Memasuki Portal Tingkat D

Raka kembali berjalan ke taman yang baru dia tinggalkan, tapi kali ini dia tak sendiri. Ada seorang wanita yang berjalan sejajar dengannya. Wanita itu Jeni, hunter wanita yang semalam bertemu dengannya.

Awalnya Raka mengelak saat Jeni menganggap dia adalah hunter asing yang semalam dia temui. Tapi seketika Raka tak lagi bisa menolak saat Jeni menunjuk gelang hunter di tangannya, lalu sebagai bukti tambahan Jeni memberikan dua buah foto pada Raka.

Foto pertama menunjukkan Raka yang semalam memasuki rumah setelah melakukan olahraga, dan foto kedua adalah foto saat tadi pagi dia berangkat sekolah. Di foto itu juga terlihat Natasya, tapi wajah Natasya di foto itu kurang jelas karena sedikit terhalang pintu rumah Raka.

“Kau sudah menemukan ku, lalu apa yang kau inginkan dariku?. Kalau kau meminta tubuh monster serigala yang semalam, bukannya aku telah meninggalkan tubuh monster itu!...” Raka menatap Jeni yang duduk di sebelahnya.

Jeni tersenyum saat Raka menatapnya. “Usiamu tak jauh beda denganku dan lagi kamu juga seorang hunter, kenapa kamu justru bersekolah di sekolah manusia biasa bukannya berada di akademi hunter?...”

Raka dengan malas menjawab pertanyaan Jeni. “Aku di keluarkan dari akademi karena perkembangan ku yang terlalu lama...”

Kening Jeni berkerut saat mendengar jawaban Raka. “Apa mereka buta sampai mengatakan perkembangan mu sangat lama?...” Jeni sulit mempercayai jawaban yang diberikan Raka.

Raka bangkit dan berjalan ke pinggiran danau buatan tak jauh dari tempatnya duduk. “Itu kenyataannya, dan asal kau tahu, para murid akademi yang satu angkatan denganku sebagian besar telah menjadi hunter tingkat C, bahkan ada beberapa yang sudah dipromosikan menjadi hunter tingkat B.” Raka punya keyakinan kalau Helen dan dua sahabatnya telah dipromosikan menjadi hunter tingkat B dengan bakat yang mereka miliki.

Jeni berjalan mendekati Raka dan berjongkok di sampingnya sambil memainkan air danau. “Melihat kekuatanmu, setidaknya kamu setara dengan hunter tingkat D, tapi aku merasa kamu masihlah hunter tingkat E...”

“Kau benar, aku baru dua hari ini naik tingkat menjadi hunter tingkat E, dan setidaknya aku butuh waktu lebih dari dua tahun untuk meningkatkan kekuatanku...” Raka mengambil sebuah krikil dan melemparkannya ke tengah danau.

Raka terlihat santai saat mengatakan dia baru naik tingkat menjadi hunter tingkat E, sedangkan Jeni yang mendengarnya, dia sejenak terdiam saat mengetahui fakta akan Raka yang baru naik tingkat.

“Apa kamu membangkitkan sebuah job akhir-akhir ini?.” Jeni menanyakan sesuatu yang membuatnya sangat penasaran akan kekuatan Raka.

Raka mengangguk. “Aku hanya membangkitkan job assasin, dan tak ada yang spesial dari job yang aku bangkitkan...”

Cukup banyak hunter yang membangkitkan job assasin, dan memang benar job itu tidak terlalu istimewa. Tetapi di Indonesia ada salah satu hunter yang hanya membangkitkan job assasin tapi kini dia telah di promosikan menjadi hunter tingkat Jenderal, dan dia membangkitkan job nya sekitar empat tahun yang lalu.

“Apapun job yang kamu bangkitkan, kamu tetaplah manusia super yang berbeda dengan manusia biasa. Kalau kamu ingin, kamu bisa kembali ke akademi, dan aku sendiri yang akan merekomendasikan namamu ke pihak akademi...”

Tawaran Jeni tak ada bedanya dengan tawaran Natasya, dan tentu Raka kembali menolaknya. “Aku sudah menjadi bagian dari sebuah Guild, dan tanpa akademi aku yakin masih bisa berkembang...” Raka tersenyum dan kembali melempar batu kerikil ke tengah danau.

Jeni bukan tipe orang yang suka memaksa, dan dia menghargai apa yang sudah menjadi keputusan Raka. “Kalau memang kamu tidak ingin bergabung ke akademi, setidaknya bertemanlah dengan ku...” Jeni mendekatkan gelang hunter nya ke dekat gelang hunter Raka, dan setelah gelang hunter mereka berkedip tiga kali, mereka telah resmi menjadi teman sesama hunter.

“Sekarang kita sudah bertemannn...” Kata-kata Jeni seketika terhenti saat dia melihat sebuah portal muncul di dekat pohon yang ada di tengah-tengah taman.

Raka juga melihat yang sama, dan dari teknologi yang ada di gelang hunter nya, mereka tahu jika portal itu berada di tingkat D, satu tingkat lebih kuat dari portal tingkat E.

Raka tersenyum melihat portal yang baru muncul. “Memasuki portal tingkat D, ini sungguh sesuatu yang langka...” Raka segera menutupi wajahnya dengan topeng perak pemberian Daisy, dan tak ketinggalan dia mengeluarkan pedang yang juga merupakan pemberian Daisy.

“Kau ingin masuk?...” Jeni yang sudah bersiap bertanya pada Raka.

Raka menganggukkan kepalanya. “Aku pernah memasuki portal tingkat E sendirian, dan itu tidak terlalu sulit. Memasuki portal tingkat D bersamamu, aku rasa portal itu akan cepat kita selesaikan...”

Jeni hanya tersenyum dan dia mengikuti Raka masuk ke dalam portal. Sebelumnya Jeni telah mengirimkan pesan pada tiga sahabatnya tentang kemunculan portal di taman dekat danau buatan yang ada di bagian selatan kota.

Di dalam portal...

Baru beberapa langkah memasuki portal, Raka dan Jeni di hadang lima ekor serigala dengan bulu-bulu berwarna hitam.

Raka dan Jeni menggunakan fungsi lain gelang hunter mereka untuk mengidentifikasi kekuatan monster yang ada di depan mereka.

[Nama : Black Wolf]

[Level : 35]

[HP : 20.000]

[MP : 1.500]

“Health Point mereka cukup tebal...” Rak bersiap menyerang, begitu juga dengan Jeni.

Jeni memiliki job swordmage, dan dia memiliki keuntungan dengan bisa menggabungkan teknik berpedang dengan elemen khusus yang dia memilik. Jeni juga memiliki kecepatan berkembang 5 kali lebih cepat dari hunter dengan job standard.

Sring... Sring... Dengan cepat Jeni membunuh dua ekor Black Wolf yang menjadi lawannya, di sisi lain Raka cukup kesulitan menghadapi dua ekor Black Wolf yang levelnya ada di atasnya, tapi dengan sedikit usaha dan kecerdikannya, dia berhasil membunuh dua Black Wolf yang menjadi lawannya.

“Sekarang tersisa dia...” Raka menunjuk Black Wolf yang ukurannya dua kali lebih besar dari Black Wolf yang baru dia lawan.

“Dia memiliki level 75, dan dia jauh lebih kuat dari empat Black Wolf yang sebelumnya...” Jeni maupun Raka lebih berhati-hati dengan lawan yang akan mereka hadapi.

Auuuww... Black Wolf dengan tinggi hampir 5 meter melolong panjang dan setelahnya dia langsung melesat kearah Raka dan Jeni.

Wusshh... Wusshh... Jeni melompat ke kiri menghindari terjangan Black Wolf, sedangkan Raka dia melompat ke arah kanan untuk memecah konsentrasi Black Wolf.

Raka melompat mundur beberapa langkah lalu dia mengeluarkan busur beserta anak panahnya.

Syut... Syut... Dua anak panah melesat kearah mata Black Wolf.

Krak... Satu anak panah berhasil di tangkis Black Wolf, tapi satu anak panah lainnya lolos dan menancap tepat di mata Black Wolf.

“Aaaargh...” Black Wolf meraung kesakitan saat anak panah Raka menancap tepat di salah satu matanya.

Di sisi lain Jeni terkejut dengan keahlian Raka selain menggunakan pedang dan belati. “Apanya yang assasin biasa?. Bahkan dia sangat terampil menggunakan berbagai jenis senjata...” Jeni bergumam dan dia mulai menyerang Black Wolf yang sedang kesakitan.

Jeni melapisi pedangnya dengan elemen api miliknya, dan dia kembali menyerang Black Wolf yang konsentrasinya terpecah karena dia masih berusaha menarik keluar anak panah yang menancap di matanya.

“Destroyer Sword Flame...” Jeni mengayunkan pedangnya yang di penuhi kobaran api.

Swosshh... Kobaran api membakar tubuh Black Wolf, tapi itu belum cukup untuk membunuhnya.

“Jeni, menjauh!...” Reinar berteriak, dan setelah Jeni mundur cukup jauh, tiba-tiba awan hitam muncul di atas Black Wolf dan setelahnya hujan petir turun dan membuat Health Point milik Black Wolf terus menerus berkurang.

Melihat Health Point milik Black Wolf yang hanya tersisa kurang dari 6.000, Raka hanya mengaktifkan skill Thunderstorm nya selama satu menit.

“Skill tingkat S?...” Jeni kembali dibuat terkejut dengan kekuatan Raka.

Boommm... Tubuh Black Wolf tumbang setelah hujan petir menghujaninya terus menerus selama satu menit.

Raka dan Jeni sama-sama menerima notifikasi dari gelang hunter mereka yang menandakan naiknya level milik mereka.

Saat ini Jeni memiliki level 64, sedangkan Raka dia telah berada di level seorang hunter tingkat D. “Level 31 dalam sekejap, portal tingkat D memang luar biasa...” Batin Raka, lalu dia dan Jeni kembali melanjutkan perjalanan mereka setelah menyimpan tubuh lima ekor Black Wolf yang baru mereka kalahkan.

Terus melangkah memasuki portal, banyak Black Wolf yang menghambat perjalanan mereka, namun dengan kerjasama keduanya yang semakin membaik, puluhan Black Wolf tak akan menjadi masalah untuk mereka.

Hampir tiga jam mereka berada di dalam portal, yang artinya mereka sudah menghabiskan waktu 18 menit dunia nyata. Satu jam di dalam dunia portal sama dengan 6 menit di dunia nyata, dan karena perbandingan waktu yang cukup jauh, mereka berdua cukup punya banyak waktu untuk menyelesaikan portal yang mereka masuki.

“Sudah lebih dari seratus ekor Black Wolf yang berhasil kita kalahkan. Aku rasa tak lama lagi kita akan bertemu Raja mereka...” Raka melihat pintu besar di depan nya. Sebuah pintu yang tak dia temui di dalam dunia portal tingkat E.

“Di dalam ada Raja mereka...” Jeni mulai waspada dan dia kembali berkonsentrasi untuk menghadapi lawan yang ada di balik pintu.

Tiba-tiba pintu di depan mereka terbuka dengan sendirinya saat mereka berdua telah sampai di depannya.

Angin yang membawa kabut tipis menerpanya wajah mereka saat pintu terbuka.

Saat angin berhenti berhembus dan kabut di depan mereka menghilang, Raka dan Jeni dapat melihat seekor Black Wolf yang tingginya lebih dari delapan meter. Ada dua peti di belakang Black Wolf yang kini tengah menatap tajam kearah mereka berdua.

“Gluk...” Raka dengan susah payah menelan air liurnya saat melihat level Black Wolf yang baru dia lihat.

[Nama : Black Wolf King]

[Level : 120]

[MP : 130.000/130.000]

[HP : 25.000/25.000]

“Hei Jeni, apa benar ini Portal tingkat D?...” Raka cukup terintimidasi oleh Black Wolf King yang levelnya sangat jauh berada di atasnya.

“Mungkin selama perjalanan kita portal ini telah berevolusi menjadi portal tingkat C, dan seharusnya kita membawa lebih banyak orang untuk menghadapinya...” Jeni yang levelnya telah menyentuh angka 82 masih kurang yakin untuk melawan Black Wolf King yang belum melakukan pergerakan.

Raka telah mendapatkan level 44, dan dia lebih tidak yakin bisa mengalahkan Black Wolf King yang levelnya tiga kali lebih besar dari level miliknya.

“Apa kita mundur dan meminta bantuan?.”

Baru juga Jeni memikirkan opsi untuk mundur, tiba-tiba mereka merasakan ada sesuatu yang mendekat. “Gawat!...” Raka segera melompat kearah depan dan mencoba menghadang sebuah gelombang serangan dengan bilah tajam pedangnya.

Baang.... Tubuh Raka terpental ke belakang beberapa meter, tapi beruntung dia tidak mengalami luka yang serius.

“Haah, dia sangat kuat...” Raka lebih berkonsentrasi, dan Jeni melompat mendekati Raka.

“Lupakan opsi mundur, sepertinya dia tak akan membiarkan kita mundur. Lebih baik kita pertaruhkan semuanya dan berusaha membunuh makhluk itu...” Raka langsung menggunakan skill Thunderstorm untuk mengurangi HP Black Wolf King yang begitu tebal.

Setelah naik level dan menjadi hunter tingkat D, damage yang ditimbulkan skill Raka meningkatkan, dan kini dalam satu detik skillnya dapat mengurangi 400 Health Point lawan, tapi dia harus kehilangan 200 MP untuk mengaktifkan skill nya selama satu menit.

Boommm... Boommm... Boommm... Hujan petir terus menghujani Black Wolf King yang mencoba melarikan diri, tapi sayangnya dia masih dalam jangkauan skill Thunderstorm milik Raka.

Di sisi lain Jeni mulai menggunakan skill elemen apinya untuk membakar Black Wolf King.

Baammm... Tubuh Raka dan Jeni terpental mundur saat Black Wolf King secara tiba-tiba mengayunkan ekornya.

Jeni yang lemah dalam pertahanan seketika kehilangan setengah Health Point miliknya, beruntung dia membawa pil pemulih yang bisa memulihkan Health Point secara perlahan.

Raka yang juga kehilangan Health Point yang cukup banyak, dia terlihat menenangkan dirinya lalu dia juga meminum pil pemulih kualitas rendah yang dia miliki. “Pil ini benar-benar buruk...” Batin Raka saat melihat Health Point miliknya hanya bertambah 5 persen.

Kembali Raka meminum pil pemulih sampai Health Point miliknya menyentuh angka 100 persen.

“Pil seharga seratus ribu per butir kualitas nya memang kalah jauh jika dibandingkan dengan pil yang harganya mencapai satu juta per butir nya...” Raka menggelengkan kepalanya dan dia sadar diri akan keuangannya yang sangat buruk.

“Jangan melamun, dia datang...” Jeni meneriaki Raka yang terlihat seperti sedang melamun.

Seketika Raka menatap ke arah Black Wolf King sesaat setelah mendengar teriakkan Jeni. Black Wolf King telah kehilangan 60 persen Health Point nya, artinya Raka dan Jeni hanya perlu mengamuk sekali lagi untuk memusnahkan Black Wolf King, Raja terakhir di dunia portal yang mereka masuki.

“Sial, tulang kakiku yang retak sepertinya belum sepenuhnya pulih...” Raka merasakan sakit di tulang kering kakinya, tapi dia tetap memaksakan bergerak dan mengeluarkan teknik terkuatnya.

“illusion Sword...” Sembilan pedang bayangan muncul dan terbang mengelilingi Raka.

Wusshh... Wusshh... Sembilan pedang bayangan Raka mulai menyerang Black Wolf King.

“Belum cukup, Health Point miliknya masih terlalu tebal...”

“Thunderstorm...” Kembali Raka menghujani tubuh Black Wolf King dengan hujan petir.

Jeni sangat kagum melihat kegigihan Raka, dan dia tak mau kalah. Dia kembali membakar tubuh Black Wolf King dengan elemen apinya.

Boommm... Boommm... Boommm... Petir terus menghujani tubuh Black Wolf dari atas, dan dari bawah ada api dan pedang bayangan yang terus mengurangi Health Point miliknya.

“Aaaargh...” Black Wolf King meraung saat Health Point miliknya hanya tersisa satu persen.

Raka tiba-tiba jatuh berlutut setelah dia menggunakan teknik illusion sword untuk terakhir kalinya. Bersamaan dengan jatuhnya Raka, kematian mendatangi Black Wolf King dan pertarungan pun berakhir.

“Tubuhku terasa mati rasa...” Raka membaringkan tubuhnya untuk sedikit memulihkan tenaganya.

Melihat Black Wolf yang tumbang, Jeni berjalan mendekati Raka. Jeni kondisinya lebih baik karena dia memiliki persediaan pil dengan kualitas yang jauh lebih baik dari pil yang dimiliki Raka.

Baru juga Jeni ingin duduk, Raka maupun Jeni mendengar suara beberapa langkah orang mendekat ke arah mereka.

“Kita berpisah sampai di sini...” Raka bangkit dan mengambil salah satu kotak yang tadi ada di belakang Black Wolf King.

Setelah menyimpan kotak yang dia ambil, Raka segera pergi sebelum orang-orang datang dan melihat keberadaannya.

Tak lama setelah kepergian Raka, tiga teman Jeni datang dan mereka hanya melihat Jeni yang berdiri di sebuah ruangan yang telah kosong tak lagi ada penghuninya.

Jeni telah menyimpan tubuh Black Wolf King serta kotak yang di tinggalkan Raka kedalam gelang hunter miliknya.

“Jangan banyak bertanya, lebih baik kita segera keluar dari tempat ini...”

Tiga teman Jeni mengangguk dan mereka mengikuti Jeni yang berada di depan mereka.

“Aku bukan orang yang serakah, aku akan membagi apa yang menjadi hak mu...” Batin Jeni sambil mengingat Raka yang terlihat begitu mengagumkan saat berhadapan dengan Black Wolf King yang begitu kuat.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🌛Ade_Renny🌜

🌛Ade_Renny🌜

Reiner lagi?

2022-09-09

1

Tanty Aulia

Tanty Aulia

kok kebalik si thor HP ama MP nya

2022-05-08

1

zan(^^)

zan(^^)

the gamer nih si jeni

2022-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!