Persiapan Arum Ke Pesntren

"Bucin akut itu, budak cinta Akut alias udah melekat dan parah." Jelas Husein.

"Huss, kamu ini gak boleh bilang gitu sama orang tua! gak sopan." Ummah mengingatkatkan.

"Ya maaf Nenek ," sahut Husein.

Meski sudah besar terkadang Husein masih sering manja pada Umik dan Neneknya berbeda dengan Hasan yang dingin dan tertutup, ya meski terkadang dia juga ramah dan bercanda dengan keluarganya, tapi sifat dinginnya lebih dominan.

"Udah gedhe masih aja manja kau Dek," tegur Hasan.

"Emang napa kalau Aku masih suka manja? Kakak ada masalah? atau Kakak juga pengen tapi gak bisa? hm?" Husein menaik turunkan alisnya menanggapi ucapan Kakak kembarannya itu.

"Hadeuh kumat dah sengkleknya," Hasan berdiri melenggang pergi meninggalkan Ummah dan Husein.

"Kak, kalau Aku sengkle kamu apa? kita kembar loh Kak." Husein masih saja terus berkata meski Hasan telah pergi tak menanggapi ucapannya.

"Dasar es batu pergi kagak pamit, Aku ngomong malah di kacangin," gerutu Husein.

"Husein jangan gitu sama Kakak sendiri! gak sopan." Suara lembut Ummah membuat Husein langsung nyengir penuh dengan rasa bersalah.

"Maaf Nenek," ujarnya kembali merebahkan diri di pangkuan Ummah.

"Sudah, lain kali jangan di ulangi!" Ummah memberi peringatan.

"Insya allah Nek, kalau gak khilaf." Husein mengatakannya dengan nada enteng.

*********

Di belahan dunia yang lain, Arum tengah mengepak semua keperluannya, dengan keyakinan penuh dia akan berangkat ke indonesia tempat kelahirannya.

Arum memang begitu suka berada di negara kelahirannya karena keramahan dan kesopanan yang ada di sana, membuatnya jatuh cinta. Apalagi keindahan alam yang selalu memanjakan mata.

"Arum, kamu sudah siap Nak?" Bunda Arum berjalan masuk mendekati anaknya yang sedang serius memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper.

"Nak, jangan bawa pakaian ini!" Bunda Arum mengeluarkan beberapa pakaian berlengan pendek.

"Loh kenapa Aku gak boleh bawa baju ini Bun?" tanya Arum heran melihat Bundanya mengeluarkan beberapa baju kesayangannya.

"Kamu tak akan bisa memakainya. Pakai baju-baju ini jika di sana." Bunda Arum menyodorkan tiga paperbag berisi abaya.

"Bunda gak salah ngasih baju ini?" Arum mengambil satu abaya melangkah mendekati kaca besar yang berada tak jauh darinya.

"Nak, jika ada di pesantren baju yang akan kamu pakai abaya ini. Di sana ada aturan melarang santrinya untuk memakai baju terbuka ataupun baju ketat seperti yang kamu pakai." Tutur Bunda Arum.

"Bunda ini serius Arum harus pakai baju ini?" Arum nampak tak yakin dengan baju abaya yang di pegangnya.Dia menunjukkan abaya yang di pegang mengangkatnya ke arah Bunda Arum.

"Awalnya mungkin akan sulit Sayang, tapi percayalah nanti kamu akan terbiasa." Bunda Arum tersenyum menatap putri kesayangannya yang tengah ragu dengan apa yang telah di pilihkannya itu.

Arum menghirup udara sebanyak-banyaknya kemudian menghembuskannya perlahan, menandakan ada sesuatu yang berat tengah dia tanggung.

"Cobalah dulu!" Bunda Arum mencoba meyakinkan apa yang telah dia pilihkan.

"Baiklah Bunda." Jawaban Arum membuat hati Bundanya lega.

