Tak terasa waktu berlalu. Karena ini adalah malam minggu Cafe tutup lebih lama. Biasanya Cafe tutup jam sepuluh malam tapi khusus sabtu minggu Cafe akan tutup jam sebelas malam.
Ridho sedang membersihkan Cafe dengan karyawan lain, sedangkan Tiara sedang bersiap untuk pulang dan menunggu ridho selesai karena setiap hari mereka selalu pergi dan pulang bersama ke kos.
Ridho melihat Dian juga sedang sibuk berbenah. Karena rasa penasaran yang besar Ridho mencoba untuk mendekati Dian.
"Mbak Dian boleh tanya gak?" tanya Ridho.
"Kamu mau tanya apa Dho?" tanya Dian.
"Yang diruangan khusus tadi itu teman- temannya Mbak Dian?" tanya Ridho.
"Iya mereka semua sahabat saya saat kuliah" jawab Dian.
"Yakin cuma sahabat semuanya Mbak, gak ada gitu pacarnya Mbak Dian. Ada tiga cowok lho Mbak tadi?" goda Ridho.
Tiara juga mendengar pembicaraan Ridho dan Dian. Dan dia juga ikut mendengarkan, karena dia juga sebenarnya sangat penasaran dengan informasi mengenai pria itu.
Ridho pasti sedang mencari tau informasi tentang pria itu. Fikir Tiara.
"Yakinlah mereka cuma sahabat, dua diantara mereka itu play boy cap kapak terbang. Namanya Roy dan Bagas. Mereka bekerja di luar negeri dan juga luar kota. Sedangkan pria yang di depan Mbak tadi namanya Bintang Prakasa, dia kerjanya dan tinggal di Jakarta tapi jarang ketemu. Maklum pengusaha muda, selalu sibuk urusan bisnis" ungkap Dian.
Deg... jantung Tiara berdetak kencang.
Jadi nama kamu Bintang Prakasa. Dengar nak, ayah kamu bernama Bintang Prakasa. Namanya akan Ibu simpan di dalam hati Ibu. Kelak saat kamu besar, setidaknya ada yang bisa Ibu ceritakan pada kamu tentang Bapak kamu. Tiara mengelus lembut perutnya yang sudah sering ada gerakan dari dalam.
"Mas Bintang itu play boy juga Mbak?" tanya Ridho.
"Kalau dia gak play boy, malah tipe setia" balas Dian.
"Masih jomblo semua Mbak?" selidik Ridho.
"Si Bintang udah punya pacar, sudah lama pacarannya. Pacarnya seorang model tapi ya itu gak pernah mau kalau diajak nikah. Sampai sekarang masih aja statusnya pacaran" ungkap Dian.
Pantas saja wanita yang bersamanya kemarin itu cantik banget, rupanya seorang foto model. Mereka tampak serasi sekali. Yang pria nya tampan sedangkan perempuan cantik. Jauh banget kalau dibandingkan dengan aku yang hanya memiliki wajah pas - pasan dan kehidupanku yang sangat sulit.
Sangat tinggi dinding pembatas antara kami, ibaratnya bagaikan langit dan bumi. Dia tidak akan bisa kujangkau. Sayang.. kamu bukan berasal dari ayah yang biasa, dia adalah orang hebat. Tapi Ibu kamu ini yang hanya wanita biasa. Maafkan Ibu jika Ibu tidak bisa menyempurnakan kehidupan kamu kelak tapi Ibu janji akan tetap membahagiakan kamu dengan segenap hati Ibu. Ucap Tiara dalam hati.
"Oooh gitu, trus pacarnya Mbak Dian yang mana donk?" goda Ridho.
"Nggak ada Dho, aku masih jomblo setia hahahaha.. Kamu ya suka ledekain aku" balas Dian.
"Sorry Mbak, bukan maksud begitu. Aku hanya iseng bertanya tadi" jawab Ridho.
"Iya.. Mbak ngerti kok. Kerjaan kamu sudah selesai?" tanya Dian.
"Sudah Mbak, aku dan Tiara pamit pulang ya. Yuk Ra" ajak Ridho
"Ayuk, Mbak Dian aku pamit pulang ya" ucap Tiara.
"Iya, hati - hati ya Ra" jawab Dian.
Dian menatap kepergian Ridho dan Tiara dengan sepeda motor.
Benar kata Roy dan Bagas. Tiara terlihat rapuh walau dia berusaha sekuat mungkin bisa melewati cobaan dalam hidupnya. Kasihan gadis itu, masih muda harus berjuang sendiri untuk hidup dan anak yang ada dalam kandungannya. Hebat dia, berani menghadapi kejamnya dunia seorang diri. Bahkan dia tidak ingin menemui laki-laki yang sudah menghamilinya dan menuntut tanggung jawab. Batin Tiara.
