Setelah mengantar bibi anne, aku pun pamit untuk kembali ke tempat kerja. Aku akan berjanji akan datang mengunjungi bibi anne lagi. Ia memeluk ku lagi.
“Hati – hati sayang. Bibi selalu menunggu mu."
Aku melihat bibi anne datar. Asmi melambaikan tangan padaku,aku juga melakukan hal yang sama.
Aku masuk ke dalam mobil dan dengan cepat melaju meninggalkan pekarangan rumah bibi anne. Aku memang mempersiapkan rumah itu untuk bibi anne dan anak – anak nya.
Aku berpikir untuk menuntaskan dendam ku. Aku berpikir dengan rumah itu bibi Anne tidak akan kesulitan hidup tanpa paman Astof. Aku juga menyiapkan tabungan untuk bibi Anne yang telah diurus oleh orang kepercayaan ku.
Mobil ku melaju dengan cepat menuju rumah paman Astof lagi. Aku memarkir mobil ku agak jauh dari rumah paman astof.
Saat sedang memarkir mobil, aku melihat paman Astof dan kedua putra nya keluar dari rumah dan naik mobil entah kemana. Yang pasti sekarang rumah itu kosong. Mungkin tinggal pembantu nya saja.
Aku masuk ke rumah paman Astof dengan meloncat pagar samping rumah. Aku masuk ke ruang tamu dan bertemu dengan wanita paruh baya tadi. Ia menatap ku bingung.
Aku hanya memberi nya sekantong uang dan menyuruh nya pergi meninggalkan rumah ini. Ia tak mengatakan apapun. Wanita itu hanya mengambil uang yang aku berikan dan langsung ke belakang.
20 menit kemudian wanita paruh baya itu keluar dengan tas besar di tangan nya. Selama menunggu wanita itu, aku memasang boom di beberapa tempat yang cukup tersembunyi. Wanita itu hanya menunduk dan langsung keluar meninggalkan rumah.
Aku hanya menatap nya datar. Ia bahkan sama datar nya dengan ku. Aku melihat nya pergi bersama taksi.
Aku keluar dan kembali ke mobil. Aku memandangi rumah megah itu untuk terakhir kali. Aku mengeluarkan sebuah remote control jarak jauh. Tepat sebelum paman Astof dan kedua anak nya kembali dan keluar dari mobil, aku menekan tombol merah dan
Duarrrr....
Rumah itu meledak. Paman Astof dan kedua anak nya terpental. Mereka bertiga tidak sadarkan diri. Aku segera keluar setelah ledakan itu. Orang – orang mulai berkumpul.
Aku langsung bergabung dengan orang – orang. Aku menghampiri paman astof dan kedua anak nya yang masih tidak sadarkan diri.
“Tolong paman saya,” ucapku
“Apa ia paman mu nak? Mari kita bantu anak ini membawa paman nya ke rumah sakit."
“Aku akan telpon ambulance."
“Paman, tidak usah menelpon ambulance, aku ada mobil biar aku yang membawa mereka kerumah sakit,“ucap ku dengan wajah panik yang dengan susah payah ku perlihatkan.
“Baiklah."
Akhir nya mereka membantu ku membawa paman Astof dan kedua anak nya ke mobil ku. Sebagian warga sedang sibuk menelpon pemadam kebakaran. Karena api mulai membesar dan dengan cepat melahap rumah itu.
Aku berterima kasih dan dengan cepat membawa mereka pergi. Aku menginjak gas dan dengan cepat melaju meninggalkan rumah paman Astof yang kini dilalap api.
Aku berhenti di sebuah toko peralatan. Aku membeli 3 buah lakban besar dan pemukul bassball. Mereka bertiga masih belum sadarkan diri. Aku meninggalkan toko itu dan melaju dengan cepat. Aku berhenti lagi di jalan yang agak sunyi.
Dengan susah payah aku mengikat tangan mereka dengan lakban dan menutup mulut mereka. Waktu menunjukkan pukul 15:45. Aku kembali melanjutkan perjalanan.
Aku kini berhenti di sebuah gudang kosong yang berada di pinggiran kota Adra. Aku menyeret mereka satu persatu dan memasukan mereka ke dalam gudang.
Gudang ini adalah gudang yang tempat ku membantai anggota genk sialan itu. Masih ada garis polisi. Aku merobek dan membuang nya ke sembarang tempat. Aku mendudukan mereka dan menyiram tubuh mereka.
Dengan susah payah mereka membuka mata. Saat paman Astof melihat ku, matanya membelalak. Tak ada kata yang dapat ia keluarkan.
Mereka memberontak mencoba melepaskan diri tapi sayang ikatan yang ku buat terlalu kuat.Mereka berteriak sekuat tenaga. Aku menendang kepala mereka satu persatu.
Aku membangunkan mereka lagi setelah itu aku memukul bagian kepala mereka lagi hingga darah segar mulai mengalir dari pelipis mereka.
“Kenapa kau melakukan nya paman?"
“Kenapa paman?"
“Kenapa kau tega membunuh kedua orang tua ku."
“JAWAB!!
Saat mendengar pertanyaan ku, paman Astof terkejut. Ia tak menyangka jika aku tahu peristiwa malam itu. Peristiwa dimana ia dengan tega membunuh kedua orang tua ku. Membunuh kakak ipar nya sendiri.
Aku merasa sesak napas, jantung ku berpacu dengan cepat. Mereka mulai memohon – mohon. Mereka bertiga menangis di hadapan ku. Bayangan tentang kematian kedua orang tua ku tiba - tiba terlintas di hadapan ku.
Penyiksaan yang mereka lakukan tepat di depan mata ku. Aku mengambil bensin yang telah aku siapkan. Aku menyiram mereka yang kelihatan lebih panik dari pada sebelum nya.
Paman Astof berlutut dan memohon padaku dengan tangisan nya. Aku juga ingat saat ibu ku memohon pada paman Astof tapi ibuku malah di pukul dengan pemukul bassball tepat di wajah nya.
Aku mengambil pemukul bassball dan memukul wajah paman Astof berulang kali. Wajah paman astof di penuhi darah, hidung mancung nya buat penyok.
Aku melihat wajah asghar dan asyuar. Mereka hanya menangis tanpa suara. Melihat ayah mereka hampir mati.
“Ini untuk kedua orang tua ku, paman. Ini pembalasan ku atas perbuatan paman yang takkan pernah ku maafkan. Bila aku di pertemukan lagi dengan paman di masa depan, Aku akan membunuh paman lagi. Aku akan terus membunuh paman sampai dewa lelah dan berhenti mereinkarnasi paman. Kematian kedua orang tua ku adalah luka yang tidak akan pernah sembuh bahkan dewa pun takkan mampu menyembuhkan luka yang masih terus menganga. Untuk kalian berdua ini adalah pembalasan atas ketidaksopanan kalian pada bibi Anne. Jadilah anak yang baik di hidup kalian selanjutnya."
Setelah mengucapkan itu, aku melemparkan korek kearah mereka. Tubuh mereka langsung terbakar. Aku keluar dan meninggalkan mereka yang kini di lalap api.
Aku menyiram gudang ini dengan bensin dan membakar nya. Aku segera menjauh dari gudang itu. Aku melajukan mobil ku sebelum akhir nya gudang itu meledak.
Sepanjang perjalanan air mata ku mengalir. Air mata yang ku tahan selama 15 tahun tumpah. Tanpa suara air mata itu terus mengalir, aku berhenti di dekat jembatan Hour, menikmati senja terakhirku di kota Adra.
Aku menelpon Dante.
“Halo Mint, kamu dimana?" tanya Dante.
“Mint kamu kemana saja, kenapa tidak mengajak ku?" teriak Lukas.
“Maafkan aku teman – teman. Aku akan merindukan kalian, terima kasih untuk 15 tahun kebersamaan kita. Aku harap kalian bisa menemukan jalan hidup yang baik sesuai keinginan kalian. Aku akan menebus dosa yang telah kita lakukan, berjanjilah padaku untuk hidup sebaik – baik nya."
“Min-t, kau kenapa? Kau tidak berpikir melakukan hal anehkan?" tanya Dante.
“Kamu dimana mint? Aku akan menjemput mu. jangan berpikir macam-
Aku mematikan telepon sebelum Lukas menyelesaikan kata – kata nya. Aku keluar dari mobil dan berdiri di pinggir jembatan hour. Aku menutup mata dan merentangkan tangan ku. Mencoba mengingat masa - masa bahagia bersama kedua orang tua ku.
“Ayah
“Ibu
“Aku datang.
Dan yah aku terjun bebas ke sungai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
!m_mah
bahasa nya enak pakai aku,kau Thor🙏
2024-05-28
0
Wanda Wanda i
hmmm knp mesti bunuh diri si
2023-03-08
0
mr. Lucifer
nice opening nya thor
2021-10-12
1