"Siapa yang kau hubungi?"
Nadine mengulang pertanyaan saat Farhan menutup teleponnya.
Baru juga pria itu ingin menjawab, tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang datang tanpa basa basi masuk ke kamar Nadine.
"Nadine, kau kenapa?"
Suara cempreng dari Rose memutuskan kontak mata antara Nadine dan Farhan, mereka menoleh pada Rose secara bersamaan.
Posisi Nadine yang masih menempel pada Farhan pun membuat Rose menjadi terkejut dan hampir menjatuhkan rahangnya oleh pemandangan itu.
"Oooohhh my god, apa yang kalian lakukan ha? di kamar berduaan seperti ini, kalian sedang bermesraan?"
Rose terus saja mengoceh, membuat Farhan menjadi canggung ia segera berdiri melepaskan diri dari Nadine.
"Maafkan aku, kau salah sangka.... kami tidak seperti yang kau bayangkan, aku rasa nona Nadine bisa menjelaskannya padamu. Kalian boleh bicara aku akan keluar"
Nadine mengangguk saat Farhan bicara padanya, membuat Rose bertambah bingung.
"Aku belum mengizinkanmu pulang, kau boleh istirahat di luar"
"Baik nona"
Farhan menjawab pelan, lalu ia keluar dari kamar majikannya itu agar Nadine dan Rose leluasa bicara.
"Apa? kenapa kau menatapku seperti itu?"
Nadine terkekeh melihat raut wajah Rose yang tampak kesal.
"Kau tahu aku langsung terburu kemari karena khawatir padamu, tapi apa kau malah bermesraan dengan pengawal tampan itu"
Rose membesarkan matanya menatap Nadine kesal.
"Apa kau cemburu? ayolah Rose, Farhan tidak cocok dengan mu.... jadi jangan harap kau bisa mendapatkannya sebelum aku"
Nadine kembali membuat Rose memajukan bibirnya ke depan seraya memutar bola mata malas.
"Berhenti bercanda, ayo katakan apa yang terjadi," Rose kembali ke niat awalnya datang, ia mendudukkan diri di samping sahabatnya itu seraya memeriksa wajah Nadine yang masih terlihat matanya yang habis menangis.
"Aku hampir menjadi korban pemukulan, jika tidak Farhan yang menyelamatkan ku"
Nadine bicara sambil menangis lagi mengingat betapa ia ketakutan jika benar ia menjadi korban dari sebuah pukulan menggunakan kayu lumayan besar yang semula digunakan untuk mencelakainya.
Ia bercerita semua kejadian yang menimpanya malam ini.
Rose memeluk Nadine dengan sayang, ia tahu ini tidak mudah bagi seorang Nadine yang terbiasa bebas dari segala masalah selama ini, namun sekarang hidup gadis itu berubah seratu delapan puluh derajat sejak ayahnya meninggal.
"Hei, aku ada di sini oke... jangan menangis lagi, ini memang tidak mudah kau menjadi bos dalam sekejap mata memimpin banyak perusahaan yang diwariskan ayahmu"
"Hidup memang selalu begitu Nadine, ada yang suka dan banyak pula yang tidak suka, maka dari itu perbaikilah dirimu, kau tidak bisa lagi hidup sebagai Nadine yang dulu. Jika kau salah bertindak kau sendiri yang akan terkena masalahnya"
Rose mengoceh seperti biasa, Nadine semakin menangis saja entah kenapa ia menjadi lebih cengeng belakangan ini.
"Kenapa kau seolah menyalahkan ku"
"Makanya jangan asal pecat saja, kau tidak tahu betapa pentingnya pekerjaan itu bagi pria tadi, kau tidak tahu ada berapa orang yang ia hidupi dengan bekerja di hotel kita, bisa saja dia dendam setelah kau pecat secara tidak hormat tempo hari, kau telah menghilangkan rezekinya"
"Begitukah?"
Rose mencubit gemas pipi Nadine.
"Coba kau ingat, ada berapa orang yang kau pecat tanpa alasan jelas?"
Nadine tampak berpikir dan mengingatnya.
"Aku rasa ada empat karyawan," jawabnya polos.
"Huh, ini baru satu yang balas dendam," ucap Rose dengan wajah dibuat serius.
"Jangan menakuti ku Rose"
Nadine menepuk keras lengan Rose, membuat gadis berbadan gemuk itu terkekeh geli.
"Mempekerjakan pengawal sangat tepat untukmu, aku rasa Farhan bisa diandalkan"
"Bagaimana jika Farhan bekerja dua puluh empat jam saja? aku rasa kau benar, aku harus mulai berubah sekarang, aku tidak memiliki siapa-siapa selain kau Rose, jangan tinggalkan aku oke"
Nadine kembali mengalirkan airmata seraya memegang wajah orang kepercayaannya itu.
"Aku ada untukmu sayang, lain kali berpikirlah jika melakukan sesuatu, jangan gunakan posisimu untuk menindas seseorang, karena tidak semua dari mereka bisa diam, belum tentu juga uangmu bisa membuat mereka ingin berdamai"
Nadine kembali terdiam, ia mengangguk mengerti, sungguh ia merasa menyesal sekarang terlebih jika mengingat hanya Rose yang peduli padanya saat ini, bahkan ibunya sendiri pun lebih memihak Nadira meski telah berbuat salah.
"Rose, aku rasa kau lebih cocok berada di posisi ku, aku rindu kehidupan ku yang dulu"
Rengek Nadine seraya menjatuhkan tubuhnya berbaring.
"Berhenti berhayal bodoh, ayo sekarang kau harus tidur dan lupakan kejadian malam ini, besok kita ada rapat pagi"
"Huh menyebalkan, aku tidak pandai dalam hal ini, sungguh ironis hidupku, tidak bisakah bos itu hanya duduk diam di rumah saja?"
"Kau pernah lihat orang sukses? seorang pengusaha, bos besar seperti ayahmu, apa mereka duduk diam di rumah?"
Nadine menggeleng.
"Itu pula alasan kenapa kau tidak bisa diam di rumah, kau bosnya sekarang, semua butuh tanda tanganmu, semua butuh persetujuanmu, ayo beristirahatlah, aku akan menginap di sini biarkan Farhan pulang ini sudah larut"
Nadine kembali mengingat Farhan yang tengah berada di ruang tamu menunggu izin darinya untuk pulang.
"Kau tahu Rose, aku mulai merasa aman jika bersama Farhan. Buat perjanjian kerja yang baru dia harus bekerja selama dua puluh empat jam bersamaku, dia harus menjagaku sepanjang hari," ucap Nadine dengan nada memaksa.
"Hei, itu pelanggaran hak asasi Nadine.... pria itu butuh istirahat, dia juga butuh berkumpul bersama keluarganya, enak saja tidak ada yang bekerja dua puluh empat jam, jangan memaksa"
"Rose, aku ini tidak aman sekarang mana tahu ada banyak penjahat mengintaiku, bukankah lebih baik dia menjagaku selama satu hari penuh, dia pria bebas lagipula aku akan bayar mahal untuk ini"
"Dasar gila, aku yakin dia tidak mau..."
"Farhan"
Panggil Nadine dengan suara lantang.
Pria itu mendengarnya, ia langsung masuk ke kamar sang nona muda.
"Aku mau kau jadi pengawalku selama 24 jam"
"Apa?"
Rose geleng kepala saja dibuat Nadine.
"Tidak boleh membantah"
"Nona, apa maksudmu?"
"Aku mau kau menjagaku satu hari penuh"
"Maafkan aku nona, tapi itu tidak tertulis dalam perjanjian kerja, lagipula aku tidak bisa bekerja sepanjang hari, ada urusan lain yang harus ku pertanggungjawabkan"
"Jangan aneh-aneh Nadine, aku rasa kau butuh istirahat," sela Rose kesal.
"Ayolah Farhan, ku mohon? aku nyaman bersamamu, aku percaya padamu"
"Farhan, jangan dengarkan dia... ayolah kau boleh pulang sekarang, Nadine aku rasa kau sedang stress ayo minum dulu, kau bisa gila"
Rose menatap Farhan agar pria itu keluar, lalu ia memberikan minum air putih Nadine yang telah tersedia di atas nakas.
"Rose aku serius"
Farhan terlihat bingung.
"Jangan bercanda, aku bisa menginap di sini setiap malam jadi kau tidak perlu pengawal di malam hari, jangan bertingkah konyol Nadine, biarkan Farhan pulang ini sudah larut"
"Jika begitu, menikah denganku saja Farhan? bukankah kau bisa bersamaku sepanjang hari? dikawal oleh suami sendiri itu bukankah lebih baik kan Rose? Kau bisa menikahiku Farhan, oh so sweet sekali jika dijaga oleh suami sendiri"
Nadine bicara enteng seraya tersenyum menatap wajah Farhan yang tercengang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
YG PENASARAN APA FARHAN MSH LAJANG, TRUS SIAPA YG DIA BIAYAI PNGOBATANNYA, SIAPA DINDA, SIAPA ZIA..??
2024-04-15
0
QQ
Si Nadine mah ceplas ceplos aja 😂😂😂
2021-12-10
3
Salma Amira
gemesh
2021-10-05
4