Kesehatan Tiara semakin pulih sehingga dia diperbolehkan dokter pulang keesokan harinya.
"Yuk Ra ke kosan aku" ajak Ridho setelah mereka menyelesaikan semua administrasi Rumah Sakit.
Tiara naik ke atas sepeda motor Ridho dan ikut pulang ke kosan Ridho. Sesampainya di kosan Ridho langsung mempertemukan Tiara dengan pengurus kos - kosan dan hari itu juga Tiara bisa langsung tinggal.
"Ini Ra beberapa keperluan kamu. Kamu baru keluar dari Rumah Sakit belum boleh capek dan banyak gerak. Tadi sebelum jemput kamu ke Rumah Sakit aku sudah beli beberapa keperluan kamu di kos" Ridho menyerahkan beberapa bungkusan dan juga membawa tas Tiara yang basah kemarin.
"Terimakasih ya Dho, aku gak tau bagaimana lagi harus membalas budi kamu" jawab Tiara sedih.
Maaf Dho, aku tidak bisa membalas perasaan kamu. Apalagi sekarang aku sudah tidak pantas lagi untuk kamu. Kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku. Batin Tiara.
"Santai aja Ra, kita kan teman. Hari ini aku off di cafe, kamu juga sudah aku permisikan selama tiga hari sama Mbak Dian jadi besok kamu bisa bekerja lagi kalau sudah merasa baikan" balas Ridho.
"Kalau begitu kamu beres - beresin barang kamu ya. Kalau butuh sesuatu jangan segan - segan. Aku ada di kamar depan" Ridho menunjuk kamarnya yang memang ketepatan berada di depan kamar Tiara.
Saat Ridho hendak pergi meninggalkan Tiara, Tiara menarik tangan Ridho untuk menahannya jangan pergi.
"Satu bulan yang lalu aku ada acara kampus dan malam itu aku izin sama Ibu menginap di rumah temanku Ida. Setelah selesai acara kampus Ida mengajak aku ke suatu tempat katanya pacaranya ulang tahun. Aku ikut dengannya dan ternyata dia mengajak aku masuk ke sebuah diskotik. Aku berusaha pergi tapi mereka menahanku" Tiara mulai bercerita.
Ridho melihat wajah Tiara yang serius dan kembali duduk di sebelah Tiara. Dengan serius Ridho mendengarkan semua cerita Tiara.
"Mereka memberiku segelas minuman, kata mereka itu soda tapi rasanya berbeda. Karena aku haus aku minum semuanya. Setelah itu kepalaku pusing dan aku pergi ke toilet untuk muntah. Setelah selesai aku balik ke meja mereka tapi ternyata aku salah meja karena sudah mabuk. Aku bertemu seorang pria di sana tapi dia mengabaikanku dan hendak pergi. Tiba-tiba datang dua orang pria menggangguku dan menggodaku. Mereka hendak membawaku pergi, pria itu menyelamatkan aku. Dia membawa aku keluar dari diskotik dan menanyakan alamat rumahku. Aku yang mabuk tak ingat apapun Dho" Tiara kembali bercerita.
Tiara menarik nafas panjang dan melanjutkan ceritanya.
"Akhirnya pria itu membawa aku ke apartemennya dan meninggalkanku di ruang TV dan tidur di sofa. Aku tak sadar berjalan dan mencari toilet, ternyata aku masuk ke dalam kamarnya dan memakai toilet di kamarnya, setelah selesai aku melihat ada tempat tidur besar dan aku naik ke atas tempat tidurnya. Setelah itu aku bermimpi aneh tapi terasa sangat nyata. Ke esokan harinya aku terbangun dalam keadaan yang.... " Tiara mulai menangis.
"Aku sudah hancur Dho.. masa depanku sudah hancur. Aku melakukannya dengan seorang pria yang tidak aku kenal dalam keadaan tidak sadar. Paginya baru aku mengingat semuanya dan sangat terkejut. Benar kata orang penyesalan selalu datang belakangan. Hanya saja tidak ada gunanya lagi aku menyesal" Tiara menangis terisak.
"Kamu ingat wajah pria itu?" tanya Ridho.
Tiara menganggukkan kepalanya.
"Kamu tau namanya?" tanya Ridho lagi
Tiara menggelengkan kepalanya.
"Tau dimana apartemennya?" desak Ridho.
Tiara kembali menganggukkan kepalanya.
"Besok kita temui dia" ajak Ridho.
"Jangan Dho.. Aku gak mau dia mengira aku menjebaknya karena malam itu terjadi begitu saja tanpa ada paksaan. Aku yang salah Dho, tidur di sampingnya dan... dan... " Tiara tak sanggup melanjutkan perkataannya.
"Dia harus tau kalau kamu hamil anaknya" ucap Ridho.
"Jangan Dho aku gak mau" tolak Tiara.
"Jadi apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Ridho.
"Aku ingin fokus kuliah menyiapkan sidang meja hijau yang tinggal beberapa hari lagi. Setelah wisuda aku akan mencari pekerjaan lain dan membesarkan anakku. Biarlah aku hidup sendiri sampai anakku lahir setelah itu aku akan membesarkannya" lanjut Tiara.
"Kamu yakin Ra?" Ridho kembali bertanya.
"Aku sudah melakukan dosa besar Dho, aku gak mau menambahnya dengan membunuh anak ini lagi atau menelantarkannya. Bagaimana pun dia tidak bersalah dan dia adalah darah dagingku. Hanya dia yang aku punya saat ini" jawab Tiara.
"Jadi kenapa kamu di usir dari rumah. Apa Ibu kamu tau apa yang kamu alami?" desak Ridho.
"Tau Dho, aku sudah menceritakan semuanya kepada Ibu dan Ibu mempercayai semuanya. Ibu tidak mengalahkanku Dho tapi.. tapi Bapakku mendengar pembicaraan kami dan mengetahui kalau aku sedang hamil. Dia mengusirku dari rumah. Aku ingin berontak Dho, semua ini adalah rencananya dan temanku" ungkap Tiara.
"Maksud kamu?" Ridho tampak terkejut dengan pengakuan Tiara.
"Setelah kejadian malam itu aku berusaha mencari Ida dan pacarnya tapi tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan mereka. Ternyata malam itu mereka sengaja menjebakku. Memberiku minuman beralkohol agar aku mabuk setelah itu mereka akan menyerahkanku pada Bapak Tiriku untuk dijual kepada Juragan di kampungku" Tiara kembali menangis.
"Apa? Jadi semua rencana Bapak Tiri kamu Ra? Kamu harus menceritakan semuanya pada Ibu kamu Ra" desak Ridho.
"Untuk apa aku cerita Dho, toh rencana Bapakku gagal, aku tidak jadi di jual kepada Juragan" jawab Tiara.
"Tapi kan dia dan teman kamu yang menjebak kamu malam itu sampai kamu mabuk" balas Ridho.
"Iya tapi tetap saja aku melakukannya dengan orang lain tanpa paksaan. Aku bisa menuntut laki-laki itu. Yang ada aku hanya mempermalukan diriku sendiri Dho. Sementara kalau Ibu dan Bapak bertengkar, Bapakku pasti akan menyakiti Ibuku lagi. Aku gak tahan melihatnya Dho. Biarlah aku pergi meninggalkan mereka dan menjalani hidupku sendiri. Aku juga gak mau membuat Ibu malu di kampung karena anaknya hamil di luar nikah dengan pria yang tidak dikenal" ucap Tiara.
"Ra.. Ra.. malangnya nasib kamu" balas Ridho.
"Biarlah aku jalani ini semuanya Dho, aku ikhlas. Mungkin ini jalan satu - satunya untuk menghapus dosaku pada Allah. Aku sudah berdosa besar Dho. Aku sudah berzina" Tiara menangis sambil terisak menyesali semua perbuatannya.
"Allah pasti memaafkan kamu Ra. Kalau seandainya kamu tidak di jebak dan mabuk pasti semua itu tidak akan terjadi" hibur Ridho.
"Semoga apa yang kamu katakan itu di dengar Allah dan DIA mau memaafkan aku hiks.. hiks.. " ucap Tiara.
"Sudahlah Ra, tak ada yang perlu di tangisi lagi. Semua sudah terjadi, sekarang tinggal bagaimana kamu melewatinya dan menjalani semua ini dengan baik. Yakinlah Allah itu tidak tidur" Ridho kembali memberikan semangat.
"Aamiin.. Terimakasih Dho" balas Tiara.
"Sekarang kamu istirahat total. Siapkan diri kamu untuk sidang. Sementara ini sebaiknya kamu tetap bekerja di Cafe nanti aku bantu bicara dengan Mbak Dian. Aku yakin dia akan mau membantu kamu. Mbak Dian itu orang baik, pasti dua mau dengar penjelasan kamu" bantu Ridho.
"Iya Dho.. Mungkin kalau setelah wisuda aku mencari kerja dalam keadaan hamil pasti tidak ada perusahaan yang mau menerimaku. Setelah melahirkan baru aku akan mencoba mencari pekerjaan lain" ungkap Tiara.
"Iya aku juga berfikir seperti itu Ra" Ridho menggenggam tangan Tiara dan mencoba memberikan dukungan.
"Ingat Ra, aku selalu ada untuk kamu. Apapun itu jangan sungkan untuk meminta bantuan ku" tegas Ridho.
"Iya Dho, akan aku ingat. Sekali lagi terimakasih ya Dho" balas Tiara.
"Kamu istirahat ya.. " Ridho bangkut dari duduknya dan meninggalkan Tiara sendiri di dalam kamarnya.
Hati Tiara terasa lega karena sudah menceritakan semuanya kepada Ridho. Kini dia tinggal fokus sidang meja hijau dan melanjutkan hidupnya seperti yang dia rencanakan tadi bersama Ridho.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
ester_vTaehyung
bapake tu anak ga kuar2🤭
2022-02-20
1
Harsida Alhidayah
ceritanya bagus thor lg up yg lain dpt cerita yg namanya ny sama dgn ankku smg tidak terjadi dgn ankku ya Thor ini cerita
2021-11-05
1
dinda.kharisma
jangan2 nanti tiara malah kerja d perusahaan bintang setelah lulus kuliah
2021-09-27
1