Tidak terasa pernikahan sudah berjalan satu bulan,nyatanya masih sama seperti belum terjadi pernikahan.Reno tetap tidak pulang ke rumah.Ada saja alasannya.Ibu Ningrum masih belum menyadari jika Reno selalu menghindari Rianti.
Ibu Ningrum pikir anaknya jarang pulang karena sedang sibuk dengan persiapan perkuliahan.Wajar jika masih sering tidak pulang selepas dari toko.Jika pulang hanya mengganti baju dan mengambil barang yang dia butuhkan.
Jika bertemu Rianti,Reno hanya menatapnya tajam tapi tidak bicara apapun.Hatinya sebenarnya sangat benci dengan Rianti.Gara-gara dia Reno tidak bisa leluasa mendekati Nena sang pujaan hati yang sudah lama dia taksir.
Bukan apa-apa,jika ada yang tahu Reno mendekati gebetannya itu di kota ini maka akan ketahuan oleh ibunya.Makanya dia akan tinggal di rumahnya yang di kota,jika sudah aktif kuliah nanti agar leluasa mendekati perempuan incarannya itu.
Sedangkan Rianti sendiri jadi serba salah,dia tidak bisa berbuat apa-apa dengan sikap suaminya.Dia akan merasa takut bersitatap mata dengan suaminya.
Suatu hari Rianti memberanikan diri untuk berbicara pada Reno ketika pulang ke rumah.
"Mas Reno masih sibuk di toko?"begitu ucapan Rianti.
Reno yang dapat pertanyaan dari istrinya itu tiba-tiba kesal.Dia menatap Rianti dengan dingin.
"Buat apa kamu tanya,bukan urusan kamu!"ujar Reno ketus.
"Ttappi..saya istrinya mas Reno,jadi saya harus tahu."ucap Rianti sambil menunduk.Dia sedikit takut,namun dia beranikan diri untuk protes pada suaminya itu.
"Heh,istri yang tak pernah aku harapkan.Kamu bukan yang aku inginkan.Kamu siapa?hanya benalu yang selalu mengganggu hidupku."setelah berucap seperti itu Reno pergi lagi dari rumahnya.
Hati Rianti sakit,dia menangis terisak.Pertama kalinya dia berbicara dengan suaminya mendapatkan ucapan kasar yang menyakitkan.Perkataan suaminya sangat menyakitkan.Benalu,bukankah itu kata yang selalu di ucapkan ketika orang hidup menumpang pada orang lain.
Rianti semakin terisak mengingat ucapan itu,jadi selama ini dia di anggap benalu oleh suaminya.
Dalam tangisannya yang masih terdengar,pintu kamar di ketuk.Mbok Surti memanggil Rianti untuk makan siang yang kesiangan.
"Neng Rianti ayo makan dulu"ucap mbok Surti dari balik pintu.
"Iya mbok,nanti saya keluar."jawab Rianti.
Dia menyeka pipinya yang sudah basah airmata.Di pandanginya wajahnya di cermin,takut masih terlihat sembab dan akan menimbulkan pertanyaan pada mbok Surti.
Akhirnya Rianti keluar dari kamarnya.Dia melangkah ke meja makan,dia duduk sambul memandangi menu makanan yang kelihatannya menggugah selera.Tapi tidak bagi Rianti,seleranya hilang seketika ingat akan perkataan Reno tadi.
"Ngga akan kenyang kalau cuma di pandangi saja makanannya neng."ucapan mbok Surti membuyarkan lamunannya.
Rianti hanya tersenyum,lalu dia mengambil setengah sendok nasi dan menaruhnya di piring di temani hanya tumis kangkung saja.Rianti menyuapi dengan malas.
Hanya dua suapan yang sanggup Rianti makan.Dia mengambil air putih dan meminumnya lalu masuk ke kamarnya yang dulu dia tempati.Dia akan tinggal lagi di kamar itu.
Tak lama,mbok Surti masuk kamar yang tidak di tutup rapat.Melihat Rianti yang berbaring meringkuk di kasurnya menghadap tembok.Mbok Surti menghampiri Rianti dan duduk di tepi ranjang.
"Neng Rianti sakit?"tanya mbok Surti memegang pergelangan tangan Rianti.
Rianti menoleh,dia ikutan duduk menghadap mbok Surti.Wajahnya menunduk lalu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa neng Rianti tidur lagi di sini?Kamarnya kan sudah pindah ke kamar den Reno."
"Lebih nyaman di sini mbok.Di sana terlalu besar kamarnya."ucap Rianti.
Mbok Surti menatap Rianti iba.Sebenarnya dia tahu Reno jarang pulang karena menghindar dari Rianti.Tapi dia tidak berhak ikut campur masalah majikannya itu.Jika ibu Ningrum tahu Reno selalu menghindari Rianti,pasti memarahinya.Biarlah tahu sendiri,pikir mbok Surti.Tapi kasihan sama Rianti.
"Neng,kalau ada masalah cerita ya sama mbok.Mbok akan mendengarkan neng Rianti."ucap mbok Surti.
"Iya mbok.Saya lagi baik aja kok,mungkin karena kangen sama ayah dan ibu jadi sedih."ucap Rianti beralasan.Dia tidak mau mbok Surti tahu apa yang ada di pikirannya.
Karena Rianti tidak mau bercerita,akhirnya mbok Surti tidak bertanya lagi.Dia tahu Rianti sedih bukan karena kangen orangtuanya tapi karena Reno tidak pernah pulang.
"Ya sudah,tapi nanti kalau malam neng Rianti tidur di kamar den Reno ya.Ngga enak sama ibu kalau ibu tahu neng Rianti tidurnya di sini lagi."
"Iya mbok."
Lalu mbok Surti keluar dari kamar Rianti.Dia membiarkan Rianti menenangkan diri di kamarnya itu.
****
Hari Minggu waktunya santai di rumah bagi ibu Ningrum.Di waktu santainya di habiskan mengurusi tanaman bunganya yang di rawat sejak ada suaminya.Semenjak suaminya meninggal,mengurus tanaman bunganya hanya seminggu sekali.
"Rianti,apa suamimu sudah bangun?"tanya bu Ningrum pada Rianti yang kebetulan sedang menyapu halaman.
Ibu Ningrum belum tahu anaknya jarang pulang bahkan tidak tidur di rumah.Karena bu Ningrum selalu pulang jam tujuh malam dan langsung istirahat,jadi tidak tahu yang di lakukan oleh anaknya semenjak menikah.Yang dia tahu anaknya jarang pulang karen mengurusi pendaftaran kuliahnya,dan selanjutnya tidak mungkin terus seperti itu.
Rianti diam sesaat.Dia bingung harus jawab apa.
"Rianti,Reno sudah bangun apa belum.Ko malah diam saja?"tanya bu Ningrum lagi masih sibuk dengan menyiram tanamannya.
"Mm...belum bu,masih tidur kayaknya."jawab Rianti ragu.Dia masih meneruskan menyapunya.
"Kenapa belum di bangunkan?Ini sudah siang,jangan karena hari minggu malah siang-siangan bangunnya.Cepat sana bangunkan."
Rianti masih diam.Bu Ningrum menatap Rianti yang menunduk sambil masih memegang sapunya.
"Rianti,kenapa diam saja?Ya sudah biar ibu saja yang bangunkan."
Bu Ningrum melangkah masuk rumah.Rianti panik,dia mengikuti mertuanya dari belakang.
"Bu,biar Rianti yang bangunin."cegah Rianti agar mertuanya tidak curiga.
"Sudah ibu saja yang bangunin.Memang anak itu susah sekali kalau di bangunin."Ibu Ningrum langsung membuka pintu kamar Reno.
Rianti berhenti di depan pintu kamar,mbok Surti yang sedang lewat di depan Rianti pun berhenti menatap Rianti yang sedang ketakutan karena mertuanya masuk ke dalam kamar Reno.
Tak lama bu Ningrum keluar lagi dari kamar Reno.Dia berdiri di depan Rianti sambil menatap Rianti yang menunduk takut ketahuan bahwa dia tadi berbohong.
"Ranjangnya masih rapi,apa dia sudah keluar?Tapu ibu ngga dengar ada mobil Reno keluar"
"Den Reno ngga pulang nyonya."sahut mbok Surti.
"Tidak pulang?Apq dia sering tidak pulang?"
"Sebenarnya den Reno itu tidak pernah pulang nyonya,hanya sesekali pulang tapi keluar lagi."
"Sejak kapan Reno seperti itu?"bu Ningrum mulai curiga.
"Saya tidak tahu pasti nyonya."
Ibu Ningrum menatap Rianti.Rianti yang di tatap makin menundukkan wajahnya.Dia takut bu Ningrum marah.
"Rianti,ibu tanya sejak kapan Reno tidak pernah pulang?Dan kenapa kamu tadi bohong sama ibu?"tanya bu Ningrum keras,membuat Rianti kaget.
"Rianti takut ibu marah."jawab Rianti takut-takut.
Wajah bu Ningrum mulai berubah.Ada amarah yang terlihat di wajahnya.Ada rasa kecewa oada menantunya yang tidak jujur tadi.
"Anak kurang ajar.Dia benar-benar ingin di hajar olehku."
Setelah mengumpat seperti itu,lalu ibu Ningrum masuk ke kamarnya dan mengambil ponselnya.Dia menghubungi Reno.
*****(@@***@@)*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments