Reno bangun dari tidurnya,dia panik takut apakah noda darah keperawanan Rianti masih tersisa.Lalu dia melihat kasur di ranjang apa masih ada dan ternyata tidak ada.Dia lega,semalam dia menggantinya sendiri seprei yang sudah ternoda oleh darah Rianti.Reno langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi,dia langsung memakai baju untuk ke toko.Hari ini dia ingin pakai baju kasual,tidak dengan baju semi formal yang biasa Reno kenakan setiap pergi ke toserba.
Usai merapikan baju dan menyisir rambutnya,Reno keluar kamar untuk sarapan.Dia masih belum sadar kalau Rianti pagi ini tidak melayaninya.
Selang beberapa menit,bu Ningrum muncul dan ikut duduk di kursi seperti biasanya.Reno menoleh,raut wajahnya dingin menatap ibunya.
Yang di tatap pura-pura tidak tahu dan tidak mengerti dengan tatapan Reno.Reno mendengus kesal,dia mengambil roti dan mengoleskan mentega serta menaburi messes di atasnya.
Walaupun di meja makan banyak pilihan untuk sarapan tapi Reno memilih roti.
"Kamu ngga sarapan nasi goreng udang?Itu kesukaan kamu."tanya bu Ningrum basa basi.
Masih diam,Reno terus mengunyah roti yang tadi di suapinya ke mulutnya.
"Biar ibu bikin bekal saja nanti di toko.Nasi goreng itu buatan Rianti."ucap Bu Ningrum lagi.
"Apa yang ibu berikan pada Reno tadi malam?"langsung bertanya karena Reno sudah merasa kesal.
"Ibu tidak memberimu apa-apa,cuma teh hangat saja yang ibu berikan padamu."
Reno mendesah,dia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana tentang tadi malam.
"Bu,jangan pura-pura tidak tahu.Tadi malam..."Reno menghentikan ucapannya.
"Kenapa?"
"Pokoknya Reno marah sama ibu!Hari ini seharian sampe malam Reno ke toko,besok Reno berangkat ke kota."
Walaupun Reno marah pada ibunya,dia tidak pernah membentak sekalipun itu hal yang sangat fatal seperti tadi malam.
"Kamu sudah mulai aktif kuliah?"
"Ya."jawabnya singkat.
"Apa sebaiknya Rianti kamu bawa ke kota?"
"Tidak!"
"Dia istrimu."
"Istri yang ibu inginkan,bukan keinginanku."
"Sampai kapan kamu akan menolak Rianti?"
"Selamanya."
"Reno!"bu Ningrum tidak habis pikir dengan pikiran anaknya itu.
"Bu,sudahlah.Reno ngga mau berdebat lagi masalah gadis itu.Ibu harus ingat,Reno tetap akan membencinya.Jika bukan cita-citaku dan wasiat almarhum ayah Reno ngga bakal nikah sama gadis kampung itu."
"Tapi kamu sudah menidurinya."
"Itu karena perbuatan ibu,ibu yang memberi campuran perangsang ke dalam minuman teh tadi malam.Jika ibu tidak melakukannya,Reno tidak akan melakukannya dan tidak sebenci ini pada gadis itu."Amarah Reno terpancing.
Dia benar-benar kesal jadinya pada Rianti karena ibunya selalu mengungkit pernikahan tak di inginkannya.Ibu Ningrum mendesah kemudian dia menatap Reno dengan wajah bersalah.
"Maafkan ibu,ibu hanya mau cucu dari kamu.Sebenarnya ibu juga menyesal,sempat ibu ingin menggagalkannya tapi sudah terlanjur terjadi."
"Sudahlah bu,jangan ungkit itu lagi.Reno ngga mau merasa bersalah dan tidak akan merasa salah."
Lalu Reno pergi meninggalkan ibunya yang masih di hantui rasa bersalah.Dia mendesah,sekali lagi dia menyesal.
*****
Esok harinya,Reno pergi ke kota untuk melanjutkan kuliahnya tanpa pamit pada ibunya apalagi Rianti.Tidak ada di pikiran Reno untuk berpamitan pada istri yang tak di anggapnya itu.
Ibu Ningrum memahami kekecewaan Reno,dia maklum jika Reno tidak berpamitan padanya.Mungkin bulan depan juga Reno pulang,untuk menjenguk toko dan dirinya.
********
Kembali ke awal.
Reno melajukan mobilnya dengan sedikit kencang karena teman-temannya menelepon terus menerus karena Reno tidak sampai juga di tempat.
Setelah sampai,Reno memarkirkan mobilnya di parkiran.Denis yang sedang menunggunya di depan dengan wajah kesal karena menunggu Reno terlalu lama.
"Lo lama banget sih,di tungguin dari tadi tuh sama pak Hardi."sungut Denis.
"Iya sori,tadi di rumah ada yabg bikin kesal."ucap Reno tanpa sadar.Denis mengernyitkan dahi.
"Kesal?Kesal sama siapa,emang di rumah lo ada orang lain?"tanya Denis heran.
"Eh,itu.Kucing tetangga masuk rumah tanpa permisi,jadi gue kesal."kilah Reno gugup.Dia baru sadar perkataannya membuat Denis heran.
"Udah yuk masuk."ajak Reno,dia merangkul bahu Denis berjalan beriringan.
"Eh,Nena gimana?"tanya Reno ingin tahu kabar gebetannya itu.
Dia dan Nena tidak satu jurusan sehingga mereka jarang sekali bertemu.Jika bertemu pun itu hanya kumpul-kumpul biasa,bukan membahas masalah kuliah.
Walaupun satu fakultas tapi beda jurusan.
"Nena baik,dia sedang lagi ada tugas kelompok katanya."jawab Denis acuh.
"Sama si Ardi itu?"
"Mungkin,dia ngga bilang lebih rinci sih tentang tugas kelompoknya.Bukan urusanku juga."jawab Denis acuh.
Dia tahu sahabatnya itu ada hati buat Nena.Sejak dulu Reno mengejar Nena dari semester satu kuliahnya sampai sekarang.
Reno diam,dia tidak bisa meneruskan pembicaraan tentang Nena karena Denis sendiri enggan untuk membahasnya.
Hampir dua jam kelompok Reno dan teman-temannya observasi di perusahaan terbesar di kota itu.Mereka kembali ke kampus setelah semua selesai dan mahasiswanya sudah pada mengerti tentang manajemen bisnis perusahaan itu.
"Ren,lo ngga nongkrong dulu gitu di kafe.Gue pengen ke kafe nih."ucap Denis oada Reno setelah perkuliahan selesai.
"Ngga,lain kali aja.Gue ada janji sama Panji di toko."ujar Reno.
"Mm..yang pengusaha sukses sibuk terus nih."
"Ngga gitu,emang kita mau bahas tentang pengadaan barang di toko."
"Gue boleh ikut ngga,sekalian belajar sama lo.Di kafe sendirian ngga enak."
"Boleh aja,yuk kita berangkat sekarang.Panji katanya sedang di jalan."
Lalu kedua sahabat itu pergi dari kampus menuju toko Reno.Di parkiran mereka bertemu Nena sepertinya sedang menunggu jemputan.Reno menatap Nena.
"Nena,lo lagi nunggu siapa?"tanya Denis.
"Gue ngga nungguin siapa-siapa.Nunggu abang ojol."
"Ikut kita aja yuk.Kamu ngga sibuk kan?"ucap Reno,berharap Nena mau ikut.
Sambil berpikir Nena memandang Reno dan Denis bergantian.
"Udah ikut aja Nen.Lo juga di rumah lagi ngga ada tante Rosa kan."
"Boleh deh.Ayo."
Lalu Reno,Denis dan Nena masuk ke dalam mobil Reno.Reno di belakang kemudi bersama Denis,sedangkan Nena di belakang.
Mobil Reno melaju pelan di tengah padatnya kendaraan yang sama menuju tujuan masing-masing.Reno melirik ke belakang melalui kaca spion di depannya.Sedangkan Denis sibuk mengotak atik ponselnya.
Bunyi telepon terdengar di saku celana Reno.Dia mengambilnya melihat siapa yang menelepon.Panji.
"Halo Ji,udah sampai?"
"Udah nih,gue lagi nunggu di kantor."
"Oke,bentar lagi gue nyampe."
Setelah percakapan singkat di telepon,Reno segera melajukan mobilnya dengan cepat yang kebetulan tidak macet.
*****(@@***@@)*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments