Chapter 11: Bertiga

Saat makan malam Damien mulai menceritakan keseharian selama hidup di ibu kota. Sejak pindah ke ibukota Damien dilatih oleh master sihir sebelum masuk ke academy. Keluarga Rosemburg di kenal memiliki keturunan – keturunan yang berkualitas.

Setiap hari nya Damien dan Dyras berlatih pedang dan teknik berburu serta memperkuat penyerapan energi. Sedangkan Aniel dan Alec langsung masuk ke Wizard Academy.

Setelah 2 tahun berlatih barulah Dryas dan Damien di masukkan ke Wizard Academy dan sekarang ia sedang fokus mengikuti test menjadi master sihir.

Damien bermimpi menjadi guru di Academy seperti Alec dan Aniel yang kini menjadi master di academy dan mengajar di kastil bangsawan.

“Juline apa kau tidak ingin masuk Academy?" tanya Damien.

“Aku sedang berpikir.Tapi apakah academy menerima murid sampah seperti ku,”ucap Juline.

“Kenapa kau berkata seperti itu? Kamu hanya perlu berlatih. Kakak yakin kau akan di terima di Wizard academy walaupun tanpa elemen sihir dalam tubuh mu."

Tiba – tiba Damien terdiam. Ia memikirkan ancaman ibu nya. Juline yang tahu apa yang di pikirkan kakak nya.

“Kau jangan khawatir, aku takkan membiarkan mu berhenti dari academy. Aku yang akan membiayai mu sampai kau menjadi master,”ucap Juline.

“Apa ibu mu melarang mu bertemu dengan ayah?"tanya ascar.

“Iya ayah. Ibu dan kakek bersikeras menjauhkan kami berempat dari ayah dan Juline. Maafkan aku ayah."

“Kau tidak perlu minta maaf nak. Kamu jangan khawatir, kau memiliki ayah dan saudari yang luar biasa."

“Ayah, apa ayah membenci ibu?"

“Benci? Ayah tidak pernah membenci ibu mu nak. Walaupun kenyataan ibu mu meninggalkan ayah tapi ayah paham dengan posisi ibu mu. Ini semua salah ayah, karena ayah terlahir dari keluarga biasa dan dengan tidak tahu malu jatuh cinta pada seorang bangsawan."

Damien menoleh memandang Juline yang masih asyik dengan makanan nya. Ia tahu jika Juline sangat membenci ibu mereka.

“Kenapa kau menatap ku?" Juline tiba – tiba

mendongak dan menatap tajam ke arah Damien.

“Juline, apa kau sangat membenci ibu?"

“Apa kau pikir setelah ia meninggalkan ku dan mengatai ku sampah, aku masih bisa menyayangi nya? dia tidak pantas di panggil ibu."

“Juline, kenapa kau berbicara seperti itu nak, biar bagaimana pun ia ibu mu,”jelas Ascar.

Juline meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan satu kata pun. Ia merasa kesal dengan ayah dan saudara nya. Ascar hanya menghela napas melihat Juline yang pergi meninggalkan mereka berdua.

“Ayah, wajar jika Juline sangat marah pada ibu, aku bisa memahami Juline ayah."

“Tapi ayah tidak ingin dia jadi anak durhaka nak. Juline memang sudah berubah nak. Dia seperti bukan Juline yang ayah kenal dulu."

“Maksud ayah?"

“Dulu adikmu adalah gadis yang periang dan selalu tersenyum. Tapi sekarang kau lihat lah dia sangat kasar dan dingin. Ayah bahkan tak pernah lagi melihat senyuman nya."

Damien yang mendengar ucapan ayah nya merasa tidak percaya. Juline yang dulu seorang gadis periang bisa menjelma menjadi gadis kasar dan dingin pada semua orang. Setelah makan malam. Damien di antar salah satu pelayan mengantar Damien ke kamar nya.

***

Di sebuah ruangan terlihat tiga orang laki – laki yang sedang membaca buku. Salah seorang dari mereka melepas pandangan dari buku dan menatap langit malam melalui kaca jendela.

Mata nya mulai berkaca – kaca. Ia menyadari kesalahan yang belum lama ia perbuat. Ia tahu ia telah menyakiti hati saudari nya.

“Aku pasti menyakiti nya dengan ucapan ku. Apakah aku masih pantas menjadi kakak nya?" ucap Alec, Ia merasa gagal menjaga adik perempuan nya.

“Kakak melakukan ini karena tidak ingin mengecewakan keluarga ini kan?" tanya Dryas yang melihat kakak nya tiba – tiba saja bersedih.

“Biarkan saja begini. Kita belum punya kekuatan untuk keluar dari keluarga ini. Kita tidak mungkin meninggalkan ibu disini sendiri kan," ucap Aniel.