Meski sudah enam tahun lebih mereka hidup di negeri orang, tapi tak sedikitpun keluarga Arum melupakan tradisi dan aturan yang pernah mereka terapkan di negara mereka sendiri.

Arum tumbuh jadi gadis yang mentaati setiap peraturan yang telah di terapkan oleh sang Bunda, dia selalu memilih dalam pergaulan hingga Arum tak terjerumus dia masih tetap jadi gadis polos khas indonesia.

"Bunda, bajunya besar apa Aku gak akan kepanasan nanti kalau pakai ini?" Arum bertanya karena dia masih ingat jika di negara asalnya itu panas.

"Enggak akan Sayang. Sudah mulai sekarang kamu coba pakai baju itu! jadi, besok kamu gak kaget jika terjadi perubahan hawa dalam tubuhmu." Bunda Arum tersenyum sumringah melihat anak gadisnya begitu cantik berbalut abaya pink pilihannya.

"Bunda Kak Ubay kapan pulang?" tanya Arum.

Stevan Ubaydillah adalah Kakak kandung Arum, dia sedang dalam perjalanan bisnis di Jepang mewakili Ayahnya.

"Mungkin tiga bulan lagi, nanti kalau dia sudah pulang Bunda akan menyuruhnya menjengukmu di pesantren." Bunda Arum memberikan janji karena dia tahu kalau Arum sangat dekat dengan Kakaknya.

"Kenapa Kakak lama sekali ada di sana Bunda?" tanya Arum.

Kepergian Ubay saat ini termasuk yang paling lama biasanya dia akan pergi ke luar negeri perjalanan bisnis beberapa hari atau minggu.

"Kak Ubay sedang mengurus perusahaan baru Ayah di sana makanya membutuhkan waktu yang lama." Jelas Bunda Arum.

"Apa Bunda juga gak ikut pulang ke Indonesia?" tanya Arum.

Sebenarnya Arum sangat berharap Bundanya ikut mengantar dia ke pesantren.

"Maaf Nak, Bunda gak bisa ikut. Ayahmu masih sangat sibuk, tapi Bunda janji nanti kalau ada waktu Bunda akan menjengukmu." Bunda Arum memang tak bisa pergi karena satu minggu ke depan suaminya memiliki jadwal meeting dan pertemuan klien, jadi dengan sangat terpaksa Bunda Arum meminta Arum untuk pergi sendiri di hantar Neneknya.

"Tapi kamu tenang saja, Bunda sudah menghubungi sahabat Bunda yang kebetulan pemilik pesantren. Jadi kamu tak usah khawatir, dia orangnya baik kamu pasti akan betah di sana." Bunda Arum kembali meyakinkan putrinya agar dia mau berangkat sendiri.

"Baiklah Bunda, Aku akan berangkat sendiri." Arum tak bisa menolak ataupun merengek mengingat kepergiannya ke pesantren adalah keinginan sang Bunda sejak dulu.

*********

Di Pesantren ....

Husein tengah berjalan setelah pulang mengajar, selain mengurus restauran dan Hotel Husein juga sesekali mengajar.

"Apa lagi ini?" lirih Husein yang melihat sepucuk surat terselip di dalam buku muridnya, ini bukan yang pertama tapi sudah ke sekian kalinya.

Husein mengambil sepucuk surat dan mulai membacanya, sungguh gadis pengirim surat itu terkesan lucu mengirim surat pada laki-laki.

"Dunia memang sudah terbalik," gumam Husein.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" suara Hasan mengejutkan Husein yang tengah tersenyum geli melihat surat yang di beri muridnya.

"Biasa, gadis kurang kerjaan." Husein menumpuk surat di tangannya di atas tumpukan surat yang lain, Hasan dan Husein memang sangat populer di pesantren, tapi sebagian banyak gadis lebih menyukai Husein karena keramahannya.

Tapi sebaliknya Hasan tak terlalu banyak yang mengidolakan, karena sifat dingin yang di milikinya dia menjadi sosok yang seolah-olah tak dapat di sentuh ataupun di gapai.

"Surat cinta lagi?" tanya Hasan duduk di samping Husein.

"Iya, kenapa? kamu mau?" Husein balik bertanya dengan senyum menggoda, dia memang senang menggoda Kakaknya.

"Gak," jawab Hasan singkat.

"Kali aja Kakak mau, atau mau Aku kenalin ke mereka? kali aja ada yang cocok dan jodoh." Ujar Husein yang mendapat tatapan tajam dari Hasan.

"Hidih serem amat, pantesan gak ada yang mau Kakak serem gitu." Husein bergidik ngeri menatap ke arah Hasan dan ....

'Bug'

Satu buku lumayan tebal melayang dan mendarat tepat di lengan Husein.

"Hahahahaha, canda Kak gitu aja marah." Ucap Husein tanpa ada amarah, sekalipun buku yang menimpanya lumayan terasa sakit.

Terpopuler

Comments

Desti Nuzullianti

Desti Nuzullianti

keren

2021-11-07

0

Ryosa

Ryosa

kerenn

2021-10-22

0

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

aku suka bgt novel yg ada cerita pesantrennya bisa buat nambah ilmu

2021-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Berdebat
3 Persiapan Arum Ke Pesntren
4 Keberangkatan Arum ke Pesantren
5 Flashback Imah dan Arif part 1
6 Flashback Imah dan Arif part 2
7 Flashback Imah dan Arif end ....
8 Mengantar Nenek Lastri
9 Bertemu Oma Mia
10 Berangkat ke pesntren
11 What!!!!! Are you kidding?
12 Pertemuan pertama Husein dan Arum
13 Dewi Penolong
14 Surga Paling Indah Di Dunia
15 Terima Kasih, Kak Husein
16 Berasa kuliah lagi.
17 Keyakinan Arum
18 Pindah ke Asrama
19 Bertemu Sinta dan Desy di kamar
20 Kartu Makan
21 Bigos ( Biang Gosip)
22 Mengaji Bareng Hasan
23 Belajar Ilmu Fiqih
24 Masih Belum Siap
25 Jadi Seperti Umik
26 Tempe Goreng
27 Perhatian Umik
28 Belajar Di Sawah
29 Mandi Di Sawah
30 Pengalaman berharga
31 Pergi Ke Kantor Hasan
32 Belajar Bersama Hasan
33 Pergi Ke Villa
34 Masih Di Villa
35 Makan Malam Bersama
36 Menginap di Villa
37 Rencana kembali ke pesantren part 1
38 Rencana Kembali Ke Pesantren Part 2
39 Kak Kutub
40 Niatan Baik Hasan
41 Abi Masih Cemburu
42 Lomba Kebersihan Kamar
43 Rotibul Haddat
44 Malu
45 Mandi kilat
46 Mie Instan
47 Are You Kidding?
48 Kakak Kulkas
49 Panggilan Hasan
50 Permintaan Maaf Hasan.
51 Memasak Untuk Hasan
52 Pernyataan Cinta Si Kembar
53 Harus Memilih
54 Kekhawatiran Abi Ilzham
55 Mengalah
56 Berbohong
57 Pengumuman !!!!
58 Curahan Hati Desy
59 Kepergian Husein
60 Perjalanan Menjemput Syafa
61 Menjemput Syafa
62 Arum Dan Hasan
63 Dia Calon Mantuku
64 Siapa Tasya?
65 Kedatangan Bunda Fia
66 Ketika Mantan Kembali Bertemu
67 Telfon Dari Huda
68 Persiapan Pertunangan
69 Acara Pertunangan
70 Kebijaksanaan Hasan
71 Cinta Pertama Hasan
72 Kembali Ke Pesantren
