Sang Penjelajah Dimensi

Sang Penjelajah Dimensi

Chapter 1: Pembunuh Bayaran

Aku menatap mata seseorang yang kini berdiri di hadapan ku. Ia menatap ku dengan penuh amarah sambil menahan rasa sakit dari luka yang menganga di perut nya. Aku menggores wajah nya dengan ujung pisau ku.

Darah segar mulai memenuhi wajah nya. Ia berteriak meminta pengampunan. Suara nya mulai melemah karena kini pisau ku telah sampai di leher nya. Tiba - tiba kepala nya melayang lalu mengelinding di bawah meja karena sebuah pedang terbang menebas leher nya.

“Lemparan yang bagus Dante,”ucap ku sambil membersihkan pisau ku dengan ujung bajuku.

“Sebaik nya kita segera pergi Mint. Sebentar lagi polisi akan mengepung tempat ini."

Dante dan Lukas menarik tangan ku dan pergi dari gudang itu. Gudang yang penuh mayat tanpa kepala. Kami bertiga menghabisi mereka semua. Bukan tanpa alasan, mereka adalah anggota Black devil Yang sangat meresahkan kota. Meskipun perbuatan kami tetap salah di mata hukum , toh mereka memang penjahat yang harus segera dimusnahkan.

Lukas mengendarai mobil dan membawa kami menjauh dari gedung itu. Aku menatap kota Adra yang begitu menawan. Kota metropolitan yang tidak dapat ku nikmati karena pekerjaan ku yang begitu menyita waktu.

***

Nama ku Mint Sadistic. Aku adalah seorang pembunuh bayaran. Aku dan kedua teman ku tumbuh dan besar di sebuah panti asuhan. Ketika berumur 10 tahun, Kedua orang tua ku meninggal dunia. Mereka di siksa dan di bunuh oleh paman dan orang - orang suruhan paman ku.

Kedua orang tua adalah pengusaha sukses yang cukup terkenal di kota Adra. Namun seseorang yang Nampak nya iri dengan keberuntungan kedua orang tua ku, membunuh mereka berdua dan mengambil alih perusahaan kedua orang tua ku. Aku yang saat itu sembunyi di bawah kolong kasur menyaksikan semua nya.

Dari saat itu aku berjanji akan membalas dendam atas kematian kedua orang tua ku. Keluarga kedua orang tua ku yang tak ingin repot memasukan ku ke panti asuhan. Mereka meninggalkan ku. Menjadikan ku sebatang kara. Dari panti itulah aku bertemu dante dan Lukas.

Mereka mengalami nasib yang sama dengan ku. Saat berumur 15 tahun, aku, dante dan Lukas memutuskan kabur dari panti asuhan. Kami mulai bekerja dengan berbagai macam pekerjaan, namun kami selalu ditipu dan tak pernah di beri upah.

Saat itu aku, Dante dan Lukas membunuh orang yang telah mempekerjakan kami di sebuah bar. Ia hendak berbuat hal tak senonoh padaku. Aku menusuk leher nya dengan pisau dapur hingga hampir putus. Setelah itu dante dan Lukas membungkus mayat nya dan membakar nya. Dari peristiwa itu kami terus melakukan pembunuhan dan mulai menghasilkan uang.

****

Mobil dengan cepat melaju meninggalkan pusat kota Adra. Mobil di parkir di depan sebuah rumah minimalis yang berada di pinggir kota Adra. Rumah ini adalah rumah kami. Menjadi seorang pembunuh bayaran membuat kami menjadi sukses dengan cepat. Kita bisa membeli rumah mewah dan kendaraan. Kebanyakan kami di bayar oleh pengusaha untuk membunuh saingan bisnis mereka.

Kami melangkah masuk rumah. Aku merebahkan diriku di sofa lalu menyalakan TV. Dante dan Lukas menuju dapur menyiapkan makan malam. Aku menatap datar ke arah layar TV. Sebuah berita yang kini meliput pembunuhan yang baru saja kami lakukan. Tak ada rasa iba atau kasihan dalam diriku. Aku hanya merasa semua pantas mati.

“Mint, saat nya makan malam,” panggil Dante.

“Baiklah."ucap ku yang langsung mematikan TV.

Kami makan dengan tenang sembari membaca berita di layar telpon genggam kami. Kami bertiga Saling menatap dengan senyum yang sulit di artikan. Aku makan dengan lahap. Setiap kali selesai membunuh, aku merasa lapar luar biasa.

