bar. Ia hendak berbuat hal tak senonoh padaku. Aku menusuk leher nya dengan pisau dapur hingga hampir putus. Setelah itu dante dan Lukas membungkus mayat nya dan membakar nya. Dari peristiwa itu kami terus melakukan pembunuhan dan mulai menghasilkan uang.
****
Mobil dengan cepat melaju meninggalkan pusat kota Adra. Mobil di parkir di depan sebuah rumah minimalis yang berada di pinggir kota Adra. Rumah ini adalah rumah kami. Menjadi seorang pembunuh bayaran membuat kami menjadi sukses dengan cepat. Kita bisa membeli rumah mewah dan kendaraan. Kebanyakan kami di bayar oleh pengusaha untuk membunuh saingan bisnis mereka.
Kami melangkah masuk rumah. Aku merebahkan diriku di sofa lalu menyalakan TV. Dante dan Lukas menuju dapur menyiapkan makan malam. Aku menatap datar ke arah layar TV. Sebuah berita yang kini meliput pembunuhan yang baru saja kami lakukan. Tak ada rasa iba atau kasihan dalam diriku. Aku hanya merasa semua pantas mati.
“Mint, saat nya makan malam,” panggil Dante.
“Baiklah."ucap ku yang langsung mematikan TV.
Kami makan dengan tenang sembari membaca berita di layar telpon genggam kami. Kami bertiga Saling menatap dengan senyum yang sulit di artikan. Aku makan dengan lahap. Setiap kali selesai membunuh, aku merasa lapar luar biasa.
“Terima kasih,” ucap ku datar. Tak ada ekspresi yang dapat ku keluarkan.
“Ada apa Mint? Kenapa kau berterima kasih?" tanya Lukas.
“Terima kasih karena menemani ku selama ini. Aku sangat bahagia karena ada nya kalian.”
“Hahaha, Mint apa kau betul – betul bahagia? Ekspresi wajah mu tidak menunjukan itu, “ ucap Dante sambil tertawa.
“Aku tidak tahu harus berekspresi bagaimana."
Mereka berdua menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Selama 10 tahun ini, mereka selalu ada bersamaku. Aku yang menjadikan mereka pembunuh. Sekalipun tak bisa menunjukan betapa bersyukur nya aku tapi aku tetap bahagia karena ada nya mereka. Aku telah berjanji pada diriku sendiri, aku akan mengubah jalan hidup mereka.
Aku ingin mereka berhenti menjadi pembunuh lalu menemukan jalan hidup yang baik.
“Terima kasih makanan nya. “
Setelah mengucapkan itu, aku langsung ke kamar dan mengunci kamarku. Aku membuka pakaian ku dan hanya memakai dalaman saja. Aku duduk di tepi tempat tidur ku sembari membayangkan wajah ibu dan ayah ku. Tak ada air mata yang keluar dari mata ku.
Aku bahkan lupa kapan terakhir aku tertawa. Perasaan ku telah betul – betul di hancurkan saat malam di mana kedua orang tua ku di bunuh. Aku berpikir untuk mengakhiri semua nya. Aku akan membalaskan dendam atas kematian orang tua ku.
Akan ku hancurkan mereka semua. Dan setelah itu aku akan menyusul kedua orang tua ku. Aku bertahan hingga hari ini hanya untuk menghancurkan mereka semua.
***
Dante sedang duduk santai di sofa sementara Lukas terlihat sibuk dengan game nya. Saat berita pembunuhan hari ini di beritakan, mata mereka fokus melihat berita itu.
“Sampai kapan kita akan melakukan ini?" tanya Dante
“Bukan kah ini memang jalan hidup kita. Tapi jika di Tanya seperti itu, aku juga lelah. Aku juga ingin hidup normal, memiliki pasangan, Menikah dan memiliki keluarga,” ucap Lukas disertai tawa kecil nya.
Dante dan Lukas mula berpikir untuk mengubah jalan hidup mereka. Mereka berdua ingin memberitahukan niat mereka pada Mint. Menurut mereka uang yang kini mereka punya cukup untuk membuat usaha sendiri.
“Aku ingin sekali melihat Mint tersenyum,” ucap Dante.
“Aku juga berharap kita bisa membuat Mint bahagia,” ucap Lukas.
“Seperti nya hidup nya betul – betul di hancurkan. Kasihan Mint, “ ucap Dante.
Mereka berdua terdiam sejenak. Mengingat Mint yang tidak dapat menunjukan ekspresi apapun selain ekspresi datar nya, membuat mereka memikirkan apa yang membuat Mint sampai sedingin itu. Meskipun mereka berdua seorang pembunuh, tapi di bandingkan Mint mereka masih mempunyai iba dan rasa penyesalan setelah melakukan pembunuhan.
Bagaimana pun mereka juga manusia. Tapi Mint tidak merasakan apapun ketika membunuh.
Dante dan Lukas yang selalu menyaksikan Mint saat membunuh terkadang merasa merinding.
Mint bahkan tanpa ampun membunuh satu keluarga termaksud seorang ibu hamil. Mint menusuk perut perempuan itu lalu merobek janin nya. Dante hanya menelan saliva nya saat melihat Mint membunuh wanita malang itu.
Hi readers.
Ini tulisan pertama ku. Masih banyak kekurangan Mohon dimaklumi. Saran yang membangun sangat penulis butuhkan. Terima kasih
Happy Reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
sadis ...thor
2023-03-08
0
AzkaAldric Pratama
mampir Thor
2021-11-18
1
senja
tadi maksudnya Dante n Lucas juga menyaksikan keluarganya dibunuh?
2021-11-03
0