Tiara sampai di Romansa Cafe tiga puluh menit sebelum jam masuk kerja. Ridho dan Tiara memang sengaja datang lebih cepat dari biasanya karena Tiara ingin berbicara dengan Mbak Dian pemilik Cafe sebelum mereka bekerja.
"Hai Ra gimana sidangnya, lancar?" tanya Dian ketika Tiara memasuki ruangannya.
"Alhamdulillah lancar Mbak" jawab Tiara.
"Selamat ya akhirnya kamu selesai kuliah dan kapak wisudanya?" tanya Dian lagi
"Terimakasih Mbak. Wisudanya bulan depan" jawab Tiara.
"Silahkan duduk Ra" sapa Dian ramah.
Tiara duduk di kursi tepat di depan Dian, mereka hanya berbataskan meja kerja Dian.
"Mbak.. Mm... maaf mengganggu waktu Mbak, ada yang mau saya bicarakan" ucap Tiara.
Dian menaikkan alisnya sebelah dan tampak penasaran.
"Silahkan Ra, ada yang bisa aku bantu?" tanya Dian.
"Begini Mbak.... " Tiara menarik nafas panjang kemudian mulai menceritakan kejadian malam itu sampai dia hamil dan di usir dari rumahnya.
"Oh ya Allah Ra, malangnya nasib kamu" ucap Dian.
"Mbak Dian percaya sama saya? Mbak Dian gak marah dan masih tetap mau menerima saya bekerja di sini?" tanya Tiara.
"Saya percaya pada kamu Ra, kamu kan sudah dua tahun bekerja di Cafe Mbak. Mbak sudah kenal sifat kamu. Selama ini kamu bukanlah wanita gampangan. Buktinya sudah lama kan Ridho ngejar- ngejar kamu tapi sampai sekarang gak kesampean? Mbak percaya apa yang kamu alami memang bukan keinginan kamu dan terjadi karena memang diluar keinginan dan kesadaran kamu. Kalau malam itu kamu tidak di jebak pasti kamu tidak mabuk dan tidak bertemu pria itu. Pasti juga saat ini kamu tidak hamil" ungkap Dian.
Tiara menundukkan wajahnya dan menghapus air matanya.
Terimakasih ya Allah ternyata masih banyak orang baik uang mau membantuku. Batin Tiara.
"Jadi gimana rencana kamu selanjutnya?" tanya Dian.
"Aku ingin tetap bekerja di Cafe ini Mbak, setidaknya sampai aku lahiran. Baru setelah itu mungkin aku akan memikirkan hal yang lainnya" jawab Tiara.
"Ya sudah tetaplah bekerja di sini ya. Mbak sangat senang mendengar kamu tetap bekerja di sini. Mbak akan membantu kamu. Jadi jangan segan - segan kalau butuh sesuatu katakan saja pada Mbak" tegas Dian.
"Iya Mbak. Sekali lagi terimakasih. Saya ke luar dulu ya Mbak. Sudah waktunya cafe buka" ucap Tiara.
"Silahkan, ingat Ra hati - hati. Kamu sedang hamil muda. Jaga kesehatan kamu" balas Dian.
"Iya Mbak" jawab Tiara.
Tiara keluar dari ruangan Dian dan mulai bekerja membuka Cafe. Lega rasanya sudah menceritakan kisah hidupnya yang pedih ini kepada Dian.
Dia sangat bersyukur Dian mau menerimanya dengan keadaannya yang seperti ini.
Terimakasih ya Allah. Ucap Tiara dalam hati
*****
Satu bulan kemudian
"Assalamu'alaikum Bu" sapa Tiara ketika menghubungi Ibunya lewat telepon.
"Wa'alaikumsalam. Kamu Ra, kenapa baru kasih kabar? Ibu telepon dan SMS kamu tapi gak pernah di jawab dan dibalas. Ibu sangat khawatir dengan keadaan kamu nak" tanya Siti.
"Alhamdulillah aku baik - baik saja Bu. Aku tetap bekerja di Cafe dan tinggal di dekat Cafe dan kampus Bu" jawab Tiara.
"aph syukurlah, Ibu senang mendengarnya" balas Siti.
"Ibu dan adik - adik sehat kan?" tanya Tiara.
"Kami baik - baik saja nak. Adik - adik kamu selalu menanyakan kamu. Mereka kangen berat sama kamu" ujar Siti.
"Iya Bu nanti kapan - kapan kita ketemu ya Bu. Bu aku mau nyampein kabar, lusa aku akan wisuda. Ibu bisa datang gak ke wisudaku?" pinta Tiara.
"InsyaAllah nak, Ibu akan datang. Ibu senang mendengar kamu sudah lulus kuliah. Semoga setelah itu kamu dapat kerja yang lebih bagus lagi ya Ra" ucap Siti.
