Dengan berwajah dingin Nadine yang memakai mantel lengkap dengan tas yang ia sandang, gadis itu menuruni anak tangga yang matanya langsung menangkap beberapa orang yang tampak sedang berkumpul di ruang keluarga.
Setelah berdebat dengan Rose tentang kepindahannya ke apartemen yang terlalu cepat di hari pemakaman sang ayah, membuat Nadine mengalah pada sahabatnya itu untuk keluar dari rumah itu setelah hari ketiga wafatnya tuan besar rumah itu.
"Ck sudah ku duga, mereka memang menjijikkan," gumam Nadine dengan dada bergemuruh setelah mengetahui bahwa keluarga Daniel memang datang bertandang ke sana.
Gadis ini melirik pelayan yang sedang membawa nampan berisi minuman ke arah ruang keluarga.
"Berhenti!" perintah Nadine yang menyekat satu orang pelayan yang melewatinya.
"Iya nona"
"Berikan padaku"
"Maaf nona?" pelayan itu bingung.
"Berikan padaku minuman ini," jawab Nadine ketus yang merampas kasar nampan yang dibawa oleh pelayan.
"Kembali ke belakang, jangan membantah atau kau ku pecat"
"Ba baik nona" jawab sang pelayan ketakutan.
Nadine berjalan ke arah ibu dan tamu mereka di ruang keluarga dengan nampan di tangannya.
"Nadine" ucap Daniel terkejut.
Pria itu langsung berdiri dan mendekati Nadine meski Nadira telah berada di sampingnya.
Nadine menghempaskan nampan berisi minuman dan gelas itu dengan kasar dan sengaja tepat di hadapan dua keluarga yang tengah bicara serius, hingga beberapa pecahan kaca gelas berserak di mana-mana, membuat semua mata memandang pada gadis itu.
"Nadine, apa yang kau lakukan?" tanya ibunya dengan nada membentak.
"Satu kata untuk kalian semua, menjijikkan", jawab Nadine berapi-api sebelum meninggalkan mereka yang terdiam mematung oleh ulah Nadine yang tiba-tiba itu.
Daniel mengejar Nadine dan meraih tangannya.
"Lepaskan tangan kotormu," tepis Nadine kasar dengan mata memerah karena marah.
"Sayang, maafkan aku sungguh"
"What? apa kau sudah kehilangan malu masih memanggilku begitu?"
"Aku khilaf, aku mengaku salah padamu", jawab Daniel lesu.
"Bagus, pergi dari hadapanku kembali lah pada calon istrimu yang tidak tahu diri itu, kalian pantas bersama, maksudku sama-sama menjijikkan"
Ucap Nadine ketus meninggikan suaranya menyindir saat melihat Nadira mendekat.
Plak.
"Itu untuk akhir dari hubungan kita," ucap Nadine setelah memberi tamparan keras pada wajah kekasih yang dicintainya itu.
Daniel memejamkan matanya mendapat tamparan namun pria itu hanya diam saja, Nadine benar-benar pergi setelah Rose Datang dari arah luar.
******
"Memangnya kau melakukan apa pada mereka?" tanya Rose terkekeh, ia membukakan pinti bagian kemudi.
Diikuti oleh Nadine yang tengah memasang kacamata hitam di hidung mancungnya, gadis itu membuka pintu mobil dan duduk di samping kemudi.
"Tidak ada, aku hanya memecahkan gelas agar lebih ramai" jawab Nadine enteng.
Saling menoleh dan melempar senyum tipis kedua sahabat sekaligus pekerja dan majikan itu pergi meninggalkan area rumah besar milik orangtua Nadine.
"Baiklah nona, ayo kita pergi ke tempat baru mu" ucap Rose seraya menancapkan gas lebih kencang.
Karena sepanjang jalan menuju apartemen baru Nadine diguyur hujan deras hingga beberapa bagian jalan digenangi air hujan.
Sampai pada Rose tidak sengaja melewati genangan air dengan kecepatan lumayan tinggi, tanpa disadari ulahnya itu membuat percikan air mengenai seorang pria yang sedang berjalan kaki.
Rose menghentikan mobilnya merasa bersalah.
"Ayolah jangan pedulikan dia, salah sendiri kenapa berjalan di tengah hujan" ucap Nadine kesal pada Rose, gadis itu tahu maksud Rose yang memang berniat meminta maaf.
Benar saja pria itu mendekat, Rose segera keluar.
"Maaf aku tidak sengaja" ucap Rose langsung pada pria itu.
"Karena ulahmu, obat yang baru ku beli jatuh dan ditabrak pengendara lain," jawab pria itu kesal seraya menunjuk ke arah kantong yang berisi beberapa obat yang telah terbuyar di jalan.
Nadine keluar mobil menghampiri.
"Baiklah maafkan aku, aku bisa menggantinya dua kali lipat" jawab Rose yang menatap tidak berkedip.
"Ada apa ini? apa kau sedang memeras temanku?" tanya Nadine yang datang tanpa basa basi, tangan cantiknya membuka kacamata hitam yang menutupi mata tajamnya yang indah.
Farhan menoleh.
"Kau lagi rupanya" jawab Farhan datar.
"Tempo hari kau tidak mau uangku, apa sekarang sudah berubah pikiran?", tanya Nadine dengan nada mengejek.
Baik Nadine maupun Farhan masih mengingat jelas pertemuan mereka yang pertama kali beberapa hari lalu.
Rose menatap mereka bingung, Farhan melirik Rose sekilas kemudian ia berlalu begitu saja entah karena malas berhadapan dengan wanita seperti Nadine setelah bicara singkat pada gadis yang masih menatap berbinar pria itu.
"Lain kali berhati-hatilah nona"
Setelah Farhan pergi, membuat Nadine geleng kepala dengan asisten yang terpesona akan pria asing yang bahkan telah dua kali bertemu Nadine tersebut.
"Nadine, apa dia manusia?"
"Bukan, dia dewa yang tersesat. Berhenti berhayal ayo pergi aku sudah mengantuk".
"Rose, pergi sekarang atau kau ku pecat" bentak Nadine pada Rose yang masih termenung.
"Iya aku mendengarmu, selalu saja ancaman seperti itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DASAR MANUSIA SOMBONG, ANGKUH.....PANTAS COWOK LO MAIN GILA SAMA ADIK LO SENDIRI.
2024-04-15
0
💜bucinnya taehyung💜
ngeliat daniel mohon2 maaf begitu ke nadine trs gmn tuh reaksi nadira yang dengan bangga nya daniel mencintai nadira ...dasar sampah
2022-05-14
2
🌸 andariya❤️💚
lanjutkan Thor ❤️
2021-12-16
1