"Ibu tidak suka kalau kamu dekat apalagi suka dengan dia. Di luar sana masih banyak perempuan baik - baik. Apalagi besok kamu akan di wisuda, kamu akan menjadi sarjana dan sebentar lagi akan mendapatkan pekerjaan bagus untuk masa depan kamu. Jaga jarak kamu dengan wanita itu. Ibu tidak suka" larang Ibu Ridho.
"Bu.... " protes Ridho.
"Sebaiknya kamu mendengar apa kata Ibu kamu Dho. Bapak juga kurang setuju kalau kamu berhubungan dengan wanita itu. Walaupun kelihatannya memang dia baik tapi bagaimanapun juga dia tidak pantas untuk kamu" sambung Bapak Ridho.
Tiara tadi hendak ke luar untuk membeli beberapa makanan karena kalau malam dia akan selalu merasa lapar, terhenti tepat di depan kamar nya dan kamar Ridho. Dia mendengar dengan jelas apa yang sedang dibicarakan oleh kedua orangtua Ridho.
Walau dia sangat mengerti keinginan kedua orang tua Ridho tapi tetap saja sakit mendengar perkataan mereka. Sejak dia hamil, dia memang merasa tidak pantas dengan Ridho.
Sempat memang Tiara ingin membuka hatinya kepada Ridho melihat Ridho begitu tulus mencintainya dan menerima dia apa adanya tapi Tiara langsung sadar keadaannya saat ini.
Ridho memang bisa menerima dia dengan tulus dan apa adanya tapi tidak dengan keluarganya. Buktinya kedua orang tuanya saja sudah menyuruh Ridho untuk menjauhi Tiara.
"Aku keluar dulu Pak, Bu. Bapak dan Ibu silahkan istirahat agar besok tidak kelelahan menghadiri wisudaku" ucap Ridho.
Ridho segera keluar dari kamarnya dan terkejut mendapati Tiara yang berdiri di depan kamar mereka.
Dari raut wajah Tiara, sepertinya dia mendengar perkataan Bapak dan Ibu. Batin Ridho.
"Eh Ra, kamu mau kemana?" tanya Ridho.
"Aku mau ke depan sebentar mencari makanan. Kalau makan suka lapar" jawab Tiara.
"Ayo aku temani" ajak Ridho.
"Gak usah Dho, aku bisa sendiri kok. Kamu istirahat saja, besok kan kamu mau wisuda. Eh iya, aku minta maaf ya Dho besok aku tidak bisa hadir di kampus kamu dan menemani kamu. Aku baru ingat besok jadwal aku ke dokter, periksa kandungan" elak Tiara.
Ridho mengikuti Tiara berjalan menuju pintu pagar untuk mencari makanan.
"Ra... sebentar Ra, biar aku temani" ujar Ridho mencoba mensejajarkan kaki mereka.
"Ra, kamu tadi dengar ya pembicaraan aku dengan Bapak dan Ibu?" tanya Ridho.
"Pembicaraan yang mana Dho? aku gak dengar apa pun" jawab Tiara.
"Kamu gak bisa berbohong Ra, aku bisa melihat dari raut wajah kamu. Kamu menyembunyikannya dariku. Kamu ingin memendamnya sendiri? Nggak Ra, ada aku yang selalu ada untuk kamu" tegas Ridho.
"Dho, aku kan sudah sering bilang sama kamu. Aku gak pantas untuk kamu. Kamu cari saja wanita lain yang jauh lebih baik segala-galanya dari aku" ujar Tiara.
"Tapi aku maunya kamu Ra" balas Ridho.
"Maaf Dho, aku tidak mencintai kamu" jawab Tiara.
"Kenapa Ra? Kamu.. kamu mencintai pria yang sudah menghamili kamu? Kamu masih memikirkannya, mengharapkan dan menunggunya?" Ridho lepas kendali.
"Dho.. kamu.. tega sekali kamu berkata seperti itu Dho. Kamu kan tau cerita sebenarnya tentang aku dan pria itu. Aku tidak mengenalnya Dho. Untuk apa aku mengingat dan mengharapkannya?" Tiara terlihat terkejut dan sedih.
"Maaf Ra, aku.. aku kelewat batas. Aku putus asa untuk mendapatkan cinta kamu" ungkap Ridho tulus.
"Sudahlah Dho.. lupakan aku. Kalau kamu tidak bisa, jauhi aku Dho. Please... " Tiara memelas.