"Aamin.. Ya sudah lusa aku tunggu Ibu di kampusku ya. Sampai ketemu lusa ya Bu" jawab Tiara.
"Iya nak, kami hati - hati ya. Jaga diri kamu" balas Siti.
"Iya Bu. Udah dulu ya Bu. Assalamu'alaikum" Tiara mengakhiri teleponnya.
Haaaah.... senangnya mendengar suara Ibu. Kangen banget rasanya sudah lebih satu bulan gak ketemu Ibu. Tiara tersenyum membayangkan lusa dia akan bertemu Ibunya di acara wisudanya.
Tiara kembali bekerja dan mulai membuka Cafe Romansa.
Dua hari berikutnya tibalah hari yang dinanti - nati. Hari ini Tiara meminta izin Dian untuk tidak masuk kerja. Pagi - pagi sekali Ridho sudah mengantarnya ke salon di dekat kos - kosan.
Tiara bersanggul dan make-up tipis untuk menghadiri acara wisudanya. Setelah satu jam berdandan akhirnya selesai juga.
Ridho terpana melihat penampilan Tiara.
"Dho... haloooo... Ridhooooo" sapa Tiara yang melihat Ridho sedang bengong melihat wajahnya.
"Eh ya ampun Ra.. aku sampai pangling dan gak mengenali kamu. Kamu cantik sekali Ra" puji Ridho.
"Ah kamu bisa aja Dho. Yuk kita pulang nanti terlambat datang ke kampus" ucap Tiara.
Ridho membonceng Tiara dengan sepeda motornya. Motor berjalan dengan santai karena takut riasan Tiara rusak sebelum waktu wisudanya.
Setelah satu jam berpakaian akhirnya Tiara selesai juga. Dengan di temani Ridho mereka berangkat ke kampusnya.
Hari ini Ridho juga terlihat sangat tampan. Memakai baju batik dan membawa kamera. Ini adalah hari bahagia Tiara, Ridho tidak akan melewatkan setiap moment keceriaan Tiara hari ini.
Sesampainya di kampus Tiara melihat Ibunya sudah menunggu di depan aula kampus. Sebelumnya Tiara memang sudah mengabari Ibunya dimana lokasi wisudanya.
"Kamu cantik sekali Nak" sambut Siti dengan mata berkaca - kaca ketika melihat Tiara berjalan mendekatinya.
"Terimakasih Bu, yuk Bu kita masuk" ajak Tiara.
Tiara mendapat nilai yang sangat bagus sehingga dia diberikan kesempatan untuk di temani oleh dua orang terdekatnya. Biasanya para wisudawan akan di temani oleh kedua orangtuanya. Berhubung Tiara hanya punya Ibu, dia meminta Ridho ikut mendampingi mereka masuk ke dalam aula kampus tempat wisuda berlangsung.
Mereka menjalani setiap prosesi wisuda sampai selesai. Dengan wajah yang ceria dan selalu tersenyum Tiara berjalan ke atas podium saat rektornya menyematkan tanda kelulusan kepada Tiara.
Ridho segera mengabadikan moment itu dan memotret Tiara dari kejauhan. Senyum Tiara tidak pernah pudar dari bibirnya.
Inilah awal dari hidupnya. Dia sangat berharap setelah hari ini, semoga Allah akan selalu memberikan kebahagian padanya.
Siti memeluk Tiara dengan erat ketika Tiara kembali ke tempat duduknya.
"Selamat nak, akhirnya kamu jadi sarjana. Cita - cita kamu terkabul. Semoga berkah ya nak dan kamu bahagia" ucap Siti sambil meneteskan air mata.
Tiara menyambut pelukan hangat Ibunya dengan linangan air mata.
"Aamiin... Terimakasih Bu atas kasih sayang Ibu selama ini, maaf aku belum bisa membahagiakan Ibu. Malah aku sudah membuat Ibu kecewa dengan apa yang aku alami" balas Tiara.
"Semua itu rencana Allah nak, kita harus ikhlas menjalaninya agar bisa bahagia. Syukuri apa yang kita dapatkan, sekecil apapun rezekinya. InsyaAllah, Allah akan mencukupkan semuanya" tegas Siti.
"Iya Bu" jawab Tiara.
Ridho tersenyum melihat dua wanita cantik sedang berpelukan dan menangis di hadapannya.
"Apakah tidak ada pelukan untukku" ucapnya sambil tersenyum.
Tiara tersenyum lebar mendengar perkataan Ridho dan memeluk Ridho.
"Terimakasih Dho, kamu memang terbaik" ucap Tiara.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
di balik musibah Tiara untungnya di kelilingi orang yg baik² . 👍❤
2023-06-14
1
Chu Shoyanie
Apakah mbak Dian itu kakak or sepupunya Bintang...?😘🙏
2022-11-17
0
sry rahayu
beruntung nya Tiara msh ktemu dgn org2 yg baik
2021-10-10
2