"Kau kenapa peduli dengan kehidupan seseorang? lagi pula dia hanya seorang bodyguard, untuk apa kita mengetahui latar belakangnya, bukankah yang terpenting dia bekerja dengan baik dan kau aman"
"Aku menyukainya"
Jawaban Nadine berhasil membuat Rose membesarkan matanya, ia tidak berpikir bahwa Nadine akan berkata seperti itu.
"Kenapa memangnya ada yang salah? aku menyukainya Rose, aku kagum pada Farhan. Pria itu tampan lagi keren, dia cukup mengalihkan duniaku dari Daniel sialan itu"
"Apa aku tidak salah dengar? aku tidak berpikir sampai kesana Nadine ini terlalu cepat, aku tahu kau masih terluka tapi tidak baik juga menjadikan Farhan pelampiasan mu, dia pria baik ingat itu"
"Aku serius Rose"
Nadine berdiri dari duduknya, ia berjalan pelan menuju pintu yang menjadi akses keluar masuk ruangannya, di sampingnya terdapat pula jendela tempat Nadine berdiri dengan mata hitamnya yang indah dihiasi bulu mata asli yang lentik, ia menatap seseorang yang berdiri diluar ruangannya.
"Aku menyukai Farhan Rose, aku menyukainya"
Rose kembali menghembus napas kasar.
"Aku tidak percaya ini, kau serius menyukainya? aku kira kau hanya bermain-main, kasihan dia Nadine.... biarkan dia bekerja dengan baik, aku hanya takut itu perasaan sesaat saja"
"Aku juga tidak tahu ini sesaat atau bukan, yang ku rasakan cukup hangat, aku menyukai pria itu. Aku ingin mengetahui latar belakangnya, dia cukup sulit di ajak bicara"
Nadine belum beranjak dari tempat ia berdiri, pandangannya masih tertuju pada seorang pria yang sedang mereka bahas, senyuman manis terbit dari bibir seksi Nadine.
Lalu alisnya menyatu dan senyumnya memudar saat melihat seorang pria lain yang berjalan ke arah ruangannya.
Di luar ruangan.
"Maaf tuan, aku akan memberitahu nona terlebih dahulu jika ada tamu"
"Siapa kau berani mengaturku, minggirlah..."
Pria itu mendorong tubuh Farhan dengan kasar, ia langsung saja masuk ke ruangan Nadine tanpa basa basi.
"Bisakah kau sedikit lebih sopan, ini sudah menjadi peraturan siapa saja yang bertamu harus lapor terlebih dahulu meski orang terdekat nona muda sekalipun"
Jawab Farhan menghalangi orang tersebut yang ingin menerobos masuk.
"Beraninya kau"
Pria itu mengepalkan tinjunya yang sudah melayang ingin memukul Farhan.
"Apa-apaan kau Daniel? baru datang kau sudah ingin berkelahi"
Suara kesal Nadine menghentikan sikap Daniel pada Farhan.
"Sebaiknya kau suruh bodyguard mu ini mengenal orang dengan baik, tidak semua tamu harus lapor"
Nadine melirik Farhan, lalu beralih pada Daniel sejenak dan berkata "Biarkan dia masuk."
Farhan mundur beberapa langkah lalu mengangguk, namun ekor matanya membalas tatapan Daniel yang tampak tidak suka padanya.
"Huh.... kenapa lagi pria itu kemari?," rutuk Rose yang sejak tadi hanya diam memperhatikan saja gerak gerik mereka.
Gadis itu memilih tidak ikut campur percakapan antara sepasang mantan kekasih itu, ia menoleh pada Farhan.
"Ayo ikut aku, Daniel tidak akan menyakiti Nadine... aku ingin bertanya sesuatu padamu"
Ajak Rose yang langsung diangguki oleh Farhan, lelaki itu menoleh sejenak pada pintu ruangan yang telah tertutup dimana Nadine dan Daniel berada di dalamnya.
Di dalam ruangan.
"Aku tidak menyukai pengawal mu itu"
"Aku tidak peduli kau menyukainya atau tidak, itu bukan urusanmu," jawab Nadine kesal.
"Nadine"
Daniel meraih tangan Nadine yang langsung gadis itu tepis secepat mungkin.
"Cepat katakan apa alasanmu datang ke kantorku?"
"Aku ingin membicarakan tentang kerjasama perusahaan kita, bukankah sudah menjadi agenda kita akan bertemu hari ini?"
"Benarkah? maaf Daniel aku rasa tidak ada janji apapun dengan mu hari ini, jangan mengada-ngada jika urusan perusahaan kau bisa bicara pada Rose kau pasti tahu bahwa Rose adalah kaki dan tanganku dalam pekerjaan ini"
"Maafkan aku, itu bisa diurus nanti. Aku kemari sebenarnya hanya ingin bertemu dengan mu..."
"What? huh dasar pria tidak tahu diri"
Daniel berjalan mendekat, Nadine segera mundur.
"Ayolah, kita belum usai Nadine... aku tahu kau masih mencintaku"
"Lantas?," ucap Nadine geram.
"Ayo kita bicara tentang kita, aku sungguh menyesalinya," ucap Daniel dengan suara sendu.
"Lalu bagaimana dengan Nadira?"
"Aku mengakui sekarang bahwa kami adalah suatu kesalahan"
Nadine terkekeh mendengarnya.
"Cih, mudah sekali kau bicara seperti ini. Asal kau tahu Daniel kau maupun Nadira sungguh aku tidak peduli lagi"
"Cinta? cinta mana yang kau maksud? maaf aku rasa kau hanya bermimpi saat ini, pernikahan sudah di depan mata namun sekarang kau datang begitu entengnya bicara cinta padaku, sungguh memalukan"
"Kau salah, cintaku padamu telah kandas Daniel... Kandas disaat melihatmu berhubungan intim dengan adikku sendiri tepat di depan mataku, kau pikir itu kesalahan yang bisa dimaafkan? oh tidak.... kau pria pengecut Daniel, kau dan Nadira sama saja"
Jawab Nadine tanpa takut, kilatan amarah serta kekecewaan kembali terukir di mata indahnya.
Siapa sangka pria itu tiba-tiba berlutut di hadapan mantan kekasihnya itu, Daniel tampak rapuh saat ini.
"Maafkan aku sayang, maafkan aku.... aku sungguh menyesal"
Nadine menjatuhkan airmatanya.
"Kau membuat luka kembali terbuka Daniel, berhenti bersikap seperti ini. Pikirkan Nadira, aku akan memaafkan mu karena kita akan menjadi saudara ipar tidak lama lagi, jangan buat aku lebih membenci mu karena hal ini"
"Aku mencintaimu Nadine, aku masih mencintaimu"
"Pergilah Daniel, aku tidak peduli lagi pada kata yang baru saja kau ucapkan, aku benar-benar tidak peduli"
Nadine menghindari Daniel, ia berjalan ke lain arah, gadis itu mengusap airmata yang mengalir di pipi mulusnya, sungguh ia tidak berpikir bahwa Daniel akan bersikap seperti ini.
Disaat yang sama Rose masuk bersama Farhan, gadis itu menutup mulutnya terkejut mendapati Daniel tengah berlutut pada Nadine yang tampak menangis, berbeda dengan Farhan pria ini hanya diam namun matanya tidak beralih dari punggung Daniel.
"Rose, Daniel kemari ingin bicara tentang pekerjaan. Kau urus semuanya, aku menurut apa yang terbaik atas kerja sama ini, aku ingin pulang sekarang"
Nadine berjalan ke arah Farhan.
"Ayo kita pulang, biar Rose yang urus semuanya"
Ucap Nadine pada Farhan, ia tampak lesu. Gadis itu keluar ruangan tanpa menoleh pada Daniel.
Farhan mengangguk lalu segera menyusul langkah Nadine keluar ruangan.
Rose mendekati Daniel yang telah berdiri.
"Aku rasa kau perlu ke dokter jiwa Daniel"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ai
kudaniel yg idiot 😁😁😁
2021-12-26
1
QQ
Masih punya muka aja si Daniel dtg dan blg masih cinta si Nadine klo aku udah ku tampol aja tu muka 😠😠😠
2021-12-10
0
Keno Safeaa
sikat aja farhan
thor ilup u
2021-10-09
3