bab 15

awalnya Zafa ragu untuk menelpon Jira. karena ia tak mau lagi meminta bantuan gadis cantik yang sempat membuatnya bergairah mengingat Jira saat ada di kamar istirahatnya.

tetapi ia sangat membutuhkan bantuan Jira saat presentasi nanti karena disain itu sendiri hampir 70% ide Jira. dengan terpaksa ia menghubungi Jira.

tut... tut... tut... nada sambung

📱hallo...

📱kita berangkat meeting jam 10.kamu saya tunggu di lobby

dan Zafa langsung memutuskan sambungan telpon itu tanpa menunggu jawaban dari Jira

ditempatnya Jira bingung saat melihat nomor asing menghubunginya. menatap lama layar ponselnya. meski ragu telpon itupun diangkat. tapi belum sempat ia bicara sambungan telpon itu sudah terputus.

"dasar aneh, seenaknya aja main tutup telpon. bilang dulu kek nama kalau dia yang nelpon" umpat Jira kesal

"kenapa lo ra" tanya Andika" menghampiri meja kerja Jira

" ini si bos minta gue ikut meeting, mana kerjaan gue banyak lagi" sungut Jira

Jira tau yang menelponnya tadi adalah Zafa karena dari suara nya yang terdengar dingin serta kaku,apalagi mengajaknya meeting siapa lagi pikir Jira kalau bukan Zafa

"ya udah lo pergi aja, ntar kerjaan lo biar gue sama siska yang beresin. kerjaan kita juga udah beres" jelas Andika

"gue berangkat ya" kata Jira keluar dari ruangan melambaikan tangan pada teman-temanya

"miss Jira mau kemana? "pekik Banyu

" pergi meeting sama singa" balas Andika karena Jira sudah pergi

di lobby Jira menghampiri Zafa yang tengah asik memainkan ponselnya diatas soffa.Jira sedikit membungkukkan badannya. "kita berangkat sekarang pak" ajak Jira

Zafa mengangkat wajahnya menatap Jira. mata mereka saling menatap. deg... jantung Zafa berdetak ia teringat kembali saat Jira berada di kamar istirahatnya.

namun Zafa langsung berdiri dan berjalan keluar gedung.mobilnya sudah terparkir di depan gedung karena sopir kantor sudah mengambilnya dari basement

di depan mobil Jira yang hendak duduk dibangku belakang dikagetkan oleh suara Zafa.

"kamu pikir saya supir, duduk di depan" titah Zafa tegas

Jira pun sedikit kaget karena suara berat Zafa, ia langsung membuka pintu depan mobil dan masuk di ikuti Zafa duduk dibangku kemudi.

Jira bingung kenapa Zafa yang mengemudi dan memakai mobil pribadinya. kemana Tristan. ia menatap Zafa yang tengah fokus menyetir dengan wajah datarnya. Jira hendak menanyakan keberadaan tristan, tapi diurungkannya melihat pria disampingnya begitu dingin.

"Tristan lagi banyak kerjaan" kata Zafa seolah ia bisa membaca fikiran Jira

"eh... he... he... " Jira cengengesan "dia kayak cenayang deh" gumam Jira dalam hati

selama perjalanan mereka sibuk dengan diri masing-masing. Zafa yang sibuk menyetir di balik kemudi dan Jira yang sibuk berselancar di instagram, sesekali ia tertawa melihat vidio lucu yang ditontonnya di sana.

mobil sport milik Zafa berhenti ditempat yang mereka tuju. Zafa dan Jira langsung masuk restoran di depan mereka. ternyata sang klien sudah menunggu mereka di sana.

"maaf sudah menunggu lama bu Rani" pinta Zafa menyalami klien

"tidak masalah pak Zafa, saya juga baru sampai 5 menit yang lalu" jelas Rani

mereka langsung pada topik pembahasan. Jira pun mulai mempresentasikan hasil kerja lembur mereka. dan tak butuh waktu lama. meeting pagi menjelang siang itu berakhir.

"ah, saya sangat suka dengan disain ini. baik kalau begitu kita tanda tangan kontrak kerjasamanya sekarang" ajak Rani semangat

kedua perusahaan pun kini telah resmi bekerja sama dan kedepannya Jira serta Zafa akan langsung menangani proyek disain interior dan eksterior hotel dan apartemen milik Rani.

"terimakasih bu Rani, pastinya kami akan memberikan hasil yang terbaik" ucap Zafa yakin tetap dengan wajah datarnya

"saya juga mengucapkan terimakasih, untuk hasilnya saya percaya pada mbak Jira. ngomong-ngomong kita udah lama nggak ketemu ya, mbak Jira sekarang makin cantik. kalau saya punya anak cowok udah saya jadiin mantu" goda Rani sambil tertawa