Seorang gadis Nampak sedang menyisir rambut nya. Wajah nya menatap datar diri nya di depan cermin. Ia kemudian mengenakan sepatu boot nya. Ia melangkah keluar dari kamar nya. Berjalan menuju pekarangan mansion nya.
Di sana terlihat seorang pria yang sedang berdiri menunggu nya sedari tadi. Saat melihat gadis itu menghampiri nya, pria itu tersenyum.
“Guru, ayo kita berangkat.”Ajak Genny
“Apa kau yakin akan ke hutan terlarang tingkat 4? Kau tahukan hutan itu cukup berbahaya dan itu pasti nya kau tidak cukup kuat melawan binatang iblis disana.”Jelas Rain
“Guru, apa kau meragukan ku? kan ada guru bersamaku.”Ucap Genny sembari menggandeng lengan guru nya.
Mereka pun berangkat menuju hutan terlarang. Saat kereta kuda sudah meninggalkan mansion Genny, Rain meminta kusir menghentikan kereta nya di depan sebuah mansion yang tak jauh dari mansion Genny. Genny yang melihat itu merasa kesal.
“Untuk apa guru berhenti di depan mansion ini ?"
“Maafkan aku Genny, tapi kemarin aku di minta untuk melatih nona Melanie Sebastian.”Jawab Rain
“Ohh, baiklah."
Genny mencoba menahan kekesalan nya. Seorang gadis berambut sebahu keluar dari balik pagar dan menghampiri Rain yang menunggu nya di depan kereta.
“Silahkan naik nona."
“Tapi aku ingin naik kereta ku bersama mu guru."
“Nona, alangkah baik nya kalau kita naik satu kereta saja untuk memudahkan kita ke hutan itu takut nya kedatangan kita malah mengusik binatang iblis disana."
“Aneh sekali. Baiklah karena guru yang meminta."
Akhir nya Melanie masuk dan duduk di samping Genny."
“Hai Genny, apa kau akan baik – baik saja masuk ke hutan terlarang itu?"
“Apa maksud mu? dan kenapa kau duduk di samping ku?"
“Apa kau ingin aku duduk di samping guru?"
“Baiklah. Kau duduk di situ saja."
Rain masuk dan duduk di depan mereka berdua. Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara mereka. Genny menyadarkan kepala nya dan menutup mata nya sedangkan Melanie sibuk menatap Rain sembari tersenyum manis.
Tak terasa mereka bertiga telah masuk di area hutan terlarang tingkat 4. Kereta kuda berhenti dan mereka bertiga segera turun. Rain mengedarkan pandangan nya dan menatap kedua gadis yang berada di samping nya.
“Apa kalian siap?"
“Siap guru.”Ucap mereka serempak."
Mereka pun berjalan melewati jembatan gantung dan menuju ke dalam hutan terlarang itu.
***
Juline bangun dan langsung mandi, ia kemudian memakai gaun selutut berwarna hijau. Juline kemudian mengikat rambut nya. Ia hari ini bermaksud berlatih sendiri di hutan terlarang 4.
Karena kejadian kemarin, ia merasa takut membawa serta Roman dan Damien. Ia ingin berlatih menghadapai musuh – musuh nya sendiri.
Ia pun turun dan ikut sarapan bersama ayah, Damien dan Roman.
“Ayah, hari ini aku ingin berjalan – jalan sendiri, bolehkan?"
“Boleh nak."
“Kenapa kau tidak mengajak kami berdua?" Tanya Damien
“Kalian berdua beristirahat lah dulu, beberapa hari lagi kalian akan kembali ke academy."
“Baik nona.”Ucap Roman
“Baiklah."
Setelah sarapan Juline langsung berangkat menuju hutan terlarang tingkat 4 tanpa sepengetahuan Damien dan Roman. Setelah melewati jalan yang cukup panjang, akhir nya Juline sampai di hutan terlarang tingkat 4.
Area di hutan terlarang tingkat 4 lebih gelap dibanding hutan terlarang tingkat 3.
Juline turun dan mengedarkan pandangan nya. Ia melihat sebuah kereta kuda terparkir di samping nya.
Jalan masuk ke hutan terlarang tingkat 4 melewati jembatan gantung. Juline berjalan masuk dan melewati jembatan itu. Saat menginjakan kaki di hutan itu,Juline bisa merasakan aura pekat mengelilingi hutan itu.
Ia terus berjalan sembari mengedarkan pandangan nya ke kanan dan ke kiri. Setelah 20 menit berjalan, ia memutuskan untuk meloncat ke pohon dan mulai melihat situasi hutan yang tampak lengang namun terlalu mencurigakan.
“Apa – apaan hutan ini, bukankah hutan ini terlalu tenang. Mencurigakan sekali."
Saat sedang asyik duduk di atas pohon, Juline melihat sekelompok Monyet bertaring berlari mengejar beberapa orang. Pertarungan terjadi, sekelompok monyet bertaring itu melawan 3 orang di hadapan mereka. Juline hanya menyaksikan dari atas pohon pertarungan sengit itu.
“Fire Ball”
Melanie berlari sembari melemparkan bola – bola api ke arah monyet – monyet bertaring itu. Tapi beberapa monyet bertaring terlihat tidak terpengaruh oleh api yang dilemparkan Melanie. Genny yang melihat Melanie terdesak melesat menghampiri Melanie.
“Earth”
Tanah di sekeliling monyet – monyet bertaring itu terbelah dan mengubur mereka hidup – hidup. Tapi lagi – lagi beberapa monyet bertaring dapat menghindari serangan Genny. Genny dan Melanie bersatu melawan monyet – monyet bertaring itu.
Sementara Rain berlari dan menebas satu persatu monyet bertaring itu. Juline hanya menyeringai menyaksikan pertarungan sengit yang seperti nya membebani ketiga orang itu. Genny dan Melanie berhasil memusnahkan sebagian besar dari monyet bertaring itu.
Setelah berjam - jam , Rain pun berhasil menebas banyak monyet bertaring. Kini monyet – monyet bertaring itu hanya tersisa 5 ekor. Rain, Genny dan Melanie sedikit bernapas lega melihat banyak nya monyet yang sudah mereka musnahkan. Tapi seperti nya itu pertarungan belum selesai. Kelompok lain monyet – monyet bertaring kembali mengeremuni mereka bertiga.
“Guru, kenapa mereka semakin banyak?"Tanya Genny dengan napas terengah – engah
“Seperti nya mereka memanggil kelompok mereka yang lain."
“Guru, energy kita mulai terkuras habis. Bagaimana ini?"
“Begini saja, aliri pedang kalian dengan mana. Kali ini kita bertarung dengan pedang untuk bisa menghemat energy kita."
Akhir nya mereka menarik pedang dan mengaliri pedang mereka dengan sisa energy mereka. Monyet – monyet bertaring itu mulai menyerang lagi. Kali ini mereka bertiga dengan sekuat tenaga mengayunkan pedang mereka.
“Seperti nya monyet – monyet bertaring kali ini berbeda dengan yang sebelum nya. Mereka nampak lebih kuat.”Ucap Rain.
Genny dan Melanie mulai merasa kelelahan dengan luka – luka di sekujur tubuh mereka. Satu persatu monyet bertaring itu mereka tumbangkan tapi tetap saja monyet – monyet bertaring itu semakin banyak dan mulai mereka menyerang mereka.
Rain terlempar dan tubuh nya menghantam pohon. Ia memuntahkan seteguk darah. Ia bangkit dan melesat cepat.
“Freeze”
Beberapa monyet - monyet bertaring itu membeku dan seketika itu hancur. Rain mengerahkan sisa – sisa energy nya untuk membeku kan monyet – monyet bertaring itu. Tapi itu belum cukup memusnahkan mereka semua.
“Guru, guru jangan terlalu memaksakan diri.”Teriak Genny yang masih berusaha melawan monyet – monyet bertaring itu."
Dari kejauhan Juline masih nampak belum ingin beranjak dari posisi duduk nya. Ia masih ingin melihat pertarungan di hadapan nya itu. Melanie dan Genny yang masih bertarung mulai kelelahan dan tak mampu lagi mengangkat pedang mereka.
Melihat itu, Rain melesat cepat dan membawa genny dan Melanie di belakang nya. Monyet – monyet bertaring yang melihat itu mulai mengepung mereka bertiga, saat monyet – monyet itu hendak menerjang mereka bertiga, dua buah pedang melesat dengan cepat memenggal kepala monyet – monyet yang hendak menyerang Rain, Genny dan Melanie.
“Pedang siapa itu?"
“Bukan kah pedang itu spiritual tingkat tinggi? Tanya Melanie yang penasaran siapa yang telah memenggal kepala monyet – monyet itu."
“Untunglah, seseorang seperti nya hendak menolong kita."
Saat mereka bertiga sedang bertanya – tanya, seorang gadis bergaun hijau melesat dan menggengam kedua pedang itu. Mereka bertiga hanya diam mematung melihat kelincahan gadis yang saat ini sedang membunuh monyet – monyet bertaring itu seorang diri.
“Siapa gadis itu? aku baru kali ini melihat nya. Bukan kah ia sangat hebat guru?"Tanya Genny dengan mata yang masih fokus menyaksikan pertarungan Juline melawan monyet – monyet bertaring itu.
“Kau benar genny."
“Guru, apa dia seorang master?
“Aku juga tidak mengenal nya nona dan seperti nya dia bukan seorang master."
Juline yang begitu menikmati pertarungan ini dengan cepat meratakan monyet – monyet bertaring itu. Juline membersihkan wajah nya dari darah yang mengenai wajah nya tanpa ia sadari seekor monyet bertaring yang cukup kuat siap menerjang nya.
Rain, Genny dan Melanie yang melihat itu berteriak memperingatkan Juline.
“Awas belakang mu.”Teriak mereka bertiga bersamaan.
Mendengar itu, Juline berbalik dan mendapati taring monyet itu menusuk jantung Juline. Melihat itu mata Genny dan Melanie membelalak, mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Juline merasakan darah mengalir dari dada nya. Rain berlari hendak menolong Juline tapi sebuah aura membuat terpental kembali ke tempat Genny dan Melanie.
“Guru, apa guru baik – baik saja?"Tanya Melanie
“Guru, bagaimana dengan gadis itu, kita harus menolong nya."
“Ada aura yang besar yang menahan kita agar menjauh gadis itu."
Juline memegang dada nya bekas tancapan taring monyet itu. Monyet bertaring itu merasa menang karena telah membunuh Juline dengan menusuk jantung Juline.
Tapi Seketika itu pula kepala monyet bertaring itu terlempar dan mati dengan kepala terpenggal. Rain, Genny dan Melanie yang melihat itu menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang yang telah di tusuk jantung nya masih baik – baik saja dan malah membunuh binatang yang telah menusuk nya.
Mahluk busuk seperti kalian berani nya membunuh ku.
Juline menyeringai sembari memegang dada nya yang masih berlumur darah. Entah mengapa ia tak merasakan apa – apa sementara dada nya terus mengeluarkan darah.Rain, Genny dan Melanie berlari menghampiri Juline yang masih memegang dadanya.
“Apa kau baik – baik saja? Biar aku membantu mu mengobati luka mu.”Ucap Rain
“Apa kau mampu?"
“Tenanglah, Guru kami seorang memiliki elemen cahaya yang hebat."
Juline melepas tangan nya dan membiarkan Rain mengobati nya.
Bagaimana bisa gadis ini seperti tak merasakan apa – apa, padahal dada nya berlubang karena taring monyet itu. Batin Rain
“Siapa nama mu? apa kau tak merasa sakit?" Tanya Genny yang menatap wajah datar Juline seperti Juline tak merasakan apa – apa.
“Aku Juline. Ini sakit, sakit sekali."
“Tapi seperti nya wajah mu tidak menunjukkan itu.”Ucap Melanie
“Aku tidak tahu harus berekspresi bagaimana."
Genny tertegun mendengar ucapan Juline. Ia merasa Juline telah melewati hal – hal yang menyakitkan sampai tak mampu lagi menujukkan rasa sakit.
“Terima kasih Juline telah menolong kami. Aku pikir aku sudah cukup kuat masuk ke hutan ini.”Ucap Genny dengan mata berkaca – kaca.
“Aku juga, aku merasa sangat percaya diri tapi ternyata kepercayaan diri ku itu membuat ku lupa bahwa aku juga punya kelemahan."Ucap Melanie sembari menatap Juline dan Genny bergantian.
Rain menatap kedua murid nya. Ia tersenyum bangga melihat Genny dan Melanie yang berani mengakui kekeliruan mereka selama ini.
Happy Reading ♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
EL CASANDRA
dahlah berteman aja😄
2021-11-28
2
senja
ini calon teman n calon ipar ya
2021-11-04
1
Dewi
bkin trio bis ini; trio pemburu monster
2021-08-29
0