Ia paham apa yang di rasakan oleh kakak dan adik nya. Ia juga merasa bersalah pada Juline. Tapi ia tidak tega bila harus menyakiti ibu nya.

Suasana kembali hening. Mereka kembali fokus membaca buku. Sesekali terdengar seseorang menghela napas.

♡♡♡♡

Juline merebahkan tubuh nya di kasur. Ia kembali membayangkan perkataan ibu nya yang begitu kasar pada nya. Saat sedang menatap langit – langit kamar nya, sekelebat kabut hitam muncul di kamar nya.

Juline bangun dan melihat seseorang yang datang bersama kabut hitam itu. Wajah nya datar memandangi pria bermata biru laut itu.

“Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Dewa Q ketika melihat Juline menatap nya aneh.

“Apa yang kau lakukan di kamar seorang gadis? Apa ini hobby mu?"

“Apa yang kau katakan? Kau pikir aku tak punya pekerjaan dan lagi aku kesini karena hendak memberi mu sesuatu."

“Apa itu? bukan kah kau terlalu perhatian padaku?"

“Jangan besar kepala dulu. Ini perintah dari atasan."

Dewa Q mengeluarkan sebuah kaos tangan berwarna hitam dengan corak bunga tulip berwarna perak. Ia melemparkan pada Juline

“Itu adalah kaos tangan yang dapat kau gunakan menahan kekuatan di kedua tangan mu."

“Apa aku bisa menyentuh apapun dengan kaos tangan itu tanpa menyakiti orang lain?"

“Kenapa kau ragu? Bukan nya kau tidak peduli pada siapapun?"

“Kau benar, aku tidak peduli pada siapapun. Bisakah aku membunuh semua orang yang ada di dunia ini? aku ingin cepat menyelesaikan misi bodoh ini."

Juline menatap dewa Q dengan tatapan sinis nya. Dewa Q merasakan aura berbeda ketika berada di dekat Juline. Untuk pertama kali nya ia merasa terintimidasi oleh aura Juline.

Menyadari hal itu, dewa Q kembali tersenyum dan langsung menghilang. Juline yang melihat itu hanya diam.

Bisakah aku memusnahkan mulut dewa sialan itu.

Juline melangkah ke jendela dan menatap langit malam. Bintang – bintang memenuhi langit malam itu. Bulan Nampak memamerkan sinar nya. Juline memejamkan mata nya.

Ia merasa bersalah karena berkata kasar pada ayah dan saudara nya.

Kenapa aku merasa bersalah? Ini bukan seperti diriku. Aku benci perasaan seperti ini. Perasaan membuat manusia menjadi lemah dan aku tidak mau lemah seperti orang bodoh. Aku harus berhasil menyelamatkan dunia sihir ini. Ayah, ibu tunggu aku.

“Apa kau merindukan kedua orang tua mu?" suara lembut membuyarkan lamunan Juline. Ia berbalik dan melihat seorang pria bermata merah dengan senyum yang terpasang di bibir nya.

“Siapa lagi kau?"

“Apa kau tak mengingat ku? aku dewa kegelapan. Aku ke sini karena sedikit penasaran dengan mu."

“Apa maksudmu?"

“Sejak kau datang di dua pengadilan, aku terus bertanya kenapa kau bisa berdiri di dua warna sekaligus. Aku terus memikirkan nya. Kau adalah seorang pembunuh berdarah dingin tapi ketua dewa malah memilih mu untuk melaksanakan misi yang hanya di lakukan oleh dewa.

“Apa kau iri?"

“Mana mungkin aku iri pada manusia biasa seperti mu."

“Apa kau tertarik padaku?"

“APA?! Apa otak mu baik – baik saja. Apa kau tahu berapa banyak dewi yang menginginkan ku tapi ku tolak."

“Lalu sedang apa kau di kamarku? Apa semua dewa tidak punya malu berkunjung di kamar seorang gadis?"

“Apa maksud mu? Ohh jangan – jangan bukan hanya aku yang mengunjungi mu."

“Sudahlah. Pergilah paman, aku ingin tidur."

“P-paman. Aku belum setua itu."

Juline naik ke kasur nya dan menarik selimut nya. Ia tak memperdulikan dewa kegelapan yang masih berdiri memandangi dengan kesal.

Dewa kegelapan memandangi selimut yang menutupi tubuh Juline. Ia tersenyum dan langsung menghilang.

Mohon maaf atas tulisan yang jauh dari kesempurnaan ini. Terima kasih telah membaca tulisan ini.

Happy Reading ♡

Terpopuler

Comments

Luz RielDiah

Luz RielDiah

menarik...