73 Dilema
74 Kejujuran Yang Harus Tertunda
75 Hatiku Seperti Kaca
76 Bertemu Paman dan Bibi Hasan
77 Kebingungan Hati Arum
78 Sarapan Bersama
79 Jalan-Jalan Ke Danau
80 Persiapan Preweeding
81 Meminta Penjelasan
82 Penjelasan Arum
83 Bertemu Sahabat
84 Masak Bareng Calon Mertua
85 Perjalanan Ke Butik
86 Sisi Lain Dari Arum
87 Memilih Perlengkapan Pesta
88 Perjuangan Husein
89 Umik Menunggu Jawaban
90 Jawaban Husein
91 Dasar Desy
92 Pertemuan ke 2 Desy Dan Huda
93 Rencana Husein
94 Cerita Tentang Pengalaman Husein
95 Permintaan Hasan
96 Asisten Baru Husein
97 Rasa Penasaran Desy
98 Sarapan Bertiga
99 Lulus Tes
100 Mengutarakan isi hati
101 Membicarakan Permintaan Hasan
102 Umik Menggoda Hasan
103 Menonton Bersama
104 Serangan Dari Ikan Mujaer
105 Bidadari Husein
106 Memberitaku Arum
107 Gaun putih dari Umik
108 Ucapan Bijak Desy
109 Persiapan Ijab Kabul
110 Sah
111 Panggilan Berbeda
112 Hari Pertama .
113 Syei'
114 Pergi Ke Butik
115 Huda Modus
116 Kado Dari Huda
117 Sarapan Bersama Zahra
118 Daftar Jadi Calon Mantu
119 Wejangan Dari Bunda Fia
120 Hampir Saja
121 Kebahagiaan Desy
122 Olahraga Jantung
123 Perasaan yang Berbeda
124 Masa Lalu Husein
125 Yang Pertama
126 Jalan-jalan Berdua
127 Bertemu Cindy (teman Hasan)
128 Perlahan Tapi Pasti
129 Tertidur di mobil
130 Kedatangan Husein
131 Sepiring berdua
132 Pergi Menyusul Oma
133 Halaman Belakang Penuh Kenangan
134 Ketagihan Vitamin
135 Bakar-Bakar di Rumah Oma Sofi
136 Niat Baik Husein
137 Kebingungan Zahra
138 Pertunangan Husein.
139 Kemesraan Arum dan Hasan
140 Ngemil Di Malam Hari
141 Hasan Sakit
142 Ketiduran
143 Hasan Alergi Obat
144 Pagi Hari Yang Panik
145 Titah Umik untuk Desy
146 Pasar tradisional
147 Teraktiran Dari Huda
148 Sebungkus Makanan Untuk Desy
149 Bubur Untuk Abi
150 Pulang Untuk Kembali
151 Cincin dan kalung warisan dari Oma
152 Sehari Sebelum Hari H
153 Sah
154 Makan Bersama Keluarga Besar Arum
155 Ungkapan Hati Huda
156 Acara Resepsi
157 Suami seutuhnya
158 Pagi Hari Sang Pengantin
159 Dasar Pengantin Baru
160 Pulang Ke Pesantren
161 Menemui Umik
162 Neng Arum
163 Ungkapan Hati Huda Untuk Desy
164 Kedatangan Orang Tua Huda
165 Menemui Calon menantu
166 Cantik Sekali
167 Acara resepsi
168 Jawaban Zahra
169 Ajakan Huda Sarapan Bersama
170 Hudan dan Desy Makan Bersama
171 Makan Bersama Huda
172 Masa-masa pengantin baru
173 Kecemburuan Arum
174 Pesan Dari Husein
175 Rencana Memgajak Zahra jalan
176 Menjemput Zahra
177 Kakak Nyebelin
178 Tiga Hal Dalam Berumah Tangga
179 Zein Pengganggu
180 Menjenguk Ummah
181 Menyuapi Ummah
182 Tentang Desy dan Angel
183 Makan Sore Bareng Desy
184 Tak Ingin Jauh Dari Arum
185 Mau Main Lagi?
186 Kepergian Ummah
187 Rasa Syukur Husein
188 Desy Ketiduran
189 Minta Di Suapi
190 Kenapa Tidak Bertunangan?
