Di tekan-tekan tombol ponsel untuk menghubungi anaknya.Belum ada jawaban.Beberapa kali bu Ningrum menghubungi Reno dan masih sama,tidak tersambung.Ibu Ningrum mendesah.Di letakannya ponsel di meja.
Rianti dan mbok Surti hanya diam saja.Jija berbicara lagi akan panjang urusannya.
"Rianti,kenapa kamu diam saja dengan kelakuan suamimu itu?"tanya bu Ningrum.
Yang di tanya hanya diam saja,dia tidak berani menjawab pertanyaan mertuanya itu.
Karena tidak ada jawaban,maka ibu Ningrum beralih ke mbok Surti.
"Mbok Surti kenapa tidak bilang pada saya kalau Reno jarang pulang?"
"Saya tidak enak mencampuri urusan mereka berdua nyonya."ucap mbok Surti sambil menunduk.
Lama ketiganya terdiam dengan pikiran masing-masing,ponsel bu Ningrum berdering.Di ambilnya lalu..
"Halo,di mana kamu?"tanya bu Ningrum tanpa basa basi yang ternyata telepon itu dari anaknya.
"Ada apa bu?Reno lagi di toko."jawab Reno di balik telepon.
"Sekarang kamu pulang."perintah ibunya.
"Saya lagi ada teman yang mampir ke toko.Ngga bisa pulang sekarang,ngga enak kalau di tinggal."jawab Reno beralasan.
"Jangan beralasan kamu,cepetan pulang!"
"Iya nanti Reno pulang,tapi kalau sudah selesai urusannya."
"Ibu ngga mau tahu,pulang sekarang atau kamu tidak boleh pulang selamanya!"gertak ibunya.
"Iya iya,Reno pulang sekarang.Ibu jangan marah-marah terus."
Lalu sambungan telepon terputus.Wajah ibu Ningrum terlihat dingin,masih si tatapnya Rianti yang masih setia dengan diamnya dan menundukkan wajah.
Sedangkan mbok Surti menyodorkan air putih yang tadi sempat di minta majikannya.Ibu Ningrum meminum air putih dalam sekali teguk,lalu di ketakkannya lagi gelas yang sudah kosong.
Di liriknya jam di dinding yang menunjukkan pukul sebelas siang.
Setengah jam berlalu,akhirnya orang yang di tunggu datang.Mobil Reno di parkir di halaman depan.Reno keluar dari dalam mobil dan langsung masuk rumah.
Pandangannya menyebar ke seluruh arah,dia lihat ibunya duduk di kursi meja makan dengan tatapan tajam.Reno menghampiri ibunya dan duduk di sebelahnya sambi menghadap kearahnya.Dia heran dengan sikap ibunya hari ini.
"Ada apa bu,ko kayaknya penting banget sampe maksa Reno harus pulang sekarang."tanya Reno yang masih belum paham dengan mimik wajah ibunya yang sudah siap meledak itu.
"Selama ini kamu tidur di mana?"tanya ibu Ningrum to the point.
Reno diam,dia melirik ke arah Rianti yang sudah duduk sejak tadi bersama ibunya sambil menunduk diam.Tangannya dia mainkan di bawah sana,rasa gelisah takut di marahi Reno dengan tatapan tajamnya.
"Bu Reno perlu konsentrasi penuh untuk belajar,kan mau tes kuliah.Agar bisa masuk ke fakultas yang Reno mau bu."Reno beralasan.
"Bukan itu yang ibu ingin dengar.Kamu tidur di mana?"tanya ibu Ningrum lagi dengan tegas.
"Reno tidur di kantor toko bu."jawab Reno pelan.
"Kenapa kamu tidur di kantor toko?Apa kamu di usir oleh istrimu?"pancing ibu Ningrum.Dia tahu itu hanya akal-akalan Reno saja.
"Tidak."
"Lalu?"
Reno diam,dia menunduk.Ada rasa kesal di hatinya.Rianti pasti mengadu lada ibunya,pikir Reno.Di tatapnya lagi Rianti yang kebetulan sedang meliriknya.Rianti kembali menunduk melihat Reno menatapnya tajam.
"Reno!Kamu harus jadi suami yang baik,setidaknya kalau kamu belum cinta pada Rianti kamu hargai dia sebagai istrimu.Jika saja ibu tidak menyuruhnya pagi tadi untuk membangunkanmu.Mungkin ibu tidak akan tahu kelakuanmu selama ini.Laki-laki macam apa kamu itu,tidak bertanggung jawab pada istrinya.Pergi setalah pernikahan dan tidak pernah pulang,mana rasa tanggung jawabmu sebagai suami?"teriak ibu Ningrum,Reno makin diam.
