Farhan hanya terdiam, lelaki itu sama sekali tidak berkata-kata akan sikap Nadine yang cukup membuatnya terkejut itu.
Ia menurunkan Nadine dari gendongannya setelah wanita itu menekan password dan pintu apartemennya terbuka, mereka masuk dan Farhan mendudukkan majikannya itu di sofa ruang tamu.
"Jika tidak ada yang nona butuhkan, apa aku boleh pulang sebentar? aku ada urusan keluarga"
"Tidak, kau tidak boleh pulang sampai Rose kemari. Aku jenuh sendirian, ada kau yang tampan cukup membuat moodku membaik seharusnya kau merasa beruntung, aku akan menggaji mu dengan mahal karena kau banyak membantu ku hari ini"
"Baik nona, istirahatlah aku akan berjaga di luar saja" Farhan tidak bisa membantah.
"Tidak, kau di sini saja" jawab Nadine enteng.
Lagi-lagi Farhan menghela napas dalam dibuat sang majikan, ia memutuskan untuk diam dan berdiri tidak jauh dari Nadine berada.
Gadis itu melepaskan sepatu dari kaki mulus nan jenjang miliknya, penampilan yang serba mini itu membuat Farhan cukup menahan diri. Lelaki ini mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Nadine berkata sebelum masuk ke kamar "Pesankan aku makan siang, hmmm tidak tidak maksudku makan siang untuk kita berdua".
"Maaf nona aku tidak tahu makan siang seperti apa yang nona mau"
"Apapun yang kau pesan, akan ku makan" jawab Nadine seraya berlalu ke kamarnya.
"Baik" jawab Farhan lagi.
*****
Setelah cukup lama menunggu sang majikan keluar dari kamar dengan makanan telah terhidang di atas meja.
Farhan cukup cerdas, ia menghubungi Rose sebelum memesan makan siang untuk Nadine hingga ia tahu menu apa yang harus ia pesan.
"Silahkan nona"
Nadine berjalan mendekat.
"Kau menghubungi Rose?" tanya Nadine ketika melihat menu makan siangnya.
Lelaki itu hanya mengangguk sopan.
"Ayo kita makan"
"Maaf nona, aku...."
"Jangan sungkan, aku tidak akan memakanmu juga. Kau cukup membuatku terkesan hari ini" jawab Nadine menarik tangan Farhan agar duduk di sampingnya.
Farhan menurut saja.
"Kenapa kau memilih pekerjaan ini?" tanya Nadine sambil mengunyah makanan.
Farhan menoleh, ia menghentikan kegiatan makannya.
"Aku membutuhkan uang nona"
"Untuk apa?"
"Uang selalu dibutuhkan nona, dalam hal apapun termasuk biaya rumah sakit, aku ada tanggung jawab akan hal itu"
"Lalu kenapa kau menolak uangku beberapa waktu lalu?"
"Aku ingin mendapatkan dari hasil kerjaku, bukan mengemis"
"Bukankah itu yang biasa dilakukan orang miskin?"
"Ada banyak orang miskin yang punya harga diri nona" jawab Farhan menahan kesal.
"Benarkah? oh aku baru tahu hari ini" ucap Nadine terkekeh.
Farhan memilih diam tanpa menjawab lagi.
"Apa ijazahmu?"
"Aku hanya tamat SMA nona"
"Tapi kau berbeda, kau tidak terlihat seperti orang berpendidikan rendah" jawab Nadine mengernyitkan dahi sebelum kembali mengunyah.
"Tidak ada pendidikan yang rendah nona, hanya beberapa orang yang merasa tinggi hati yang menganggapnya begitu"
"Apa kau menyindirku?" diluar dugaan Nadine sama sekali tidak marah, ia hanya terkekeh saja.
"Kau tampan dan pandai berkata-kata" ucap Nadine lagi memberi senyumannya yang menampilkan lesung pipi pada lelaki yang baru pertama kali bekerja padanya itu.
Farhan hanya tersenyum tipis.
****
Rose datang dengan membawa sebuah tas laptop di tangannya, setelah menekan password gadis bertubuh berisi itu masuk berjalan langsung menuju dapur melewati Nadine yang sedang duduk membaca majalah di depan sebuah televisi berukuran besar sedang menyala.
