"Kita sudah sampai nona"
Hening, merasa tidak mendapat jawaban membuat Farhan memberanikan diri melirik sang nona muda yang masih duduk di sampingnya.
Pria itu terkejut, ia mengira Nadine mungkin saja tertidur namun diluar dugaan gadis itu sedang memandangnya tidak berkedip bahkan Farhan mendapatkan sebuah senyuman manis dari bibir cantik majikannya itu.
"Nona?"
"Kau tampan Farhan"
"Apa sejak tadi nona memperhatikan ku?"
"Iya," jawab Nadine terkekeh.
Gadis itu mendudukkan diri dari posisinya yang bersandar sambil memperhatikan wajah Farhan.
Nadine menunggu Farhan membukakan pintu mobil untuknya, segera pria itu mempersilahkan Nadine turun mobil seraya sedikit membungkuk.
"Kau boleh pulang, terimakasih banyak atas malam ini," ucap Nadine dengan lesu.
Ucapan gadis itu membuat Farhan kembali tercengang, sederhana namun bermakna bagi yang mendengarnya bahwa Nadine seorang wanita arogan bisa juga mengucapkan kata terimakasih.
"Baik nona"
Farhan menjawab seraya mengangguk, lama ia berdiri menatap punggung nona nya yang berjalan lesu perlahan meninggalkan parkiran.
Farhan memutuskan untuk masuk ke mobil, seperti biasa ia menjadi pengawal sekaligus sopir untuk keperluan Nadine.
Pria itu menangkap sesuatu dari penglihatannya.
"Huh.... selalu saja meninggalkan ponsel sembarang tempat," rutuk Farhan seraya memungut ponsel Nadine yang tergeletak di sana.
Terpaksa pria itu kembali keluar untuk mengejar Nadine demi menyerahkan ponsel tersebut.
Ia berjalan cepat ketika melihat seseorang yang mencurigakan mengikuti Nadine dari belakang, beruntung Farhan bisa menyusul dengan cepat ketika ia menyadari bahwa pria yang sedang mengikuti nona majikannya itu tengah memegang sebuah kayu seperti ingin memukul dari belakang.
Benar saja, saat pria asing itu mengangkat kayu untuk memukul Nadine dari belakang saat itu pula Farhan mencegahnya dengan menarik lengan pria asing itu dengan kasar dan memukul mentah wajah sang pelaku tanpa ampun.
"Aaaaahhh"
Nadine terkejut dan berteriak seketika menyadari hal itu di belakangnya, gadis itu menutup mulutnya tidak percaya.
"Siapa kau?"
Farhan mengunci pergerakan sang pria yang telah berdarah hidung dan bibirnya oleh pukulannya tadi.
Pria itu terkekeh, ia menatap wajah Farhan lalu melirik Nadine dengan wajah tanpa takut.
"Kenapa kau mengacau urusanku, biar saja gadis sombong itu mati di tanganku malam ini," ucap pria itu dengan wajah menyeringai.
"Apa?"
Nadine gemetar mendengarnya, demi apa pria asing itu seolah ingin membunuhnya malam ini.
Melihat Nadine ketakutan yang telah mundur beberapa langkah dengan wajah pucat, lelaki itu memutuskan untuk tidak berlama meladeni sang pelaku, ia memukul kembali pria asing hingga pingsan.
Farhan berdiri lalu menelepon petugas keamanan apartemen Nadine agar mengurus pria asing yang masih terdapat kayu di sampingnya yang akan menjadi bukti bahwa ia memiliki niat jahat pada gadis seperti majikannya.
"Nona"
"Farhan," jawab Nadine menelan ludah, matanya berair ia begitu ketakutan.
Farhan mendekat, ia membuka jaketnya lalu memakaikannya untuk menutupi punggung gadis itu yang terbuka saat menatap wajah pucat dan keringat dingin yang ditampilkan oleh Nadine.
Nadine menoleh pada wajah Farhan.
"Apa kau membunuhnya?"
"Lebih baik begitu bukan? daripada dia yang membunuhmu lebih dulu," jawab Farhan bercanda.
"Kau mendengarnya tadi? dia ingin membunuhku Farhan, dia ingin memukulku dengan kayu itu," ucap Nadine dengan suara lirih, terlihat sekali ia ketakutan.
"Tenanglah nona, sudah lihat bukan dia bahkan tidak bisa bangun sekarang, ayo ku antarkan sampai apartemen"
Farhan mengajak Nadine yang ia rangkul pundaknya yang ia pakaikan jaketnya tadi menuruskan niat untuk berjalan menuju apartemen Nadine dan meninggalkan pria asing itu sendirian menunggu petugas keamanan datang ke parkiran.
Nadine hanya diam sepanjang jalan, membuat Farhan merasa kasihan, ia menuntun Nadine masuk apartemen.
Ia dibuat terkejut saat gadis itu tiba-tiba saja memeluknya sambil menangis.
"Aku takut Farhan, bagaimana jika kau tidak menyusulku tadi"
"Tenanglah nona, kau aman sekarang. Tidak ada yang bisa menyakiti mu, apa nona mengenalnya?"
Nadine mengangguk, "Dia pria yang ku pecat dari hotel minggu lalu."
Farhan mengernyitkan dahinya, ia tahu sekarang penyebab kenapa pria asing tadi ingin memukul Nadine.
"Lebih baik nona beristirahat"
Nadine hanya diam, ia masih betah memeluk tubuh besar sang bodyguard.
Farhan melepas pelukan lalu menggendong tubuh ramping Nadine tanpa permisi masuk ke kamar gadis itu, ia membaringkan Nadine di ranjang dan melepaskan jaketnya.
"Beristirahatlah nona, mungkin besok keterangan nona diperlukan di kantor polisi, ini ponselmu aku menyusul karena benda ini tertinggal di mobil"
Farhan segera berdiri saat tidak mendapat jawaban dari gadis itu, ia meletakkan ponsel Nadine di atas nakas.
Niatnya terhenti saat sebuah tangan mulus nan cantik menangkap lengannya seolah mencegah ia pergi.
Farhan menoleh.
"Apa aku aman sekarang?"
"Tentu saja aman, tidak ada siapa-siapa di sini aku sudah menghubungi nona Rose agar kemari"
"Bagaimana jika ada ancaman lain, kau pengawal ku Farhan kau tidak boleh pergi meninggalkan ku dalam kecemasan seperti ini"
Suara Nadine meninggi, ia tahu akan aman jika bersama pria itu.
"Tapi nona"
"Jangan membantah, kau ku bayar mahal bodoh... aku tidak mau sendiri, aku takut"
Balas Nadine kesal, ia menatap mata Farhan dengan garang lalu ia menarik lengan pria itu dan memeluknya erat tanpa rasa malu.
Membuat Farhan menarik napas dalam, ia berusaha memaklumi sikap Nadine yang memang tengah ketakutan akan kejadian tadi.
"Nona bisa lepaskan aku, aku harus menghubungi seseorang"
"Tidak, telepon di sini saja. Jangan tinggalkan aku sampai Rose datang," jawab Nadine tajam.
"Baiklah"
Farhan enggan berdebat, ia mengeluarkan ponselnya lalu menelepon seseorang yang ia maksud.
"Hallo... maaf mengganggu mu apa Zia sudah tidur?"
Farhan memulai obrolan di telepon dengan suara pelan, ia merasa sungkan karena Nadine masih menempel padanya.
'..........'
"Maafkan aku sepertinya aku akan terlambat pulang, hubungi aku jika ada masalah, jangan menerima tamu siapapun itu!"
'.........'
Lelaki itu menutup teleponnya, lalu ia cukup terkejut saat mata Nadine menatapnya penuh tanya.
"Siapa yang kau hubungi?," tanya gadis itu penasaran sebab ia mendengar sayup suara perempuan yang menjadi lawan bicara Farhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MAKANYA JGN MAIN PECAT ORG KLO GK ADA KSALAHAN, BISA JDI ORG YG LO PECAT, TULANG PUNGGUNG KLUARGANYA, KRN STREES AKHIRNYA DENDAM.. LO SENDIRI YG CARI MUSUH..
2024-04-15
1
Keno Safeaa
thor jgn lama2 up nya awas klo lama👊👊👊 hehehe
2021-10-03
7
atteu
seru thor lanjut
2021-10-03
4