"Gak Ra, aku tidak mau jauh dari kamu. Apalagi dengan keadaan kamu saat ini. Baik.. aku tidak akan mengungkit masalah ini lagi. Kita berteman.. Aku akan berusaha melupakan perasaanku pada kamu" ucap Ridho.
"Begitu lebih baik Dho. Semua demi kebaikan kita" balas Tiara.
Selesai membeli makanan untuk Tiara yang akan dia makan dimalam hari saat kelaparan, mereka kembali ke kosan mereka.
"Aku kembali ke kamarku ya Dho, kamu istirahat saja. Besok kan kamu wisuda, jangan begadang besok kamu jelek lagi" ledek Tiara.
"Aku kan memang jelek, makanya kamu gak mau sama aku" jawab Ridho.
Ridho memang sempat melihat tampang pria yang sudah melewatkan satu malam bersama Tiara. Lelaki dengan tubuh yang gagah dan wajah yang tampan. Rahang yang tegas memancarkan aura maskulin dan kelihatannya juga sangat kaya raya. Sangat jauh dengan dirinya saat ini.
Entah mengapa saat Tiara memberi tahu kepadanya siapa pria itu, nyali Ridho seketika menciut. Pantas saja saat Tiara dalam keadaan tak sadar mau menyerahkan dirinya pada pria itu.
Secara fisik memang pria itu terlihat sangat sempurna. Ridho yakin diluar sana pria itu pasti banyak dikelilingi oleh para wanita.
"Dho.. katanya gak mau ngomongin masalah itu lagi" ucap Tiara.
"Bercanda Ra, biar kamu gak tegang. Dari tadi wajah kamu ketat banget" sindir Ridho.
"Mungkin aku lelah Dho" jawab Tiara.
Lelah pada hidupku yang sangat kelam ini Dho... sambung Tiara dalam hati.
"Ya sudah kalau begitu kamu tidur ya, aku juga mau tidur di kamar si Anton" balas Ridho.
Tiara masuk ke dalam kamarnya. Air mata yang dari tadi sudah ingin mengalir akhirnya tumpah juga. Sekuat tenaga Tiara membendungnya agar Ridho tidak melihatnya. Kini hanya tinggal di sendiri di dalam kamar. Tiara bisa meluapkan semua kesedihannya.
Inilah jalan hidup yang akan aku lalui. Tidak akan ada pria maupun keluarganya yang bisa menerima aku apa adanya. Memang beginikah jalan hidup yang akan aku lalui ya Allah.. Kuatkan aku, aku berjanji kelak aku akan menjaga diriku dan anakku untuk selalu taat padaMu.
Tiara masuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Sudah lama dia berniat untuk hijrah menuju jalan yang lebih baik lagi. Sekaranglah saatnya dia tidak ingin menundanya lagi.
Kemarin - kemarin dia ingin menutup auratnya tapi dia menahannya karena saat ini dia sedang hamil. Tiara tak ingin jilbab yang disalahkan dengan keadaannya saat ini.
Orang-orang akan berfikiran 'pakai jilbab tapi hamil di luar nikah'. Malam ini Tiara memutuskan untuk membuang semua prasangka di hatinya. Lebih cepat lebih baik, dia tidak ingin dosanya mengalir dari tubuh yang tidak tertutup aurat.
"Bismillahirrahmanirrahim... " Tiara memulai shalat hajat dan taubat. Meminta maaf dan ampunan serta kekuatan untuk dikuatkan niat dan hatinya agar istiqomah di jalan Allah.
Dalam sujud terakhirnya Tiara menangis terisak Tiara.
"Ampunkan semua dosaku ya Allah... kuatkan aku dan bimbinglah aku agar selalu berada di jalanMU. Beri aku kekuatan untuk membesarkan anakku sendiri kelak. Aamiin.... " Tiara mengakhiri shalatnya setelah itu berdoa panjang.
Malam itu terasa sangat syahdu dan khusyuk. Tiara merasa terlahir kembali. Ada kekuatan baru yang akan membawanya pada kehidupan barunya.
Dengan tubuh yang sudah lelah Tiara tidur dengan tetap memakai mukena. Sebentar saja dia sudah terlelap dalam mimpi panjangannya.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
wongdeso
bintangnya kemana ateuh mosok ga ada kabar
2021-11-29
1
sry rahayu
semangat tiara
2021-10-10
1
Octavia Via
cerita bintangnya mn thor
2021-09-15
2