Tiara terbangun tepat saat adzan subuh berkumandang. Mata Tiara sudah terbiasa terbangun pada jam - jam seperti ini. Karena dia harus membantu Ibunya untuk mempersiapkan sarapan pagi dan mengurus kedua adiknya untuk pergi ke sekolah.
Tiara membuka matanya, dia melihat wajah maskulin dari seorang pria yang sedang tertidur.
Mengapa aku masih di dalam mimpi. Bukankah pria ini yang muncul dalam tidurku tadi malam? Mengapa terasa begitu nyata. Batin Tiara.
Tiara menyentuh alis tebal pria tersebut, hidung yang mancung dan rahang yang tegas menambah ketampan wajah pria yang ada di depan Tiara dan terlihat begitu jantan.
Ya Tuhan apa yang aku lakukan? Tiba-tiba Tiara tersadar ini semua nyata. Tiara menarik tangannya dan dia mulai memperhatikan sekelilingnya.
Aku dimana? Dimana ini? Aku sangat asing dengan ruangan ini? Tanya Tiara dalam hati sambil melirik sekelilingnya.
Tiara melihat tubuh mulusnya tanpa sehelai benang pun.
"Astaghfirullah.. apa yang aku lakukan?" tanyanya pelan.
Sontak Tiara bangkit dari tidurnya dan mencoba mencari pakaiannya yang berserakan di lantai.
Tiara turun dari tempat tidur dan berjalan meraih pakaiannya.
"Aaaw..." pekiknya pelan karena merasa bagian bawah dirinya yang begitu sakit.
"Apa yang sudah terjadi? Siapa pria itu dan bagaimana aku bisa ada di sini?" tanya Tiara.
Tiara mencoba mengingat kejadian tadi malam. Mulai dari dia tiba di diskotik bersama Ida, Ida memberikan minuman soda dan tak lama kemudian Tiara merasa pusing dan mual.
Kini Tiara sadar minuman itu bukanlah soda melainkan minuman memabukkan.
Kini Tiara sudah memakai pakaiannya dengan lengkap sambil terus mengingat sepenggal ingatannya tadi malam.
Samar - samar dia ingat dia ditolong oleh seorang pria, ya pria ini yang menolongnya tadi malam dari gangguan dua orang pria yang mencoba merayunya.
Lalu pria ini membawanya masuk ke dalam mobil dan bertanya dimana alamat rumah Tiara.
Tapi karena tiara lupa akibat sedang mabuk saat itu. Tiara tidak menyebutkan dimana alamat rumahnya. Akhirnya pria itu membawanya ke sebuah gedung tinggi dan mewah.
Pria ini meninggalkannya di sofa empuk dan lembut, tetapi Tiara kebelet ingin ke kamar mandi. Dengan langkah gontai Tiara masuk ke dalam sebuah kamar untuk mencari kamar mandi.
Setelah selesai dari kamar mandi, Tiara merasa sangat ngantuk dan melihat ada tempat tidur dengan ukuran sangat besar. Dua kali lipat dari tempat tidurnya di rumah.
Tiara tidur di tempat tidur besar itu dan bermimpi aneh. Dia bermimpi sedang memeluk tubuh seorang pria dan kemudian berciuman.
"Ooh Tuhaaaan... " mata Tiara melotot dan terkejut.
Itu bukan mimpi tapi kenyataan. Dia menyerahkan tubuhnya sendiri dalam pelukan pria itu. Dia yang memulai duluan. Dia yang mendatangi pria itu sampai ke dalam kamarnya. Dia mengganggu pria itu yang sedang tidur dengan meraba dan menyentuh tubuh pria itu sampai pria itu membalasnya dan terjadilah apa yang saat ini sangat disesalkan Tiara.
Hancur.. hancur sudah masa depanku. Kesucian yang selama ini sangat aku jaga, dengan mudahnya aku serahkan kepada pria asing yang tidak aku kenal. Bahkan sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.
Tiara merasa sangat ketakutan. Dengan tertatih - tatih sambil menahan rasa sakit dibagian bawahnya Tiara berjalan keluar kamar Bintang.
Tiara melihat sebuah apartemen luas dan mewah.
Siapa pria ini? Apakah dia seorang pejabat, pengusaha atau seorang mafia. Sehingga dia bisa memiliki apartemen seluas dan semewah ini? Tanya Tiara dalam hati
Tiba-tiba Tiara merasa jiwanya sedang terancam. Dia tidak boleh berlama-lama berada di sini. Dia tidak mengenal pria pemilik apartemen ini dan Tiara tidak mau disalahkan atas apa yang terjadi tadi malam.
Sungguh tidak ada niat Tiara untuk merayu pria itu. Saat itu dia sedang mabuk dan tidak sadar diri. Tiara melakukan sesuatu di luar akal sehatnya.
Tiara segera keluar dari apartemen tersebut tanpa meninggalkan jejak dan tanda sedikitpun. Dengan air mata yang terus mengalir di pipinya Tiara turun dengan menggunakan lift.
Matahari mulai bersinar, cahayanya menyinari bumi yang baru saja meninggalkan malam yang kelam. Yah malam yang sangat kelam untuk Tiara.
Malam dimana dia menghancurkan hidup dan masa depannya sendiri. Haruskah menyesali dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dia alami tadi malam?
Apa yang harus dia lakukan. Memutar waktu sungguh suatu hal yang mustahil. Meminta pertanggung jawaban dia bukan diperkosa malah dirinya sendiri yang datang menyerahkan diri. Padahal pria itu sudah sangat baik menyelamatkannya dari dua pria hidung belang dan membawanya pulang ke tempat yang aman dan meninggalkannya tidur di atas sofa empuk.
Seandainya Tiara tidak masuk ke kamar pria itu dan tidak naik ke atas tempat tidur pria itu pasti saat ini semuanya masih aman. Dia pasti masih suci.
Bodoh... bodohnya kamu Tiaraaaaa... Tiara memukul - mukul kepalanya menyesali semua perbuatannya.
Tiara berjalan tergesa-gesa meninggalkan gedung apartemen mewah itu dan keluar mencari bus menuju rumahnya.
Letak apartemen itu ke perkampungan rumah Tiara lumayan jauh. Rumah Tiara terletak di pinggir kota Jakarta. Perkampungan yang terlihat kumuh dan dipastikan hanya dihuni oleh orang-orang menengah ke bawah.
Tiara dua kali berganti bus untuk sampai ke rumah orang tuanya. Tiara mencoba membenahi penampilannya agar Ibunya tidak curiga dengan apa yang baru saja dia alami.
Tiara mengikat rambutnya yang panjang, menghapus air matanya dan menorehkan lipstik tipis ke bibirnya agar wajahnya tidak terlihat pucat.
Dia berjalan memasuki perkampungan rumah orang tuanya. Sekitar jam tujuh pagi Tiara sudah sampai di depan rumahnya.
"Assalamu'alaikum" ucap Tiara. Jantungnya berdetak sangat kencang, takut Ibunya mengetahui apa saja yang baru dia alami.
"Wa'alaikumsalam. Tiara... pagi sekali kamu pulang? Biasanya kalau ada acara kampus seperti ini kamu pulangnya agak siangan?" tanya Ibunya yang terkejut melihat Tiara sudah sampai sepagi ini di rumahnya.
"Iya Bu, setelah subuh kami semua bubar. Karena ada beberapa teman yang harus pergi keluar kota" jawab Tiara berbohong pada Ibunya.
"Ya sudah masuk. Istirahat saja dulu di kamar. Tadi malam kamu pasti kurang tidur kan karena begadang bertemu dengan teman- teman kamu" ucap Ibunya.
"Iya Bu, aku masih ngantuk. Aku tidur lagi ya bu" balas Tiara.
Tiara segera masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya. Sesampainya di kamar Tiara berbaring di atas tempat tidur dan menutup wajahnya dengan bantal kemudian menangis sejadi-jadinya.
"Ya Tuhaaan maafkan atas apa yang aku lakukan tadi malam. Aku tidak sadar ya Allaaaaaah" Tiara menangis tanpa suara. Dia takut Ibunya mengetahui apa yang dia alami saat ini.
Hancur sudah hidupku... hancur sudah masa depanku. Aku yang sudah menghancurkannya sendiri. Maafkan aku Tuhaaaaaaaan...... Maafkan aku Ibu.... Ucap Tiara dalam hati.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Ika flow Ika flowers
ya Allah.....sabar ya Tiara 😭😭😭😭😭😭
ingat pepatah Tiara habis gelap terbitlah terang 😌😌😌
semangat Tiara......🥲🥲🥲🥲🥲🥲
2022-01-19
1
Hary Enyong
mantep thor..
crita ny tetep mengalir rapi..😊👍
2021-11-19
1
🍎Acihlicious 🍓
😭😭😭😭😭😭😭
2021-09-30
2