bab 2

Zafa farjana anak tampan dari seorang pengusaha sukses di kota J. blasteran inggris dan indonesia sungguh zafa salah satu makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. mulai dari tinggi badan yang menjulang,tubuh yang atletis, rambut yang kecoklatan, mata sebiru air laut, kuli putih bersih. membuatnya digilai oleh kaum hawa.

meski sadar dengan kegagahannya yang bak seorang dewa tak membuat zafa memiliki jiwa casanova. karena menurut zafa wanita itu makhluk suci yang harus di jaga kesuciannya meski mereka datang dengan sendirinya pada zafa memberikan kesucian mereka secara sukarela.

zafa tipe pria yang cuek. pengalamannya tentang wanita sangat minim. apalagi tentang cinta. sejak patah hati saat lulus SMA zafa tak mau lagi mengenal cinta. meski banyak wanita yang mendekatinya zafa memilih acuh tak acuh, karena ia tau wanita yang mendekatinya hanya tertarik pada harta serta kuasa yang dimiliki papanya.

itu yang membuat zafa enggan untuk menjalin sebuah hubungan,karena ia tau tak ada cinta tulus yang ditawarkan para wanita itu.ia lebih memilih sekolah diluar negri dan membatu sang papa mengembangkan bisnisnya.

di kantor zafa terkenal dengan bos yang dingin,cuek, berwibawa dan tegas. karena menurutnya hal itu bisa membuat para karyawan wanita enggan untuk mendekati dan menggodanya.dan hal itu benar benar terbukti ampuh.ia digilai karyawan wanita tapi tak ada diantara mereka yang berani mendekatinya. jangankan mendekat,menatap saja mereka sudah tertunduk takut karena tatapan tajam zafa. ya... seperti kejadian Lila kemaren yang tak sengaja menabraknya di depan lift.

...🥑🥑🥑🥑🥑...

kini mereka tengah duduk disebuah restoran memesan makanan dan minuman. menunggu pesanan mereka datang Lila si ceriwis kembali membuka percakapan.

"kak Jira tinggal dimana?

"aku ngontrak di perumahan xx" kata Jira

"bukannya itu perumahan yang baru dibangun, kan sepi ra lo tinggal di sana" timpal siska

"ya, mau gimana, gw nggak punya uang buat sewa atau beli apartemen. tapi nyaman kok tinggal di sana".

"emang keluarga kak Jira dimana? " tanya Lila jiwa keponya mulai keluar.

"aku yatim piatu, dulu aku tinggal di panti asuhan. aku bisa kuliah di kota besar ini karena beasiswa" jelas Jira

"sorry, aku nggak bermaksud bikin kak Jira sedih" pinta Lila merasa bersalah

"it's ok" Jira tersenyum. "eh ngomong-ngomong lo kok ciut gitu ketemu zafa tadi?"

"permisi" sapa pelayan mengantarkan makanan dan minuman pesanan mereka.

" ih miss Jira nggak tau ya, pak Zafa itu kan dingin, cuek terus beliau itu nggak suka senyum, dataaar aja gitu ekspresinya. kalau marah uh... serem" jelas banyu mengedikkan bahu."kayak singa!"

"hahahaha... kok gitu? kalian takut sama Zafa?" ledek Jira

"eehh... kak Jira jangan ketawa dulu, lihat aja nanti kalau pak Zafa marah karena disain tadi kita ubah" timpal Lila

"hahaha... ok... ok, tapi kenapa Zafa bisa punya sifat kayak gitu ya?" tanya Jira penasaran. sedikit banyak dia harus tau tantang pimpinan barunya.

"sini... sini" ajak Banyu degan gerakan tangannya mengajak teman-temannya mendekat.mereka pun memajukan badan ketengah meja, mendekatkan wajah pada Banyu.

"dulu, waktu masih SMA pak Zafa punya pacar, tapi pacarnya itu selingkuh sama anak pengusaha yang jauh lebih dari pak Zafa. karena patah hati pak Zafa memutuskan keluar negri untuk melanjutkan pendidikan di sana. sejak saat itu nggak ada kabar atau berita dia dekat sama cewek".jelas Banyu bergosip ria