MANTAN NYEBELIN
Bagian 2 : Calon Suami
Aku jadi tak bersemangat kembali ke kelas. Apalagi setelah tahu meja Allan tepat berada di belakangku. Pokoknya aku harus bisa pindah kelas, bisa mati secara perlahan kalau berada sedekat ini dengannya. Ini bukan karena rasa cinta yang masih ada, namun karena dendam atas penghinaannya setahun yang lalu masih membatu di hati ini.
Bel pulang sekolah berbunyi, aku bernapas lega dan langsung mengemasi buku pelajaran. Aku berjalan bersama Amelia melewati koridor, ia memisahkan diri ketika melewati halaman parkiran sebab ia sekolah bawa motor sendiri.
Setelah menelepon Bang Aldi, aku berdiri di depan pintu gerbang menunggu jemputan. Sebuah motor ninja merah berhenti di sampingku.
“Hai, Line, lagi nunggu jemputan, ya?” sapa cowok di atas motor ninja itu sambil menaikkan kaca helmnya.
‘Astaga, dia Allan. Aku merengut menatapnya. Dasar cowok sok ramah, sok baik, sok deh pokoknya. Aku benci!’ Aku sedikit terkejut melihat sikap sok ramahnya.
"Iya," jawabku dengan suara datar.
"Mau gue antar pulang?" tawarnya dengan menyunggingkan senyum maut, hati ini jadi deg-deg'an.
“Makasih, gak usah repot – repot!” jawabku pura-pura acuh sambil mengontrol perasaan aneh yang mulai menjalar ke seluruh tubuh.
Taklama setelah itu, mobil Bang Aldi berhenti di hadapan kami. Seorang pria muda dengan setelan jas abu-abu keluar dari mobil. Hem, dia pasti staf kantornya abangku. Aku sediikit lega dan tersenyum kecil.
“Jadi, gak mau diantar pulang nih?” tanya Allan lagi sambil melepas helm, aura ketampanannya semakin terpancar. Sumpah, dia keren.
Hatiku makin dag – dig – dug melihat tatapan matanya, namun segera kutepis perasaan aneh yang semakin muncul tanpa komando itu.
“Benar. Itu, calon suami gue udah jemput. Gue duluan, ya!” ucapku sambil berlari masuk ke mobil dan melambaikan tangan pada Allan. Cowok berkulit putih itu tampak terkejut dan melongo. Aku yakin, ia pasti spot jantung. Aku menahan tawa.
Astaga, aku ngomong apa tadi? Kok kubilang staf Bang Aldi ini suami sih? Kulirik pria di depan setir itu. Dari tampang, ia lumayan ganteng dan penampilannya juga oke, ya ... gak malu – maluin juga kalau diakui sebagai calon suami. Biar Allan tahu rasa dan gigit jari. Aku tersenyum puas.
Mobil melaju membelah jalanan. Tanpa bercakap sepatah kata pun, kini kami telah sampai di depan rumah.
"Terima kasih, Mas," ujarku sambil keluar dari mobil.
"Iya, sama-sama. Saya permisi," jawabnya pria rambut belah samping itu.
Aku tersenyum padanya, mobil pun melaju kembali. Aku masuk ke rumah dengan sambil tersenyum mengingat ekspresi Allan tadi. 'Tahu rasa lo, Nyesel-nyesel deh dah mutusin gue.'
Keinginan buat pindah kelas kukubur sudah. Setelah kupikirkan semalaman, tak ada salahnya sekelas sama mantan nyebelin itu. Mungkin inilah saatnya menunjukkan sisi-sisi positif dalam diriku dan berharap ia menyesali penghinaannya setahun yang lalu. Bukan berarti juga aku berharap bisa balikan lagi sama dia, nggak sama sekali! Aku hanya ingin membuat die menyesali sikapnya dahulu.
**********
Pagi ini, aku sudah bersiap dengan seragam sekolah. Sesuai ultimatum dari Bang Aldi, pukul 06.30 aku sudah menantinya di teras.
"Gak sarapan dulu, Line?" Kak Andine menghampiriku yang sedang membenarkan dandanan di depan ponsel dengan kamera depan.
"Entar sarapan di sekolah aja," jawabku sambil memoles lipglos di bibir. "Takut ditinggal Bang Aldi, Kak." Aku melirik wanita berjilbab itu.
Kak Andine masuk ke dalam dan kembali lagi sambil membawa kotak makan.
"Sarapan di mobil aja, entar penyakit mag lo kambuh. Kakak tak kuasa menunggui kamu kalau masuk rumah sakit nanti. Ingat, jangan sok-sok mau diet lagi, tubuh lo dah ideal. Oke?!" ucapnya sambil menyodorkan kotak makan berwarna biru itu.
Aku menghela napas dan menerimanya dengan manyun. Gitu deh Kakakku yang semok ini, kata-katanya memang tanpa basa-basi.
Beberapa detik kemudian, Bang Aldi keluar dari rumah dan berjalan menuju mobilnya. Aku mengekor dari belakang dan mengikutinya masuk ke dalam kendaraan berwarna hitam itu.
"Nah, besok-besok harus seperti ini." Bang Aldi menyunggingkan senyumnya.
Tanpa menjawab pujian atau olokan pria yang hoby berpakaian serba hitam itu, aku masih sibuk mengamati wajah di depan kamera ponsel. Aku harus selalu tampil memesona dan harus bisa bersikap santai di depan mantan nyebelin yang sok ganteng itu. Kuhembuskan napas dengan anggun.
********
"Jangan ke mana-mana sebelum jemputan datang!" tegas Bang Aldi sebelum mobilnya melaju.
Aku hanya mengangguk dan mengacungkan jempol. Ucapan Bang Aldi memang selalu bernada perintah, aku malas membantah.
Dengan gaya anggun, aku melenggang di koridor menuju kelas. Saat melewati kelas XI IPA 1, Kak Raka terlihat menyungingkan senyum padaku. Dia Kakak kelas anggota OSIS yang waktu OSPEC begitu perhatian padaku. Cowok bermata sipit itu menghampiriku.
"Hay, Line," sapanya.
"Hay juga, Kak Raka," jawabku sambil membalas senyumannya.
"Udah sarapan belum? Ke kantin, yuk!" ajaknya.
"Belum, Kak. Aline simpan tas dulu tapi, ya .... " jawabku.
"Ayo!" ujarnya sambil berjalan di sebelahku.
Hatiku bersorak girang, pagi-pagi dah diajak sarapan ama Kakak kelas seganteng Raka. Yuhuuu, gak lama lagi mungkin dia bakal diminta jadi pacarnya. Yes, itulah jawabanku nanti.
Setelah menyimpan tas, aku menghampiri Kak Raka yang menunggu di depan kelas. Namun, ketika aku melewati pintu, Allan juga masuk ke kelas. Dia menatapku sinis. Tak kugubris dia, Kak Raka sudah menggandeng tanganku menuju kantin. Ya ampun, telapak tangannya lembut banget. Aku cekikikan dalam hati. Ini perdananya tanganku di gandeng seorang cowok.
Sarapan pagi ini terasa sangat nikmat, bubur ayam dengan bumbu senyum manis Kak Raka. Ya tuhan, aku gak nyangka bakalan secepat ini ketemu calon pacar. Setelah selesai sarapan, Kak Raka mengantarku sampai di depan kelas dan kami janjian bakalan ketemu lagi pas jam istirahat.
Bel tanda masuk telah berbunyi, dengan senyum bahagia, aku duduk di kursi dengan memalingkan pandangan dari cowok sok cool yang duduk tepat di belakangku.
"Lo selingkuh, ya, Ndut? Gue laporin calon suami lo!" bisiknya dari belakang.
Astaga, ngoceh apalagi nih cowok sok ganteng? Aku menolehnya sekilas dengan dongkol.
"Hahaa, dasar cewek gendut tukang selingkuh!" ejeknya lagi.
Aku memutar bola mata dan seketika ingatan peristiwa kemarin siang berputar lagi di kepalaku. Astaga, aku baru ingat mengenai pengakuan kalau sudah punya 'calon suami'.
"Jangan ikut campur urusan gue!" ujarku dongkol sambil menoleh sekilas.
"Hahaa, takut, ya? Sorry, gue gak bisa membiarkan perselingkuhan di depan mata," bisiknya lagi.
Tak kuhiraukan ocehan si mantan nyebelin itu, heran ... kok dia makin nyebelin aja. Pelajaran pertama dimulai, Bu Tika guru Biologi sudah memasuki kelas. Pelajaran pun dimulai.
"Oke, semua. Sekarang saya mau kalian buat makalah tentang lima materi yang sudah saya jelaskan tadi. Sekarang saya kasih kesempatan kalian membentuk kelompok belajar sendiri. Lima menit lagi kumpulkan nama-nama kelompok ke atas meja saya," ujar Bu Tika sambil berjalan mengitari kelas."Satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa," sambungnya lagi.
"Bu, kami kelompok 1," ujar Allan sambil mengangkat tangan dan mengulurkan secarik kertas kepada Bu Tika.
"Oke, Allan. Anggota kelompok kamu : Allan Dirga, Farhan Nikolas, Aline Frisillia, dan Amelia Sasmita," ujar Bu Tika sambil membaca kertas dari Allan.
Oh, my god. Kok main tulis namaku tanpa konfirmasi dulu? Aku melotot pada cowok yang sekarang sedang menyunggingkan senyum jahil.
"Allan, kapan gue minta sekelompok sama lo?" ujarku.
"Emang kenapa? Lo gak kuat sekelompok sama mantan? Takut baper, ya?" ejeknya dengan terus tersenyum.
"Ih, kok nyebelin banget sih!" lirihku dengan menghembuskan napas jengkel.
"Udah, Line! Gak ada salahnya kok kalau kita satu kelompok, 'kan bangkunya dekatan." Amelia mencoba menengahi.
Aku membalikkan tubuh dan menghadap ke depan. Oke, terserah sajalah. Aku harus bisa bersikap santai. Tarik napas dan hembuskan perlahan. Marah-marah gak jelas hanya akan bikin wajah cantikku berkerut saja. Hem, aku harus selalu tampil fresh, apalagi jam istirahat udah janjian ama Kak Raka. Duh, jadi gak sabar buat ketemu dia.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Santi Haryanti
jadi keinget masa SMK 😁
2021-09-21
0
Nira Anggraeni
jadi inget jaman putih abu2 , berkesan banget🤣🤣
2021-08-14
1
Delpia Wanda Putri
aku Ama mantan ku dlu beda SMP aku putusin dia karena dia selingkuh setahun gak ketemu pas SMA eh malah 1 kelas ceritanya hampir sama cuma bedanya masalah putus dong🤭
2021-08-13
1