Arum langsung menunduk mendengar ucapan Husein, sedang Husein terlihat geram karena di sebut hantu.
'Untung cantik, kalau enggak udah ku tonjok ni anak." Batin Husein menatap lekat ke arah Arum.
"Husein!! jaga mata!" hardik Uqi yang melihat tatapan mata Husein ke arah Arum.
"Maaf Umik," Husein menundukkan kepala mendengar hardik'an sang Umik.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Umik pada Husein.
"Mamaku Sayang, apa Mama lupa kalau Aku emang sering banget ngehabisin waktu di sini?" Husein mengingatkan kebiasaannya yang senang menyendiri di waktu-waktu tertentu.
"Astaghfirullah, maaf Umik lupa." Uqi tersenyum kikuk setelah mendengar apa yang di jelaskan oleh Husein.
"Dia siapa Umik?" tanya Husein melirik ke arah Arum.
"Dia anaknya Tante Fia," jelas Uqi.
"Apa??? Dia anak Tante Fia. Kamu Arum?" tanya Husein dengan nada terkejut.
"Kamu kenal Aku?" pertanyaan Husein malah membuat Arum bingung.
"Kamu ingat gak laki-laki yang tersesat waktu di Australia?" Husein mencoba mengingatkan Arum jika mereka pernah kenal sebelumnya.
"Laki-laki ...." Arum menerawang lurus memperhatikan wajah Husein.
"Aku ingat! kamu cowok cengeng yang pernah ku temukan nangis di pinggir jalan." Arum sudah mengingat kejadian di masa lalu.
Flashback on ....
Waktu itu umur Husein masih delapan tahun, dia ikut pergi ke Australia menemui Tantenya Syafa yang kebetulan sedang berada di sana.
Syafa pindah ke Australia setelah menikah dengan Firman, karena Firman harus mengurus perusahaan yang ada di sana.
Husein yang berkepribadian ramah dan Aktif sangat berbeda dengan Hasan yang cenderung pendiam dan anteng, Husein pergi melihat-lihat pemandangan tak begitu fokus melihat arah ke mana tadi dia melangkah. Setelah puas melihat pemandangan yang memanjakan mata Husein baru menyadari jika dia terpisah dengan Uqi dan yang lainnya.
Husein terus berjalan dan berbalik arah berharap dia bisa menemukan Umik atau yang lain, kaki kecil Husein terus berjalan menyusuri jalan raya menoleh ke kiri dan kanan, mencari anggota keluarga yang lain tapi nihil tetap saja Husein tak bertemu.
Hingga akhirnya Husein kecil menyerah, dia duduk di pinggir jalan seraya memeluk lututnya menyembunyikan wajahnya di antara dengkulnya.
"Hay Kakak are you okey?" sapa seorang gadis kecil yang sedang berjalan dengan menjilati satu lolipop di tangan kanannya.
Husein yang mendengar suara gadis kecil langsung mendongak menatap sumber suara.
"Kamu siapa?" tanya Husein memakai bahasa indonesia, waktu itu Husein tidak lancar berbahasa inggris makanya dia memakai bahasa indonesia.
"Waah Kakak orang indonesia, kenalin Kak namaku Arum," Arum kecil merasa bahagia bisa bertemu dengan orang yang satu negara dengan negara dia berasal, Arum memang masih lima tahun tapi dia begitu cerdas dan berfikiran dewasa melebihi umurnya.
"Aku Husein," Husein tak menjabat tangan Arum melainkan menempelkan kedua tangannya di dada tanda dia menghormati Arum, Husein yang sudah berusia delapan tahun telah mengerti batas antara wanita dan laki-laki. Bukan tanpa alasan karena sejak kecil Husein telah di didik untuk jadi penerus pesantren sama halnya dengan Hasan. Kedua anak kembar itu di didik bersama agar kelak mereka siap mengelola pesantren yang telah di bangun oleh kakek mereka.
"Kakak kok gak bales jabat tanganku?" tanya Arum heran.
"Kata Umik dan Abi seorang wanita dan laki-laki tidak boleh bersentuhan meskipun itu hanya jabat tangan, kecuali jika wanita atau laki-laki itu saudara sedarah." Jelas Husein yang membuat Arum bingung.
