Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)

Seorang gadis Nampak sedang menyisir rambut nya. Wajah nya menatap datar diri nya di depan cermin. Ia kemudian mengenakan sepatu boot nya. Ia melangkah keluar dari kamar nya. Berjalan menuju pekarangan mansion nya.

Di sana terlihat seorang pria yang sedang berdiri menunggu nya sedari tadi. Saat melihat gadis itu menghampiri nya, pria itu tersenyum.

“Guru, ayo kita berangkat.”Ajak Genny

“Apa kau yakin akan ke hutan terlarang tingkat 4? Kau tahukan hutan itu cukup berbahaya dan itu pasti nya kau tidak cukup kuat melawan binatang iblis disana.”Jelas Rain

“Guru, apa kau meragukan ku? kan ada guru bersamaku.”Ucap Genny sembari menggandeng lengan guru nya.

Mereka pun berangkat menuju hutan terlarang. Saat kereta kuda sudah meninggalkan mansion Genny, Rain meminta kusir menghentikan kereta nya di depan sebuah mansion yang tak jauh dari mansion Genny. Genny yang melihat itu merasa kesal.

“Untuk apa guru berhenti di depan mansion ini ?"

“Maafkan aku Genny, tapi kemarin aku di minta untuk melatih nona Melanie Sebastian.”Jawab Rain

“Ohh, baiklah."

Genny mencoba menahan kekesalan nya. Seorang gadis berambut sebahu keluar dari balik pagar dan menghampiri Rain yang menunggu nya di depan kereta.

“Silahkan naik nona."

“Tapi aku ingin naik kereta ku bersama mu guru."

“Nona, alangkah baik nya kalau kita naik satu kereta saja untuk memudahkan kita ke hutan itu takut nya kedatangan kita malah mengusik binatang iblis disana."

“Aneh sekali. Baiklah karena guru yang meminta."

Akhir nya Melanie masuk dan duduk di samping Genny."

“Hai Genny, apa kau akan baik – baik saja masuk ke hutan terlarang itu?"

“Apa maksud mu? dan kenapa kau duduk di samping ku?"

“Apa kau ingin aku duduk di samping guru?"

“Baiklah. Kau duduk di situ saja."

Rain masuk dan duduk di depan mereka berdua. Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara mereka. Genny menyadarkan kepala nya dan menutup mata nya sedangkan Melanie sibuk menatap Rain sembari tersenyum manis.

Tak terasa mereka bertiga telah masuk di area hutan terlarang tingkat 4. Kereta kuda berhenti dan mereka bertiga segera turun. Rain mengedarkan pandangan nya dan menatap kedua gadis yang berada di samping nya.

“Apa kalian siap?"

“Siap guru.”Ucap mereka serempak."

Mereka pun berjalan melewati jembatan gantung dan menuju ke dalam hutan terlarang itu.

***

Juline bangun dan langsung mandi, ia kemudian memakai gaun selutut berwarna hijau. Juline kemudian mengikat rambut nya. Ia hari ini bermaksud berlatih sendiri di hutan terlarang 4.

Karena kejadian kemarin, ia merasa takut membawa serta Roman dan Damien. Ia ingin berlatih menghadapai musuh – musuh nya sendiri.

Ia pun turun dan ikut sarapan bersama ayah, Damien dan Roman.

“Ayah, hari ini aku ingin berjalan – jalan sendiri, bolehkan?"

“Boleh nak."

“Kenapa kau tidak mengajak kami berdua?" Tanya Damien

“Kalian berdua beristirahat lah dulu, beberapa hari lagi kalian akan kembali ke academy."

“Baik nona.”Ucap Roman

“Baiklah."

Setelah sarapan Juline langsung berangkat menuju hutan terlarang tingkat 4 tanpa sepengetahuan Damien dan Roman. Setelah melewati jalan yang cukup panjang, akhir nya Juline sampai di hutan terlarang tingkat 4.

Area di hutan terlarang tingkat 4 lebih gelap dibanding hutan terlarang tingkat 3.

Juline turun dan mengedarkan pandangan nya. Ia melihat sebuah kereta kuda terparkir di samping nya.

Jalan masuk ke hutan terlarang tingkat 4 melewati jembatan gantung. Juline berjalan masuk dan melewati jembatan itu. Saat menginjakan kaki di hutan itu,Juline bisa merasakan aura pekat mengelilingi hutan itu.