191 Calon Teman Hidup
192 Ketika Mantan Bertemu Kembali
193 Sekotak Rendang
194 Huda Ikut Pulang
195 Bidadari Bumi
196 Rasa Sakit Yang Tersimpan
197 Rencana Pinangan Huda
198 Kedatangan Umik Dan Keluarga Huda
199 Pinangan Yang Di Rahasiakan
200 Ilzham Tak Bisa Jauh Dari Uqi
201 Ketan Duren
202 Perasaan Yang Tak Bisa Di Atur
203 Pijat Bersama Mbok Sum
204 Sekotak Bekal Dari Huda
205 Mencoba Gaun
206 Keberangkatan Huda
207 Tunggu Aku
208 Hasan Suka Menggoda
209 Kunjungan Orang Tua Desy
210 Kiriman Dari Huda
211 Persiapan Ijab Kabul
212 Desy Ikut
213 Ijab Kabul Husein
214 Setelah Kata SAH
215 Yang Pertama
216 Pesan Zein
217 Masak Nasi Goreng Berdua
218 Kedatangan Husein
219 Aksi Husein
220 Sabar Junior
221 Kakak Ipar Yang Baik
222 Kita Senasib
223 Sabar Bi,
224 Kakak Ipar Yang Baik
225 Makan Nasi Kucing Bersama
226 Abi Stop!
227 Jalan-jalan Ke Gua
228 Tak Ingin Berdebat
229 Pergi Ke Pantai
230 Rencana Pindah Rumah Husein
231 Mual Di Pagi Hari
232 Keanehan Arum
233 Pamit Husein
234 Rumah Baru Zahra dan Husein
235 Tes Kehamilan
236 Memastikan Hasil Tes
237 Berburu ubi ungu
238 Memberitahu Umik
239 Arum Yang Manja
240 Kiriman Dari Huda
241 Desy Merasa Aneh
242 Sahabat Rasa Saudara
243 Kedatangan Arif Dan Imah
244 Bertemu Calon Mantu
245 Imah Yang Jahil
246 Suami Siaga
247 Hari Pertama Zahra Di Rumah Baru
248 Kedatangan Husein Dan Zahra
249 Dasar Plagiat
250 Desy Kembali Dilema
251 Sop Ayam Buatan Hasan
252 Nasehat Hasan
253 Menjalankan Rencana Hasan
254 Arum Yang Menyiksa
255 Pengagum Rahasia
256 Kedatangan Erwin Ke Pesantren
257 Gosip Yang Menjengkelkan
258 Salad Untuk Husein
259 Permintaan Husien
260 Kotak Hadiah Dari Pengagum rahasia
261 Laki-laki Idaman Shinta
262 Memberi Kabar Pada Bunda Fia
263 Akhirnya, Dia Tidak Curiga
264 Opor Ayam Untuk Rifki
265 Kabar Kehamilan Arum
266 Video Call Dari Stev
267 Kesedihan Zahra
268 Mendiamkan Zahra
269 Keributan Di Pagi Hari
270 Kedatangan Keluarga Arum
271 Usaha Reyhan part 1
272 Usaha Reyhan part 2
273 Kotak Hadiah Dari Huda
274 Kalung Dari Huda
275 Martabak Di Tengah Malam
276 Berburu Martabak Tengah Malam
277 Zahra Mulai Aneh
278 Kelakuan Zahra
279 Tebakan Bik Sumik
280 Kamis Penuh Pemeriksaan
281 Sepucuk Surat Untuk Huda
282 Positif
283 Kabar Kehamilan Zahra
284 Bumil Emosian
285 Ide Zahra
286 Zahra menghilang
287 Permintaan Maaf Zahra
288 Keinginan Yang Terwujud
289 Reyhan Yang Keras Kepala
290 Arum Semakin Menggemaskan
291 Kelahiran Yang Tak Terduga
292 Memberi kabar Pada Umik
293 Kabar Rencana Pernikahan Untuk Desy
294 Kecurigaan Shinta
295 Huda Kembali part 1
296 Huda kembali part 2
297 Acara Wisuda
298 Penjelasan Huda
299 Telfon dari Shinta
300 Mencoba gaun
301 Acara Resepsi
302 Rencana Yang Terancam Gagal
303 Ending yang bahagia
Episodes

