"Assalamualaikum," ucap Arum berjalan mendekat ke arah meja makan.
"Waalaikum salam," jawab semua keluarga Uqi.
"Alhamdulillah, sini Nak kita makan bersama!" ajak Uqi berjalan mendekat ke arah Arum dan menuntunnya untuk duduk tepat di sampingnya.
"Terima kasih Umik," saat ini Arum benar-benar merasa tak enak hati, bukan karena dia tak suka, tapi Arum merasa telah merepotkan Uqi sahabat Bundanya.
Arum sudah bertekad akan langsung pindah ke asrama, dia begitu yakin setelah mendapat teman tadi.
"Umik!" panggil Arum, saat ini mereka tengah berada di ruang keluarga.
"Iya, Nak, ada apa?" tanya Umik mengalihkan perhatiannya pada Arum.
"Arum pengen pindah ke asrama, apa boleh?" tanya Arum yang membuat Husein langsung menoleh ke arahnya, di ruang keluarga saat ini hanya ada mereka bertiga Uqi, Arum dan Husein. Sedangkan Hasan dan Ilzham sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing.
Hasan memang sibuk di kantor perusahaan sedang Ilzham sibuk di kantor pesantren dan Husein sibuk mengecek laporan dari rumahnya.
"Apa kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Umik, di wajahnya tergambar jeas sebuah ke khawatiran.
"Yakin Umik," dengan penuh keyakinan Arum menjawab ucapan Uqi.
"Baiklah, Umik akan menyuruh Hana untuk menemanimu memilih kamar juga melihat-lihat suasana di sana." ujar Umik.
"Terima kasih Umik," Arum tersenyum manis dengan mata berbinar menatap Umik.
"Sama-sama, semoga kamu betah di sana." Ujar Umik.
"Amin," jawab Arum dan Husein.
"Kak Husein lagi apa?" tanya Arum berjalan mendekat dan duduk di samping Husein setelah kepergian Uqi.
"Ngecek laporan," jawab Husein.
Arum sudah mengingat masa lalunya, masa kecil yang indah antara Arum dan Husein.
"Kamu sudah ingat masa kecil kita?" tanya Husein menghentikan aktifitasnya.
"Iya, Aku mengingat semuanya." Jawab Arum dengan senyum merekah. Arum dan Husein sangat akrab waktu kecil, sampai saat Arum harus pindah ke Australia mengikuti Ayahnya.
Awalnya hubungan Uqi dan Fia sedikit renggang karena Rifki yang masih belum bisa melupakan Uqi, hingga suatu kejadian mengubah segalanya.
Saat itu Arif dan Fia berlibur di sebuah Villa karena paksaan kedua keluarga mereka yang menginginkan mereka lebih akrab. Dengan sangat terpaksa Rifki menuruti keinginan keluarganya, Arif dan Rifki berlibur di Villa pinggir pantai dan kebetulan Villa itu tak terlalu jauh dari Villa tempat Uqi dan Ilzham menghabiskan liburan bersama.
Villa milik Rifki baru saja di bangun dan Ilzham tak mengetahui jika Villa yang baru jadi tak jauh dari Villa keluarga miliknya itu milik Rifki.
Sore itu Uqi dan keluarganya menghabiskan waktu di tepi pantai, Uqi terlihat begitu bahagia dengan kedua malaikat kecil di sisinya.
Ilzham dan Uqi menemani Hasan dan Husein bermain di tepi pantai, saat itu mereka masih berumur satu tahun dan baru bisa berjalan, sungguh kehidupan yang sempurna.
Senyuman tak pernah hilang dari bibir Uqi begitupun dengan Ilzham yang begitu perhatian terhadap ketiganya, tanpa mereka sadari ada sepasang mata tengah menatap kebahagiaan keluarga kecil Uqi.
'Kamu terlihat begitu bahagia Uqi, mungkin ini saatnya Aku mengikhlaskanmu dan menerima Fia di sisiku, bagaimanapun Fia sekarang sudah menjadi istri sahku. Semoga kamu bisa terus bahagia.' Batin Rifki.
Sejak saat itu Rifki mulai membuka hati dan memulai hidup baru dengan Fia, melupakan cinta pertamanya dan mencoba mencintai juga menerima cinta terakhirnya. Dan kehidupan rumah tangga Fia benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat.
Hingga lahirlah Stevan yang menjadi pelengkap dalam rumah tangga Fia dan Rifki, dan sejak saat itu Fia kembali akrab dengan Uqi. Meskipun Ilzham masih sering cemburu jika Uqi berbicara dengan Rifki padahal dengan jelas Ilzham tahu jika Uqi dan Rifki sudah berhasil melupakan segala perasaan yang dulu pernah ada.
"Syukurlah," sahut Husein.
Husein tersenyum menatap lekat ke arah Arum, "Jika kamu ingin betah di pesantren ini, maka perbanyaklah sabarmu." Husein menasehati Arum.
"Aku akan bersabar demi mewujudkan keinginan orang tuaku." ujar Arum dengan penuh keyakinan.
"Baguslah, untuk hari ini kamu bisa melihat-lihat keadaan pesantren dulu. Besok kita akan mulai belajar." Tutur Husein.
"Baiklah, besok kita akan belajar jam berapa?" tanya Arum antusias.
"Bagaimana kalau kita belajar jam setengah sembilan dan selesai jam sepuluh, jadi kamu bisa istirahat satu jam setelah itu kamu bisa ke kantor Kak Hasan untuk belajar ilmu nahwu." Jelas Husein.
"Ide bagus." Ucap Arum.
Uqi datang dengan Hana yang berjalan di sisinya, "Arum, sementara kamu bisa lihat-lihat keadaan sekitar. Kalau sudah dapat kamar yang cocok kamu bisa pindahin barang-barang." Tutur Umik.
"Baik, Umik," jawab Arum.
"Hana, Umik titip Arum ya." Ujar Uqi.
"Iya, Umik," jawab Hana.
Arum berjalan mengikuti langkah Hana setelah mencium punggung tangan Uqi.
"Arum pamit Umik, Kak Husein, Assalamualaikum." Pamit Arum keluar rumah berjalan beriringan bersama dengan Hana menuju ke dalm pondok.
"Waalaikum salam," sahut Uqi dan Husein bersamaan.
Arum terus berjalan menuju asrama. "Mbak Arum mau mulai lihat dari asrama mana dulu?" tanya Hani
"Bagaimana kalau ke asrama D2 Mbak?" usul Arum.
"Baiklah Mbak, saya akan antar ke asrama D2." Hani berjalan melewati satu Asrama yang ada di sebelah Arum menuju Asrama lain yang tak jauh dari asrama sebelumnya.
"Apa Mbak Hani kenal Sinta dan Desy?" tanya Arum.
"Sinta dan Desy dari kamar mana Mbak?" tanya Hani, karena di pesantren itu ada banyak nama Sinta dan Desy makanya Hani kembali bertanya.
"Dari kamar D2 Mbak." Jawab Arum.
"Mbak Arum kok bisa kenal mereka?" tanya Hana.
"Aku kenal mereka waktu ikut pengajian tadi pagi." Jawab Arum jujur.
"Ohh mereka berdua sudah lumayan lama nyantri di sini, dan Saya mengenalnya." Jawqb Hani.
"Aku ingin satu kamar dengan mereka Mbak, apa boleh?" tanya Arum.
"Tentu saja boleh Mbak, mari saya antar ke asrama mereka." Hani berjalan menuju sebuah bangunan mirip dengan kos-kosan bertuliskan asrama D yang berada di tengah-tengah di antara dua ruangan mirip dengan kamar yang saling berhadapan dengan jarak yang lumayan lebar.
Hani berjalan menuju kamar bertuliskan D2 yang ada di atas pintu.
"Assalamualaikum," ujar Hani
"Waalaikum salam, Mbak Hani." Seorang gadis manis menyambut kedatangan kami.
"Mbak Fifi, ada santri baru yang mau tinggal di kamar ini. Apa kamar ini masih bisa di tambah anggotanya atau sudah penuh?" tanya Hani.
"Masih sisa satu loker kosong Mbak," jawab Fifi.
"Mbak Arum, perkenalkan ini Mbak Fifi. Dia ketua kamar di sini." Jelas Hani memperkenalkan Fifi pada Arum dan begitu pula sebaliknya.
"Fifi," ucap Fifi mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
"Arum," jawab Arum menyambut uluran tangan Fifi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Ani Suryani
lanjut boskuh
2022-03-31
0
Chumairoh
lanjut kakkk❤️
2021-06-23
0
Ern_sasori
lanjut Bosque 😁🤭👍👍👍👍
2021-06-23
0