“Terima kasih,” ucap ku datar. Tak ada ekspresi yang dapat ku keluarkan.

“Ada apa Mint? Kenapa kau berterima kasih?" tanya Lukas.

“Terima kasih karena menemani ku selama ini. Aku sangat bahagia karena ada nya kalian.”

“Hahaha, Mint apa kau betul – betul bahagia? Ekspresi wajah mu tidak menunjukan itu, “ ucap Dante sambil tertawa.

“Aku tidak tahu harus berekspresi bagaimana."

Mereka berdua menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Selama 10 tahun ini, mereka selalu ada bersamaku. Aku yang menjadikan mereka pembunuh. Sekalipun tak bisa menunjukan betapa bersyukur nya aku tapi aku tetap bahagia karena ada nya mereka. Aku telah berjanji pada diriku sendiri, aku akan mengubah jalan hidup mereka.

Aku ingin mereka berhenti menjadi pembunuh lalu menemukan jalan hidup yang baik.

“Terima kasih makanan nya. “

Setelah mengucapkan itu, aku langsung ke kamar dan mengunci kamarku. Aku membuka pakaian ku dan hanya memakai dalaman saja. Aku duduk di tepi tempat tidur ku sembari membayangkan wajah ibu dan ayah ku. Tak ada air mata yang keluar dari mata ku.

Aku bahkan lupa kapan terakhir aku tertawa. Perasaan ku telah betul – betul di hancurkan saat malam di mana kedua orang tua ku di bunuh. Aku berpikir untuk mengakhiri semua nya. Aku akan membalaskan dendam atas kematian orang tua ku.

Akan ku hancurkan mereka semua. Dan setelah itu aku akan menyusul kedua orang tua ku. Aku bertahan hingga hari ini hanya untuk menghancurkan mereka semua.

***

Dante sedang duduk santai di sofa sementara Lukas terlihat sibuk dengan game nya. Saat berita pembunuhan hari ini di beritakan, mata mereka fokus melihat berita itu.

“Sampai kapan kita akan melakukan ini?" tanya Dante

“Bukan kah ini memang jalan hidup kita. Tapi jika di Tanya seperti itu, aku juga lelah. Aku juga ingin hidup normal, memiliki pasangan, Menikah dan memiliki keluarga,” ucap Lukas disertai tawa kecil nya.

Dante dan Lukas mula berpikir untuk mengubah jalan hidup mereka. Mereka berdua ingin memberitahukan niat mereka pada Mint. Menurut mereka uang yang kini mereka punya cukup untuk membuat usaha sendiri.

“Aku ingin sekali melihat Mint tersenyum,” ucap Dante.

“Aku juga berharap kita bisa membuat Mint bahagia,” ucap Lukas.

“Seperti nya hidup nya betul – betul di hancurkan. Kasihan Mint, “ ucap Dante.

Mereka berdua terdiam sejenak. Mengingat Mint yang tidak dapat menunjukan ekspresi apapun selain ekspresi datar nya, membuat mereka memikirkan apa yang membuat Mint sampai sedingin itu. Meskipun mereka berdua seorang pembunuh, tapi di bandingkan Mint mereka masih mempunyai iba dan rasa penyesalan setelah melakukan pembunuhan.

Bagaimana pun mereka juga manusia. Tapi Mint tidak merasakan apapun ketika membunuh.

Dante dan Lukas yang selalu menyaksikan Mint saat membunuh terkadang merasa merinding.

Mint bahkan tanpa ampun membunuh satu keluarga termaksud seorang ibu hamil. Mint menusuk perut perempuan itu lalu merobek janin nya. Dante hanya menelan saliva nya saat melihat Mint membunuh wanita malang itu.

Hi readers.

Ini tulisan pertama ku. Masih banyak kekurangan Mohon dimaklumi. Saran yang membangun sangat penulis butuhkan. Terima kasih

Happy Reading.

Terpopuler

Comments

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

sadis ...thor

2023-03-08

0

AzkaAldric Pratama

AzkaAldric Pratama

mampir Thor

2021-11-18

1

senja

senja

tadi maksudnya Dante n Lucas juga menyaksikan keluarganya dibunuh?