2022-03-29

0

Edha Alvin

Edha Alvin

hahaha..lucu jg para dewa d katain gak tau malu 😂😂

2021-11-29

0

EL CASANDRA

EL CASANDRA

bhahaha dewa dikatain gk tau malu donk🤙🏻....Juline emang beda..ketika cewe lain suka sm 2 dewa itu malah dia sebaliknya

2021-11-27

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2 Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3 Chapter 3: Hari Balas Dendam
4 Chapter 4: Persinggahan
5 Chapter 5: Dunia Sihir
6 Chapter 6: Juline Ascar
7 Chapter 7: Pindah ke ibukota
8 Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9 Chapter 9: Keluarga Baru
10 Chapter 10: Tidak di sambut baik
11 Chapter 11: Bertiga
12 Chapter 12: Berlatih
13 Chapter 13: 1 Vs 3
14 Chapter 14: Sakit
15 Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16 Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17 Chapter 17: Kesedihan Ayah
18 Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19 Chapter 19: Berkunjung
20 Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21 Chapter 21: Teman Baru
22 Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23 Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24 Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25 Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26 Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27 Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28 Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29 Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30 Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31 Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32 Chapter 32: Lahan Perkebunan
33 Chapter 33: Keberangkatan
34 Chapter 34: Desa Hoa 1
35 Chapter 35: Desa Hoa 2
36 Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37 Chapter 37: Kembali
38 Chapter 38: Berkumpul kembali
39 Chapter 39: Makan Malam Bersama
40 Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41 Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42 Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43 Chapter 43: Cawan Nolie
44 Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45 Chapter 45: Pelajaran Pertama
46 Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47 Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48 Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49 Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50 chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51 Chapter 51: Pingsan
52 Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53 Chapter 53: Pertandingan Pertama
54 Chapter 54: Rapat Di Frost
55 Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56 Chapter 56: Di Pulangkan
57 Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58 Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59 Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60 Chapter 60: Terpisah
61 Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62 Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63 Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64 Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65 Chapter 65: Bertemu Raja William
66 Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67 Chapter 67: Rasa Kehilangan
68 Chapter 68: Kebenaran 1
69 Chapter 69: Kebenaran 2
70 Chapter 70: Rapat Besar
71 Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72 Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73 Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74 Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75 Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76 Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77 Chapter 77: Awal Kemusnahan
78 Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79 Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80 Chapter 80: Hutan Hitam 1
81 Chapter 81: Hutan Hitam 2
82 Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83 Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84 Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85 Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86 Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87 Chapter 87: Bertemu Kembali
88 Chapter 88: Penyesalan Juline
89 Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90 Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91 Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92 Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93 Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94 Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95 Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96 Chapter 96: Melanie dan Shimon
97 Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98 Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99 Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100 Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101 Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102 Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103 Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104 Chapter 104: Second Chance
105 Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106 Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107 Chapter 107: Bertemu Para Ing
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2
Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3
Chapter 3: Hari Balas Dendam
4
Chapter 4: Persinggahan
5
Chapter 5: Dunia Sihir
6
Chapter 6: Juline Ascar
7
Chapter 7: Pindah ke ibukota
8
Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9
Chapter 9: Keluarga Baru
10
Chapter 10: Tidak di sambut baik
11
Chapter 11: Bertiga
12
Chapter 12: Berlatih
13
Chapter 13: 1 Vs 3
14
Chapter 14: Sakit
15
Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16
Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17
Chapter 17: Kesedihan Ayah
18
Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19
Chapter 19: Berkunjung
20
Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21
Chapter 21: Teman Baru
22
Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23
Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24
Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25
Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26
Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27
Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28
Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29
Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30
Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31
Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32
Chapter 32: Lahan Perkebunan
33
Chapter 33: Keberangkatan
34
Chapter 34: Desa Hoa 1
35
Chapter 35: Desa Hoa 2
36
Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37
Chapter 37: Kembali
38
Chapter 38: Berkumpul kembali
39
Chapter 39: Makan Malam Bersama
40
Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41
Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42
Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43
Chapter 43: Cawan Nolie
44
Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45
Chapter 45: Pelajaran Pertama
46
Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47
Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48
Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49
Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50
chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51
Chapter 51: Pingsan
52
Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53
Chapter 53: Pertandingan Pertama
54
Chapter 54: Rapat Di Frost
55
Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56
Chapter 56: Di Pulangkan
57
Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58
Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59
Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60
Chapter 60: Terpisah
61
Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62
Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63
Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64
Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65
Chapter 65: Bertemu Raja William
66
Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67
Chapter 67: Rasa Kehilangan
68
Chapter 68: Kebenaran 1
69
Chapter 69: Kebenaran 2
70
Chapter 70: Rapat Besar
71
Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72
Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73
Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74
Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75
Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76
Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77
Chapter 77: Awal Kemusnahan
78
Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79
Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80
Chapter 80: Hutan Hitam 1
81
Chapter 81: Hutan Hitam 2
82
Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83
Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84
Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85
Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86
Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87
Chapter 87: Bertemu Kembali
88
Chapter 88: Penyesalan Juline
89
Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90
Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91
Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92
Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93
Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94
Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95
Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96
Chapter 96: Melanie dan Shimon
97
Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98
Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99
Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100
Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101
Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102
Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103
Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104
Chapter 104: Second Chance
105
Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106
Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107
Chapter 107: Bertemu Para Ing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!