Masalah Di Sekolah

Jangan lupa like sebelum membaca dan berikan komentar setelah selesai membaca.

Like dan komen itu gratis, jadi jangan ragu untuk memberikan itu pada author.... Terimakasih....

***

Seutas senyuman muncul di wajah Raka saat dia melihat apa yang ada di peti harta yang dia dapatkan dari portal tingkat S yang dua hari yang lalu berhasil di hancurkannya.

Dua buah kristal besar yang bisa digunakan untuk menaikkan seluruh kekuatannya, serta sebuah skill Double Advantage [S], skill pasif yang akan selalu aktif dan akan memberikan keuntungan ganda pada pemilik skill.

Dengan skill barunya Raka yakin dia bisa berkembang dua kali lebih cepat dari sebelumnya, dan itu sebuah keuntungan yang tak akan dapat dibeli dengan materi.

Raka menjadi penasaran dengan apa yang didapatkan kelima sahabatnya dari peti harta yang ada di tangan mereka, dia sangat ingin tahu tapi di luar hari sudah malam dan dia berpikir untuk bertanya saat hari sudah berganti.

“Sistem, apa aku bisa langsung menggunakan dua kristal ini untuk meningkatkan kekuatan ku?...” Ucap Raka sambil memegang dua kristal bulat seukuran bola golf yang terlihat cukup indah.

[Tuan bisa langsung menggunakan nya. Cukup dengan menghancurkan dua kristal yang di tangan tuan, maka tuan akan mendapat kekuatan yang tersimpan dalam kedua kristal itu...]

Raka tersenyum lalu dia membalas ucapan sistem. “Kamu memang yang terbaik dan tahu akan segalanya. Dengan bantuan mu bukan sebuah kemustahilan untuk ku bisa berdiri di puncak kekuatan yang ada di dunia ini...”

Lalu Raka menghancurkan kedua kristal di kedua tangannya dengan cara meremasnya di waktu yang bersamaan.

Crak... Crak... Kedua kristal pecah dan menjadi butiran debu halus.

Tak lama setelah kedua kristal pecah, cahaya keemasan mulai menyelimuti tubuhnya dan saat itu juga Raka merasa jika tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya walau dia tidak melihat kenaikan pada level miliknya.

[Selamat tuan mendapatkan +30.000 HP > + 15.000 MP > +100 [STR, AGI, VIT, DEX, LUK] ]

Biarpun levelnya tidak naik, tapi setidaknya kekuatan yang lainnya mengalami kenaikan, dan kini dia memiliki Health Point dan Mana Point yang lebih tebal dari hunter yang satu tingkat dengannya.

Raka kembali tersenyum lalu dia mengalihkan pandangannya pada gulungan skill yang ada masih berada di dalam peti. “Baiklah, aku akan mulai mempelajari nya, dan aku sudah siap menjadi kuat lebih cepat dari siapapun, walau saat ini aku belum bisa menyamai kecepatan perkembangan Natasya...” Ucap Raka lalu dia mulai mempelajari Skill Double Advantage [S] yang dia dapatkan dari peti harta karun.

Raka menutup kedua matanya begitu selesai membaca tulisan yang ada di buku skill yang ada di tangannya. “Ini sangat mudah, dan aku cukup beruntung karena gulungan skill ini dapat dipelajari oleh sepuluh orang sebelum gulungan ini menghilang...”

Dalam waktu singkat Raka sudah menentukan sembilan orang yang akan dia berikan skill yang baru dia pelajari. “Aku cukup memegang kening mereka dan mentransfer ingatanku tentang skill Double Advantage, hanya dengan cara itu mereka bisa mempelajari skill Double Advantage. Setelah sepuluh orang mempelajari nya aku tak lagi bisa membagi skill itu ke orang lain, dan gulungan skill ini akan menghilang...”

Raka telah membaca seluruh isi gulungan skill Double Advantage, dan itu membuatnya tahu apa saja yang harus dia lakukan.

Baammm...

“Aku pulang!...” Teriak Natasya yang begitu saja masuk kerumah Raka setelah membuka pintu dengan cukup kasar.

“Selamat datang, dan cobalah untuk sedikit lebih sopan saat masuk kedalam rumah...” Ucap Raka sambil menyimpan peti harta miliknya kedalam gelang hunter.

“Maaf, aku hanya terlalu bersemangat...” Ucap Natasya yang tanpa permisi langsung mengambil posisi tidur di atas sofa dengan menggunakan paha Raka sebagai alas kepalanya.

Natasya memegang lengan kiri Raka, lalu dia melihat gelang hunter milik Raka. “Tingkat S dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Dunia sepertinya akan gempar saat tahu seberapa cepat perkembangan mu...” Ucap Natasya dengan senyuman indah yang menghiasi wajahnya.

“Dunia tidak akan memperhatikan ku karena mereka tidak mengenali ku...” Ucap Raka menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.

“Apa yang kamu lakukan di kompetisi antar Guild telah membuat banyak orang tertarik pada kekuatan mu, bahkan Ayah ku sendiri menyatakan ketertarikannya untuk merekrut mu menjadi bagian dari Guild Nusantara...”

“Mereka hanya tertarik dengan salah satu anggota Guild Silver Mask, bukan padaku. Aku harap kamu menjaga dengan baik identitas asliku dari siapapun!...” Ucap Raka dengan mata terpejam.

“Tanpa kamu minta sekalipun aku akan melakukannya...” Ucap Natasya yang juga mulai memejamkan mata.

Tak lama mereka berdua tertidur dan mereka melupakan satu hal, mereka lupa mengunci pintu rumah, dan membiarkannya terbuka sampai pagi.

“Ehemm...” Seorang wanita berdehem saat melihat sepasang manusia berlainan jenis tengah tertidur dengan begitu nyaman di atas sofa.

Raka yang mendengar suara asing segera membuka mata, dan saat kesadarannya telah kembali sepenuhnya, dia dapat melihat Jeni yang tengah menunjukkan senyuman padanya.

Namun Raka tahu jika senyuman itu sangat berbahaya, dan dia harus bertindak sebelum ada harimau betina yang menerkamnya.

Raka mencoba membangunkan Natasya, dan saat Natasya susah bangun tapi masih mengucek matanya, Raka segera bangkit dari duduknya dan dengan kecepatan tinggi dia berlari masuk kedalam kamar mandi.

Tak lama berada di kamar mandi Raka merasakan hawa dingin yang berasal dari luar kamar mandinya. “Para wanita itu, kenapa mereka selalu terlihat mengerikan jika dipertemukan?...” Batin Raka sambil membasuh wajahnya dengan air.

*****

Natasya lebih dulu berangkat ke markas cabang Guild Nusantara yang untuk beberapa bulan kedepan akan menjadi tempatnya bekerja dan belajar.

Sementara itu Raka dan Jeni berangkat ke sekolah bersama, Jeni memang bukan murid di sekolah Raja, tetapi dia ada sedikit urusan dengan kepala sekolah di sekolah Raka.

Bu Hesti, wanita yang menjabat Kepala Sekolah di sekolah Raka adalah adik dari Ibu Jeni, dan dia juga seorang hunter tingkat SSS+ yang sudah berhenti dari kegiatan hunter. Jeni ada sedikit urusan dengan Bu Hestia karena itu dia pergi berkunjung ke sekolah Raka.

Sampai di sekolah banyak murid di sekolah Raka yang menatap sinis padanya setelah peristiwa yang terjadi di aula sekolah, tapi banyak juga murid di sekolah Raka yang penasaran dengan wanita berseragam akademi hunter yang berjalan di dekat Raka. Wanita itu terlihat begitu cantik, tapi sayangnya sebagian wajah wanita itu tertutup masker dan membuat semua murid tidak bisa melihat wajahnya secara utuh.

Omongan yang intinya menghina Raka terdengar saat mereka melihat Raka berjalan bersama dengan seorang murid Akademi hunter.

“Cih, dasar manusia hina!... Sepertinya dia mencoba mendekati wanita itu supaya dia kembali di terima menjadi murid Akademi hunter...”

“Menjijikkan dan hanya membuat malu kelompok manusia biasa. Seharusnya dia sadar jika dia hanya manusia biasa, bukannya manusia suci seperti para hunter...”

“Nona Helen benar, dia hanya benalu yang merugikan orang-orang di sekitarnya. Lebih baik kita menjauhinya!...”

Raka tak mempedulikan omongan mereka, dia juga tidak merasa sakit hati ataupun terhina. Baginya yang sudah terlalu sering di hina, omongan mereka tak ada bedanya dengan hembusan angin yang menerpa wajah dan setelahnya menghilang.

Tapi ada sekelompok murid yang benar-benar ingin mencari masalah dengan menghadang perjalanannya.

Raka dapat melihat wajah sombong beberapa murid pria yang berdiri di depannya, tetapi dia tak mempedulikan mereka dan memilih mencari jalan memutar.

“Grep.. ” Salah satu murid mencengkeram erat punggung Raka saat dia ingin mengambil jalan memutar.

“Urusan kita belum selesai, dan untuk nona hunter yang terhormat, silahkan melanjutkan perjalanan anda...”

Jeni tersenyum masam melihat murid pria yang masih mencengkeram punggung Raka. “Semoga masih ada hari esok untukmu...” Ucap Jeni lalu dia melanjutkan perjalanannya menuju ruangan Bu Hesti.

Murid pria yang tengah mencengkeram punggung Raka tersenyum karena dia mengira ucapan Jeni ditujukan pada Raka.

“Kau dengar orang menjijikkan, bahkan nona hunter menyuruhmu untuk...”

Si murid pria yang semula mencengkeram punggung Raka seketika diam dan terkejut saat dia tak lagi melihat keberadaan Raka, dan tangannya selama beberapa saat hanyalah mencengkeram udara kosong.

Teman-temannya juga terkejut dengan hilangnya Raka karena barusan mereka hanya terfokus pada Jeni yang terlihat begitu mempesona.

“Kemana perginya dia?...”

“Sepertinya dia berhasil kabur saat kita tengah tengah berbicara dengan nona hunter...”

“Tunggu saja, aku pasti membuatnya babak belur karena dia benar-benar membuat malu kelompok manusia biasa...”

Para murid yang menghadang Raka segera membubarkan diri setelah mereka kehilangan orang yang menjadi sumber kemarahan mereka.

Sementara itu Raka telah sampai di dalam kelas dan dia mendapat sambutan hangat dari kelima sahabatnya.

Setelah saling menyapa dengan Aldo dan yang lainnya, Raka duduk di tempatnya dan melihat pemandangan di luar kelas melalui jendela yang ada di sampingnya. “Kedatangan Helen ternyata telah berdampak besar pada kehidupan sekolah ku...” Batin Raka dan tak lama Bu Daisy datang untuk memulai jam pelajaran nya.

Di waktu yang bersamaan tengah terjadi obrolan hangat diantara dua orang dengan jabatan tertinggi di Akademi Garuda.

Mereka tengah membahas apa saja yang terjadi dalam kompetisi antar Guild yang berlangsung bersamaan dengan diadakannya kompetisi antar Akademi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya Akademi Garuda menempati urutan tiga besar walaupun tidak menjadi juara, tetapi yang jadi topik pembicaraan mereka adalah kemenangan Guild Silver Mask, dan enam anggota mereka yang bisa di bilang masih muda.

Dalam pembahasan itu, mereka membahas cara agar keenam anggota Guild Silver Mask itu bisa menjadi bagian dari Akademi Garuda. Bagaimanapun juga keenam anggota Guild Silver Mask masih terlalu muda untuk menjadi bagian dari sebuah Guild, dan mereka lebih pantas menjadi bagian dari sebuah Akademi hunter.

“Tuan Alex, dengan mengandalkan kekuatan Guild Nusantara sebagai Guild terkuat mungkin kita bisa menekan Guild Silver Mask dan memaksa mereka memberikan keenamnya untuk kita...”

“Ya, aku juga sudah memikirkan hal itu, dan aku juga akan menggunakan nama besar nona natasya untuk menekan keenam orang itu jika mereka menolak bergabung dengan Akademi Garuda...”

Mereka berdua tersenyum. “Mereka berenam bisa dikatakan jenius di usianya. Memiliki mereka akan membuat Akademi kita semakin di segani, dan mungkin kita bisa berada di peringkat pertama dalam kompetisi yang akan di lakukan enam bulan lagi...”

“Tuan Alex benar, dalam enam bulan berada di bawah bimbingan Akademi kita, aku yakin kekuatan mereka akan meningkat, dan paling cepat mungkin mereka akan bisa dipromosikan menjadi hunter tingkat S, atau S+...”

Pemimpin dan wakil pemimpin Akademi Garuda tertawa bersama sambil membayangkan kejayaan Akademi Garuda di saat enam anggota Guild Silver Mask bergabung dengan Akademi yang mereka pimpin.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nazrul

Nazrul

mimpi tuh orang

2023-04-08

0

SinsGa174

SinsGa174

apaan tuh gak tau apa manusia suci itu apa emang cuman bunuh bunuh gitu di sebut manusia suci ya jelas mereka nyari keuntungan jiga

2021-12-22

0

Bung Andries

Bung Andries

jangan lupa untuk update Thor
update itu membahagiakan reader
jadi jangan ragu update oke

2021-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!