2021-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2 Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3 Chapter 3: Hari Balas Dendam
4 Chapter 4: Persinggahan
5 Chapter 5: Dunia Sihir
6 Chapter 6: Juline Ascar
7 Chapter 7: Pindah ke ibukota
8 Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9 Chapter 9: Keluarga Baru
10 Chapter 10: Tidak di sambut baik
11 Chapter 11: Bertiga
12 Chapter 12: Berlatih
13 Chapter 13: 1 Vs 3
14 Chapter 14: Sakit
15 Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16 Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17 Chapter 17: Kesedihan Ayah
18 Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19 Chapter 19: Berkunjung
20 Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21 Chapter 21: Teman Baru
22 Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23 Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24 Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25 Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26 Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27 Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28 Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29 Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30 Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31 Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32 Chapter 32: Lahan Perkebunan
33 Chapter 33: Keberangkatan
34 Chapter 34: Desa Hoa 1
35 Chapter 35: Desa Hoa 2
36 Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37 Chapter 37: Kembali
38 Chapter 38: Berkumpul kembali
39 Chapter 39: Makan Malam Bersama
40 Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41 Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42 Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43 Chapter 43: Cawan Nolie
44 Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45 Chapter 45: Pelajaran Pertama
46 Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47 Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48 Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49 Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50 chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51 Chapter 51: Pingsan
52 Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53 Chapter 53: Pertandingan Pertama
54 Chapter 54: Rapat Di Frost
55 Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56 Chapter 56: Di Pulangkan
57 Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58 Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59 Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60 Chapter 60: Terpisah
61 Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62 Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63 Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64 Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65 Chapter 65: Bertemu Raja William
66 Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67 Chapter 67: Rasa Kehilangan
68 Chapter 68: Kebenaran 1
69 Chapter 69: Kebenaran 2
70 Chapter 70: Rapat Besar
71 Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72 Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73 Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74 Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75 Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76 Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77 Chapter 77: Awal Kemusnahan
78 Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79 Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80 Chapter 80: Hutan Hitam 1
81 Chapter 81: Hutan Hitam 2
82 Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83 Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84 Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85 Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86 Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87 Chapter 87: Bertemu Kembali
88 Chapter 88: Penyesalan Juline
89 Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90 Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91 Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92 Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93 Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94 Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95 Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96 Chapter 96: Melanie dan Shimon
97 Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98 Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99 Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100 Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101 Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102 Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103 Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104 Chapter 104: Second Chance
105 Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106 Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107 Chapter 107: Bertemu Para Ing
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2
Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3
Chapter 3: Hari Balas Dendam
4
Chapter 4: Persinggahan
5
Chapter 5: Dunia Sihir
6
Chapter 6: Juline Ascar
7
Chapter 7: Pindah ke ibukota
8
Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9
Chapter 9: Keluarga Baru
10
Chapter 10: Tidak di sambut baik
11
Chapter 11: Bertiga
12
Chapter 12: Berlatih
13
Chapter 13: 1 Vs 3
14
Chapter 14: Sakit
15
Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16
Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17
Chapter 17: Kesedihan Ayah
18
Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19
Chapter 19: Berkunjung
20
Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21
Chapter 21: Teman Baru
22
Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23
Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24
Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25
Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26
Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27
Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28
Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29
Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30
Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31
Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32
Chapter 32: Lahan Perkebunan
33
Chapter 33: Keberangkatan
34
Chapter 34: Desa Hoa 1
35
Chapter 35: Desa Hoa 2
36
Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37
Chapter 37: Kembali
38
Chapter 38: Berkumpul kembali
39
Chapter 39: Makan Malam Bersama
40
Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41
Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42
Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43
Chapter 43: Cawan Nolie
44
Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45
Chapter 45: Pelajaran Pertama
46
Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47
Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48
Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49
Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50
chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51
Chapter 51: Pingsan
52
Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53
Chapter 53: Pertandingan Pertama
54
Chapter 54: Rapat Di Frost
55
Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56
Chapter 56: Di Pulangkan
57
Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58
Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59
Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60
Chapter 60: Terpisah
61
Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62
Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63
Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64
Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65
Chapter 65: Bertemu Raja William
66
Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67
Chapter 67: Rasa Kehilangan
68
Chapter 68: Kebenaran 1
69
Chapter 69: Kebenaran 2
70
Chapter 70: Rapat Besar
71
Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72
Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73
Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74
Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75
Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76
Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77
Chapter 77: Awal Kemusnahan
78
Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79
Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80
Chapter 80: Hutan Hitam 1
81
Chapter 81: Hutan Hitam 2
82
Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83
Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84
Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85
Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86
Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87
Chapter 87: Bertemu Kembali
88
Chapter 88: Penyesalan Juline
89
Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90
Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91
Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92
Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93
Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94
Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95
Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96
Chapter 96: Melanie dan Shimon
97
Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98
Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99
Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100
Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101
Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102
Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103
Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104
Chapter 104: Second Chance
105
Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106
Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107
Chapter 107: Bertemu Para Ing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!