pagi hari di kantor mereka tengah bersiap diruang meeting untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka kemaren pada sang CEO yang nantinya akan membawa hasil akhir untuk menemui client. Jira dan teman-teman sedang menunggu kedatangan Zafa.
5 menit berlalu, Zafa dan asistennya memasuki ruang meeting dan duduk menghadap layar proyektor.
"silahkan dimulai" kata Tristan
Siska mulai menyalakan laptop dan layar proyektor disampingnya. Zafa tampak memicingkan matanya melihat tampilan di layar proyektor.ia merasa disain itu berbeda dengan yang kemaren diusulnya.
Bbbrraakk... Zafa menggebrak meja didepannya. semua yang ada diruangan itu terkejut dan menundukkan wajah. terkecuali Jira yang tengah sibuk menatap layar laptopnya.
"kenapa disain nya nggak sesuai dengan yang sudah saya jelaskan? siap yang berani mengubah disain nya?" tanya Zafa. suara besar dan beratnya menggelegar di seluruh ruangan.
Jira berdiri dari duduknya "saya pak" ucapnya
"siapa kamu? beran-beraninya mengubah hal yang sudah saya putuskan" tanya Zafa dingin
"saya bukan siapa-siapa pak" ujar jira "tapi bisa bapak berikan saya waktu untuk menjelaskannya, mengingat saya kepala disain disini" sambung Jira dengan santainya.
tampak Tristan membisikkan sesuatu ditelinga bosnya dan Zafa mengangguk-anggukkan kepalanya.
"silahkan" pinta Tristan
Jira memberikan beberapa dokumen pada Zafa dan ia mulai menjelaskan hasil disain nya yang terpampang dilayar proyektor. 15 menit Jira selesai dengan presentasinya.
"apakah ada yang mau bapak tanyakan pada saya?" tanya Jira menatap Zafa
Zafa merasa paham dan puas dengan hasil disain Jira. ia berdiri dari duduknya berjalan menghampiri Jira. merasa Zafa semakin dekat padanya jira pun mundur dari tempat ia berdiri. manik mata hitam dan biru itu bertemu.
"besok kamu ikut saya meeting" ucap Zafa menunjuk pucuk hidung Jira.
Zafa segera pergi dari ruangan itu di ikuti tristan sambil mengarahkan jempolnya pada Jira.
Jira dan kawan-kawan bersorak gembira. Lila dan Banyu memeluk Jira. mereka yang sedari tadi harap-harap cemas akan kemarahan Zafa yang seakan menerkam mereka hidup-hidup. tapi berkat Jira ia berhasil meredakan amarah sang singa.
"miss Jira, hhaadduuhh... aku sampai nggak bisa nafas tadi lihat pak Zafa marah" keluh Banyu melepaskan pelukannya dari Jira
"ia kak aku sampai keringatan dingin" sambung Lila
Jira tertawa melihat 2 rekan kerjanya bertingkah seperti anak kecil kena marah dan datang mengadu pada ibunya.
"ra lo kok bisa santai aja sih hadapin amarahnya pak Zafa? " timpal Andika yang sedang membereskan dokumen dan mematikan layar proyektor.
"orang seperti itu dihadapi pakai ini" kata Jira sambil menunjuk kepalanya."yuk balik kerja, ntar singa galak balik lagi" sambung Jira
...🍆🍆🍆🍆🍆...
keesokan harinya sebelum berangkat meeting. Jira dijemput Tristan keruangan nya sedangkan Zafa menunggu didalam mobil.
"pagi bu Jira, kita berangkat sekarang! bapak sudah menunggu dibawah" sapa Tristan
Jira bangkit dari duduknya mengambil tas dan dokumen yang dibutuhkan untuk meeting nanti. sampai diparkiran Jira masuk kedalam mobil sedan BMW berwarna hitam itu. ia memilih duduk di bangku depan dan disusul tristan yang duduk dibalik kemudi.
"oh ya pak, sebelumnya kita belum berkenalan" kata Jira pada Tristan sambil mengulurkan tangannya.
Tristan pun menyambut uluran tangan Jira "Tristan" ucapnya
"kenapa nggak telpon saya aja tadi biar turun" tanya Jira
Tristan menggaruk kepalanya yang tak gatal "saya nggak punya no ponselnya bu Jira" jelas Tristan yang tengah mengemudi.
jangan lupa like 👍 komen dan vote nya 🙏
mohon dukungan nya ya
terimakasih 😊🌹🥀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments