Rianti yang berdiri kaku,menjadi kaget dengan bentakan Reno.Dia diam saja,kepalanya menunduk,tangan kanannya menggenggam erat kain gendongan bayinya.
"Kamu ngapain datang ke rumahku?!"sekali lagi Reno bertanya dengan nada keras.
Rianti berjingkat kaget.Tubuhnya bergetar karena takut.
"Ck,di tanya diam saja.Udah be*o b*su lagi!"ucap Reno kesal.
Kemudian dia mengambil ponselnya dan hendak menghubungi seseorang.
"Ssa saya di suruh ibu untuk ting gal bersama mas Reno."ucap Rianti gugup,wajahnya masih menunduk.
Beruntung anak dalam gendongannya tidak bangun karena teriakan Reno barusan.
Masih menempelkan ponsel di telinganya,Reno melirik Rianti dengan malas.Sambungan telepon pun terhubung.
"Halo bu,kenapa ibu maksa perempuan itu ke sini sih?"tanya Reno marah pada ibunya.
"Dia istrimu Reno,jadi ibu suruh Rianti tinggal di rumahmu.Supaya kamu ada yang ngurus."ucap ibunya di seberang sana.
"Reno bisa urus diri sendiri.Tidak usah dia datang ke sini.Reno kan sudah bilang sama ibu,perempuan itu tidak boleh datang ke sini."masih dengan nada kesal.
Dia bisa bantu apa saja di rumahmu.Kamu itu harus jadi suami yang baik,terima dia dengan baik.Jangan kamu terlantarkan lagi seperti dia melahirkan anakmu."ucap ibu Ningrum akhirnya sedikit tegas pada anaknya itu yang sejak pertama tidak menginginkan Rianti jadi istrinya.
"Ya sudah,Reno tutup dulu teleponnya."tanpa menunggu jawaban dari ibunya,Reno langsung menutup sambungan teleponnya.
Tanpa berkata apa-apa,Reno membuka pintu rumahnya dan langsung masuk tanpa mempesulikan Rianti yang sejak tadi berdiri ketakutan.
Masih diam di tempat,Rianti belum berani masuk ke dalam rumah.
"Ngapain kamu diam saja di situ?!"teriak Reno pada Rianti.
Lalu tanpa menunggu lagi,Rianti mengambil tas dan kopernya kemudian dia masuk ke dalam rumah.Di pandanginya setiap sudut rumah.Walau tidak besar namun rumah itu cukup nyaman.Tak ada sekat antara ruang tamu dan ruang makan walau agak jauh meja makan di letakkan.
Di sebelah kiri ada riang keluarga yang tidak begitu besar.Ada tv led di rak tv.Kemudian di sebelah sisi ruang keluarga dua kamar yang saling berhadapan.
Di balik kamar kedua yang menghadap arah depan ada dapur dan kamar mandi.
Rianti belum berani melangkah lebih jauh ke dalam.Dia masih menunggu perintah selanjutnya dari Reno.
Setelah Reno masuk ke kamarnya,Rianti dengan ragu dia duduk di kursi ruang tamu.Bayi yang dia gendong dia letakkan di kursi karena pundaknya terasa pegal karena terlalu lama menggendong sambil berdiri.
Reno keluar kamar setelah setengah jam dia di dalam kamar membersihkan diri.Dia melirik ke arah Rianti yang sedang duduk sambil memandangi anaknya.
Tidak sedikipun hati Reno untuk melihat anaknya itu.Baginya membenci Rianti juga beserta anaknya,walaupun bayi itu darah dagingnya.
Reno menuju kursi tamu di mana Rianti sedang duduk selonjor,tangannya memgusap tangan anaknya pelan.Tidak mendekatinya tapi berbicara di balik kursi.
"Kamu tidur di kamar sebelah,bawa semua barang-barangmu.Dan ingat anakmu tidak boleh berisik.Jika kamu tidak bisa menanganinya,kamu tidur di gudang dekat dapur.Saya tidak mau terganggu masa belajarku di kamar.Saat ini saya sedang menyusun tesisku,jadi kamu harus jaga jangan sampai anakmu rewel."setelah berucap seperti itu,Reno masuk kembali ke dalam kamarnya.
Rianti menghela napas lega,setidaknya dia di terima tinggal di rumah suaminya itu.
Lalu Rianti merapikan koper dan tasnya,dia gendong lagi anaknya untuk masuk ke kamar yang telah di tunjuk Reno.
Rianti sangat lelah juga lapar.Setelah beres-beres kamar dan menyusui anaknya,niat Rianti nanti akan makan mi instan yang dia bawa dari kampung.Memang tidak banyak,tapi beruntung sekali dia ingat membawa mi instan.Karena dia pikir mungkin sampai di rumah suaminya belum ada apa-apa.
****
Pagi sekali Rianti sudah bangun,dia bersih-bersih rumah yang tampak berdebu karena mungkin jarang di rapikan dan di bersihkan.
Setelah memandikan anaknya dan memberinya asi lalu menidurkannya kembali.Rianti kembali bersih-beraih rumah suaminya.
Rianti melihat pintu kamar Reno terbuka,kepalanya dia tundukkan ketika Reno berjalan ke arah dapur.Riantu ingin menghampiri suaminya untuk membuatkan roti bakar tapi dia takut akan di marahi.Akhirnya Rianti meneruskan kegiatan mengelap kursi yang terlihat berdebu.
Di dapur Reno melirik Rianti dengan mata dingin,lalu menghembuskan napas pelan.Rasa dongkol di hatinya bangkit lagi.
Sambil membuat roti bakar,Reno membuat teh manis.Dia duduk menunggu roti matang.Di seruputnya teh yang dia buat sambil membuka ponsel yang tadi berbunyi ada pesan masuk.
'Nanti jam delapan jangan lupa ngumpul ya di kampus,pak Hardi yang akan mengantarkan kita observasi lapangan.'Beguti bunyi pesan di aplikasi wasthap grupnya.
Reno letakkan lagi ponselnya di meja,kemudian menyeruput teh manisnya.Roti sudah siap untuk di santap,tiba-tiba suara tangis bayi dari dalam kamar Rianti.
Rianti yang sedang mengelap kursi yang berdebu,masih fokus dengan kegiatannya.Dia tidak mendengar suara tangisan anaknya.Reno berdecak kesal.
"Rianti!kamu ngga dengar suara anak kamu menangis?!"ucap Reno dengan suara menggelegar.
Rianti terperanjat dengan bentakan keras Reno.Dia menghentikan kegiatannya lalu bergegas menuju kamarnya untuk menenangkan anaknya yang tiba-tiba histeris.
Sedangkan Reno masih dengan raut wajah kesal akhirnya masuk lagi ke dalam kamar.Tiba-tiba moodnya rusak dengan suara tangisan bayi.Roti yang tadi hendak di makannya dia biarkan saja di meja.Dia mengemasi buku dan perlengkapan untuk di bawa ke kampus.
Kemudian dia keluar dan langsung pergi tanpa pamit pada Rianti yang sedang menenangkan anaknya.
Sampai depan teras,dia rapikan bajunya,lalu dia merogoh kantong celananya untuk mengambil kunci mobilnya.Sejenak dia merasakan bau yang tidak sedap,di edarkannya mata sekeliling halaman rumah.Dia melihat ke arah tempat sampah,bau kurang sedan itu datang dari sana.
Kemudian Reno melangkah mendekati tempat sampah sambil menutupi hidungnya.Dia melihat ada pampers bekas,di sana ada kotiran bayi yang sudah di kerubungi lalat hijau.Kembali emosinya naik.
"Rianti...!!!"
Reni berteriak keras memanggil istrinya itu.Muka sangar dia tampilkan menandakan bahwa kemarahannya tidak bisa di bendung lagi.
"Rianti!Kemari cepat!!"teriaknya lagi.
Dari dalam Rianti tergopoh sambil membawa anaknya di gendongannya,dia rapikan baju yang sempat terbuka karena menyusui.Rianti menghampiri suaminya yang seolah siap menerkam mangsanya.
"Aada aapa mas?"tanya Rianti terbata-bata.Dia ketakutan melihat Reno yang terlihat marah.
"Kenapa kamu buang bekas pampers di sini?!"teriak Reno sambil tangannya menunjuk temapt sampah.
"Mmaaf mas,saya tidak tahu harus buang di mana."jawab Rianti gugup.
"Saya tidak mau tahu,kamu buang pampers itu sekalian sama tempat sampahnya.Rumah saya jadi bau dan di kerubuti lalat.Kamu jorok banget jadi orang!"
"Iiya mas,nnanti saya akan buang."
"Sekarang!!"
"Iiya."jawab Rianti patuh.
Lalu Rianti mengambil tempat sampah itu dan di bawa keluar halaman rumah.Dia tidak tahu harus di buang kemana,tapi dia melangkah meninggalkan Reno yang masih kesal.
Sedangkan Reno kembali ke mobilnya.Wajah kesalnya masih saja dia tampilkan.Dengan membanting pintu mobil dia masuk mobil lalu menjalankan mobilnya dan melajunya keluar rumah.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yasmin
msh bingung kpn rianti menikah, ujung2 nya sdh pny anak
2022-03-30
1
Cucu Saodah
yg dzalim ibunya reno... dah tau anaknya gila... malah disuruh nikahi rianti sampai punya anak lagi.. beuh
2022-02-10
0
Aditya HP/bunda lia
Gaje Thor nikahnya kapan tau tau dah punya anak ... 🤔
2021-11-04
0