Juline membuka mata nya perlahan dan mengucek nya. Matahari sudah menampakan sinar nya. Ia bangun dan langsung mandi. Ia lalu memakai gaun nya dan duduk di depan meja rias. Ia menatap dirinya di cermin. Setelah itu ia mengenakan kaos tangan pemberian dewa Q.
“Aku sudah cantik, tak perlu make up. Apa apaan kaos tangan ini."
Ia langsung turun ke lantai bawah dan bertemu dengan ayah dan kakak nya yang sedang berbincang – bincang dengan seseorang. Juline berjalan menghampiri mereka.
“Pagi Juline,” sapa Damien
“Pagi."
“Juline, kaos tangan mu sangat cantik nak."
“Terima kasih ayah."
Juline menatap datar pada seorang pria yang duduk depan ayah nya. Pria itu mendongak dan menatap Juline. Bola mata hijau pria itu membuat Juline tak sempat berkedip.
Juline lalu duduk di samping Damien.Ayah nya lalu menjelaskan jika pria itu bernama bernama Roman. Ia adalah master pedang yang akan melatih Juline.
“Perkenalkan nama saya Roman Xiann nona. Saya akan melatih nona,”ucap Roman.
“Baiklah."
“Kapan nona akan mulai latihan nya?" tanya Roman.
“Sekarang."
Roman sedikit terkejut. Ia pikir ia akan di suruh menunggu. Juline pamit pada ayah dan kakak nya untuk berlatih sekarang. Ayah dan Damien hanya tersenyum melihat semangat 45 gadis itu. Juline berjalan diikuti oleh Roman.
Mereka berhenti disebuah lapangan yang berada sisi kanan taman. Sebelum memulai latihan roman sedikit menjelaskan cara memegang pedang yang benar dan bagaimana cara mengalirkan mana ke pedang. Juline hanya mengangguk pura – pura paham.
Tanpa di ajarkan pun mana itu akan mengalir dengan sendiri nya meskipun mana dalam tubuh Juline tak ada yang dapat merasakan.
Roman memberi sebilah pedang pada Juline.
Saat Juline memegang pedang itu dengan tangan kiri, Roman sedikit terkejut.
Jarang sekali orang memegang pedang tangan kiri. Roman mulai memperagakan satu persatu dalam teknik berpedang. Satu persatu Juline mulai mengikuti nya. Setelah itu Roman itu meminta Juline untuk menyerang nya.
Dengan sigap Juline menyerang Roman. Roman yang seorang master dengan cepat menghindar. Ia merasa kalau Juline punya bakat dalam berpedang.
Roman menyerang Juline tapi dengan cepat Juline menangkis serangan itu. Roman tersenyum lalu menyerang Juline dengan gerakan cepat tapi lagi – lagi Juline menangkis serangan Roman.
Roman berhenti dan menatap Juline. Ia bingung karena tak bisa merasakan aliran sihir Juline.
“Nona mohon maaf sebelum nya tapi kenapa aliran sihir nona tak bisa saya rasakan ?" tanya Roman bingung.
“Karena memang sejak lahir aku tidak bisa menyerap Mana yang kau jelaskan tadi. Aku terlahir tanpa sihir."
“Maaf atas kelancangan saya nona. Saya tidak tahu bahkan saya mengajarkan nona tentang mana."
“Tidak apa – apa. Apa kau juga berpikir aku sampah? Keluarga ibu ku tidak mengakui ku karena aku tak memiliki sihir."
“Tidak nona. Menurut ku nona memiliki keahlian lebih baik dari siapapun. Nona sangat pandai berpedang. Kekuatan tangan kiri nona juga kuat. Selama saya mengajar pedang, saya tidak pernah menemukan seseorang menggunakan tangan kiri nya menggenggam pedang nya."
“Seperti nya hanya kau yang mengerti. Kita lanjutkan besok latihan nya."
“Baik nona."
Setelah itu Roman pamit dan kembali ke kediaman nya di Academy Wizard. Roman Xiann adalah seorang master pedang. Ia saat ini mengajar di Wizard academy tepat nya ia mengajar di kastil rakyat biasa.
Karena saat ini Wizard academy sedang libur musim panas, Roman menerima tawaran mengajar di luar academy. Seseorang pun menawarkan ia untuk mengajar di kawasan elit bangsawan. Roman berjalan meninggalkan blok 5.
Saat sedang berjalan, sebuah kereta kuda berhenti di samping nya. Roman menghentikan langkah nya dan menunggu seseorang keluar dari kereta itu.
