Pagi dengan cepat tiba. Hari ini adalah hari kedua mereka bertiga latihan di hutan terlarang. Roman memutuskan untuk membawa Juline dan Damien ke hutan terlarang tingkat 2.
Setelah sarapan mereka segera berangkat ke hutan terlarang. Kereta kuda yang mengantar mereka dengan cepat meninggalkan pekarangan rumah. Roman dan Damien terlihat begitu semangat.
Mengingat kemarin mereka di kalahkan oleh Juline yang begitu banyak membunuh binatang sihir dari pada mereka. Kereta kuda berhenti di depan jalan setapak yang di penuhi lumut. Mereka bertiga melangkah masuk ke dalam hutan. Aura hutan terlarang tingkat 2 sedikit lebih mencekam di banding tingkat satu.
Juline berjalan melewati pepohonan diikuti Damien dan Roman. Mereka sudah sampai di tengah hutan. Juline mengedarkan pandangan nya. Ia merasa ada sesuatu yang menatap mereka bertiga. Tiba – tiba sekelompok serigala menghadang mereka.
Serigala berwarna biru tua itu mengaum memanggil kawan – kawan nya yang lain. Damien and Roman segera memegang pedang mereka. Juline masih diam memandangi serigala – serigala.
“Apa yang kau lakukan Juline, kenapa kau diam saja? Tanya Damien yang kini mengambil posisi menyerang
“Aku sedang menghitung ada berapa banyak binatang – binatang menggemaskan ini.
Roman dan Damien ingin memuntahkan seteguk darah mendengar ucapan Juline. Bagaimana bisa hewan seseram serigala biru itu menggemaskan.
“Mereka semua ada 155 ekor. Baiklah.
“Bukan kah mereka terlalu banyak.”Ucap Damien
“Mereka seperti nya sudah menanti kedatangan kita.”Ucap Roman.
“Double Swords”
Dua buah pedang berwarna merah dan biru dengan corak naga hitam kini berada di kedua tangan Juline. Roman dan Damien tak bisa berkata apa – apa melihat pedang yang di pegang Juline.
“Dari mana asal nya Pedang –pedang itu? Tanya Damien heran
“Bukan kah itu pedang spiritual tingkat tinggi.”Ucap Roman yang masih menatap kedua pedang yang di selimuti cahaya berwarna merah dan biru.
Apa yang sebenar nya sedang ku gumamkan?
Roman dan Damien yang sedari tadi memperhatikan Juline tidak sadar jika serigala –serigala mulai menyerang mereka. Akibat nya Roman dan Damien terpental dan tubuh mereka menghantam pohon.
“Aissh, apa yang sedang kalian lamunkan? Tanya Juline yang langsung berlari menyerang serigala yang tadi menyerang Roman dan Damien. Satu persatu serigala mulai tumbang di tangan Juline.
Roman dan Damien berusaha bangkit dan langsung membantu Juline yang di serang oleh serigala – serigala itu. Juline mengayunkan kedua pedang nya. Ia berlari menghabisi satu persatu serigala itu.
Setelah bertarung berjam - jam, Damien dan Roman mulai kehabisan energy. Berbeda dengan Juline yang masih dengan semangat nya menghabisi serigala – serigala itu. Itu karena Damien dan Roman mengalirkan mana ke pedang mereka.
Sementara Juline tak bergantung pada kekuatan mana, kekuatan pedang spiritual nya dan kelihaian berpedang membuat nya dengan mudah menghabisi serigala – serigala itu.
“Apa – apaan gadis itu, kenapa dia tak kelihatan lelah sekalipun? Tanya Damien yang kini duduk di bawah pohon dengan napas tersengal.
Damien terluka di bagian tangan dan perut nya. Itu membuat nya semakin lemah. Ia bahkan tak mampu mengobati diri nya sendiri. Begitupun Roman yang berusaha bangkit dengan sisa – sisa energy nya.
Untuk pertama kali ia merasa kewalahan menghadapi para binatang sihir. Itu karena ia tidak pernah menghadapi binatang sihir sebanyak yang mereka hadapi sekarang.
“Kalian berlindung lah, biar aku yang menghabisi mereka.”teriak Juline
“Apa kau baik – baik saja? Tanya Damien
“Khawatirkan saja dirimu. Bertahanlah, akan ku selesaikan ini dengan cepat.
Roman memapah Damien melompat ke atas pohon. Mereka berdua menyaksikan Juline yang sedang bertarung melawan 15 serigala yang tersisa.
“Sekuat apa sebenarnya gadis itu, padahal ia tak menggunakan mana seperti kita.”Ucap Damien yang masih tak percaya dengan Juline yang sedang bertarung melawan serigala dengan luka – luka di tangan dan kaki nya.
“Seharus nya kau tahu, bukan kah dia saudari mu? Tanya Roman
“Aku melihat nya terakhir kali ketika ia masih bayi.”Jelas Damien dengan mata berkaca – kaca
“Kau lihat tak ada ketakutan di wajah Juline, dia bahkan sangat menikmati pertarungan ini.
Setelah 20 menit Juline berhasil meratakan semua serigala – serigala itu. Tubuh serigala – serigala itu berserakan di sekeliling nya. Roman dan Damien turun dari pohon dan menghampiri Juline yang terlihat mengusap darah di wajah nya.
Darah serigala yang mengenai wajah nya.
Ia memandangi kaos tangan nya sejenak.
Bukannya kaos tangan ini menahan kekuatan ku tapi kenapa aku bisa menghabisi serigala – serigala ini, apa binatang itu terlalu lemah atau aku yang terlalu kuat.Tapi aku menyukai nya, aku menyukai pertarungan ini. Ini bahkan lebih seru dari pada membunuh manusia.
”Juline, apa kau baik – baik saja? Tanya Damien yang berlari menghampiri adik nya.
“Aku baik – baik saja. Bagaimana dengan kalian?
“Kami baik – baik saja hanya saja kita kehabisan energy.”Ucap Roman
“Kalian ambil lah batu sihir serigala – serigala ini untuk memperkuat sihir kalian dan mengembalikan energy kalian.
“Bagaimana dengan nona? Tanya Roman
“Apa kau lupa kalau aku tidak punya sihir.
Roman dan Damien saling memandang.
“Kau memang tak punya sihir tapi kau lebih kuat dari kita berdua. Kau bahkan tidak membutuhkan mana untuk pedangmu. Seperti nya aku masih terlalu lemah untuk menjadi seorang master sihir.”Ucap Damien
“Anggap saja itu kelebihan ku karena tak punya sihir. Bukan kah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan? Walau terkadang orang – orang lebih sering peka terhadap kekurangan. Kau hanya perlu berlatih lebih keras, aku yakin kau bisa menjadi master sihir yang hebat. “Jelas Juline
“Bagaimana dengan ku yang master pedang ini? Tanya Roman dengan lemas.
“Menurut ku kalian berdua jangan terlalu mengandalkan mana dalam bertarung atau saat menggunakan pedang. Perkuat saja teknik dan kekuatan tangan kalian. Selain itu, kalian bisa menggunakan elemen kalian selama bertarung. Kenapa malah aku yang menjelaskan hal ini guru Roman?
“Mohon maaf nona, aku memang tidak berguna.
“Kalian berdua sangat kuat tapi satu yang menjadi kan kalian lemah karena kalian terlalu bergantung pada mana. Dan lagi kalian jarang menyerap mana, iyakan? Bukti nya kalian dengan cepat kehabisan mana. Hmm kenapa aku harus mengatakan hal ini lagi kepada kalian berdua?
“Maafkan kami.”Ucap mereka bersamaan.
Juline hanya menggeleng sembari menghela napas kasar. Mereka pun mulai mengumpulkan batu sihir. Saat sedang sibuk mengumpulkan batu sihir untuk Roman dan Damien, Juline mendengar suara teriakan dari sisi kanan hutan yang tidak berada jauh dari posisi mereka saat ini yang berada di tengah hutan.
Melihat Damien dan Roman yang masih mengumpulkan energy nya, Juline memutuskan pergi mencari sumber suara itu.
“Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan kesana sebentar.
“Kemana? Obati dulu luka – luka mu.
“Aku hanya sebentar
Juline berlari meninggalkan mereka berdua. Ia mengikuti sumber suara yang semakin mengecil. Hingga ia menemukan beberapa orang terkapar dengan luka sobekan dan dua pria yang sedang melawan sekelompok harimau berwarna merah.
Baru kali ini aku melihat harimau berwarna merah. Aneh.Apa aku bantu saja mereka? Tapi buat apa. Biarkan saja mereka melawan nya.
Saat sedang menyaksikan mereka dari kejauhan, Juline melihat kedua pria tadi nampak mulai kehabisan energi. Juline melihat harimau yang berada di belakang mereka siapa menerkam kedua pria itu.
Tanpa sadar kaki Juline berlari dengan cepat dan menebas kepala harimau itu.Kedua pria itu berbalik mencari siapa orang yang membantu mereka. Ketika berbalik mereka mendapati seorang gadis bergaun biru selutut serta tangan dan kaki nya penuh luka – luka.
Juline hanya menatap datar kedua pria yang di penuhi luka di tubuh nya. Juline berlari melewati kedua pria yang masih memandangi nya. Ia berlari dan cepat menebas kepala harimau – harimau merah itu.
Kedua pria itu hanya diam mematung melihat Juline yang dengan cepat membunuh harimau – harimau itu. Juline kembali memasukan pedang – pedang nya ke dalam gelang nya. Kedua pria itu menatap gelang Heaven Juline dengan tatapan yang tak biasa.
“Apa yang sedang kalian lihat? Tanya Juline
“Nona, terima kasih karena telah menolong kami.”Ucap salah satu pria itu
“Sama – sama, kalian sebaik nya menolong orang – orang di belakang itu.
Juline dan kedua pria itu menghampiri kelima teman mereka. Kelima pria yang terluka menatap Juline keheranan. Kedua pria itu mulai menyembuhkan teman – teman nya dengan sisa energy mereka. Saat Juline hendak melangkah pergi, seseorang menahan nya.
“Tunggu nona, kalau boleh tahu nama nona siapa? Saya dan teman – teman saya ingin berterima kasih pada nona karena telah menolong kami.
“Aku Juline.
“Perkenalkan saya Dean Rodrig dan saudara saya Sean Rodrig. Serta kelima teman saya Axel Odor, Joan Hernandez, Rian Martinez, Mikey Philips and Noan Cegler. Kami adalah murid Wizard academy yang sedang berlatih.“Ucap Dean
“Apa nona baik – baik saja, seperti nya nona terluka.”Tanya Axel Odor yang melihat luka – luka Juline.
“Aku baik – baik saja. Baiklah aku permisi dulu.
“Nona, sebentar.” Panggil Mikey Philips
“Apa lagi?
“Apa nona murid di Wizard academy? Tanya Mikey
“Bukan.
“Nona sangat hebat, bolehkah saya dan teman – teman saya nanti berlatih bersama nona? Tanya Dean yang memandang Juline dengan mata berbinar – binar.
“Sehebat apa sih gadis ini? Aku bahkan tak merasakan aliran mana di tubuh nya.”Ucap Joan Hernandez yang mencoba bangkit.
“Harus nya kau berterima kasih bukan nya meremehkan nona Juline seperti itu.”Ucap Rian.
“Cih.
“Saya harus pergi sekarang. Dan jika kalian ingin berlatih bersama mari bertemu besok di hutan terlarang tingkat 3. Dan kau, pastikan ikut. Bukan kah kau penasaran sehebat apa aku? Ucap Juline dengan seringai nya sembari menunjuk Joan.
Juline berbalik dan meninggalkan mereka semua. Mereka bisa lihat betapa cantik dan sempurna nya Juline. Kulit putih nya tetap bersinar dengan luka yang menghiasi lengan nya.
Melihat itu Dean, Sean,Axel, Rian, Noan dan Mikey hanya diam mematung. Ini pertama kali nya bagi mereka bertemu dengan gadis yang berkeliaran di hutan terlarang dengan keahlian pedang yang begitu hebat.
“Bukan kah dia sangat mengagumkan? Ucap Dean
“Dia gadis yang langkah.”Ucap Noan
“Aku ingin gadis seperti dia.”Rian menimpali
“Gadis itu harus jadi milik ku.”Ucap Mikey
“Cih, bisa – bisa nya kalian menyukai sampah seperti itu. “Ucap Joan
“DIAM KAU.”teriak mereka berempat serempak. Joan langsung menutup mulut nya.
Sementara Sean hanya diam tanpa sepatah katapun. Ia masih tidak percaya oleh seorang gadis yang tak punya sihir seperti Juline.
Gadis menjijikan.
Mereka pun berjalan keluar dari hutan. Sementara juline menghampiri Roman dan Damien yang sedang duduk di bawah pohon dengan tumpukan batu sihir di hadapan mereka. Mereka berdua bingung bagaimana cara membawa batu sihir itu.
Juline datang dan langsung memasukan batu itu ke dalam gelang nya. Roman dan Damien saling pandang dengan lemas.
“Aku sudah berpikir keras bagaimana membawa batu itu. Kau dari mana saja Juline? Tanya Damien
“Jalan – jalan
“Ehh.”Roman spontan
“Apa kalian baik – baik saja?
“Yah, berkat batu sihir dan berkat mu.”Ucap Damien dengan senyum manis nya.
Damien berdiri dan menghampiri Juline. Ia mengobati lengan Juline dengan sihir nya dan seketika luka Juline sembuh
“Terima kasih. Ayo kita pulang.
Mereka bertiga pun berjalan keluar dari hutan. Beberapa pasang mata menatap mereka bertiga.
“Kita harus membunuh gadis itu. “Ucap pria bermata merah yang berada di balik pohon.
Happy Reading ♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
!m_mah
maaf thor🙏,bahasanya enak yang biasa saja,jgn d kasih sih,kok,dong,loh.kesanny kurang gmn gitu🙏
2024-05-28
0
Wati Saraswati
apa tidak ada gambaran seperti gelang dan pedangnya kaya seru klo ada gambarnya
2021-11-27
1
senja
dua plus lima itu tujuh kan? kenapa hanya 6 yg disebut?
2021-11-04
0