lanit lageee dahh.... jangan lupa dukungannya kakang teteh....😘
happy reading
.
.
"Aaargghhhh...." feng berteriak sekencang kencangnya sambil mengusap kasar wajah nya
feng menaiki kudanya dan melaju dengan cepat menuju pemukiman warga
"Semua nya hentikan!!" teriak Feng
"yang mulia, ada apa?" tanya seorang prajurit bingung
"kita kembali ke markas sekarang!" titah feng dingin
semua prajurit yang mendengar itu masih terpaku mencoba mencerna perkataan feng
"CEPATT!!" teriak feng dan membuat suasana yang tadinya ricuh menjadi sunyi dan menatapnya
"baik yang mulia" semua prajurit kembali ke perkemahan,
feng duduk dikursi kekuasaannya walaupun berada ditenda,
"apa yang sudah kulakukan!" lirih feng frustasi dan memijat keningnya dengan tangannya
kata² merlia yang terakhir, yang mengingatkan bahwa ia sudah mempunyai istri terus terngiang² dikepalanya
"takdir apa yang kau tuliskan untukku!!" tanya feng pada dirinya sendiri
feng memutuskan untuk keluar dari perkemahan, memacu kudanya menuju danau dimana ia menemukan merlia setelah sekian lama nya
malam yang dingin dan gelap, tidak pernah ada rasa takut sedikitpun yang menyelimutinya,
"merliaaa.... aku maaf aku tidak pernah tau kalau kau selalu disisiku" bating feng
{merlia POV}
Gua duduk diatas ranting pohon besar, pengen tidur diatas kasur empuk kayak diistana dulu, apala daya gua ga punya duit, koin emas apalah itu
gua bener² ga nyangka kalau si feng hari ini bisa liat gua, tapi gua juga bingung, kenapa harus hari ini gitu? kemaren² pas dia nikah kemana ajah? rasanya kesel bangeeetttt, pas liat dia nikahin tuh cewe yang namanya Yiu, ngomong doank dulu kalo gua ga numpang dibadan si himawari bakal nikahin gua, kata² cowok memang ga bisa dipercaya
sekuat apapun gua, setinggi apapun tingkatan kekuatan gua, yah gua tetep cewe biasa yang pengen disayang juga kali, gamau jadi perawan tua, pengen bahagia, beeehh.... naseeebbb naseeebb, dah mati berkali² tetep ajah gini² mulu
merlia POV end
setelah lelah bertengkar dengan dirinya sendiri, merlia akhirnya tertidur diatas ranting pohon besar itu
ditengah kegelapan malam yang dingin, tiba² sesuatu menyentuh wajah merlia, begitu hangat dan lembut, membuat merlia nyaman dan enggan membuka matanya dan melanjutkan tidurnya
"seperti ini kah wajahmu didunia mu dulu hemm?" tanya orang yang menyentuh wajah merlia
orang itu adalah feng, saat ia sampai didanau, ia melihat ada sesuatu yang mengganjal di sebuah ranting pohon besar dipinggir danau, ia pun menghampirinya dan menemukan merlia sedang terlelap
"akankah kau membenciku jika kau melihatku saat kau terbangun nanti?" tanya feng sambil membelai rambut merlia
feng mengeluarkan energi penidur dari tangannya dan hendak memberikannya kepada merlia, agar ia bisa membawa merlia bersama nya, namun saat ia ingin menyentuh merlia, feng terlempar hingga terjatuh ketanah
"argh! kenapa?" decak feng
feng menghampiri merlia, dan memilih tidur bersama merlia diranting pohon besar itu bersama, feng mengangkat perlahan kepala merlia dan menaruhnya diatas paha nya, feng tidur dengan posisi duduk dan memangku kepala merlia
"aura mu sudah tidak terlihat dan terhendus, tapi aku bisa merasakan kekuatanmu semakin besar, rasa penasaranku terhadapmu semakin besar merlia, apa kau tahu itu?" feng berbicara kepada merlia yang tidur dengan pulas sambil mengelus dan membelai kepala merlia, merlia pun tidak terganggu sedikitpun karna itu
.
.
pagi menyingsing, burung² berkicauan, cahaya matahari mulai mengganggu merlia, merlia membuka matanya
"hoaaamm" merlia bangkit dari tidurnya keposisi duduk sambil menguap dan menggeliat "semalem kayak tidur pake bantal empuk dah, sampe mimpi indah kayak gitu" ucap merlia yang masih setengah sadar, merlia pun segera menceburkan dirinya kedalam danau jernih itu, mungkin sudah menjadi danau favorit nya saat ini
.