Ia terus berjalan sembari mengedarkan pandangan nya ke kanan dan ke kiri. Setelah 20 menit berjalan, ia memutuskan untuk meloncat ke pohon dan mulai melihat situasi hutan yang tampak lengang namun terlalu mencurigakan.

“Apa – apaan hutan ini, bukankah hutan ini terlalu tenang. Mencurigakan sekali."

Saat sedang asyik duduk di atas pohon, Juline melihat sekelompok Monyet bertaring berlari mengejar beberapa orang. Pertarungan terjadi, sekelompok monyet bertaring itu melawan 3 orang di hadapan mereka. Juline hanya menyaksikan dari atas pohon pertarungan sengit itu.

“Fire Ball”

Melanie berlari sembari melemparkan bola – bola api ke arah monyet – monyet bertaring itu. Tapi beberapa monyet bertaring terlihat tidak terpengaruh oleh api yang dilemparkan Melanie. Genny yang melihat Melanie terdesak melesat menghampiri Melanie.

“Earth”

Tanah di sekeliling monyet – monyet bertaring itu terbelah dan mengubur mereka hidup – hidup. Tapi lagi – lagi beberapa monyet bertaring dapat menghindari serangan Genny. Genny dan Melanie bersatu melawan monyet – monyet bertaring itu.

Sementara Rain berlari dan menebas satu persatu monyet bertaring itu. Juline hanya menyeringai menyaksikan pertarungan sengit yang seperti nya membebani ketiga orang itu. Genny dan Melanie berhasil memusnahkan sebagian besar dari monyet bertaring itu.

Setelah berjam - jam , Rain pun berhasil menebas banyak monyet bertaring. Kini monyet – monyet bertaring itu hanya tersisa 5 ekor. Rain, Genny dan Melanie sedikit bernapas lega melihat banyak nya monyet yang sudah mereka musnahkan. Tapi seperti nya itu pertarungan belum selesai. Kelompok lain monyet – monyet bertaring kembali mengeremuni mereka bertiga.

“Guru, kenapa mereka semakin banyak?"Tanya Genny dengan napas terengah – engah

“Seperti nya mereka memanggil kelompok mereka yang lain."

“Guru, energy kita mulai terkuras habis. Bagaimana ini?"

“Begini saja, aliri pedang kalian dengan mana. Kali ini kita bertarung dengan pedang untuk bisa menghemat energy kita."

Akhir nya mereka menarik pedang dan mengaliri pedang mereka dengan sisa energy mereka. Monyet – monyet bertaring itu mulai menyerang lagi. Kali ini mereka bertiga dengan sekuat tenaga mengayunkan pedang mereka.

“Seperti nya monyet – monyet bertaring kali ini berbeda dengan yang sebelum nya. Mereka nampak lebih kuat.”Ucap Rain.

Genny dan Melanie mulai merasa kelelahan dengan luka – luka di sekujur tubuh mereka. Satu persatu monyet bertaring itu mereka tumbangkan tapi tetap saja monyet – monyet bertaring itu semakin banyak dan mulai mereka menyerang mereka.

Rain terlempar dan tubuh nya menghantam pohon. Ia memuntahkan seteguk darah. Ia bangkit dan melesat cepat.

“Freeze”

Beberapa monyet - monyet bertaring itu membeku dan seketika itu hancur. Rain mengerahkan sisa – sisa energy nya untuk membeku kan monyet – monyet bertaring itu. Tapi itu belum cukup memusnahkan mereka semua.

“Guru, guru jangan terlalu memaksakan diri.”Teriak Genny yang masih berusaha melawan monyet – monyet bertaring itu."

Dari kejauhan Juline masih nampak belum ingin beranjak dari posisi duduk nya. Ia masih ingin melihat pertarungan di hadapan nya itu. Melanie dan Genny yang masih bertarung mulai kelelahan dan tak mampu lagi mengangkat pedang mereka.

Melihat itu, Rain melesat cepat dan membawa genny dan Melanie di belakang nya. Monyet – monyet bertaring yang melihat itu mulai mengepung mereka bertiga, saat monyet – monyet itu hendak menerjang mereka bertiga, dua buah pedang melesat dengan cepat memenggal kepala monyet – monyet yang hendak menyerang Rain, Genny dan Melanie.

“Pedang siapa itu?"

“Bukan kah pedang itu spiritual tingkat tinggi? Tanya Melanie yang penasaran siapa yang telah memenggal kepala monyet – monyet itu."

“Untunglah, seseorang seperti nya hendak menolong kita."