Keluarga bangsawan semua sama saja, mereka semua tidak sopan dan angkuh. Hmm aku benci mereka. Aku bahkan tidak ditawarkan makan padahal aku sangat lapar. Bukankah gadis itu terlalu angkuh? Dia tak punya sihir tapi masih mau belajar pedang tapi anehnya ia sangat pandai berpedang. Ahh sudahlah.
“Siapa yang menyuruh mu pulang? "Juline membuka tirai dan memandang datar ke arah Roman. Roman sedikit menunduk.
“Mohon maaf nona."
“Naiklah."
Roman terkejut saat Juline mempersilahkan ia naik. Ia tidak pernah di perlakukan seperti ini sebelum nya. Roman naik dengan hati – hati. Sejenak ia memandangi wajah datar Juline. Ia merasa bersalah karena berpikir buruk tentang Juline.
“Maaf, tadi aku tidak sempat menawarkan mu makan. Aku akan membawamu ke tempat makan."
“Tidak apa – apa nona."
“Kau pasti lapar bukan?"
“Tidak non-
Tiba – tiba terdengar gemuruh dari perut roman. Roman memegangi perut nya, ia tertunduk malu. Wajah nya memerah. Juline hanya menatap nya datar
“Kau pasti memaki ku sepanjang jalan."
Ucapan Juline membuat Roman terkejut bukan main. Ia bingung bagaimana Juline bisa tahu ia memaki sepanjang perjalanan tadi. Roman menunduk tak berani menatap Juline.
Gadis ini masih sangat muda tapi ia begitu dewasa dan terlihat anggun. Tapi sifat nya sangat baik, padahal ia kelihatan sangat dingin pada orang lain. Aku merasa bersalah memaki nya tadi.
Sampailah mereka di sebuah tempat makan. Juline dan Roman masuk ke dalam restoran tersebut. Juline duduk dan diikuti Roman. Beberapa pasang mata memadangi mereka.
Juline yang merasa di pandangi hanya diam sembari membaca menu. Setelah itu ia memesan daging dan anggur.
“Terima kasih nona telah mengajak saya ke tempat yang mewah ini."
“Apa tempat ini mewah menurut mu?"
“Iya nona. Restoran ini hanya bisa di masuki oleh bangsawan karena harga makanan di sini sangat mahal."
“Lalu apa yang biasa kau makan?"
“Aku makan kentang nona."
Juline yang mendengar ucapan Roman entah mengapa merasa aneh. Ia berpikir bagaimana bisa seseorang bertahan hanya dengan makan kentang setiap hari.
Pesanan mereka datang, Roman segera makan dengan lahap. Juline hanya memandang Roman yang sedang makan.
“Nona tidak makan?"
“Aku sudah kenyang. Kau makan saja semua, itu untuk mu."
Roman tersenyum mendengar ucapan Juline. Ia kembali melanjutkan makan nya. Saat sedang menikmati makanan nya, seseorang menghampiri mereka.
“Wah lihat siapa ini yang sedang makan dengan lahap nya?"ucap laki – laki itu. Ia adalah Gio Odor. Gio odor adalah keluarga bangsawan. Gio masih seumuran dengan Juline. Ia kini masih bersekolah di Academy. Ia adalah pemilik element angin, tanah dan air.
Roman mendongak dan berdiri sembari memberi hormat. Juline hanya duduk sembari memandang ke arah Gio dan kedua teman nya.
“Tuan muda Gio." sapa Roman.
“Sedang apa rakyat jelata di sini? Apa kau punya uang makan di sini?" tanya Wen Hernandez.
“Aku tidak percaya bisa makan satu tempat makan dengan rakyat jelata. Bukan kah ini sangat menjijikan," ucap Shelyn Rodrig.
Roman hanya menunduk. Ia mencoba tersenyum dan menahan amarah nya. Juline beranjak dan menghampiri Roman yang berada di sebelah kanan meja. Gio, Shelyn dan wen memandang Juline dengan tatapan angkuh nya.
“Siapa lagi gadis aneh ini? aku mencium bau – bau sampah dari mu,”ucap Shelyn Rodrig.
“Aku tak bisa merasakan energy nya, kau benar dia hanya gadis sampah,”Wen menimpali.
“Roman, siapa anak – anak bodoh ini?" tanya Juline
Gio, Wen and Shelyn yang mendengar itu merasa sangat kesal. Roman hanya memandangi Juline dengan tatapan panik nya.
Menarik
Happy Reading ♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
M Ferdi
hahah semangat 45 dong
2021-12-28
1
senja
tuh, diluar Akademi ttp aja Guru itu direndahkan bangsawan, jd kayak apa bedanya gt dg yg dikatakan kl open n menyamaratakan kasta? gak berpengaruh kan nyatanya
2021-11-03
1
Dewi
copot nih palany
2021-08-28
2