Sendiri Itu Membosankan

SEDIKIT INFORMASI TENTANG NOVEL

Level Dan Tingkat Hunter :

> Level 5 - 14 [ Hunter Tingkat F ]

> Level 15 - 29 [ Hunter Tingkat E ]

> Level 30 - 49 [ Hunter Tingkat D ]

> Level 50 - 69 [ Hunter Tingkat C ]

> Level 70 - 99 [ Hunter Tingkat B ]

> Level 100 - 139 [ Hunter Tingkat A ]

> Level 140 - 189 [ Hunter Tingkat A+ ]

> Level 190 - 239 [ Hunter Tingkat S ]

> Level 240 - 279 [ Hunter Tingkat S+ ]

> Level 280 - 329 [ Hunter Tingkat SS ]

> Level 330 - 379 [ Hunter Tingkat SS+ ]

> Level 380 - 439 [ Hunter Tingkat SSS ]

> Level 440 - 499 [ Hunter Tingkat SSS+ ]

> Level 500 - 559 [ Hunter Tingkat Jenderal ]

> Level 560 - 629 [ Hunter Tingkat Raja ]

> Level 630 - 709 [ Hunter Tingkat Kaisar ]

> Level 710 - 1000 [ Hunter Tingkat Pahlawan ]

Tingkatan Skill & Teknik :

> E, D, C, B, A, S, SS, SSS, SSS+, Legenda, Mitos.

Tingkatan Senjata :

> D, C, B, A, S, SS, SSS, Perak, Emas, Diamond.

Tingkatan Armor :

> Buruk, Biasa, D, C, B, A, S, SS, SSS, Legenda, Pahlawan.

Tingkatan Pil :

> Buruk, Rendah, Menengah, Tinggi, Sempurna.

Elemen Alam Yang Bisa Dikuasai Hunter :

> Api, Bumi, Air, Angin, Es, Petir, Lava, Besi, Kegelapan.

***

Jangan lupa like sebelum membaca dan berikan komentar setelah selesai membaca.

Like dan komen itu gratis, jadi jangan ragu untuk memberikan itu pada author.... Terimakasih....

***

Raka terpaksa bangun pagi di hari libur setelah Natasya membangunkannya dengan cara menyiramkan segelas air ke wajahnya. Dia tak bisa marah pada Nataya karena itu sudah sering terjadi.

Natasya sudah menyiapkan makanan untuk sarapan Raka sebelum dia pergi meninggalkan rumah Raka di saat si pemilik rumah sedang mandi. Bagaimanapun juga Natasya seorang hunter dengan kekuatan tertinggi di seluruh Negeri, jadi dia akan tetap banyak urusan walau sedang hari libur.

“Sudah pergi?...” Batin Raka saat tak lagi mendapati keberadaan Natasya setelah dia selesai mandi dan mengganti pakaiannya.

Tak mau ambil pusing dengan kepergian Natasya, Raka segera masuk ke dapur dan menikmati makanan yang dimasak langsung oleh Natasya. Masakan Natasya terlalu nikmat untuk ukuran makanan rumahan, dan itu juga alasan Raka selalu menghabiskan makanan yang dimasak langsung oleh Natasya.

Melihat sarapannya telah habis tak bersisa, Raka segera memakai jaket dan sepatunya, lalu dia berjalan keluar dari rumah. Selesai mengunci pintu dan memastikan keamanan rumahnya, dengan langkah ringan Raka melangkahkan kakinya menuju toko tempat dia bisa menjual tubuh monster yang telah menumpuk di ruang penyimpanan gelang hunter nya.

“Kenapa pagi tak ada angkutan umum yang lewat di jalan ini?... Sepertinya telah terjadi sesuatu, dan mungkin masih ada hubungannya dengan peristiwa besar yang terjadi malam tadi...” Raka mengungkapkan isi pikirannya sambil terus melanjutkan perjalanannya.

Raka sudah menduga jika peristiwa semalam akan memberikan dampak besar pada kehidupan manusia yang tinggal di sekitaran tempat tinggalnya. Kemunculan banyak portal dalam satu malam di tempat yang berdekatan, pasti akan berdampak pada kehidupan para penduduk kota, dan terbukti dengan sepinya jalanan kota di hari libur seperti saat ini.

“Hari ini aku punya banyak daftar kegiatan yang harus aku selesaikan, lebih baik aku bergegas dan menyelesaikan semuanya dengan cepat...” Gumam Raka yang semakin mempercepat langkah kakinya.

Sampai di toko yang Raka tuju, dia melihat toko itu buka seperti biasa, tapi di depan toko ada dua hunter dari salah satu Guild yang sepertinya sedang melakukan penjagaan.

“Hunter tingkat B. Dua penjaga yang bisa dipastikan bisa menjaga keamanan toko...” Batin Raka lalu dia berjalan mendekati toko yang dia tuju.

Saat ingin memasuki toko, dua hunter melakukan pemeriksaan pada Raka, tetapi setelah melihat gelang hunter di lengan tang kiri Raka, mereka begitu saja membiarkan Raka memasuki toko.

Saat Raka memasuki toko, kedua hunter yang berada di luar toko diam-diam terus memperhatikan keberadaan Raka.

“Hunter tingkat B di usia yang masih begitu muda. Setidaknya dia pasti bagian dari akademi ataupun Guild besar yang ada di kota ini...”

“Dengan pencapaiannya seharusnya wajahnya sudah kita kenali. Tetapi anehnya sebelum ini aku belum sekalipun pernah melihat wajahnya...”

“Mungkin dia tidak suka mengekspos dirinya...”

“Ucapan mu ada benarnya...”

Mereka berdua terus membicarakan Raka, tapi mereka kembali berjaga setelah melihat Raka bertemu wanita penjaga toko.

“Selamat datang ke toko kami, apa tuan membutuhkan sesuatu?.” Wanita penjaga toko yang Raka temui kembali menyambut kedatangannya.

“Aku ingin menjual tubuh monster...” Ucap Raka, dan seperti sebelumnya wanita penjaga toko langsung membawa Raka ke ruangan khusus untuk melakukan transaksi.

Sampai di ruangan khusus, Raka langsung mengeluarkan seluruh tubuh monster buruannya yang jumlahnya lebih dari lima ratus. Begitu tubuh Raka mengeluarkan seluruh tubuh monster buruannya, ruangan khusus yang begitu luas seketika menjadi sempit setelah tubuh monster memenuhi ruangan itu.

Wanita penjaga toko sedikit terkejut dengan hasil buruan Raka yang berkali-kali lebih banyak dari yang sebelumnya dia bawa.

Menghilangkan rasa terkejutnya, wanita penjaga toko segera mengaktifkan sebuah alat untuk memindai tubuh monster hasil buruan Raka, dan alat itu juga menentukan banyaknya uang yang akan diterima Raka.

“Tubuh monster yang kamu bawa jauh lebih banyak dari yang terakhir kamu bawa. Apa semua ini hasil dari kehebohan yang semalam terjadi di kota ini?...” Wanita penjaga toko yang penasaran langsung mengajukan pertanyaan pada Raka.

Raka sudah menduga jika akan ada yang menanyakan itu padanya, dan dia menjawab sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. “Semalam banyak monster yang keluar dari dalam portal, dan kebetulan aku dan kelompok ku sedang berpatroli di dekat salah satu portal yang tiba-tiba muncul dan mengeluarkan banyak monster dari dalamnya. Aku tidak tahu berada di tingkat berapa portal yang saat itu muncul, tapi yang jelas aku dan kelompok ku berhasil membunuh ratusan monster yang keluar dari portal itu...” Jawab Raka dengan menunjukkan wajah santainya.

“Aku dengar ada tiga Guild yang semalam cukup berkontribusi dalam pengamanan kota. Apa kamu bagian dari salah satu Guild itu?...”

Raka tersenyum mendengar pertanyaan wanita penjaga toko. “Apa aku harus menjawab itu untuk mendapatkan bayaran dari tubuh monster yang aku jual?...” Raka berucap sambil tetap menunjukkan senyum di bibirnya.

Mendengar jawaban Raka, wanita penjaga toko tersenyum dan perlahan menggelengkan kepalanya. “Kamu tidak perlu menjawabnya, karena itu tadi murni pertanyaan karena rasa penasaran ku...” Ucap wanita penjaga toko.

Raka yang paham hanya menganggukkan kepalanya, lalu mereka mulai melakukan transaksi, dan kali ini Raka cukup banyak mendapatkan uang dari hasil penjualan tubuh monster hasil buruannya.

“Karena jumlah yang harus aku bayarkan cukup banyak, aku akan langsung mentransfer uang itu ke rekening Bank milik tuan...” Ucap wanita penjaga toko sambil meminta nomor rekening Bank milik Raka.

Raka memberikan nomor rekening Bank nya, dan tak lama dia mendapatkan notifikasi tentang sejumlah uang yang sudah di transfer ke rekening Bank miliknya.

“Terimakasih, toko mu memang tidak pernah membuatku kecewa...” Raka dengan begitu tulus mengucapkan terimakasih pada wanita penjaga toko.

Wanita penjaga toko hanya tersenyum, dan setelahnya Raka segera pergi meninggalkan toko yang melayani pembelian tubuh monster yang belum di kuliti. Toko itu memiliki beberapa orang yang akan menguliti tubuh monster, dan mereka akan menjualnya lagi dengan harga yang lebih mahal.

Meninggalkan toko, Raka melanjutkan perjalanannya ke sebuah mall yang tak terlalu jauh dari toko yang baru dia kunjungi.

Di sepanjang jalan Raka tak menemui satu kendaraan pun yang lewat, dia hanya melihat keberadaan para hunter yang tengah memperketat penjagaan kota. Ada beberapa hunter yang ingin mendekati Raka dan menyuruhnya untuk kembali ke rumah, tetapi setelah melihat gelang hunter di lengan kiri Raka, mereka membiarkan Raka dan memilih melanjutkan tugas yang sedang mereka kerjakan.

Raka sedikit tersenyum melihat hunter yang cukup perhatian pada manusia biasa, senyum di wajah rakyat semakin lebar saat melihat seragam yang digunakan para hunter yang sedang berpatroli di sekitarnya. “Guild Paman memang tidak pernah mengecewakan...” Gumam Raka sambil terus melanjutkan perjalanannya.

“Biarpun sepi mall ini tetap buka, dan aku beruntung karena tak perlu pergi ke mall di lain kota untuk membeli apa yang aku butuhkan...” Raka berniat membeli seragam baru dan kebutuhan yang lainnya.

Kini Raka sudah memiliki cukup banyak uang, jadi sedikit memperbaiki penampilan bukan sebuah pemborosan baginya.

Selesai mendapatkan semua barang yang ingin dia beli, Raka terkejut melihat tiga orang yang dia kenal berada di mall yang dia datangi. Dengan cepat Raka menyembunyikan gelang hunter nya dengan menutupi gelang hunter miliknya menggunakan lengan jaketnya yang cukup panjang.

“Belum saatnya mereka tahu perkembangan ku...” Batin Raka saat melihat ketiga orang itu berjalan mendekat ke arahnya.

Seperti biasa, mereka menatap sinis saat melihat keberadaan Raka, terutama wanita yang memimpin mereka. Dari sorot matanya, Raka bisa melihat jika wanita itu begitu jijik dengannya.

“Ketiganya telah dipromosikan menjadi hunter tingkat A, sungguh mereka bertiga sangat luar biasa...” Batin Raka lalu dia mencoba menyapa wanita yang dulu berteman dekat dengannya. “Yo Helen, apa kalian sedang melakukan patroli di mall ini?...” Ucap Raka sambil melirik Rizka da Nathan yang berdiri di belakang Helen.

Helen tersenyum sinis mendengar sapaan akrab dari Raka. “Manusia biasa sepertimu seharusnya menaruh hormat pads manusia suci seperti kami, dan jangan sok akrab dengan kami. Ingat baik-baik, kau hanya manusia biasa yang membutuhkan kami untuk memberi perlindungan kepada mu, jadi jangan seenaknya memanggil nama kami!...” Ucap Helen dengan penuh penekanan lalu dia dan dua orang yang mengikutinya pergi meninggalkan Raka yang tetap menunjukkan senyum di bibirnya walau dia baru dihina.

Diam-diam salah satu dari mereka bertiga melirik Raka lalu dia tersenyum. Melihat perubahan pada fisik Raka yang begitu mencolok, dia yakin jika susah terjadi sesuatu pada Raka, dan itu pasti akan membuat terkejut kedua temannya. “Di masa depan kau akan menyesal karena telah membuangnya demi pria itu...” Batinnya sambil melirik Helen yang terlihat begitu acuh dengan sekelilingnya.

Melihat Helen dan dua orang lainnya telah menghilang dari penglihatan matanya, Raka segera pergi meninggalkan mall dan kembali menikmati panasnya jalan yang akan menjadi teman perjalanannya.

Sebelum matahari semakin membakar kulitnya, Raka sudah lebih dulu sampai ke rumah lalu dengan cepat dia melempar semua barang belanjaannya ke atas sofa, dan setelahnya dia berlari ke dapur untuk mengambil air dingin di dalam kulkas.

“Ini sangat menyegarkan. Seandainya saja aku bisa membeli minuman dingin dari toko sistem, itu pasti akan mempermudah diriku saat melakukan perjalanan panjang seperti yang baru aku lakukan...”

[Tuan bisa membeli berbagai makanan dan minuman dari toko sistem...]

[Hampir semua barang dengan kualitas terburuk sampai kualitas terbaik ada di dalam toko sistem, termasuk makanan dan minuman...]

