"Ra badan kamu panas banget. Kamu demam?" tanya Siti pada Tiara yang baru saja pulang dari bekerja di Cafe.
"Iya bu, aku lagi gak enak badan. Tadi aku sempat pingsan di Cafe" jawab Tiara.
"Ya Allah Ra.. Kamu udah makan?" tanya Siti sedikit panik.
"Sudah bu, tadi juga udah minum obat dan pulang di antar Ridho sampai depan" balas Tiara.
"Ya sudah kamu istirahat, tidur. Mungkin kamu kecapekan" ujar Siti.
Tiara berjalan menuju kamarnya, mengambil baju ganti dan berjalan ke kamar mandi. Setelaj membersihkan tubuhnya Tiara berganti pakaian. Di luar Tiara melihat Ibunya sedang menjahit baju adiknya yang sobek.
"Udah malam Bu, katanya gak baik malam - malam menjahit" ucap Tiara.
"Tadi adik kamu udah merengek minta dijahitin bajunya. Malu katanya pergi ngaji bajunya sobek lebar seperti ini" jawab Siti sambil menunjukkan baju adiknya.
Tiara kembali merasakan gejolak mual. Dia segera berlari ke kamar mandi.
"ueeeeek... ueeeeeeek... " Tiara kembali muntah. Perutnya seperti diaduk - aduk. Semua isi perutnya sudah habis terkuras. Bahkan muntahnya hanya menyisakan cairan kekuningan.
"Kamu kenapa Ra?" tanya Siti yang panik dan menghampiri Tiara.
"Masuk angin bu, kepalaku pusing sekali dari tadi. Tari cafe ramai Bu jadi aku telat makan. Tadi malam juga begadang mempersiapkan sidang meja hijau minggu depan" jawab Tiara lemah.
"Nih baluri perut dan dada kamu pakai minyak angin, setelah itu kamu tidur. Nanti semakin parah sakit kamu" perintah Siti.
Tiara menerima minyak angin yang diberikan Ibunya dan membawanya ke kamar. Setelah selesai membaluri perut dan dadanya Tiara merasa lega dan ngantuk.
Tak lama kemudian Tiara pun tertidur disamping dia adiknya.
Ke esokan harinya di rumah.
"Kak Ara sakit?" tanya Ali adik bungsunya Tiara.
"Kenapa Al?" tanya Dewi.
"Tuh lihat dari tadi muntah - muntah melulu" Jawab Ali.
"Kasihan Kak Ara pasti kecapekan kerja untuk cari uang sekolah kita" balas Dewi.
Ali berjalan ke pintu belakang dapur dan masuk lagi dengan membawa kayu panjang.
"Kamu mau ngapain Al?" tanya Dewi.
"Aku mau ambil mangga deh, dari tadi malam aku lihat ada yang kuning di atas. Pasti udah pada masak" jawab Ali.
"Kakak minta ya Al, yang banyak ambilnya" pinta Dewi.
"Oke Kak" balas Ali.
Tiara yang merasa sudah lega karena baru saja selesai muntah merasakan perutnya lapar. Dia keluar rumah untuk melihat adik-adiknya.
"Aliii jangan manjat yang tinggi, nanti kamu jatuh" ucap Tiara.
"Iya Kak, sedikit lagi nih dapat" balas Ali.
"Al tolong ambilin mangga yang di depan kamu" teriak Tiara.
"Yang ini Kak?" tanya Ali.
"Iya" jawab Tiara.
"Ini masih mentah kak" balas Ali.
"Gak apa - apa. Kakak pengen... uiiih air liurku rasanya udah ngalir nih. Pasti enak banget" ucap Tiara.
"Kakak kan lagi sakit, belum juga sarapan pagi. Nanti makan mangga mentah pagi-pagi tambah sakit perut lho" nasehat Dewi.
"Nggak Wi, gak apa - apa. Kakak udah ngiler dari tadi" jawab Tiara.
Siti mendengarkan obrolan anak-anaknya dari dalam rumah. Tak lama Ali turun dari pohon mangga dengan membawa beberapa mangga yang masak dan juga yang mentah.
"Nih kak mangga pesanan kakak" Ali menyerahkan mangga muda yang dia ambil kepada Tiara.
Tiara menerimanya dengan senang dan membawanya ke dapur. Setelah mangga di cuci, Tiara memotong mangga mentah itu dengan pisau dan memakannya dengan garam.
"Iiiiih ngilu gigiku melihat kak Ara makan mangga mentah. Apa gak asem tuh mangganya?" tanya Dewi.
"Gak tau, coba aja sendiri" jawab Ali sambil memakan mangga yang sudah mateng di pohon.
Siti memperhatikan sikap aneh Tiara pagi ini. Pagi - pagi Tiara sudah muntah - muntah. Tanpa sarapan pagi dia malah makan mangga mentah tanpa merasa ngilu sedikitpun karena rasa asam mangga mentah itu.
Kenapa tingkah laku Tiara seperti wanita yang sedang hamil muda ya? Tanya Siti dalam hati.
Akh.. tidak.. tidak.. anakku tidak akan seperti itu. Selama ini dia adalah anak yang baik dan tidak pernah berbuat macam - macam. Dia rajin shalat dan selalu menurut apa perkataan orangtua.
Dia juga selalu bisa menjaga dirinya dan aku tidak pernah melihat Tiara dekat dengan seorang laki-laki keculao Ridho. Tapi apakah Ridho???
Tidaaak.. bukankah Tiara bilang mereka tidak mempunyai hubungan apa pun? Siti merasakan perang batin dalam hatinya.
"Ra kamu kok makan mangga mentah pagi - pagi?" tanya Siti pelan.
"Iya Bu, lagi pengen" jawab Tiara.
"Gak asem rasanya?" tanya Siti pelan.
"Nggak Bu, rasanya enak banget malah. Mengkal, di makan langsung kriuk.. kriuuuuk" balas Tiara.
"Kamu ini udah kayak orang ngidam aja tingkahnya" sindir Siti.
Sontak Tiara terdiam mendengar ucapan Ibunya. Setelah itu dia bergegas membuang semua kulit mangga yang tadi dia kupas.
Setelah itu Tiara masuk dan mengurung diri di dalam kamar. Dia masih teringat perkataan Ibunya tadi dan mencoba menghitung - hitung waktu datang bulannya.
Harusnya dua minggu yang lalu dia sudah datang bulan, tapi mengapa dia lupa dan tidak memperhatikannya.
Jangan.. jangan.. aku... Oh tidak - tidak. Jangan ya Allah... Apa yang harus aku lakukan kalau hal itu memang terjadi. Kemana aku harus mencari pria itu, dan kalau memang aku menemukannya apakah aku bisa meminta pertanggung jawabannya. Bukankah malam itu aku yang menyerahkan diriku sendiri padanya. Nanti malah pria itu yang menuduhku menjebaknya. Gak mungkinkan kejadian satu malam langsung bisa membuatku hamil?
Tiara dilanda keresahaan yang sangat besar. Keringat membasagi keningnya. Dia sangat tegang dan sangat takut.
Bagaimana kalau Ibu tau, tadi saja Ibu sudah curiga melihatku makan mangga mentah bahkan menyindirku seperti orang yang sedang ngidam hamil muda.
Ya Tuhaaaan... maafkan dosaku, aku tidak bermaksud berbuat seperti itu. Aku dijebak malam itu sehingga aku mabuk. Dan saat melakukannya dengan pria itu aku tidak sadar, masih dalam pengaruh alkohol. Apakah aku berdosa Tuhaaaaan..
Tiara mulai menangis, dia sangat bingung dengan keanehan tubuhnya tadi malam dan pagi ini. Di tambah fakta bahwa dia memang sudah telat datang bulan.
Entah mengapa jauh dilubuk hati Tiara sangat yakin kalau saat ini dia memang sedang hamil muda.
Apa yang harus aku lakukan ya Allah.. bantulah hamba untuk menghadapi semua cobaan ini?? Doa Tiara.
Tiara segera menghapus air matanya. Tiba-tiba dia mendapat keberanian. Selama ini prinsip Tiara Allah memberikan cobaan kepada hambanya karena memang bisa melewatinya.
Tiara yakin cobaan kali ini juga pasti Allah berikan karena dia memang sanggup menghadapinya.
Tiara mengganti bajunya dan meraih dompetnya kemudian dia keluar kamar dan hendak pergi.
"Kamu mau kemana Ra?" tanya Ibunya.
"Aku mau keluar sebentar Bu, beli obat" jawab Tiara.
"Ya sudah hati - hati" balas Siti.
Tiara bergegas pergi ke apotek terdekat dan membeli alat tes kehamilan. Tiara menyimpan test pack tersebut di kantong celananya dan dia segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah Tiara langsung menuju kamar mandi dan melakukan pemeriksaan.
Lima menit kemudian hasilnya keluar. Alangkah terkejutnya Tiara begitu mengetahui hasilnya. Seketika dia tidak sadarkan diri di kamar mandi.
Gubraaak....
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Santi Rizal
lengkap sudah penderitaan Tiara
2022-04-02
1
gia anggi🌷
awalnya ali jadi budi trus sli lagi?
yg bwner yg mana thor?
bingung aku😆
2022-01-12
0
gia anggi🌷
lah dewi siapa lagi?
bukannya di part awal nama adenya lili dan ali?
2022-01-12
0