Updated 303 Episodes

1
Prolog
2
Berdebat
3
Persiapan Arum Ke Pesntren
4
Keberangkatan Arum ke Pesantren
5
Flashback Imah dan Arif part 1
6
Flashback Imah dan Arif part 2
7
Flashback Imah dan Arif end ....
8
Mengantar Nenek Lastri
9
Bertemu Oma Mia
10
Berangkat ke pesntren
11
What!!!!! Are you kidding?
12
Pertemuan pertama Husein dan Arum
13
Dewi Penolong
14
Surga Paling Indah Di Dunia
15
Terima Kasih, Kak Husein
16
Berasa kuliah lagi.
17
Keyakinan Arum
18
Pindah ke Asrama
19
Bertemu Sinta dan Desy di kamar
20
Kartu Makan
21
Bigos ( Biang Gosip)
22
Mengaji Bareng Hasan
23
Belajar Ilmu Fiqih
24
Masih Belum Siap
25
Jadi Seperti Umik
26
Tempe Goreng
27
Perhatian Umik
28
Belajar Di Sawah
29
Mandi Di Sawah
30
Pengalaman berharga
31
Pergi Ke Kantor Hasan
32
Belajar Bersama Hasan
33
Pergi Ke Villa
34
Masih Di Villa
35
Makan Malam Bersama
36
Menginap di Villa
37
Rencana kembali ke pesantren part 1
38
Rencana Kembali Ke Pesantren Part 2
39
Kak Kutub
40
Niatan Baik Hasan
41
Abi Masih Cemburu
42
Lomba Kebersihan Kamar
43
Rotibul Haddat
44
Malu
45
Mandi kilat
46
Mie Instan
47
Are You Kidding?
48
Kakak Kulkas
49
Panggilan Hasan
50
Permintaan Maaf Hasan.
51
Memasak Untuk Hasan
52
Pernyataan Cinta Si Kembar
53
Harus Memilih
54
Kekhawatiran Abi Ilzham
55
Mengalah
56
Berbohong
57
Pengumuman !!!!
58
Curahan Hati Desy
59
Kepergian Husein
60
Perjalanan Menjemput Syafa
61
Menjemput Syafa
62
Arum Dan Hasan
63
Dia Calon Mantuku
64
Siapa Tasya?
65
Kedatangan Bunda Fia
66
Ketika Mantan Kembali Bertemu
67
Telfon Dari Huda
68
Persiapan Pertunangan
69
Acara Pertunangan
70
Kebijaksanaan Hasan
71
Cinta Pertama Hasan
72
Kembali Ke Pesantren
73
Dilema
74
Kejujuran Yang Harus Tertunda
75
Hatiku Seperti Kaca
76
Bertemu Paman dan Bibi Hasan
77
Kebingungan Hati Arum
78
Sarapan Bersama
79
Jalan-Jalan Ke Danau
80
Persiapan Preweeding
81
Meminta Penjelasan
82
Penjelasan Arum
83
Bertemu Sahabat
84
Masak Bareng Calon Mertua
85
Perjalanan Ke Butik
86
Sisi Lain Dari Arum
87
Memilih Perlengkapan Pesta
88
Perjuangan Husein
89
Umik Menunggu Jawaban
90
Jawaban Husein
91
Dasar Desy
92
Pertemuan ke 2 Desy Dan Huda
93
Rencana Husein
94
Cerita Tentang Pengalaman Husein
95
Permintaan Hasan
96
Asisten Baru Husein
97
Rasa Penasaran Desy
98
Sarapan Bertiga
99
Lulus Tes
100
Mengutarakan isi hati
101
Membicarakan Permintaan Hasan
102
Umik Menggoda Hasan
103
Menonton Bersama
104
Serangan Dari Ikan Mujaer
105
Bidadari Husein
106
Memberitaku Arum
107
Gaun putih dari Umik
108
Ucapan Bijak Desy
109
Persiapan Ijab Kabul
110
Sah
111
Panggilan Berbeda
112
Hari Pertama .
113
Syei'
114
Pergi Ke Butik
115
Huda Modus
116
Kado Dari Huda
117
Sarapan Bersama Zahra
118
Daftar Jadi Calon Mantu
119
Wejangan Dari Bunda Fia
120
Hampir Saja
121
Kebahagiaan Desy
122
Olahraga Jantung
123
Perasaan yang Berbeda
124
Masa Lalu Husein
125
Yang Pertama
126
Jalan-jalan Berdua
127
Bertemu Cindy (teman Hasan)
128
Perlahan Tapi Pasti
129
Tertidur di mobil
130
Kedatangan Husein
131
Sepiring berdua
132
Pergi Menyusul Oma
133
Halaman Belakang Penuh Kenangan
134
Ketagihan Vitamin
135
Bakar-Bakar di Rumah Oma Sofi
136
Niat Baik Husein
137
Kebingungan Zahra
138
Pertunangan Husein.
139
Kemesraan Arum dan Hasan
140
Ngemil Di Malam Hari
141
Hasan Sakit
142
Ketiduran
143
Hasan Alergi Obat
144
Pagi Hari Yang Panik
145
Titah Umik untuk Desy
146
Pasar tradisional
147
Teraktiran Dari Huda
148
Sebungkus Makanan Untuk Desy
149
Bubur Untuk Abi
150
Pulang Untuk Kembali
151
Cincin dan kalung warisan dari Oma
152
Sehari Sebelum Hari H
153
Sah
154
Makan Bersama Keluarga Besar Arum
155
Ungkapan Hati Huda
156
Acara Resepsi
157
Suami seutuhnya
158
Pagi Hari Sang Pengantin
159
Dasar Pengantin Baru
160
Pulang Ke Pesantren
161
Menemui Umik
162
Neng Arum
163
Ungkapan Hati Huda Untuk Desy
164
Kedatangan Orang Tua Huda
165
Menemui Calon menantu
166
Cantik Sekali
167
Acara resepsi
168
Jawaban Zahra
169
Ajakan Huda Sarapan Bersama
170
Hudan dan Desy Makan Bersama
171
Makan Bersama Huda
172
Masa-masa pengantin baru
173
Kecemburuan Arum
174
Pesan Dari Husein
175
Rencana Memgajak Zahra jalan
176
Menjemput Zahra
177
Kakak Nyebelin
178
Tiga Hal Dalam Berumah Tangga
179
Zein Pengganggu
180
Menjenguk Ummah
181
Menyuapi Ummah
182
Tentang Desy dan Angel
183
Makan Sore Bareng Desy
184
Tak Ingin Jauh Dari Arum
185
Mau Main Lagi?
186
Kepergian Ummah
187
Rasa Syukur Husein
188
Desy Ketiduran
189
Minta Di Suapi
190
Kenapa Tidak Bertunangan?
191
Calon Teman Hidup
192
Ketika Mantan Bertemu Kembali
193
Sekotak Rendang
194
Huda Ikut Pulang
195
Bidadari Bumi
196
Rasa Sakit Yang Tersimpan
197
Rencana Pinangan Huda
198
Kedatangan Umik Dan Keluarga Huda
199
Pinangan Yang Di Rahasiakan
200
Ilzham Tak Bisa Jauh Dari Uqi
201
Ketan Duren
202
Perasaan Yang Tak Bisa Di Atur
203
Pijat Bersama Mbok Sum
204
Sekotak Bekal Dari Huda
205
Mencoba Gaun
206
Keberangkatan Huda
207
Tunggu Aku
208
Hasan Suka Menggoda
209
Kunjungan Orang Tua Desy
210
Kiriman Dari Huda
211
Persiapan Ijab Kabul
212
Desy Ikut
213
Ijab Kabul Husein
214
Setelah Kata SAH
215
Yang Pertama
216
Pesan Zein
217
Masak Nasi Goreng Berdua
218
Kedatangan Husein
219
Aksi Husein
220
Sabar Junior
221
Kakak Ipar Yang Baik
222
Kita Senasib
223
Sabar Bi,
224
Kakak Ipar Yang Baik
225
Makan Nasi Kucing Bersama
226
Abi Stop!
227
Jalan-jalan Ke Gua
228
Tak Ingin Berdebat
229
Pergi Ke Pantai
230
Rencana Pindah Rumah Husein
231
Mual Di Pagi Hari
232
Keanehan Arum
233
Pamit Husein
234
Rumah Baru Zahra dan Husein
235
Tes Kehamilan
236
Memastikan Hasil Tes
237
Berburu ubi ungu
238
Memberitahu Umik
239
Arum Yang Manja
240
Kiriman Dari Huda
241
Desy Merasa Aneh
242
Sahabat Rasa Saudara
243
Kedatangan Arif Dan Imah
244
Bertemu Calon Mantu
245
Imah Yang Jahil
246
Suami Siaga
247
Hari Pertama Zahra Di Rumah Baru
248
Kedatangan Husein Dan Zahra
249
Dasar Plagiat
250
Desy Kembali Dilema
251
Sop Ayam Buatan Hasan
252
Nasehat Hasan
253
Menjalankan Rencana Hasan
254
Arum Yang Menyiksa
255
Pengagum Rahasia
256
Kedatangan Erwin Ke Pesantren
257
Gosip Yang Menjengkelkan
258
Salad Untuk Husein
259
Permintaan Husien
260
Kotak Hadiah Dari Pengagum rahasia
261
Laki-laki Idaman Shinta
262
Memberi Kabar Pada Bunda Fia
263
Akhirnya, Dia Tidak Curiga
264
Opor Ayam Untuk Rifki
265
Kabar Kehamilan Arum
266
Video Call Dari Stev
267
Kesedihan Zahra
268
Mendiamkan Zahra
269
Keributan Di Pagi Hari
270
Kedatangan Keluarga Arum
271
Usaha Reyhan part 1
272
Usaha Reyhan part 2
273
Kotak Hadiah Dari Huda
274
Kalung Dari Huda
275
Martabak Di Tengah Malam
276
Berburu Martabak Tengah Malam
277
Zahra Mulai Aneh
278
Kelakuan Zahra
279
Tebakan Bik Sumik
280
Kamis Penuh Pemeriksaan
281
Sepucuk Surat Untuk Huda
282
Positif
283
Kabar Kehamilan Zahra
284
Bumil Emosian
285
Ide Zahra
286
Zahra menghilang
287
Permintaan Maaf Zahra
288
Keinginan Yang Terwujud
289
Reyhan Yang Keras Kepala
290
Arum Semakin Menggemaskan
291
Kelahiran Yang Tak Terduga
292
Memberi kabar Pada Umik
293
Kabar Rencana Pernikahan Untuk Desy
294
Kecurigaan Shinta
295
Huda Kembali part 1
296
Huda kembali part 2
297
Acara Wisuda
298
Penjelasan Huda
299
Telfon dari Shinta
300
Mencoba gaun
301
Acara Resepsi
302
Rencana Yang Terancam Gagal
303
Ending yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!