Di atas sepeda motor Ridho.
"Ra, Kamu dengar gak tadi pembicaraanku dengan Mbak Dian?" tanya Ridho.
"Yang mana?" tanya Tiara pura - pura tidak mengerti.
"Siapa pria itu. Namanya Bintang Prakasa Ra. Setidaknya kelak kalau anak kamu lahir kamu bisa menuliskan nama ayahnya di akte kelahirannya" ucap Ridho.
Tiara diam saja mendengarkan omongan Ridho.
Benar kata Ridho, nama pria itu aku perlukan untuk syarat - syarat administrasi anakku nanti. Ujarnya dalam hati.
Untung saja letak Kosan mereka dengan Cafe tidak jauh jaraknya, apalagi kalau di tempuh dengan sepeda motor saat malam hari begini, hanya sepuluh menit merek sudah sampai di Kosan mereka.
"Makasih ya Dho" ucap Tiara begitu mereka sampai di Kos. Tiara melangkah masuk ke dalam Kos.
"Ra tunggu.. ada sesuatu yang ingin aku sampaikan" cegah Ridho.
Tiara menghentikan langkah kakinya.
"Ada apa Dho?" tanya Tiara.
"Ra aku dapat kerja di PT. Global, besok adalah hari terakhirku bekerja di Cafe. Sejak saat itu mungkin aku tidak bisa pergi dan pulang bareng kamu lagi. Tapi aku janji Ra kalau aku punya waktu luang aku akan menjemput kamu sepulang dari Cafe" ungkap Ridho.
"Tidak apa Dho, kamu jangan berkata begitu. Kamu tidak mempunyai tanggungjawab apapun padaku. Sehingga kamu merasa terbebani" tolak Tiara.
"Aku gak merasa terbebani Ra" balas Ridho.
"Tapi sepertinya kamu mengucapkannya dengan berat, jangan Dho.. Itu akan mempersulit langkah laku untuk maju. Kamu manusia bebas. Bebas menentukan kemana arah hidup kamu, bebas menatap masa depan kamu. Aku tidak mau menjadi penyebab kegagalan kamu dan menghambat kesuksesan kamu" ucap Tiara.
"Nggak Ra, sedikitpun aku tidak merasa keberatan ataupun terbebani. Aku ikhlas menolong kamu walau kamu memang sepertinya tidak bisa menerima perasaanku. Aku tulus menolong kamu sebagai seorang sahabat" ungkap Ridho.
"Iya, aku sangat menghargai ketulusan kamu Dho. Terimakasih atas semua bantuan kamu kepadaku. Hanya Allah lah yang bisa membalasnya saat ini. Aku hanya bisa berdoa semoga kamu mendapatkan yang terbaik dalam hidup kamu. Oh iya, selamat atas pekerjaan baru kamu ya. Semoga di tempat yang baru ini kamu betah dan karier kamu dapat berkembang pesat. Aku sangat berharap kamu menjadi orang yang sukses" ucap Tiara tulus.
"Aamiin.. Makasih atas semua doa kamu Ra, bagiku kamu tetap yang terbaik walau kamu tidak bisa aku raih. Aku juga berharap yang sama pada kamu. Semoga kamu juga mendapatkan yang terbaik dan semoga ada jalan keluar yang baik atas permasalahan yang sedang kamu hadapi saat ini" balas Ridho.
"Ya sudah kita masuk yuk Dho, sudah larut malam. Udara semakin dingin" ajak Tiara.
"Iya Ra, masuk yuk. Kamu juga harus istirahat. Kalau besok perut kamu masih sakit lebih baik kamu permisi satu hari lagi sama Mbak Dian. Aku yakin dia pasti mengerti" balas Ridho.
"Gak apa - apa Dho. Aku sudah baikan kok. Besok pasti lebih segar lagi. Mungkin anakku memang tidak mau bertemu dengan ayahnya. Sehingga setiap bertemu dengan pria itu anak yang ada dalam kandunganku selalu protes" ucap Tiara.
"Iya juga ya Ra" balas Ridho.
Mereka masuk ke dalam Kosan dan masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Semoga hari esok lebih cerah lagi dari hari ini. Doa Tiara dalam hati.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
N Wage
thor knp gak dibikin bapaknya si dekbay yg mabok ngidam biar dia ada firasat gitu,benihnya numbuh.
2022-03-31
1
Evi Ambon
aku acungi jempol buat Tiara ini baru perwmpuan
yg g mau nyusahiin siapapun,masih mau memikirkan perasaan orang lain daripada diri sendiri
2022-01-12
1
dinda.kharisma
ridho baik banget....
2021-09-27
1