.
sebelum fajar feng sudah lebih dulu pergi kembali keperkemahan, untuk memeriksa keadaan para prajuritnya
"ampun yang mulia, panglima fu ingin menemui anda" hormat seorang prajurit yang membawa informasi itu
"suruh masuk!" jawab feng dingin
"baik yang mulia" prajurit itu kembali keluar tenda dan memanggil fu untuk segera masuk
"hormat yang mulia" fu berjongkok dengan sebelah kaki ala prajurit memberi hormat
"kabar apa yang kau bawa?" tanya feng dingin
"ampun yang mulia, saat ini, wilayah timur kerajaan kita sedang diserang oleh pasukan dari kerajaan Xiluian yang dipimpin oleh putra mahkota Xi Juang, dan pertahanan di wilayah timur saat ini sedang melemah, apa kita harus melanjutkan perluasan daerah saat ini yang mulia??" jelas fu
"kita akan kembali ke kerajaan hari ini juga!! perintahkan para prajurit untuk bersiap² untuk kembali ke istana sekarang!" titah feng dengan wajah yang tidak mengenakkan
"baik yang mulai, hamba mohon undur diri"
feng melambaikan tangannya seakan memberi isyarat kepada fu untuk segera keluar
fu menjalankan perintah feng dan tidak butuh waktu lama semua prajurit sudah siap untuk kembali, semua prajurit berbaris rapih dan menunggu perintah dari feng
feng berdiri menghadap didepan barisan para prajurit yang berjumlah sekitar 800 itu
"para peajuritku yang tangguh dan kuat! untuk saat ini, kita urungkan niat kita untuk memperluas kerajaan Qinghuan karna wilayah timur sedang diserang dan kita harus membersihkan para sampah itu! berjuanglah!" teriak feng agar semua prajurit bisa mendengarnya
"Fu! kalian pergilah duluan, aku akan menyusul!" bisik fu yang sedari tadi setia disampingnya
"baik yang mulia!" jawab fu tegas namun dengan suara rendah
para prajurit berjalan menuju istana tak lupa membawa barang² mereka, sedangkan feng memacu kudanya menuju danau berharap himawari masih ada disana
angin bertiup kencang, membuatnya merasa sedikit kedinginan
"secepat itukah musim dingin tiba?" tanya feng didalam hatinya
saat feng sampai didanau itu, tidak ada satupun tanda keberadaan himawari, feng memutuskan menyamar agar bisa masuk kedalam pemukiman warga, (siapa tau si merlia disono kan yah:v) namun nihil, di desa yang sebesar itu ia tidak tahu apakah merlia dikenal atau tidak, siapa tau ia memakai nama lain bukan?, setelah lelah mencari merlia hingga larut malam, feng memutuskan kembali kedanau tempat dimana ia menaruh kudanya disana
feng duduk dipinggir danau, melemparkan batu² kecil kedalam danau dengan perasaan kosong
"huuft... apa yang kupikirkan? aku mencari seseorang yang bahkan aku tidak pernah menanyakan soal perasaannya terhadapku!" lirih feng
"aku tidak tau, dia mencintaiku atau malah sebaliknya, merlia? dimana kau?" lanjut feng frustasi
feng melempar batu kedanau dengan lebih kecang, bersamaan ia melempar batunya, tiba² ada batu yang menyandingi dengan batu yang ia lempar
"kurang kerjaan lo!" ketus merlia
"merlia?" panggil feng dengan mata terbelalak "aku sungguh tidak tau harus apa! aku takut kau tidak mempercayaiku, aku takut kau meninggalkan ku lagi. aku takut kau membenciku, aku.." belum sempat feng melanjutkan kata²nya, merlia memeluk kepala feng
feng sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, ia menumpahkan semuanya, tangisan yang ia tahan mulai dari kepergian jung, kepergian merlia, menikah dengan orang yang ia tidak cintai, dan meninggalnya ayahnya, membuat feng seakan terlihat tidak mempunyai air mata dan hati sama sekali,
"sakit kan? tumpahin ajah udah feng! gua tau lo raja, tapi lo juga manusia biasa, lo punya hati!" ujar merlia
"kenapa takdirku sangat buruk??! bisakah kau menjelaskannya padaku??" tanya feng disela² tangisannya
merlia tidak menjawab dan terus memeluk feng dan mengelus punggung feng, membuat feng nyaman,
.
lelah menangis, akhirnya feng tidur dipangkuan merlia dipinggir danau, sambil mengelus rambut feng, sama seperti yang feng lakukan kemarin malam, akhirnya merliapun ikut tertidur dengan posisi duduk yang memangku kepala feng
.
.
.
bersambung....
vote nya jangan lupa😟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Skyzee
wahhh romantis 😍🥺
2021-07-27
3
orlyn
istri dirumah nungguin bang
2021-06-28
4