Dia yakin sekali Rianti mengadu yang tidak-tidak pada ibunya sehingga ibunya sangat marah padanya.Awas saja kamu Rianti,aku akan buat kamu menyesal telah menikah denganku,pikir Reno.
"Sekarang kamu tidak boleh kemana-mana,kamu harus tinggal di sini."
"Tapi bu,toko bagaimana?Tidak ada yang mengurus nantinya."
"Ada manajer kamu yang urus,biar dia yang urus.Selama kamu kuliah dulu juga dia kan yang ngurusi.Jadi jangan beralasan lagi."
Reno pasrah.Baiklah dia akan menuruti ibunya kali ini.Mungkin hanya satu bulan,setelah lulus tes fakultas dia akan langsung pindah ke rumah barunya.
"Mbok Surti,siapkan makan.Kita akan makan bersama."titah bu Ningrum pada pembantunya itu.
"Baik nyonya."lalu mbok Surti menyiapkan makan siang.Tak lupa juga Rianti membantu mbok Surti menyiapkan makan siang.
"Rianti,kali ini kamu duduk.Tidak usah membantu mbok Surti menyiapkan makanan.Tapi layani suamimu saja."ibu Ningrum memberi perintah pada Rianti.
Rianti pun duduk kembali.Dia menunggu mbok Surti selesai menyiapkan makanan.
Setelah mbok Surti selesai,Rianti mengambil piring untuk di isi nasi dan lauk pauk untuk suaminya.Dia agak takut melakukan itu.Jika tidak di laksanakan,dia yang akan di marahi mertuanya,tapi jika melakukan tatapan tajam Reno sudah siap untuk menghujam ke ulu hatinya,yang pada akhirnya Reno akan mengumpat dan marah padanya.
Selagi ada mertuanya,Rianti lebih baik menuruti perintah mertuanya untuk melayani suaminya.Bukankah melayani suami adalah kewajiban dan suatu ibadah yang besar.Jadi dia akan melayaninya,walaupun mungkin hanya kali ini saja dia melakukannya atas perintah mertuanya.Bukan berarti Rianti terpaksa.
Setelah selesai menyiapkan segala isi piring,Rianti meletakkan piring tersebut di hadapan Reno kemudian mengambil air putih dan meletakannya juga di hadapan Reno.Rianti pun duduk kembali di kursinya,lalu dia mengambil makanan untuknya.
Sedangkan ibu Ningrum hanya memperhatikan Reno dan Rianti makan.Dia ingin tahu sejauh mana kedekatan anak dan menantunya itu setelah menjadi suami istri.
"Bu,bulan depan Reno sudah siap untuk aktif kuliah.Jadi mungkin dua minggu sebelum aktif kuliah Reno sudah berangkat ke kota."Reno memberi tahu ibunya mengenai kuliahnya nanti.
"Tidak masalah,tapi selama kamu belum berangkat,kamu tidak boleh lagi tidur di toko.Ada istri di rumah siap melayani apapun yang kamu butuhkan,kenapa kamu menghindarinya?"
"Reno tidak menghindari,memang akhir-akhir ini di toko banyak yang harus di urus.Lagi pula,rencana Reno nanti di kota akan buka toko baru.Tadi teman Reno itu mau membicarakan rencana itu,ibu menggagalkan semuanya."kali ini ucapan Reno membuat ibu Ningrum diam.
"Silakan kamu merencanakan apapun mengenai toko tapi tidak melupakanmu sebagai suami di rumah.Ingat pulang ada istri di rumah."
'Istri yang tidak aku harapkan,tidak sebanding denganku'ucap Reno dalam hati.
Tatapan penuh kebencian pada Rianti,bibir di tarik miring seolah mengejek.
"Bu Reno kembali ke toko lagi ya,tadi teman Reno suruh nunggu Reno sebentar.Ngga enak ninggalin dia lama-lama."rayu Reno pada ibunya.
"Suruh temanmu yang kesini."
"Bukan ada teman saja bu,tapi Reno sendirian di sana,Hendra sedang cuti hari ini."
Ibu Ningrum diam,di tatapnya Reno.Menyelidiki apakah ada kebohongan di sana,lalu membuang napas dengan kasar.
"Baik,kamu boleh ke toko tapi sore harus pulang."
"Iya."lalu Reno pamit pada ibunya untuk pergi ke toko lagi.Dia lega akhirnya bisa menghindar lagi dari Rianti.Setidaknya hari ini.
*****(@@***@@)*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cucu Saodah
hih... ya kalo dipaksa akan begitu
2022-02-10
0