Rianti berangkat dari rumah mertuanya sejak pagi.Dia berangkat sendiri di temani oleh supir ibu Ningrum.Beruntung anak yang di gendongnya tidak rewel dalam perjalanan.
Menjelang sore mobil yang di tumpangi Rianti dan supir sampai di sebuah kompleks rumah yang lumayan bagus.Dari balik jendela mobil Rianti memandang bangunan rumah yang tampak kurang terawat di luarnya.Tiba-tiba dia merasa gugup mengingat dia akan bertemu suaminya.
Ya,ini rumah suaminya di kota.Baru kali ini dia mengunjungi rumah suaminya dan sebentar lagi dia dan anaknya akan tinggal serumah dengan suaminya.
Karena terlalu lama memandang bangunan rumah itu,sang supir menegur Rianti dengan pelan.
"Apakah non Rianti tidak turun?"kata mang Supri.
"Oh eh,iya mang Supri saya akan turun."lalu bergegas Rianti membuka pintu mobil.
Anak di gendongannya sedikit menggeliat karena pergerakan Rianti turun dari mobil.Di tepuknya pantata anaknya yang tiba-tiba meringis,lalu diam kembali setelah di rasa nyaman lagi dalam gendongan ibunya.
Mang Supri mengambil tas bawaan Rianti dalam mobil,kemudian berjalan menuju pintu gerbang yang terlihat tidak di kunci itu.Dia bawakan tas Rianti dan meletakannya di atas kursi yang berjejer samping pintu rumah itu.
Rianti ikut masuk lalu duduk di kursi sebelahnya.
"Kelihatannya sepi non,den Reno seprtinya tidak ada di rumah."ucap mang Supri.
"Ngga apa-apa mang,saya tunggu mas Reno pulang."kata Rianti.
Mang Supri diam,dia duduk di teras lantai bawah.Ingin dia merokok karena sejak berangkat tidak berani merokok dalam mobil karena ada bayi di dalamnya.
"Neng,apa neng mau menunggu terus di sini?"
"Iya mang,kan mas Renonya ngga ada.Jadi saya tunggu di sini saja."
Mang Supri menghela napas panjang.Bingung.Lalu dia bangkit dari duduknya kemudian melangkah ke depan.
"Mang Supri mau kemana?"tanya Rianti agak takut di tinggal sendiri.
"Mau melihat depan,barangkali di depan ada masjid."jawab mang Supri.
Lalu dia melihat jalan,dan menengok kanan kiri mengedarkan pandangan mencari masjid dekat jalan.
Tak lama dia kembali lagi ke teras.
"Di seberang jalan sana ada masjid,neng mau istirahat di masjid barangkali?"mang Supri menawarkan.
Rianti diam,menimbang tawaran mang Supri.Sesungguhnya dia juga lelah ingin rebahan sejenak,tapi tidak enak jika rebahan di masjid sambil membawa bayi yang kadang rewel.Nanti di tegur sama penjaga masjid.
"Gimana neng?"tanya mang Supri lagi.
"Ngga enak mang,takut anak saya rewel nangis."jawab Rianti.
"Ya sudah,mang Supri ke masjid dulu yah.Nanti kalo den Reno pulang neng Rianti telepon saya aja."ujar mang Supri.
Rianti merogoh tasnya,mencari seauatu.Tapi dia terperanjat,tangannya masih mencari-cari seauatu.
"Yah,ponselku ngga ke bawa mang."ucap Rianti kecewa.
"Ya udah,ngga apa-apa.Nanti mamang langsung kembali setelah selesai."ucap mang Supri.
Tak lama dering ponsel mang Supri berbunyi.Dia merogoh kantong celananya dan mengambil ponselnya lalu melihat di sana nama nyonya Ningrum tertera.
"Halo nyonya?"
"Mang Supri nanti kalo sudah sampai langsung pulang yah.Besok saya mau pakai mobil."kata ibu Ningrum di seberang sana.
"Baik nyonya."jawab mang Supri sambil memgangguk.
Telepon pun di putus oleh majikannya,kemudian mang Supri menghampiri Rianti.
"Neng Rianti,kata ibu kalo sudah nyampe mamang harus balik ke kampung.Neng Rianti ngga apa-apa mamang tinggal?"tanya mang Supri khawatir.
Rianti diam,dia menatap mang Supri,rona takut dan gelisah tampak jelas di wajah Rianti.
"Neng Rianti ngga apa-apa kan mamang tinggal?"sekali lagi mang Supri bertanya.
"Iya mang,ngga apa-apa.Mang Supri pulang aja.Mas Reno juga pasti datang kan."ucap Rianti menenangkan kegelisanhannya.