"Kak, Aku gak ngerti maksudnya. Tapi sudahlah Kakak ngapain di sini?" Arum yang bingung tak mau bertanya lebih dalam apa maksud dari ucapan Husein, dia kembali menarik tangannya yang masih tergantung di depan Husein.
"Aku tersesat." Jawab Husein menundukkan kepala sedih.
"Ohh, Kakak tersesat. Kalau gitu ikut Aku aja yuk!" Arum tersenyum tulus mengajak Husein untuk ikut bersamanya, tapi senyum itu berbanding terbalik dengan Husein yang justru mengerutkan dahi bingung dengan ajakan gadis kecil di hadapannya itu.
"Kakak gak usah bingung begitu, Aku sudah lama berada di sini jadi Aku sudah hafal setiap jalannya." Arum kecil mencoba meyakinkan Husein.
"Baiklah Aku mau ikut kamu." Husein berdiri mengikuti jejak Arum.
Arum dan Husein kecil berjalan berdampingan menuju rumah Arum.
"Bunda!!" panggil Arum dengan meninggikan satu oktaf suaranya.
"Arum, seorang wanita gak baik teriak-teriak gitu." Husein mengingatkan Arum.
"Hidup Kakak ribet ya, ini gak boleh itu gak boleh." Gerutu Arum.
"Anak bunda sudah pulang." Fia datang membuka pintu dan menyambut gadis kecil kesayangannya dengan langsung memeluk si gadis.
"Bunda jangan peluk gini! malu sama Kakak ini." Arum melepas pelukan Fia dan menunjuk ke arah Husein.
"Loh Arum pulang bawa siapa?" tanya Fia.
"Ini temen Arum Bun, dia juga dari indonesia kasihan Bun Kakak ini tersesat." Jelas Arum, sedang Fia yang mendengar penuturan Arum langsung mengalihkan perhatiannya ie arah Husein.
"Nama kamu siapa?" tanya Fia sambil membatin, karena dia merasa pernah kenal dengan bocah kecil di hadapannya itu.
"Saya Husein Tante?" jawab Husein dengan senyum mengembang.
"Husein," lirih Fia.
"Apa mungkin kamu Husein anak dari Uqi pengurus pondok Toriqul Jannah?" Fia yang merasa mengenal Husein langsung menebak.
"Kok Tante tahu?" tanya Husein yang malah kebingungan dengan pertanyaan Fia, pasalanya dia tak pernah mengenal ataupun bertemu dengan Fua sebelumnya.
"Masuklah Nak, nanti Tante yang akan menghubungi keluargamu." Fia mengajak Husein dan Arum masuk ke dalam rumah.
Sejak saat itu Fia dan Uqi pernah berjanji untuk menjodohkan salah satu putra Uqi dengan putri Fia, dan sejak itu hubungan dua keluarga antara Fia dan keluarga Uqi menjadi rukun, karena Rifki sudah bisa move on dan memulai hidup baru bersama Fia. Tapi meski begitu Ilzham akan tetap cemburu jika melihat Uqi mengobrol atau tersenyum pada Rifki, karena sampai saat ini Ilzham tak bisa melupakan ancaman Rifki yang akan kembali merebut Uqi darinya jika Ilzham membuat Uqi menangis.
Flasback of ....
Husein yang mendengar sebutan cowok cengeng langsung menunduk malu.
"Wah Kakak, gimana kabarmu?" tanya Arum.
Arum dan Husein memang pernah akrab waktu kecil dulu, Husein pernah menangis sampai sesegukan saat harus kembali ke indonesia meninggalkan gadis kecil penolongnya, bagi Husein Arum adalah dewi penolong jika tak ada dia entah apa yang akan terjadi pada Husein, tapi apa yang di rasakan Husein sepertinya berbanding terbalik dengan Arum yang lebih tertarik dengan sifat dingin Hasan.
"Alhamdulillah, Aku baik. Kamu kok bisa ada di sini?" tanya Husrin.
"Khem ...." percakapan keduanya terhenti karena deheman dari sang Umik yang masih berdiri tepat di antara keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Anonymous
iyah sama hasan aja kan kalau husen orNg ny periang pasti mudah cari yg baru
2022-03-10
0
Dini Eriani
kalau aku sih menduga si arum sama has an toh thor
2022-01-26
0
گسنيتي
yaya seru thor, cariin si husaien pasangan satu biar arum sm hasan. satuy crewet satuy dingin biar adem jd wkwk..semangt
2021-11-17
0