[Tetapi untuk Skill, Teknik, Senjata, dan Armor, toko sistem hanya menjualnya sesuai dengan tingkat kekuatan tuan...]

Raka cukup tergiur dengan adanya minuman dan makanan di toko sistem. Untuk skill, teknik, senjata dan armor, dia akan berusaha keras meningkatkan kekuatannya agar bisa meningkatkan kualitas dari keempat hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang hunter.

“Baiklah, aku akan mencoba membeli makana dan minuman terbaik yang dijual oleh toko sistem...” Ucap Raka.

Raka kemudian membeli berbagai makanan serta minuman dari toko sistem, dan dia baru berhenti membeli saat kulkas miliknya telah dipenuhi berbagai makanan serta minuman yang belum pernah dia konsumsi.

Perasaan Raka di penuhi rasa bahagia saat dia melihat makanan dan minuman yang selama ini hanya bisa lihat di iklan yang ada di tv. Hanya dengan kehilangan 2.000 Point sistem, Raka sudah begitu banyak mendapatkan makanan dan minuman yang membuatnya bahagia.

Karena belum lapar, Raka cuma meminum beberapa jenis minuman yang baru dia beli.

Bosan sendirian di dalam rumah, Raka memutuskan untuk pergi melihat-lihat markas besar Guild Silver Mask.

Raka mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru dia beli sebelum dia pergi ke markas besar Guild Silver Mask. Dengan menggunakan pakaian, celana, dan model sepatu yang kekinian, penampilan Raka jauh lebih baik dari sebelumnya.

Pada dasarnya wajah Raka sudah sangat tampan. Sekarang di tambah dengan penampilan barunya yang semakin meningkatkan level ketampanannya, bisa dipastikan akan banyak wanita yang mengajaknya berkencan saat melihat penampilan Raka yang sekarang.

“Kemanakah sosok Pangeran tampan ini akan pergi?...” Tanya Jeni yang sudah duduk di kursi yang ada di teras rumah Raka.

Raka tersenyum melihat wajah imut Jeni. “Sebenarnya aku akan pergi ke markas besar Guild ku. Tetapi setelah melihat mu, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk jalan dengan mu. Aku sudah terlalu bosan sendirian di rumah...”

Wajah Jeni seketika memerah saat mendengar ucapan Raka. Pemuda yang penampilannya jauh lebih baik dari biasanya terang-terangan mengajaknya jalan berdua, bukannya itu artinya mereka akan melakukan kencan?... Jeni benar-benar tidak menyangka kedatangan justru membawanya ke situasi yang tak pernah dia pikirkan.

Raka telah selesai mengunci pintu rumahnya. Baru juga ingin melangkah mengajak Jeni, Natasya tiba-tiba muncul diantara mereka dengan mata membulat sempurna melihat Raka dan Jeni secara bersamaan.

“Kau pergi jalan-jalan tapi tidak mengajakku?... Dan kenapa nona Jeni yang terhormat di rumah mu?... Oh, apa kalian sedang berkencan?...” Tanya Natasya bertubi-tubi.

Jeni tidak menyangka jika dia bertemu dengan Natasya, wakil Guild Nusantara, pesaing utama dari Guild Padjadjaran yang di dirikan oleh Ayahnya.

Sementara itu, Raka yang tak tahu apa-apa hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal saat melihat Natasya dan Jeni saling menatap dengan begitu intens.

“Sistem, apa kamu bisa menjelaskan padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua?... Apa mereka berdua sedang bermusuhan?...”

[Tuan tenang saja, tak akan terjadi apa-apa diantara mereka. Tuan sekarang hanya perlu mengajak mereka jalan, dan semua akan kembali terlihat normal...]

Raka mengangguk mengerti, lalu dia segera memegang lengan tangan kanan Natasya, dan tangannya yang lain memegang lengan tangan kiri Jeni. “Kita jalan...” Teriak Raka sambil berjalan dan sedikit menyeret dua wanita yang sama-sama tidak percaya dengan apa yang dilakukan Raka pada mereka.

“Raka bod*h!...” Teriak mereka berdua lalu berjalan mengikuti Raka.

“Itu lebih baik...” Batin Raka sambil tersenyum.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

dsnbl

dsnbl

saran system memang yang TERBAIK ❗❗❗

2023-01-26

2

🌛Ade_Renny🌜

🌛Ade_Renny🌜

wah epik nama kerajaan jadi nama guild...

2022-09-09

1

Tanty Aulia

Tanty Aulia

ama ruang dan waktu juga nggak ada

2022-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!