"Apa kau tidak minum selama bekerja?"
"Huh semua ini ku lakukan demi kau gadis bodoh, aku bahkan sampai lupa tenggorokanku kering karena terlalu banyak bicara dan mengurus semuanya"
Jawab Rose yang telah menghabiskan satu botol air mineral yang ia ambil di dalam kulkas, gadis itu berjalan mendekati Nadine seraya meletakkan laptop di atas meja.
Nadine terkekeh mendengar Rose merutuki pekerjaannya.
"Bagaimana apa ada masalah?"
"Kau seharusnya beruntung memiliki asisten serba bisa seperti ku"
"Oh Rose sayang, kau segalanya bagiku" Nadine berkata sambil memeluk Rose yang tengah membuka dan menghidupkan laptop berniat melaporkan segala pekerjaan hari ini pada sang majikan.
Mereka lama terlarut dalam diskusi tentang pekerjaan, Nadine memang lulusan kuliah bisnis di universitas ternama namun ia tidaklah pandai dalam bidang akademis, selama kuliah ia hanya sibuk jalan-jalan dan berfoya saja menikmati kekayaan ayahnya, lulus kuliah saja semuanya menggunakan uang.
Ia merasa beruntung memiliki Rose yang ternyata kuliah di tempat yang sama dengan biaya ditanggung ayahnya dengan alasan untuk menemani Nadine, ilmu yang berguna untuk Rose sekarang yang tidak bisa terlepas dari Nadine yang harus ia dampingi bahkan mungkin seumur hidupnya.
"Bagaimana dengan si tampan, apa dia sudah pulang?" tanya Rose setelah menutup laptop.
"Farhan maksudmu?"
"Apa ada yang lebih tampan darinya, kau bahkan menghapal namanya dengan baik?" Rose terkekeh.
"Iya, dia baru saja pulang. Kau pandai membaca situasi Rose, pengawal yang cukup membuatku terkesan, aku rasa kau tidak salah pilih"
Rose mengangguk dan tersenyum.
"Aku harap dia jodohku"
"Jangan bermimpi" Nadine menekan kata-katanya.
"Oh sial, apa kau menyukainya? kau menyukai pria rendahan?" Rose membesarkan matanya.
Nadine menghardikkan bahunya enteng.
"Dia melindungiku dengan baik, aku terkesan meski baru hari pertama dia bekerja, mulai besok kau tidak perlu menjemputku Rose, biar Farhan yang menjadi sopirku"
"Apa?"
Nadine mengangguk.
"Huh aku harus mengalah lagi kali ini, kau punya segalanya tuan putri, kau bebas dalam hal apapun"
"Bagus" jawab Nadine menepuk pipi Rose yang tampak kesal.
Ponsel Nadine berdering, gadis itu memandang Rose setelah melihat siapa yang menelepon.
"Bicaralah, hargai dia sebagai ibumu"
Nadine menghembus napas kasar lalu memilih menerima saran dari Rose untuk menjawab telepon dari ibunya.
"Hallo bu" Nadine menjawab suara ibunya dengan nada dingin.
'.......'
"Aku baik"
'.......'
"Baiklah, aku akan datang demi ibu bukan demi Nadira"
Nadine mematikan ponselnya, matanya tampak berkaca-kaca.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Rose mengusap punggung sahabatnya itu.
"Ibu mengundangku makan malam bersama, karena orangtua Daniel akan ikut bergabung" jawab Nadine lesu.
"Apa kau akan terlihat menyedihkan seperti ini? ayolah ini bukan Nadine yang ku kenal, kau akan datang dan membuat pria jahat itu menyesal setidaknya berilah mereka pelajaran bahwa kau baik-baik saja setelah semua yang terjadi, lupakan Daniel lanjutkan hidup sempurna mu seperti sedia kala"
Nadine tersenyum penuh arti.
"Farhan"
"Farhan"
Ucap mereka berbarengan, lalu mereka tertawa seraya memikirkan sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🌸 andariya❤️💚
next kak 👍
2021-12-16
4
🌸 andariya❤️💚
Farhan jadi pria terpopuler nie 😂 😂😂😂🥰
2021-12-16
0
QQ
Wah si Farhan jd tameng nih
2021-12-10
0