Sinar matahari masuk melalui cela jendela. Juline menggeliat dan mengucek mata nya. Ia membuka matanya dan memandang langit – langit kamar nya. kamar nya kini terlihat lebih luas. Ia punya kamar mandi sendiri. Juline merasa rindu dengan rumah nya dulu. Rumah yang ia tinggali bersama dante dan Lukas.
Juline bangun dan langsung mandi. Saat ia melihat baju nya, ia berpikir untuk membeli baju baru karena bajunya sebagian besar sudah koyak. Juline memakai baju yang masih layak ia pakai.
Ia keluar dan menuju kamar ayah nya. Mint menyadari sesuatu saat menjadi juline, ia mulai Mengganggap ayah Juline adalah ayah nya.
Ia melewati koridor lantai dua menuju kamar ayah nya tapi ia mendengar suara bel berbunyi. Juline pun kembali menuruni tangga menuju lantai satu. Juline menempati sebuah rumah yang berada di blok 5 atau M5 (Great Mansion).
Mansion yang Juline tempati adalah Mansion termewah di blok 5 yang menyamai mansion para bangsawan yang berada di blok lain nya.
Saat ia membuka pintu, berdirilah seorang wanita bermata biru bersama beberapa wanita dan pria. Wanita itu bernama Wanny. Ia adalah wanita dari real estate.
Wanny datang bersama para pelayan dan tukang kebun yang akan bekerja di mansion Juline. Tak lupa wanny mengantarkan dua kereta kuda untuk kendaraan pribadi Juline.
“Selamat pagi nona,” sapa Wanny
“Pagi."
“Ini dia pelayan dan tukang kebun yang akan bekerja di rumah nona.”
“Baiklah. Terima kasih.”
“Apakah kau tahu dimana aku bisa berbelanja?" tanya juline
“Nona bisa mengunjungi pasar sentral yang berada Colors Building,” Jawab Wanny.
Setelah mengantar pelayan dan menjelaskan tentang colors building, Wanny langsung pamit kembali ke real estate. Juline memandang orang - orang dihadapan nya dengan seksama.
Mereka hanya menunduk tak berani menatap Juline. Bahkan ada di antara mereka yang merasa takut saat Juline mulai berdiri menghampiri mereka.
Juline menjelaskan pembagian pekerjaan pada ke para pelayan nya.
“Sepuluh orang pelayan akan bertugas membersihkan rumah ini.Enam pelayan akan bertugas memasak lalu untuk enam orang pelayan lain nya bertugas mencuci dan mengurus pakaian. Kamar lain ada di lantai bawah. Satu orang akan jadi kepala pelayan yang mengontrol semua pekerjaan.
Juline menunjuk seorang wanita paruh baya bernama Bi Joan untuk menjadi kepala pelayan. Pelayan yang lain menepuk tangan. Juline juga menjelaskan tugas ke lima tukang kebun yang akan mengurus taman bunga dan tanaman lain nya. Juline juga menyewa penjaga rumah dua orang.
“Silahkan kerjakan tugas kalian. Kalau ada apa – apa langsung bilang pada bi Joan atau kepada saya, jangan khawatir kalian adalah keluarga saya sekarang. Selama kalian tidak melakukan hal buruk kepada saya atau pun pada ayah saya.
“Terima kasih nona,” jawab mereka serempak.
Para pelayan yang awal nya takut, mulai merasa nyaman mendengar ucapan juline yang menganggap mereka bukan sekedar pelayan melainkan sebagai keluarga.
Terlepas dari Ekspresi wajah Juline yang datar, Juline tetaplah gadis yang baik dan sopan. Juline memanggil salah satu pelayan nya bernama Ana. Juline meminta ana menemani nya berbelanja, Ana dengan senang hati menemani Juline.
Kereta kuda yang dikendarai Juline dan Ana bergerak meninggalkan rumah menuju ke pasar sentral ibu kota. Pasar sentral ibu kota adalah pasar para bangsawan dan anggota kerajaan.
****
Colors building adalah bangunan yang berwarna – warni yang berada di tengah kota. Setiap building di isi oleh berbagai macam tempat seperti Café, rumah makan, rumah singgah atau rumah bagi para lelaki hidung belang dan masih banyak lagi.
Di bagian tengah Colors building terdapat sebuah pagar berwarna kuning. Pagar itu lah jalan menuju pasar sentral.
Pasar sentral adalah sebuah pusat perbelanjaan yang di isi oleh berbagai macam dagangan seperti pakaian, perhiasan dan alat sihir. Sapu terbang mengelilingi langit – langit pasar. Berbagai macam toko mengisi pinggir jalan di pasar sentral. Orang – orang berlalu lalang begitu ramai nya.
Juline yang baru pertama kali melihat isi dalam gedung itu Nampak sedikit terkejut. Ini pertama kali nya ia melihat pusat perbelanjaan sebesar dan seramai ini. Bahkan di dunia nya dulu, mall – mall tidak seramai ini.
Ia berjalan mencari baju yang cocok untuk nya. Setelah berjalan selama 30 menit Juline sudah membeli 50 gaun serta baju untuk ayah nya. Tidak lupa ia membeli baju untuk para pelayan nya.
“Ana kau bisa ke kereta lebih dulu, aku ingin ke toko alat sihir dulu.”Pinta Juline
“Baik nona.”Ucap Ana yang langsung pergi ke kereta.
Juline berjalan ke arah toko alat sihir. Ia berhenti di depan pintu masuk dan membaca tulisan yang berada di kaca jendela toko. Juline melangkah membuka pintu.
Saat ia membuka pintu, ia merasakan aura yang membuat nya tenang. Ia berjalan menuju lemari yang di penuhi gelang dan cincin serta kalung yang terlihat usang.
“Cari apa nona?" tanya seorang lelaki bermata kuning.
“Aku ingin kalung ini,”ucap Juline sambil menunjuk kalung itu.
“Maaf nona tapi saya tidak menjual itu," ucap lelaki si mata kuning.
“Tapi kenapa kalung itu di pajang?"
“Saya hanya menyimpan nya saja di lemari itu."
Kemudian mata Juline tertuju pada sepasang seragam yang digantung di lemari kaca.
“Itu adalah seragam Wizard Academy. Selain menjual alat sihir, toko ini juga menyediakan seragam Academy," jelas si mata kuning.
“Apa hanya bangsawan yang bisa bersekolah di sana?"
“Siapapun bisa bersekolah di sana. Walaupun kastil nya di bedakan antara rakyat biasa dan bangsawan tapi pelajaran yang diberikan sama. Apa nona ingin belajar di sana?"
“Aku sedang memikirkan nya," jawab Juline tanpa menoleh pada pria bermata kuning itu.
“Element sihir apa yang kau miliki nona? Aku tidak merasakan apapun di sekelilingmu,” tanya si mata kuning sambil memandangi Juline dari atas sampe bawah
“Kenapa kau bertanya?"
“Apa kau tak punya memiliki element sihir nona? Bagaimana mungkin nona bisa berpikir untuk belajar di Wizard academy sebuah sekolah sihir jika nona tidak memiliki aliran sihir, apa nona tidak merasa malu?"
“Aku bisa membunuh mu dalam sekejap mata. Kau mau coba?"
Mendengar ucapan itu, laki – laki itu dengan cepat tersenyum dan meminta maaf. Ia mengatakan jika ia hanya bergurau.
Karena merasa kesal, Juline pun berbalik dan pergi meninggalkan toko itu. Saat melihat kepergian Juline, laki – laki itu tersenyum mengerikan.
“Siapa gadis kurang ajar itu?" gumam laki – laki itu dengan senyum aneh nya.
Kereta kuda melaju dengan pelan saat masuk di halaman rumah Juline. Beberapa pelayan menghampiri Juline membantu nya membawa barang. Tak lupa Juline memberi baju yang telah ia beli untuk mereka.
“Terima kasih nona," ucap mereka serempak.
Juline melangkah masuk ke rumah. Ia melihat ayah nya di taman berbincang dengan paman Jim. Paman Jim adalah salah satu tukang kebun di rumah Juline.
Entah mengapa Juline merasa senang melihat ayah nya begitu menikmati perbincangan nya. Juline langsung naik ke kamar nya lalu merebahkan dirinya di kasur.
Juline bangkit dan duduk di kursi meja rias nya. Ia memang jarang melihat wajah nya di cermin.
Cantik juga gadis ini. Aku harus bisa masuk di Academy sialan itu. Aku harus melakukan segala nya untuk bisa berkumpul kembali dengan kedua orang tuaku.
Setelah itu ia bangkit lalu menuju kamar mandi dan mandi. Juline kemudian memakai baju yang ia beli tadi. Ia melihat gaun itu di cermin. Ia begitu puas melihat gaun coklat selutut yang ia pake.
Tapi setelah melihat tattoo yang ada di betis nya ia segera mengganti baju nya.
Bagaimana tattoo itu ada disana? Ahh bahkan tattoo itu terus mengikutiku.
Setelah mengganti baju nya ia keluar kamar mencari makan karena sejak tadi perut nya bergemuruh. Saat tiba di meja makan, makanan sudah tersedia dan di sana sudah ada ayah nya.
“Juline, ayo kita makan nak,”ajak ayah juline.
“Iya ayah. Bi joan ayo ajak para pelayan untuk makan,”panggil Juline.
“Nona, pelayan sedang makan di ruang makan di belakang,“ucap Bi joan.
Bi joan kembali ke belakang untuk makan bersama para pelayan. Juline menatap ayah nya. Juline tahu jika ayah nya sangat merindukan saudara – saudara nya. Juline berpikir untuk menyeret mereka berempat untuk bisa bertemu ayah nya.
Bukan kah keluarga menyebalkan itu tinggal di kawasan ini. Aku akan memberi mereka sedikit kejutan malam ini. Sudah lama aku tidak membuat keributan. apa perlu ku patahkan leher mereka tapi seperti nya itu terlalu cepat.
Dengan cepat juline menyelesaikan makan nya. Ia meminta izin pada ayah nya untuk keluar sebentar. Ayah nya hanya menggangguk. Juline berjalan meninggalkan meja makan dan keluar rumah.
Ia berjalan – jalan menyusuri jalan komplek bangsawan. Dengan bekal potongan ingatan tentang keluarga ibu pemilik tubuh, Juline mulai berjalan kaki keluar dari blok 5. Ia berjalan menuju taman yang berada di tengah – tengah kawasan elit bangsawan. Juline melangkah kan kaki nya masuk ke blok dua atau M2 (Amazing Mansion).
Ia terus berjalan menyusuri blok dua sembari menengok ke kanan kiri. Langkah Juline tiba – tiba berhenti di sebuah mansion berpagar kuning emas yang berada di rumah ketiga sebelah kanan nya.
Juline membaca papan nama yang berada di atas pagar kuning itu.
“ROSEMBURG FAMILY”
Seperti nya ini rumah keluarga menyebalkan itu. Ahh sebenar nya apa yang ku lakukan di tempat ini.
Juline menghela napas kasar dan melangkah mendekat ke arah pagar berwarna kuning itu.
Maafkan segala kekurangan dari tulisan ini. Semoga bisa menghibur imajinasi kalian.
Happy reading ♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
senja
wah tato dari dunia sebelumnya ya? apa itu salah satu yg buat dia istimewa ya
2021-11-03
0
senja
so wow kan, bagian laundry 6orang, utk nyuci baju dua orang, sangat banyak anggota keluarganya skg
2021-11-03
0
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-09-05
2