Chapter 3: Hari Balas Dendam

Setelah mengantar bibi anne, aku pun pamit untuk kembali ke tempat kerja. Aku akan berjanji akan datang mengunjungi bibi anne lagi. Ia memeluk ku lagi.

“Hati – hati sayang. Bibi selalu menunggu mu."

Aku melihat bibi anne datar. Asmi melambaikan tangan padaku,aku juga melakukan hal yang sama.

Aku masuk ke dalam mobil dan dengan cepat melaju meninggalkan pekarangan rumah bibi anne. Aku memang mempersiapkan rumah itu untuk bibi anne dan anak – anak nya.

Aku berpikir untuk menuntaskan dendam ku. Aku berpikir dengan rumah itu bibi Anne tidak akan kesulitan hidup tanpa paman Astof. Aku juga menyiapkan tabungan untuk bibi Anne yang telah diurus oleh orang kepercayaan ku.

Mobil ku melaju dengan cepat menuju rumah paman Astof lagi. Aku memarkir mobil ku agak jauh dari rumah paman astof.

Saat sedang memarkir mobil, aku melihat paman Astof dan kedua putra nya keluar dari rumah dan naik mobil entah kemana. Yang pasti sekarang rumah itu kosong. Mungkin tinggal pembantu nya saja.

Aku masuk ke rumah paman Astof dengan meloncat pagar samping rumah. Aku masuk ke ruang tamu dan bertemu dengan wanita paruh baya tadi. Ia menatap ku bingung.

Aku hanya memberi nya sekantong uang dan menyuruh nya pergi meninggalkan rumah ini. Ia tak mengatakan apapun. Wanita itu hanya mengambil uang yang aku berikan dan langsung ke belakang.

20 menit kemudian wanita paruh baya itu keluar dengan tas besar di tangan nya. Selama menunggu wanita itu, aku memasang boom di beberapa tempat yang cukup tersembunyi. Wanita itu hanya menunduk dan langsung keluar meninggalkan rumah.

Aku hanya menatap nya datar. Ia bahkan sama datar nya dengan ku. Aku melihat nya pergi bersama taksi.

Aku keluar dan kembali ke mobil. Aku memandangi rumah megah itu untuk terakhir kali. Aku mengeluarkan sebuah remote control jarak jauh. Tepat sebelum paman Astof dan kedua anak nya kembali dan keluar dari mobil, aku menekan tombol merah dan

Duarrrr....

Rumah itu meledak. Paman Astof dan kedua anak nya terpental. Mereka bertiga tidak sadarkan diri. Aku segera keluar setelah ledakan itu. Orang – orang mulai berkumpul.

Aku langsung bergabung dengan orang – orang. Aku menghampiri paman astof dan kedua anak nya yang masih tidak sadarkan diri.

“Tolong paman saya,” ucapku

“Apa ia paman mu nak? Mari kita bantu anak ini membawa paman nya ke rumah sakit."

“Aku akan telpon ambulance."

“Paman, tidak usah menelpon ambulance, aku ada mobil biar aku yang membawa mereka kerumah sakit,“ucap ku dengan wajah panik yang dengan susah payah ku perlihatkan.

“Baiklah."

Akhir nya mereka membantu ku membawa paman Astof dan kedua anak nya ke mobil ku. Sebagian warga sedang sibuk menelpon pemadam kebakaran. Karena api mulai membesar dan dengan cepat melahap rumah itu.

Aku berterima kasih dan dengan cepat membawa mereka pergi. Aku menginjak gas dan dengan cepat melaju meninggalkan rumah paman Astof yang kini dilalap api.

Aku berhenti di sebuah toko peralatan. Aku membeli 3 buah lakban besar dan pemukul bassball. Mereka bertiga masih belum sadarkan diri. Aku meninggalkan toko itu dan melaju dengan cepat. Aku berhenti lagi di jalan yang agak sunyi.

Dengan susah payah aku mengikat tangan mereka dengan lakban dan menutup mulut mereka. Waktu menunjukkan pukul 15:45. Aku kembali melanjutkan perjalanan.

Aku kini berhenti di sebuah gudang kosong yang berada di pinggiran kota Adra. Aku menyeret mereka satu persatu dan memasukan mereka ke dalam gudang.

Gudang ini adalah gudang yang tempat ku membantai anggota genk sialan itu. Masih ada garis polisi. Aku merobek dan membuang nya ke sembarang tempat. Aku mendudukan mereka dan menyiram tubuh mereka.

Dengan susah payah mereka membuka mata. Saat paman Astof melihat ku, matanya membelalak. Tak ada kata yang dapat ia keluarkan.

Mereka memberontak mencoba melepaskan diri tapi sayang ikatan yang ku buat terlalu kuat.Mereka berteriak sekuat tenaga. Aku menendang kepala mereka satu persatu.

Aku membangunkan mereka lagi setelah itu aku memukul bagian kepala mereka lagi hingga darah segar mulai mengalir dari pelipis mereka.

“Kenapa kau melakukan nya paman?"

“Kenapa paman?"

“Kenapa kau tega membunuh kedua orang tua ku."

“JAWAB!!

Saat mendengar pertanyaan ku, paman Astof terkejut. Ia tak menyangka jika aku tahu peristiwa malam itu. Peristiwa dimana ia dengan tega membunuh kedua orang tua ku. Membunuh kakak ipar nya sendiri.

Aku merasa sesak napas, jantung ku berpacu dengan cepat. Mereka mulai memohon – mohon. Mereka bertiga menangis di hadapan ku. Bayangan tentang kematian kedua orang tua ku tiba - tiba terlintas di hadapan ku.

Penyiksaan yang mereka lakukan tepat di depan mata ku. Aku mengambil bensin yang telah aku siapkan. Aku menyiram mereka yang kelihatan lebih panik dari pada sebelum nya.

Paman Astof berlutut dan memohon padaku dengan tangisan nya. Aku juga ingat saat ibu ku memohon pada paman Astof tapi ibuku malah di pukul dengan pemukul bassball tepat di wajah nya.

Aku mengambil pemukul bassball dan memukul wajah paman Astof berulang kali. Wajah paman astof di penuhi darah, hidung mancung nya buat penyok.

Aku melihat wajah asghar dan asyuar. Mereka hanya menangis tanpa suara. Melihat ayah mereka hampir mati.

“Ini untuk kedua orang tua ku, paman. Ini pembalasan ku atas perbuatan paman yang takkan pernah ku maafkan. Bila aku di pertemukan lagi dengan paman di masa depan, Aku akan membunuh paman lagi. Aku akan terus membunuh paman sampai dewa lelah dan berhenti mereinkarnasi paman. Kematian kedua orang tua ku adalah luka yang tidak akan pernah sembuh bahkan dewa pun takkan mampu menyembuhkan luka yang masih terus menganga. Untuk kalian berdua ini adalah pembalasan atas ketidaksopanan kalian pada bibi Anne. Jadilah anak yang baik di hidup kalian selanjutnya."

Setelah mengucapkan itu, aku melemparkan korek kearah mereka. Tubuh mereka langsung terbakar. Aku keluar dan meninggalkan mereka yang kini di lalap api.

Aku menyiram gudang ini dengan bensin dan membakar nya. Aku segera menjauh dari gudang itu. Aku melajukan mobil ku sebelum akhir nya gudang itu meledak.

Sepanjang perjalanan air mata ku mengalir. Air mata yang ku tahan selama 15 tahun tumpah. Tanpa suara air mata itu terus mengalir, aku berhenti di dekat jembatan Hour, menikmati senja terakhirku di kota Adra.

Aku menelpon Dante.

“Halo Mint, kamu dimana?" tanya Dante.

“Mint kamu kemana saja, kenapa tidak mengajak ku?" teriak Lukas.

“Maafkan aku teman – teman. Aku akan merindukan kalian, terima kasih untuk 15 tahun kebersamaan kita. Aku harap kalian bisa menemukan jalan hidup yang baik sesuai keinginan kalian. Aku akan menebus dosa yang telah kita lakukan, berjanjilah padaku untuk hidup sebaik – baik nya."

“Min-t, kau kenapa? Kau tidak berpikir melakukan hal anehkan?" tanya Dante.

“Kamu dimana mint? Aku akan menjemput mu. jangan berpikir macam-

Aku mematikan telepon sebelum Lukas menyelesaikan kata – kata nya. Aku keluar dari mobil dan berdiri di pinggir jembatan hour. Aku menutup mata dan merentangkan tangan ku. Mencoba mengingat masa - masa bahagia bersama kedua orang tua ku.

“Ayah

“Ibu

“Aku datang.

Dan yah aku terjun bebas ke sungai.

Terpopuler

Comments

!m_mah

!m_mah

bahasa nya enak pakai aku,kau Thor🙏

2024-05-28

0

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

hmmm knp mesti bunuh diri si

2023-03-08

0

mr. Lucifer

mr. Lucifer

nice opening nya thor

2021-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2 Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3 Chapter 3: Hari Balas Dendam
4 Chapter 4: Persinggahan
5 Chapter 5: Dunia Sihir
6 Chapter 6: Juline Ascar
7 Chapter 7: Pindah ke ibukota
8 Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9 Chapter 9: Keluarga Baru
10 Chapter 10: Tidak di sambut baik
11 Chapter 11: Bertiga
12 Chapter 12: Berlatih
13 Chapter 13: 1 Vs 3
14 Chapter 14: Sakit
15 Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16 Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17 Chapter 17: Kesedihan Ayah
18 Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19 Chapter 19: Berkunjung
20 Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21 Chapter 21: Teman Baru
22 Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23 Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24 Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25 Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26 Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27 Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28 Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29 Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30 Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31 Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32 Chapter 32: Lahan Perkebunan
33 Chapter 33: Keberangkatan
34 Chapter 34: Desa Hoa 1
35 Chapter 35: Desa Hoa 2
36 Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37 Chapter 37: Kembali
38 Chapter 38: Berkumpul kembali
39 Chapter 39: Makan Malam Bersama
40 Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41 Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42 Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43 Chapter 43: Cawan Nolie
44 Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45 Chapter 45: Pelajaran Pertama
46 Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47 Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48 Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49 Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50 chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51 Chapter 51: Pingsan
52 Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53 Chapter 53: Pertandingan Pertama
54 Chapter 54: Rapat Di Frost
55 Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56 Chapter 56: Di Pulangkan
57 Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58 Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59 Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60 Chapter 60: Terpisah
61 Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62 Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63 Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64 Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65 Chapter 65: Bertemu Raja William
66 Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67 Chapter 67: Rasa Kehilangan
68 Chapter 68: Kebenaran 1
69 Chapter 69: Kebenaran 2
70 Chapter 70: Rapat Besar
71 Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72 Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73 Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74 Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75 Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76 Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77 Chapter 77: Awal Kemusnahan
78 Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79 Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80 Chapter 80: Hutan Hitam 1
81 Chapter 81: Hutan Hitam 2
82 Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83 Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84 Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85 Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86 Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87 Chapter 87: Bertemu Kembali
88 Chapter 88: Penyesalan Juline
89 Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90 Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91 Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92 Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93 Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94 Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95 Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96 Chapter 96: Melanie dan Shimon
97 Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98 Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99 Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100 Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101 Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102 Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103 Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104 Chapter 104: Second Chance
105 Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106 Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107 Chapter 107: Bertemu Para Ing
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Pembunuh Bayaran
2
Chapter 2: Rencana Balas Dendam
3
Chapter 3: Hari Balas Dendam
4
Chapter 4: Persinggahan
5
Chapter 5: Dunia Sihir
6
Chapter 6: Juline Ascar
7
Chapter 7: Pindah ke ibukota
8
Chapter 8: Kawasan Elit Bangsawan
9
Chapter 9: Keluarga Baru
10
Chapter 10: Tidak di sambut baik
11
Chapter 11: Bertiga
12
Chapter 12: Berlatih
13
Chapter 13: 1 Vs 3
14
Chapter 14: Sakit
15
Chapter 15: Hutan Terlarang Tingkat 1 (Easy)
16
Chapter 16: Hutan Terlarang Tingkat 2 (Easy)
17
Chapter 17: Kesedihan Ayah
18
Chapter 18: Hutan Terlarang Tingkat 3 (Easy)
19
Chapter 19: Berkunjung
20
Chapter 20: Hutan Terlarang Tingkat 4 (Medium)
21
Chapter 21: Teman Baru
22
Chapter 22: Hutan Terlarang Tingkat 5
23
Chapter 23: Hutan Terlarang Tingkat 5 (2)
24
Chapter 24: Hutan Terlarang Tingkat 5 (3)
25
Chapter 25: Bertemu Tiga Pria Aneh
26
Chapter 26: Kecemasan Seorang Ayah
27
Chapter 27: Damien dan Roman Mengajar Di Academy
28
Chapter 28: Damien dan Roman Mengajar Di Academy 2
29
Chapter 29: Bulan Di Wizard Academy
30
Chapter 30: Penyambutan Master Junior
31
Chapter 31: Undangan Masuk Academy
32
Chapter 32: Lahan Perkebunan
33
Chapter 33: Keberangkatan
34
Chapter 34: Desa Hoa 1
35
Chapter 35: Desa Hoa 2
36
Chapter 36: Desa Hoa 3 (Hilang)
37
Chapter 37: Kembali
38
Chapter 38: Berkumpul kembali
39
Chapter 39: Makan Malam Bersama
40
Chapter 40: Keluarga Rosemburg (Rencana Pertunangan)
41
Chapter 41: Berangkat Ke Academy
42
Chapter 42: Siapa Gadis Itu?
43
Chapter 43: Cawan Nolie
44
Chapter 44: Makan Malam Di Academy
45
Chapter 45: Pelajaran Pertama
46
Chapter 46: Menghujam Jantung Pangeran (Rumor)
47
Chapter 47: Gadis Itu Sama Seperti ku (Ing Daniel)
48
Chapter 48: Masalah Di Dunia Iblis
49
Chapter 49: Masalah Di Dunia Iblis 2
50
chapter 50: Latihan Pedang Musim Dingin
51
Chapter 51: Pingsan
52
Chapter 52: Penyambutan Dark Academy (Tragedy)
53
Chapter 53: Pertandingan Pertama
54
Chapter 54: Rapat Di Frost
55
Chapter 55: Kota Cara ( Black Vampire)
56
Chapter 56: Di Pulangkan
57
Chapter 57: Puncak Penyerang Academy I
58
Chapter 58: Puncak Penyerangan Academy II
59
Chapter 59: Tentang Tion ( Sean Rodrig)
60
Chapter 60: Terpisah
61
Chapter 61: Rencana penyerangan Ibu kota
62
Chapter 62: Penyerangan Ibu Kota
63
Chapter 63: Penyerangan Ibu Kota II
64
Chapter 64: Akhir Penyerangan Ibukota
65
Chapter 65: Bertemu Raja William
66
Chapter 66: Keputusan Raja Moon
67
Chapter 67: Rasa Kehilangan
68
Chapter 68: Kebenaran 1
69
Chapter 69: Kebenaran 2
70
Chapter 70: Rapat Besar
71
Chapter 71: Kecemasan Seorang Kakak
72
Chapter 72: Siapa Aku Sebenarnya?
73
Chapter 73: Antara Kebahagiaan Dan Kehilangan
74
Chapter 74: Antara Kebahagiaan dan Kesedihan II
75
Chapter 75: Kepergian Juline Ke Dunia Iblis
76
Chapter 76: Selamat Datang Di Rumah
77
Chapter 77: Awal Kemusnahan
78
Chapter 78: Serpihan Memori (Amirin)
79
Chapter 79: Rogene Bertemu Juline
80
Chapter 80: Hutan Hitam 1
81
Chapter 81: Hutan Hitam 2
82
Chapter 82: Terima kasih atas sambutan nya.
83
Chapter 83: Kau tidak pantas menjadi seorang ibu
84
Chapter 84: Ada Nyawa Yang Harus Kau Bayar dengan Nyawamu
85
Chapter 85: Kerinduan Yang Menyiksa
86
Chapter 86: Melawan Master Sihir Frost
87
Chapter 87: Bertemu Kembali
88
Chapter 88: Penyesalan Juline
89
Chapter 89: Pernikahan Dryas dan Putri Esther
90
Chapter 90: Lenyap tanpa sisa
91
Chapter 91: Wanita gila dan permata hitam.
92
Chapter 92: Apa kalian menikmati nya?
93
Chapter 93: Takdir Mengerikan Untuk Gadis Mengerikan
94
Chapter 94: Memori mana kah dari otak ku yang hilang?
95
Chapter 95: Jiwa Yang di Tarik
96
Chapter 96: Melanie dan Shimon
97
Chapter 97: Alangkah Baiknya Kau Tak Bangun Saja
98
Chapter 98: Bangkit nya Tangan Kanan Raja Iblis [High Vampire]
99
Chapter 99: Musnah nya Bangsa Elf.
100
Chapter 100; Sepuluh Dark Demon
101
Chapter 101: Kembali nya Ingatan Averina
102
Chapter 102: Kegelisahan Dewa Axel
103
Chapter 103: Akhir Untuk Sebuah Awal Yang Baru
104
Chapter 104: Second Chance
105
Chapter 105: Bertemu Monsters Bermata Satu
106
Chapter 106: Melanjutkan Perjalanan Ke Academy
107
Chapter 107: Bertemu Para Ing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!