Saat mereka bertiga sedang bertanya – tanya, seorang gadis bergaun hijau melesat dan menggengam kedua pedang itu. Mereka bertiga hanya diam mematung melihat kelincahan gadis yang saat ini sedang membunuh monyet – monyet bertaring itu seorang diri.

“Siapa gadis itu? aku baru kali ini melihat nya. Bukan kah ia sangat hebat guru?"Tanya Genny dengan mata yang masih fokus menyaksikan pertarungan Juline melawan monyet – monyet bertaring itu.

“Kau benar genny."

“Guru, apa dia seorang master?

“Aku juga tidak mengenal nya nona dan seperti nya dia bukan seorang master."

Juline yang begitu menikmati pertarungan ini dengan cepat meratakan monyet – monyet bertaring itu. Juline membersihkan wajah nya dari darah yang mengenai wajah nya tanpa ia sadari seekor monyet bertaring yang cukup kuat siap menerjang nya.

Rain, Genny dan Melanie yang melihat itu berteriak memperingatkan Juline.

“Awas belakang mu.”Teriak mereka bertiga bersamaan.

Mendengar itu, Juline berbalik dan mendapati taring monyet itu menusuk jantung Juline. Melihat itu mata Genny dan Melanie membelalak, mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Juline merasakan darah mengalir dari dada nya. Rain berlari hendak menolong Juline tapi sebuah aura membuat terpental kembali ke tempat Genny dan Melanie.

“Guru, apa guru baik – baik saja?"Tanya Melanie

“Guru, bagaimana dengan gadis itu, kita harus menolong nya."

“Ada aura yang besar yang menahan kita agar menjauh gadis itu."

Juline memegang dada nya bekas tancapan taring monyet itu. Monyet bertaring itu merasa menang karena telah membunuh Juline dengan menusuk jantung Juline.

Tapi Seketika itu pula kepala monyet bertaring itu terlempar dan mati dengan kepala terpenggal. Rain, Genny dan Melanie yang melihat itu menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang yang telah di tusuk jantung nya masih baik – baik saja dan malah membunuh binatang yang telah menusuk nya.

Mahluk busuk seperti kalian berani nya membunuh ku.

Juline menyeringai sembari memegang dada nya yang masih berlumur darah. Entah mengapa ia tak merasakan apa – apa sementara dada nya terus mengeluarkan darah.Rain, Genny dan Melanie berlari menghampiri Juline yang masih memegang dadanya.

“Apa kau baik – baik saja? Biar aku membantu mu mengobati luka mu.”Ucap Rain

“Apa kau mampu?"

“Tenanglah, Guru kami seorang memiliki elemen cahaya yang hebat."

Juline melepas tangan nya dan membiarkan Rain mengobati nya.

Bagaimana bisa gadis ini seperti tak merasakan apa – apa, padahal dada nya berlubang karena taring monyet itu. Batin Rain

“Siapa nama mu? apa kau tak merasa sakit?" Tanya Genny yang menatap wajah datar Juline seperti Juline tak merasakan apa – apa.

“Aku Juline. Ini sakit, sakit sekali."

“Tapi seperti nya wajah mu tidak menunjukkan itu.”Ucap Melanie

“Aku tidak tahu harus berekspresi bagaimana."

Genny tertegun mendengar ucapan Juline. Ia merasa Juline telah melewati hal – hal yang menyakitkan sampai tak mampu lagi menujukkan rasa sakit.

“Terima kasih Juline telah menolong kami. Aku pikir aku sudah cukup kuat masuk ke hutan ini.”Ucap Genny dengan mata berkaca – kaca.

“Aku juga, aku merasa sangat percaya diri tapi ternyata kepercayaan diri ku itu membuat ku lupa bahwa aku juga punya kelemahan."Ucap Melanie sembari menatap Juline dan Genny bergantian.

Rain menatap kedua murid nya. Ia tersenyum bangga melihat Genny dan Melanie yang berani mengakui kekeliruan mereka selama ini.

Happy Reading ♡♡

Terpopuler

Comments

EL CASANDRA

EL CASANDRA

dahlah berteman aja😄

2021-11-28

2

senja

senja

ini calon teman n calon ipar ya

2021-11-04

1

Dewi

Dewi

bkin trio bis ini; trio pemburu monster

2021-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2 Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3 Chapter 3: Hari Balas Dendam
4 Chapter 4: Persinggahan
5 Chapter 5: Dunia Sihir
6 Chapter 6: Juline Ascar
7 Chapter 7: Pindah ke ibukota
8 Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9 Chapter 9: Keluarga Baru
10 Chapter 10: Tidak di sambut baik
11 Chapter 11: Bertiga
12 Chapter 12: Berlatih
13 Chapter 13: 1 Vs 3
14 Chapter 14: Sakit
15 Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16 Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17 Chapter 17: Kesedihan Ayah
18 Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19 Chapter 19: Berkunjung
20 Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21 Chapter 21: Teman Baru
22 Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23 Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24 Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25 Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26 Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27 Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28 Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29 Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30 Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31 Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32 Chapter 32: Lahan Perkebunan
33 Chapter 33: Keberangkatan
34 Chapter 34: Desa Hoa 1
35 Chapter 35: Desa Hoa 2
36 Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37 Chapter 37: Kembali
38 Chapter 38: Berkumpul kembali
39 Chapter 39: Makan Malam Bersama
40 Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41 Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42 Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43 Chapter 43: Cawan Nolie
44 Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45 Chapter 45: Pelajaran Pertama
46 Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47 Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48 Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49 Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50 chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51 Chapter 51: Pingsan
52 Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53 Chapter 53: Pertandingan Pertama
54 Chapter 54: Rapat Di Frost
55 Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56 Chapter 56: Di Pulangkan
57 Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58 Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59 Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60 Chapter 60: Terpisah
61 Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62 Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63 Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64 Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65 Chapter 65: Bertemu Raja William
66 Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67 Chapter 67: Rasa Kehilangan
68 Chapter 68: Kebenaran 1
69 Chapter 69: Kebenaran 2
70 Chapter 70: Rapat Besar
71 Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72 Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73 Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74 Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75 Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76 Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77 Chapter 77: Awal Kemusnahan
78 Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79 Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80 Chapter 80: Hutan Hitam 1
81 Chapter 81: Hutan Hitam 2
82 Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83 Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84 Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85 Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86 Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87 Chapter 87: Bertemu Kembali
88 Chapter 88: Penyesalan Juline
89 Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90 Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91 Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92 Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93 Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94 Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95 Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96 Chapter 96: Melanie dan Shimon
97 Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98 Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99 Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100 Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101 Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102 Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103 Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104 Chapter 104: Second Chance
105 Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106 Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107 Chapter 107: Bertemu Para Ing
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2
Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3
Chapter 3: Hari Balas Dendam
4
Chapter 4: Persinggahan
5
Chapter 5: Dunia Sihir
6
Chapter 6: Juline Ascar
7
Chapter 7: Pindah ke ibukota
8
Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9
Chapter 9: Keluarga Baru
10
Chapter 10: Tidak di sambut baik
11
Chapter 11: Bertiga
12
Chapter 12: Berlatih
13
Chapter 13: 1 Vs 3
14
Chapter 14: Sakit
15
Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16
Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17
Chapter 17: Kesedihan Ayah
18
Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19
Chapter 19: Berkunjung
20
Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21
Chapter 21: Teman Baru
22
Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23
Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24
Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25
Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26
Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27
Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28
Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29
Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30
Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31
Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32
Chapter 32: Lahan Perkebunan
33
Chapter 33: Keberangkatan
34
Chapter 34: Desa Hoa 1
35
Chapter 35: Desa Hoa 2
36
Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37
Chapter 37: Kembali
38
Chapter 38: Berkumpul kembali
39
Chapter 39: Makan Malam Bersama
40
Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41
Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42
Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43
Chapter 43: Cawan Nolie
44
Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45
Chapter 45: Pelajaran Pertama
46
Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47
Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48
Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49
Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50
chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51
Chapter 51: Pingsan
52
Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53
Chapter 53: Pertandingan Pertama
54
Chapter 54: Rapat Di Frost
55
Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56
Chapter 56: Di Pulangkan
57
Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58
Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59
Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60
Chapter 60: Terpisah
61
Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62
Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63
Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64
Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65
Chapter 65: Bertemu Raja William
66
Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67
Chapter 67: Rasa Kehilangan
68
Chapter 68: Kebenaran 1
69
Chapter 69: Kebenaran 2
70
Chapter 70: Rapat Besar
71
Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72
Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73
Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74
Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75
Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76
Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77
Chapter 77: Awal Kemusnahan
78
Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79
Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80
Chapter 80: Hutan Hitam 1
81
Chapter 81: Hutan Hitam 2
82
Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83
Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84
Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85
Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86
Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87
Chapter 87: Bertemu Kembali
88
Chapter 88: Penyesalan Juline
89
Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90
Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91
Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92
Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93
Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94
Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95
Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96
Chapter 96: Melanie dan Shimon
97
Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98
Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99
Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100
Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101
Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102
Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103
Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104
Chapter 104: Second Chance
105
Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106
Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107
Chapter 107: Bertemu Para Ing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!