bab 7

pulang setelah menemui Miko. sampai dirumah kontarakan miliknya Jira memutuskan untuk segera membersihkan diri dan berganti pakaian.

kini Jira tengah menatap langit-langit kamar tidurnya. entah apa yang ada dipikirannya saat ini Jira menikmati waktunya sesaat.lalu Jira bangkit mengambil sesuatu di dalam lemarinya.sebuah telpon genggam model lama yang sudah tak diproduksi lagi.

Jira menyalakan benda persegi panjang itu.ia kembali duduk di tepi kasur sambil meletakkan telpon usang itu ditelinganya

tut... tut.. tut...

📱hallo... suara seorang pria dibalik telpon

📱uncle jhon, apa kabar..? tanya Jira

📱uncle baik baik saja, apakah kamu masih aman disana? tanya pria itu

📱Jira aman uncle, maaf Jira jarang memberi kabar jelas Jira merasa bersalah

📱tidak apa apa nak, uncle paham jalur komunikasi kita sulit dan tidak aman. apa laki laki itu masih mengancam dan memeras mu?

📱tidak masalah uncle, anggap Jira membantu keluarganya, karena dulu mereka sangat baik pada Jira

📱sudahlah nak biar uncle bereskan dia agar hidupmu aman dan tenang. bujuk uncle jhon

📱tidak perlu uncle, saat ini Jira masih baik-baik saja. soal uang Jira tak masalah

📱baiklah, tapi jika kamu butuh sesuatu segera hubungi uncle.

Jira memutus sambungan telpon malam ini.sungguh Jira merindukan yang namanya keluarga.terkadang Jira merasa iri pada orang orang yang memiliki keluarga lengkap.saat masalah hidup menerpa mereka bisa bercerita dan berkeluh kesah pada orang tua, saudara atau suami.tapi berbeda dengan Jira ia hanya akan menangis seorang diri dikamar penumpahkan segala beban di hati lewat air mata.

Jira meringkuk diatas tempat tidurnya.sibuk dengan pikirannya sendiri yang melayang entah kemana membawanya kealam mimpi.

...🍊🍊🍊🍊🍊...

sebelum berangkat kekantor Zafa dan kedua orang tuanya sedang menikmati sarapan pagi. dan disusul Tristan.

"selesai sarapan kalian berdua keruangan papa" ucap Zavier pada kedua anaknya

Zavier adalah seorang pengusaha tersukses dan terkenal di kota J. Memiliki banyak anak perusahaan dan saham di perusahaan ternama lainnya. dan semua miliknya akan dialihkan nanti pada anak semata wayangnya yaitu Zafa.

usai sarapan Zafa dan Tristan menemui Zavier diruang kerja.

"bagaimana perkembangannya? " tanya Zavier yang tengah menatap keluar jendela

"kami tak berhasil menemukannya pa. semua informasi sudah dilenyapkan dan kita tak menemukan sedikit petunjuk" jelas Tristan tertunduk

" tak berguna" umpat Zavier marah. " percuma kau berlatih di angensi mata-mata di luar negri dan sekolah militer. lalu apa gunanya bisni keamanan tingkat tinggi kalian itu dan memiliki anak buah yang bertebaran di setiap belahan negara tapi menemukan seorang gadis saja kau tak bisa? " tanya Zavier menatap Tristan dan Zafa penuh intimidasi

"maaf pa" pinta Tristan tertunduk takut

"sudahlah pa, buat apa lagi papa mencarinya. ini sudah 15 tahun pa" timpal Zafa "tak ada lagi gunanya"

"tak berguna kau bilang, kau dan saudara kau itu yang tak berguna" balas Zavier marah menunjuk anak-anaknya

"sepenting apa dia pa, sampai-sampai papa bisa semarah ini sama aku dan Tristan" tanya Zafa penasaran

Zavier menghembuskan nafasnya kasar lalu duduk dibangku kebesarannya.

"kau tau, semua yang kau miliki ini berkat orang tua gadis itu. dia sahabat sekaligus rekan bisnis ku saat itu. dan kalian juga harus tau jika gadis itu ditemukan oleh musuh orang tuanya, maka kita dalam sekejap mata bisa kehilangan ini semua. dan kalau kita bisa menemukannya maka semua yang sudah mereka rebut akan kembali menjadi milik gadis itu" jelas Zavier dengan muka memerah