"Pasti den Reno datang.Jangan takut,den Reno kan suami neng Rianti."ucap mang Supri.
Rianti diam saja,hanya anggukan kepalanya menanggapi ucapan mang Supri.
Sesungguhnya Rianti masih canggung dengan Reno suaminya itu.Ada rasa takut juga segan dslam hatinya.
"Iya mang."kembali diam,hatinya masih di liputi gelisah.
Lalu mang Supri keluar dari halaman rumah anak majikannya.Sebenarnya dia lelah,tapi majikannya menyuruhnya langsung pulang.Mungkin nanti di rest area dia akan istirahat sebentar untuk menghilangkan rasa lelahnya.
****
Sudah hampir dua jam Rianti menunggu suaminya datang.Anak dalam gendongannya mulai rewel,mungkin lelah.Dia tepuk-tepuk pantat anaknya itu untuk menenangkan,tetapi masih saja rewel.Ada bau yang samar-samar dia hirup,ternyata bau pup anaknya.Mungkin karena anaknya tidak nyaman dengan di bawahnya itu s3hingga menjadi rewel.
Rianti bingung harus membersihkan di mana,sedangkan membersihkan kotoran bayinya itu harus dengan air hangat.
Waktu sudah semakin gelap,suara adzan di masjid seberang jalan sudah berkumandang.Rianti masih menenangkan anaknya yang semakin rewel,sedangkan belum ada tanda-tanda suaminya pulang.
"Cup cup sayang,diam yah.Bunda akan cari air untuk membersihkan pupnya.Tenang ya sayang."begitu Rianti menenangkan anaknya.
Seolah tahu akan ucapan ibunya,bayi itu diam.Dia masukkan tangannya ke dalam mulutnya,Rianti tersenyum dengan kelakuan anaknya yang lucu.
Lalu Rianti bangkit dari duduknya,dia membuka kopernya dan mengambil kain popok dan selimut bayi tebal.Kemudian dia letakkan di meja.
Saat itu dia ingat di tasnya ada tisu basah,dia pikir sebaiknya mengelap pup anaknya pakai tisu basah saja.
Rianti meletakkan bayinya di atas meja yang sudah di lapisi selimut tebal dan kain popok,kemudian dia membuka celana panjang dan membuka pampers yang sudah basah.
Anaknyq diam,seolqh tahu dia akan di bersihkan dan menatap Rianti sambil tangannya meraih rambutnya yang turun ke bawah.
Rianti tersenyum dengan tingkah anaknya yang tidak rewel ketika mengganti pampersnya.
"Anak bunda pinter banget ya,ngga rewel."ucao Rianti masih mengelap ****** bayi itu.
Hanya menanggapi dengan senyuman saja dengan ocehan ibunya.
Setelah selesai mengelap,tak lupa dia membalurkan minyak kayu putih dan bedak di ****** anaknya agar nyaman setelah memakai pampers yang baru.
Selesai mengganti pampers,Rianti merapikan selimut dan kain popoknya lalu di masukkan lagi ke dalam tas besar.Pampers yang tadi ada kotoran anaknya dia buang di tempat sampah.
Hari sudah sangat gelap,namun suaminya belum juga datang.Dia gelisah,karena mau menghubungi pun percuma karena ponselnya ketinggalan di rumah di kampung.Rianti menghela napas panjang,perutnya yang sejak tadi lapar semakin nyaring bunyinya.Belum lagi setiap dua jam sekali anaknya menyusu asinya.
Rianti ingat,tadi di jalan ketika berhenti di rest area dia membeli sebungkus roti cokelat.Langsung saja Rianti mengambil tasnya kemudian merogoh roti di dalamnya.
Tanpa menunggu lama,dia langsung memakan roti cokelat itu untuk mengganjal perutnya yang sejak sore sudah kelaparan
Ketika sedang asyik menggigit rotinya,dia melihat pintu gerbang terbuka.Sosok laki-laki yang di tunggunya ternyata sudah datang.Rianti gugup,dia bangkit sambil membetulkan gendongan anaknya.
Laki-laki itu,tidak lain adalah Reno suaminya mendekat dengan aneh.Setelah sampai,dia terkejut bukan main.
"Ngapain kamu datang ke sini?!"ucap Reno ketus.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Tien Tiennesdha Titin
maaf author rianti masih SMA kok tiba tiba udah punya anak dan suami 🤔🤔
2023-10-27
0
Misaza Sumiati
binguuuuung uuuy
2023-02-14
1
Misaza Sumiati
bingung , tau 3 punya anak
2023-02-14
0